BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA
Factors Affecting Engine Power
A number of factors affect the power
developed inside the cylinder of a
reciprocating engine and delivered by the
crankshaft to the propeller or helicopter
transmission. These basically relate to the
amount of fuel and air taken into the engine,
and the efficiency with which the engine
convert the energy in the fuel into useful
work. Below, we look at some of the ore
important factors and the way they relate to
engine power.
Thermal efficiency
As mentioned earlier, a reciprocating engine
is an exceptionally inefficient device for
utilizing the heat energy in the fuel. Normally,
it converts less than one-third of the energy in
the fuel into useful work. Figure 2-10 shows a
typical distribution of the energy.
Approximately one-half of the energy goes
out of the cylinder through the exhaust. Not
only is this energy wasted directly, but the
exhaust system must be made to
accommodate the heat and carry it away from
the aircraft. There are several different
devices, such as turbosuperchargers, or
turbochargers, and power recovery turbines,
used to recover some of this wasted energy,
and these devices are discussed in chapter 6,
“Reciprocating Engine Exhaust Systems”.
About 12% of the energy is lost through the
cylinder : part is carried away by the air or
liquid coolant and part by the lubricating oil.
Another 6% is lost in compressing the air in
the cylinders and in turning all the moving
parts of the engine. This leaves about 31% of
the original heat energy to be converted into
useful work.
Brake thermal efficiency is the ratio of the
heat energy in the fuel converted into useful
work, to the amount of heat energy in the fuel
that has been burned. To find the brake
thermal efficiency of an engine, follow these
steps :
Factors Affecting Engine Power
Sejumlah factors affecting engine power yang
dikembangkan di dalam silinder
reciprocating engine dan dikirim oleh
crankshaft ke propeller atau transmisi
helikopter. Hal ini pada dasarnya berkaitan
dengan jumlah bahan bakar dan udara yang
diambil ke dalam mesin, dan efisiensi yang
dimana mesin mengubah energi dalam bahan
bakar menjadi pekerjaan yang bermanfaat. Di
bawah ini, kita melihat beberapa faktor
penting dan cara mereka berhubungan dengan
engine power.
Thermal Efficiency
Seperti yang disebutkan sebelumnya,
reciprocating engine adalah perangkat yang
sangat tidak efisien untuk memanfaatkan
energi panas dalam bahan bakar. Biasanya,
mesin itu mengubah kurang dari sepertiga
energi dalam bahan bakar menjadi pekerjaan
yang bermanfaat. Gambar 2-10 menunjukkan
distribusi energi yang khas.
Sekitar setengah dari energi keluar dari
silinder melalui exhaust. Tidak hanya energi
ini terbuang secara langsung, tetapi sistem
pembuangan harus dibuat untuk dapat
mengakomodasi panas dan membawanya
menjauhi pesawat. Ada beberapa perangkat
yang berbeda, seperti turbosuperchargers,
atau turbochargers, dan power recovery
turbine, yang digunakan untuk memulihkan
sebagian dari energi yang terbuang, dan
perangkat ini dibahas dalam bab 6,
“Reciprocating Engine Exhaust systems”.
Sekitar 12% energi hilang melalui silinder:
sebagian terbawa oleh udara atau cairan
pendingin dan sebagian oleh lubricating oil.
6% lainnya hilang dalam mengompresi udara
di dalam silinder dan membalik semua bagian
mesin yang bergerak. Ini menyisakan sekitar
31% dari energi panas asli untuk dikonversi
menjadi pekerjaan yang bermanfaat.
Brake thermal efficiency adalah rasio energi
panas dalam bahan bakar yang diubah
 1. Multiply the brake horsepower by
33000 to find the number of foot-
pounds of work per minute actually
done by the propeller shaft of the
engine.
2. Convert the gallons per hour of fuel
burned into pounds per minute.
Aviation gasoline has a nominal
weight of six pounds per gallon, so
multiply the gallons per hour. Divide
the pounds per hour by 60 to find the
pounds per minute.
3. Find the number of Btu’s of heat
energy released by the fuel burned in
one minute. Aviation gasoline has a
nominal heat energy content of 20000
Btu per pound, so multiply the pounds
of fuel burned perminute by 20000.
4. Find the number of foot-pounds of
work produced by fuel burned in one
minute. To do this, multiply by 778
the number of Btu released by the fuel
burned in one minute, which is the
number of foot-pounds of work one
Btu will perform.
5. Divide the total number of foot-
pounds of work per minute done by
the propeller shaft by the number of
foot-pounds of work in the fuel burned
in one minute. This results in a
decimal fraction which must be
multiplied by 100 to get the precent
BTE
To illustrate, find the thermal efficiency of an
engine that burns 12.1 gallons of aviation
gasoline per hour to produce 142 brake
horsepower, by using the following formula :
menjadi pekerjaan yang bermanfaat, terhadap
jumlah energi panas dalam bahan bakar yang
telah dibakar. Untuk menemukan Brake
thermal efficiency dari sebuah mesin, ikuti
langkah-langkah berikut:
1. menggandakan brake horsepower
dengan 33.000 untuk menemukan
jumlah feet-pounds dari work per
minute yang sebenarnya dilakukan
oleh propeller shaft engine.
