Anda di halaman 1dari 3

EKMA4500

TUGAS 1

Kode MK : EKMA 4500 NIM : 042215274


Nama MK : Tugas Akhir Program Nama : Eko Puji Santoso
Prodi : Manajemen Pokjar : BANYUWANGI KOTA

CV. PRIMA CAKES

Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan wisata di propinsi Jawa Barat. Dengan
ciri khas berupa hawa kota yang sejuk karena berada di ketinggian rata-rata minimum 190 m
dan maksimum 330 m dari permukaan laut, kota Bogor menawarkan nuansa lain kesejukan
dan hijaunya kota. Selain terkenal sebagai kota hujan, kota Bogor juga terkenal sebagai kota
budaya yang sangat kental dengan adat dan budaya Sunda. Dengan jarak yang relatif dekat
dari ibukota Jakarta, yaitu sekitar 60 km, kota Bogor menjadi salah satu kota tujuan berlibur
warga Jakarta, selain Bandung. Tak heran, jika pada hari Sabtu dan Minggu, banyak sekali
warga Jakarta yang menghabiskan waktu libur ke Bogor. Data yang disampaikan oleh
Walikota Bogor, Bima Arya, dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban tahun 2014
kepada DPRD kota Bogor menunjukkan bahwa rata-rata jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Bogor adalah sebanyak 4.350.930 wisatawan domestik dan mancanegara per tahun.
Angka ini tentunya sangat membanggakan bagi pemerintah kota Bogor yang dapat
disimpulkan pula bahwa sebanyak rata-rata 90.000-an wisatawan mendatangi Bogor setiap
minggunya.
Banyaknya wisatawan yang mengunjungi Bogor memberikan suatu peluang usaha
tersendiri bagi warga Bogor, termasuk bagi Ibu Riana Kusumastuti. Ibu Riana Kusumastuti
merupakan pemilik CV. Prima Cakes yang telah berdiri sejak tahun 2001. Prima Cakes
memiliki beragam produk, mulai dari aneka roti manis, kue basah, dan puding. Menyadari
tingginya jumlah pengunjung di Bogor, sejak tahun 2011 Ibu Riana mencoba untuk membuat
satu inovasi baru untuk menciptakan satu jenis kue untuk oleh-oleh yang berciri khas
kekayaan alam kota Bogor. Salah satu ikon kota Bogor yang terkenal adalah talas. Talas
merupakan tumbuhan umbi yang banyak dijual di kota Bogor. Warga Bogor banyak yang
mengolah talas tersebut menjadi keripik atau dimakan langsung dengan cara dikukus.
Menyadari melimpahnya produksi talas di kota Bogor, Ibu Riana mencoba membuat satu
inovasi baru, yaitu berupa cake talas sejak tahun 2011. Ibu Riana mulai mencoba
menciptakan resep cake talas yang mempunyai cita rasa yang spesial, agak berbeda dengan
cake dari tepung terigu. Melalui berbagai uji coba resep, akhirnya Ibu Riana menemukan satu
resep yang dapat menghasilkan cake dengan tekstur yang lembut dan juga gurih. Sejak tahun
2011, Ibu Riana mulai menjual cake talas tersebut sebagai makanan oleh-oleh khas kota
Bogor. Untuk menarik minat pembeli, Ibu Riana menawarkan harga yang cukup terjangkau,
yaitu Rp25.000,00 per box. Strategi ini digunakan agar dapat meraih pembeli potensial
sebanyak-banyaknya. Sejak diluncurkan empat tahun yang lalu, produk ini berada pada tahap
daur hidup yang ditandai oleh tingkat penjualan yang terus mengalami kenaikan. Sampai saat
ini, jumlah penjualan cake talas masih terus mengalami peningkatan karena semakin banyak
masyarakat yang ingin membeli dan merasakan cake talas Bogor. Namun demikian, pesaing-
pesaing baru sudah mulai memasuki pasar dengan memproduksi produk sejenis dikarenakan
tertarik dengan peluang bisnis dan laba yang dihasilkan. Pesaing-pesaing tersebut
memanfaatkan pasar yang tidak dapat dilayani oleh Ibu Riana karena keterbatasan kapasitas
produksi. Untuk mempertahankan posisinya, Ibu Riana mencoba untuk mencari strategi
pemasaran baru dalam daur hidup produknya. Ibu Riana mencoba untuk membuat cake
dalam aneka rasa, antara lain rasa strawberry, green tea, coklat, dan tiramisu. Selain itu, Ibu
Riana juga mencoba untuk menciptakan cake talas untuk anak-anak dengan dicetak dalam
karakter anak-anak, seperti doraemon dan mickey mouse. Selain itu, Ibu Riana juga semakin
gencar melakukan promosi produknya antara lain dengan mengiklankan pada koran lokal,
radio lokal, serta melalui berbagai pameran pada event-event tertentu dengan tagline
”Pertama dan terlezat di Bogor”.
Menanggapi animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap produk ini serta pasar
yang masih terbuka luas, Ibu Riana berencana untuk memperluas pasar. Guna mendukung
rencana untuk memperluas pasar, Ibu Riana akan membuka dua outlet baru agar pelanggan
dapat lebih mudah memperoleh cake talas. Untuk itu, Ibu Riana telah memilih-milih 3 lokasi
untuk dapat dipilih 2 lokasi yang terbaik. Berdasarkan pengamatan dan survey yang telah
dilakukan, Ibu Riana telah menemukan 3 alternatif lokasi yaitu di daerah A, B, dan C. Untuk
menentukan dua lokasi outlet baru, Ibu Riana mempertimbangkan beberapa faktor yang akan
digunakan sebagai dasar penilaian pemilihan lokasi secara kuantitatif. Setiap faktor akan
dinilai dengan kriteria kurang, baik, dan sangat baik. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
adalah harga sewa, kestrategisan lokasi, transportasi, kemanan, dan pesaing. Untuk setiap
alternatif lokasi, hasil penilaian faktor-faktor tersebut sebagai berikut.

