Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

TINJAUAN TEORI

3.1 Fuel System Pesawat Cessna 172-S

Pada Gambar 3.1 adalah skema diagram bahan bakar pesawat Cessna
172-S. Secara garis besar aircraft fuel system terdiri dari fuel tank, fuel boost
pump, tank strainer (biasa disebut finger strainer), fuel tank vents, fuel lines
(tubing and hoses), fuel control atau selector valve, main strainer, fuel flow
and pressure gauge, dan fuel drain valve (Wild, 2018).

Gambar 3.1 Distribusi Fuel Cessna 172-S (AMM Cessna 172-S)


Sistem bahan bakar pesawat terbang memungkinkan seorang pilot
untuk mengatur, mengelola dan menyalurkan fuel ke sistem propulsi pesawat
terbang. Sistem bahan bakar dari setiap pesawat berbeda-beda tergantung dari
kinerja pesawat itu sendiri. Sebuah pesawat bermesin piston tunggal memiliki
sistem bahan bakan yang sederhana, salah satunya seperti pada pesawat
Cessna. Pada pesawat ini sistem aliran pendistribusian bahan bakar disuplai
dengan dua sistem, gravity feed dan pressure feed system.
Prinsip kerja gravity feed dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk
membuat fuel mengalir di dalam sistem. Gaya gravitasi ini terjadi disebabkan
tangki bahan bakar Cessna 172-S berada di dalam sayap yang berjenis high
wings, artinya posisi tangki berada paling atas diantara komponen fuel system
lainnya. Saat pesawat beroperasi, aliran fuel dari tangki akan turun secara
simultan menuju ke reservoir tank yang berada di dibawah copilot seat.
Selanjutnya pendistribusian fuel dari reservoir tank menuju injector
menggukan sistem pressure feed karena posisi reservoir tank yang kurang
lebih sejajar dengan injector. Sistem pressure feed ini bekerja karena adanya
dua buah pompa bahan bakar, yaitu auxiliary fuel pump dan engine driven fuel
pump, namun kedua pompa ini memiliki fungsi yang berbeda. Dimana
auxiliary fuel pump digunakan dalam kondisi emergency, seperti saat engine
starting, saat terjadi kegagalan engine driven fuel pump, saat terjadi vapor
lock dan kondisi lainnya, sedangkan engine driven fuel pump atau pompa
bahan bakar yang diputar oleh engine berfungsi untuk memberikan tekanan
yang tepat terhadap aliran bahan bakar secara kontinu saat engine beroperasi.
Dalam keadaan mesin menyala, aliran fuel akan di pompa oleh engine
driven pump agar bahan bakar mengalir menuju injector, lalu dipompa menuju
fuel divider atau fuel distributor yang berfungsi untuk membagi aliran menuju
ke-empat silinder mesin, yang akhirnya terjadi pembakaran bahan bakar pada
mesin sehingga mesin dapat beroperasi untuk memutar propeller sebagai
penghasil gaya dorong pesawat Cessna itu sendiri.
Cessna 172-S memiliki tipe engine Lycoming IO-360-L2A, yang
mensyaratkan bahwa jenis fuel yang diperbolehkan untuk digunakan adalah
AVGAS 100 (berwarna hijau) atau AVGAS 100LL (berwarna biru).

3.2 Fuel Pump


Fuel Pump atau pompa bahan bakar adalah bagian dari sistem bahan
bakar pesawat. Pada dasarnya, pompa bahan bakar pada sistem terdiri atas
pompa utama (main pump) dan pompa darurat (emergency pump / auxiliary
fuel pump / booster pump). Pada operasi pompa bahan bakar, mungkin tidak
mempengaruhi operasi mesin dengan menimbulkan bahaya atau hazard,
terlepas dari power mesin dan fungsional mesin itu sendiri. Pada mesin
reciprocating, satu pompa bahan bakar utama harus digerakkan oleh mesin
dan harus ada setidaknya satu untuk setiap mesin. Dan turbin engine pun
perlu pompa bahan bakar khusus untuk setiap mesin. Suplai daya untuk setiap
pompa utama harus independen dengan suplai daya pompa lainnya untuk
setiap mesin, dan juga harus terdapat bypass.
Pompa darurat digunakan untuk memasok bahan bakar ke mesin jika
terjadi kegagalan pada pompa utama. Suplai daya untuk setiap pompa darurat
juga harus independen dari pompa lainnya. Jika kedua pompa utama dan
pompa bahan bakar beroperasi terus menerus, harus ada indikator untuk
menunjukkan bila terjadi kerusakan.
Seperti halnya komponen pada umumnya, fuel pump juga memiliki
gejala-gejala bila terjadi kerusakan, seperti berikut:
1. Engine berdesis saat kecepatan tinggi.
Hal ini terjadi saat menggunakan kecepatan tinggi dan dibiarkan konstan,
yang menyebabkan hilangnya tekanan pada engine atau mesin tersebut
sehingga membuat mesin berdesis. Namun bila kecepatan diturunkan
perlahan desisan tersebut menghilang.
2. Kehilangan power saat melakukan akselerasi.
Bila fuel pump rusak, dia tidak dapat mempertahankan tekanan yang
dibutuhkan untuk memberikan suplai bahan bakar secara stabil.
Sedangkan saat proses akselerasi atau percepatan akan meningkatkan
penggunaan bahan bakar mesin. Hal ini menyebabkan campuran antara
udara dan bahan bakar menjadi tidak tepat dan mesin kehilangan power
atau daya.
3. Surging
Istilah surging ini dapat diartikan sebagai gelombang atau lonjakan atau
penambahan kecepatan yang tiba-tiba yang terjadi pada kendaraan atau
pesawat. Hal ini menandakan pompa bahan bakar rusak akibat dari usia
dan aus pada motor pompa. Juga dapat disebabkan karena pompa tidak
dapat menarik listik yang cukup untuk mempertahankan tekanan yang
dibutuhkan untuk kecepatan stabil.
4. Engine tidak mau menyala.
Gejala ini terjadi akbiat tidak adanya suplai bahan bakar yang masuk
kedalam pengapian mesin, hal ini dapat terjadi akibat tersumbatnya
saluran bahan bakar dalam pompa maupun dalam sistem bahan bakar itu
sendiri.