2. Mengkonversi jumlah gallons per
hour dari bahan bakar yang dibakar
menjadi pounds per minutes. Aviation
gasoline memiliki berat nominal enam
pound per galon, jadi gandakan galon
per jam. Bagilah pounds per hour
dengan 60 untuk menemukan pounds
per minutes.
3. mencari jumlah energi panas Btu yang
dilepaskan oleh bahan bakar yang
terbakar dalam satu menit. Aviation
gasoline memiliki kandungan energi
panas nominal 20000 Btu per pound,
jadi gandakan pound bahan bakar
yang dibakar per menit dengan 20000.
4. Mencari jumlah kerja feet-pounds
yang dihasilkan oleh bahan bakar yang
dibakar dalam satu menit. Untuk
melakukan hal ini, kalikan jumlah Btu
yang dilepaskan oleh bahan bakar
yang dibakar dalam satu menit dengan
778, yang merupakan jumlah kerja
feet-pounds yang akan dilakukan Btu.
5. Membagi jumlah total kerja feet-
pounds per menit yang dikerjakan
oleh propeller shaft dengan jumlah
kerja feet-pounds dalam bahan bakar
yang dibakar dalam satu menit. Ini
menghasilkan fraksi desimal yang
harus dikalikan dengan 100 untuk
mendapatkan persentase BTE.
Sebagai ilustrasi, temukan efisiensi termal
dari mesin yang membakar 12,1 galon
aviation gasoline per jam untuk menghasilkan
142 Brake horsepower, dengan menggunakan
rumus berikut:
An engine burning 12.1 gallons of aviation
gasoline in one hour and producing 142 brake
horsepower has a brake thermal efficiency of
24,8%. The engine is converting 24,8% of the
energy from fuel into useful work.

Volumetric efficiency
For aviation gasoline to release its stored
chemical energy, it must first be vaporized
and then mixed with the correct amount of air
to obtain the needed oxygen. The ability of an
engine to breathe is extremely important, and
this ability is expressed as its volumetric
efficiency.
The volumetric efficiency of a reciprocating
engine is the ratio of the volume of the fuel-
air charge taken into the cylinder, to the
volume of the charge the cylinder can actually
hold under the same atmospheric conditions.
Anything that decreases the amount of air
entering the cylinder decreases the volumetric
efficiency. Improper valve timing, sharp
bends in the induction system, and high
carburetor air temperature will decreases the
volumetric efficiency.
A number of factors affect volumetric
efficiency. Some of these are : engine RPM,
induction air temperature, cylinder head
temperature, valve timing, design of the
induction system, and degree of
supercharging.
The fuel-air charge has mass, and therefore
inertia. Instead of flowing smoothly in the
induction system, the charge flows in jerks or
pulses. The induction system must be
designed in such a way that each cylinder
receives the same charge each time the intake
valve opens. Long induction pipes of small
diameter restrict the airflow and reduce the
volumetric efficiency.
The intake valve of a typical engine is open Sejumlah faktor mempengaruhi efisiensi
for approximately 240 degree of crankcshaft volumetrik. Beberapa di antaranya adalah:
Mesin yang membakar 12,1 galon Aviation
gasoline dalam satu jam dan menghasilkan
142 brake horsepower memiliki brake
thermal efficiency 24,8%. Mesin mengubah
24,8% energi dari bahan bakar menjadi
pekerjaan yang bermanfaat.
Volumetric Efficiency
Agar aviation gasoline melepaskan energi
kimianya yang tersimpan, ia harus terlebih
dahulu diuapkan lalu dicampur dengan jumlah
udara yang tepat untuk mendapatkan oksigen
yang dibutuhkan. Kemampuan mesin untuk
bernafas sangat penting, dan kemampuan ini
dinyatakan sebagai efisiensi volumetriknya.
Efisiensi volumetrik dari reciprocating
engine adalah rasio volume muatan fuel-air
yang dimasukkan ke dalam silinder, dengan
volume muatan yang sebenarnya dapat
ditahan oleh silinder dalam kondisi atmosfer
yang sama.
Apa pun yang mengurangi jumlah udara yang
masuk ke silinder mengurangi efisiensi
volumetrik. Valve timing yang tidak tepat,
sharp bends dalam sistem induksi, dan suhu
udara karburator yang tinggi akan
menurunkan efisiensi volumetrik.
rotation, and when the engine is turning at
2300 RPM, the valve is open for
approximately 0,017 second. There is not
enough time during each cycle for the mixture
to completely fill the cylinder. Improperly
timed valves, or valve adjusted with the
wrong clearance, do not remain open long
enough to thoroughly purge all of the burned
exhaust gases, nor to get a full fresh charge
into the cylinder.