Daerah A Daerah B Daerah C


Harga sewa*) kurang Baik baik
Kestrategisan sangat baik Kurang kurang
lokasi
Transportasi sangat baik Baik baik
Kemanan baik Kurang baik
Fasilitas baik Kurang kurang
*)Harga sewa dengan nilai ”kurang” berarti semakin mahal

Selanjutnya pihak manajemen mengkuantitatifkan hasil penilaian tersebut yaitu sangat baik =
3, baik = 2, dan kurang = 1. Faktor-faktor tersebut juga diberi bobot mengingat setiap faktor
mempunyai pengaruh yang tidak sama terhadap pemilihan lokasi. Faktor keamanan serta
harga sewa merupakan faktor dengan bobot tertinggi yaitu 3, kestrategisan lokasi diberikan
bobot 2, sedangkan faktor transportasi dan fasilitas diberikan bobot 1.

PERTANYAAN:

1. Tentukan 2 lokasi pembukaan outlet baru mana yang sebaiknya dipilih dengan
mempertimbangkan faktor lokasi dan bobot kepentingan setiap faktor!
- Daerah A = berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan, daerah memiliki nilai
paling tinggi, karena walaupun dari segi harga sewa itu kurang, tetapi income
(pedapatan) yang didapat kemungkinan bisa mendapat keuntungan, sebab dilihat
dari sisi ketrategisan lokasi dan transportasi bahwa di tempat tersebut akan mudah
mendapatkan pembeli, karena mudah untuk ditemukan dan kendaraan pun bisa
untuk memasuki ke daerah tersebut. Dari sisi keamanan dan fasilitas juga terlihat
nilai plus bahwa tempat itu aman dan merasa nyaman untuk dikunjungi serta penjual
pun aman dari pencurian.
- Daerah C = untuk pilihan nomer 2, sebaiknya memilih di daerah C, karena nilai total
yang didapat lebih tinggi daripada daerah B. Tidak jauh berbeda dengan daerah A,
namun yang membedakan untuk kestrategisan lokasi dan fasilitas lebih jauh nilainya
dari daerah B, namun masih bisa tertolong dengan dilihat dari sisi transportasi dan
keamanan, karena tempat tersebut masih mudah untuk dilalui transportasi dan
keamanannya masih terjamin sehingga membuat pengunjung kemungkinan masih
berasa aman. Dan nilai plus dari daerah ini adalah harga sewa yang masih
bersahabat, sehingga kemungkinan income masih bisa didapatkan.

2. a). Tentukan berada pada tahap apa produk cake talas dalam daur hidup produknya?
Jelaskan alasan Sudara!
Berada dalam tahap pertumbuhan, dimana penjual sedang berada ditahap
meningkatkan kualitas produk, menambah ciri khas produk, menambah fitur-fitur, dan
memperbaiki desain atau modelnya, menambah varian baru dari produk yang sudah
ada serta meningkatkan jangkauan untuk membuka cabang di tempat baru.

b). Strategi pemasaran apa sajakah yang ditempuh oleh Ibu Riana untuk produk cake
talas dalam daur hidup produknya tersebut? Jelaskan alasan Saudara memilih
strategi-strategi tersebut!

 Meningkatkan kualitas produk, menambah ciri khas produk, menambah fitur-


fitur, dan memperbaiki desain atau modelnya.
 Menambah varian baru dari produk yang sudah ada, misalnya dengan ukuran
yang berbeda, rasa baru, dan sebagainya. Tujuannya untuk melindungi
eksistensi produk utama.
 Masuki segmen pasar baru.
 Meningkatkan jangkauan melalui channel baru.
 Gunakan iklan yang menunjukkan nilai (value) dari produk Anda, sehingga
audiens memiliki alasan untuk membeli produk Anda.
 Menurunkan harga agar bisa dijangkau lebih banyak konsumen.

Anda mungkin juga menyukai