3.3 Auxiliary Fuel Pump


Auxiliary fuel pump merupakan komponen yang berfungsi untuk
memberi tekanan dalam sistem bahan bakar, tetapi pompa ini tidak digunakan
secara terus-menerus. Komponen ini digunakan saat kondisi-kondisi tertentu
seperti saat start engine (engine driven fuel pump belum bekerja) dan tidak
untuk digunakan sebagai pompa utama. Selain itu, electric auxiliary fuel
pump berfungsi sebagai berikut:
1. Saat melakukan starting engine.
2. Penghasil tekanan darurat ketika engine driven fuel pump mati atau
rusak.
3. Memastikan tekanan aliran fuel pada sistem cukup.
4. Membantu kinerja engine driven pump untuk menambahkan tekanan fuel
system saat tekanan aliran bahan bakar rendah.
5. Saat terjadi indikasi vapor lock, dimana vapor lock ini dapat terjadi
akibat panas bahan bakar yang sering, tekanan rendah, dan sering terjadi
turbulensi pada sistem aliran.
6. Pada saat take off atau landing.
7. Dan saat memindahkan bahan bakar dari tangki satu ke tangki lainnya.

Pada dasarnya auxiliary fuel pump ini digunakan sebagai back-up untuk
engine driven pump. Dimana engine driven pump ini tidak dikontrol oleh
pilot, namun bekerja secara otomatis tanpa disadari oleh pilot, kecuali saat
terjadi kegagalan.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis auxiliary fuel pumps yang
digunakan dalam dunia penerbangan. Namun untuk saat ini kebanyakan jenis
pompa elektrik yang sering digunakan, seperti pada pesawat komersial yang
berada di Indonesia bahkan pada pesawat latih di sekolah penerbangan
Indonesia. Tetapi beberapa jenis hand-operated pump masih ditemukan pada
pesawat yang lebih tua. Selain dari jenis electric auxiliary fuel pump dan
handoperated pump, terdapat juga jenis lainnya, seperti centrifugal boost
pump, ejector pump, dan vane-type fuel pump.

3.4 Electric Auxiliary Fuel Pump Pada Pesawat Cessna 172-S


Electric auxiliary fuel pump pesawat Cessna 172-S yang diproduksi
oleh DUKES, INC seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.2. Dengan part
number 5100-00-4, dan memiliki spesifikasi 24 Volt (DC); 3.0 A;
menghasilkan 23.5 GPH (Gallon per Hours) dengan tekanan 14 psi.
Gambar 3.2 Auxiliary Fuel Pump

Komponen ini memiliki skema siklus aliran seperti yang ditunjukkan


oleh Gambar 3.3, dimana saat electric auxiliary fuel pump dihidupkan, aliran
arus listrik akan mengalir menuju kumparan yang menyebabkan core dan
diaphragm bergerak ke arah kanan akibat efek elektromagnetik yang
dihasilkan kumparan selonoid dan membuat volume pada pumping chamber
membesar sehingga terjadi proses memompa aliran fuel dari inlet valve.
Ketika gerakan core sudah mencapai pusat kumparan, contact breaker mulai
merenggang karena rocker bergerak juga ke kanan dan aliran arus listrik mulai
terganggu sehingga membuat efek elektromagnetik menghilang. Hal ini
mengakibatkan spring menarik core dan diaphragm kembali ke arah kiri yang
membuat volume pumping chamber mengecil dan contact breaker
bersentuhan dan akhirnya siklus pun terjadi. Aliran fuel dalam sistem akan
masuk ke dalam auxiliary fuel pump melalui inlet valve menuju pumping
chamber. Di dalam pumping chamber terjadi denyutan yang disebabkan
gerakan dari diaphragm, dan denyutan ini mengakibatkan tambahan tekanan
untuk sistem aliran bahan bakar pesawat Cessna 172-S.
Gambar 3.3 Skema Siklus Auxiliary Fuel Pump Cessna 172-S (Guritno, 2016)

Anda mungkin juga menyukai