Valve overlap, which is the time at the end of
the exhaust stroke and the beginning of the
intake stroke when both valves are off of their
seat, is critical for high volumetric efficiency.
If either the intake or exhaust valve clearance
is too large, the cam will turn farther before
the valve opens, and the valve will close
before the cam has rotated to the correct
position for it to close. This decreases the
number of degrees of crankshaft rotation of
the valve is off its seat and decreases the
valve overlap.
Adequate valve overlap increases the
volumetric efficiency of the engine. It aids in
scavenging the burned exhaust gases and
gives the engine better cooling characteristics.
It does this by assuring that the fuel-air charge
in the cylinder is rich enough for proper
operation and is not diluted with exhaust
gases.
Hot water is less dense than cold water, and
either high induction air temperature or high
cylinder head temperature will cause the
cylinder to be filled with low-density hot air,
and there will be less mass of air available to
mix with the fuel.
A non-supercharged, or naturally aspirated,
engine can never have a volumetric efficiency
of 100%, but a supercharger compresses the
air before it enters the engine cylinder, and
therefore the volumetric efficiency of a
supercharged engine can exceed 100%.
Mechanical Efficiency
Mechanical efficiency of a reciprocating
engine is the ratio of the amount of power
engine RPM, Induction air temperature,
cylinder head temperature, valve timing,
design of the induction system,and degree of
supercharging.
Fuel-air memiliki massa, dan juga inersia.
Alih-alih mengalir dengan lancar dalam
sistem induksi, muatan mengalir dalam
sentakan atau pulses. Sistem induksi harus
dirancang sedemikian rupa sehingga setiap
silinder menerima muatan yang sama setiap
kali intake valve terbuka. Pipa induksi
panjang berdiameter kecil membatasi aliran
udara dan mengurangi efisiensi volumetrik.
Intake valve masuk dari mesin khusus terbuka
untuk sekitar 240 derajat dari rotasi
crankshaft, dan ketika mesin berputar pada
2300 RPM, valve terbuka untuk sekitar 0,017
detik. Tidak ada cukup waktu selama setiap
siklus agar campuran dapat mengisi silinder
sepenuhnya. Valve dengan waktu yang tidak
tepat, atau valve yang disesuaikan dengan
clearance yang salah, tidak terbuka cukup
lama untuk membersihkan semua gas buang
yang terbakar secara menyeluruh, atau untuk
mendapatkan muatan segar penuh ke dalam
silinder.
Valve overlap, yang terjadi pada akhir
exhaust stroke dan awal intake stroke ketika
kedua katup terlepas dari tempatnya, sangat
penting untuk efisiensi volumetrik yang
tinggi. Jika jarak antara intake atau exhaust
valve terlalu besar, cam akan berputar lebih
jauh sebelum valve terbuka, dan valve akan
menutup sebelum cam berputar ke posisi yang
benar untuk menutupnya. Hal ini mengurangi
jumlah derajat rotasi crankshaft dari
tempatnya dan mengurangi valve overlap.
Valve overlap yang memadai meningkatkan
volumetric efficiency engine. Alat Ini
membantu dalam mengeluarkan gas buang
yang terbakar dan memberikan karakteristik
pendinginan engine yang lebih baik. Alat Ini
melakukannya dengan memastikan bahwa
muatan fuel-air di dalam silinder cukup
banyak untuk operasi yang tepat dan tidak
terencerkan dengan gas buang.
delivered to the propeller shaft or the
transmission of a helicopter, to the amount of
power developed inside the cylinders. It is
the ratio of brake horsepower to indicated
horsepower.
Aircraft reciprocating engines are normally
quite efficient mechanically, and a
mechanical efficiency of 90% is relatively
common.
Air panas tidak sepadat air dingin dan suhu
udara induksi yang tinggi atau high cylinder
temperature yang tinggi akan menyebabkan
silinder diisi dengan udara panas
berkepadatan rendah, dan akan ada lebih
sedikit massa udara yang tersedia untuk
bercampur dengan bahan bakar.
Non-supercharger, atau disedot secara alami,
tidak akan pernah memiliki efisiensi
volumetrik 100%, tetapi supercharger
mengompresi udara sebelum memasuki
silinder mesin, dan karenanya efisiensi
volumetrik mesin supercharged dapat
melebihi 100%.
Mechanical Efficiency
Mechanical eficiency dari reciprocating
engine adalah rasio jumlah daya yang dikirim
ke propeller shaft atau transmisi helikopter,
dengan jumlah power yang dikembangkan di
dalam silinder. hal Ini sama dengan rasio dari
brake horsepower dibagi indicated
horsepower
Aircraft reciprocating engine biasanya cukup
efisien secara mekanis, dan mechanical
effeciency sebesar 90% relatif umum.