Anda di halaman 1dari 24

Presentasi Ke-4

FIQH SHALAT:
DEFINISI,
Membahas pengertian, dasar
hukum atau dalil berkenaan HUKUM,
dengan shalat, hukum shalat,
rukun dan syarat sahnya shalat,
hikmah menegakkan shalat,
MACAM-MACAM,
jenis-jenis shalat fardhu,
tatacara shalat wajib, sujud
TATACARA,
sahwi, sujud syukur, sujud
tilawah, shalat jama’ dan HIKMAH SHALAT
qashar, shalat jama’ah & jum’at.
FOleh:
ARDHUHj. Marhamah Saleh, Lc. MA
PENGERTIAN SHALAT Secara etimologi, SHALAT adalah do’a.
Secara terminologi, shalat merupakan
ibadah yang terusun dari beberapa
‫اقوال وافعال مفتتحة بالتكبير مختتمة‬ perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan
‫بالتسليم يتعبد بها بشرائط مخصوصة‬ salam menurut syarat-syarat tertentu.

PENGERTIAN SYARAT adalah apa-apa yang


ketiadaannya menyebabkan

SYARAT DAN ketidakadaan (tidak sah), tetapi adanya


tidak mengharuskan (sesuatu itu) ada

RUKUN (sah). Atau, perkara yang keberadaan


suatu hukum tergantung dengannya.
Contoh: jika tidak ada thaharah maka
shalat tidak ada (yakni tidak sah), tetapi
‫ ما يلزم من عدمه عدم المشروط‬:‫الشرط هو‬ adanya thaharah tidak berarti adanya
shalat (belum memastikan sahnya
.‫ول يلزم من وجوده عدم ول وجود لذاته‬ shalat, karena masih harus memenuhi
‫ جزء الماهية وإن شئت جزء‬:‫والركن هو‬ syarat-syarat yang lainnya, rukun-
rukunnya, hal-hal yang wajib dan
.‫ة‬.‫الذات كالركوع والسجود بالنسبة للصل‬ menghindari hal-hal yang
‫والفرق بينهما أن الشرط خارج عن الماهية‬ membatalkannya.
RUKUN adalah unsur fardhu / bagian
:‫والركن جز ٌء منها قال‬ dari perbuatan itu sendiri, seperti ruku’
‫والركن في ماهية قد ولجا === والشرط‬ dan sujud dalam shalat. Sedangkan
.‫عن ماهية قد خرجا‬ syarat, diluar bagian dari inti perbuatan.
.‫ا‬.‫اًت‬.‫ا وَمًتْوْوُقًتْو‬.‫اًب‬.‫ا‬.‫ن تِكوَت‬
َ‫عوَل ى اًتْلْوُمًتْؤتِمتِنًتْي و‬
َ‫ت و‬
ْ‫اوَن ًت‬.‫الوَة وَك‬
َ‫ص و‬ َّ ‫• تِإ‬
َّ ‫ن ال‬
103 ‫النساء‬
‫التِة‬
َ‫ص و‬َّ ‫ن آوَمْوُنوا تِإوَذا ْوُقًتْمْوُتًتْم إتِوَل ى ال‬ َ‫ا اَّلتِذًتْي و‬.‫ا وَأهُّيوَه‬.‫وَي‬ • SYARAT-SYARAT
6 ‫ة‬.‫ المائد‬... ‫هْوُكًتْم‬ َ‫جًتْو و‬ُ‫سْوُلوا ْوُو ْو‬ ِ‫غ ت‬ ْ‫ا ًت‬.‫وَف‬ SHALAT
4 ‫ المدثر‬.‫هًتْر‬ ِّ‫ط ر‬
َ‫ك وَف و‬َ‫اوَب و‬.‫وَوتِثوَي‬ •
‫ضوَأ‬
َّ ‫حَّت ى وَيوَتوَو‬ َ‫ث و‬
َ‫حوَد و‬ ْ‫ن وَأ ًت‬ ْ‫الْوُة وَم ًت‬َ‫ص و‬ َ‫وَال ْوُتًتْقوَبْوُل و‬ •
.‫ٍد‬. ‫ج‬ِ‫س ت‬ ْ‫عًتْنوَد ْوُكرِّل وَم ًت‬
ِ‫خْوُذوا تِزًتْيوَنوَتْوُكًتْم ت‬ ُ‫ا وَبتِن ي آوَدوَم ْو‬.‫وَي‬ •
31 ‫العراف‬
144 ‫ة‬.‫ البقر‬.‫حوَراتِم‬
َ‫جتِد اًتْل و‬
ِ‫س ت‬
ْ‫طوَر اًتْلوَم ًت‬
ْ‫ش ًت‬
َ‫ك و‬ ْ‫• وَفوَورِّل وَو ًت‬
َ‫جوَه و‬

Syarat-syarat WAJIB shalat Syarat-syarat SAH Shalat


yaitu syarat-syarat diwajibkan yaitu syarat-syarat yang harus
nya seseorang mengerjakan dipenuhi apabila seseorang
shalat. Jika seseorang tidak hendak melakukan shalat.
memenuhi syarat-syarat itu Apabila salah satu syarat
maka ia tidak diwajibkan tidak dipenuhi maka tidak sah
- Islam (al-Taubah: 7). mengerjakan shalat. shalatnya.
- Suci dari Haid & Nifas
- Berakal Sehat (orang gila, mabuk, pingsan tidak wajib shalat) - Masuk waktu shalat
- Baligh. Untuk mumayyiz (anak yang sudah dapat - Suci dari hadats besar dan
membedakan antara yang baik dan buruk, usia tujuh tahun - hadats kecil
diperintahkan shalat, tapi belum wajib). - Suci badan, pakaian dan
- Telah sampai da'wah kepadanya. tempat shalat dari najis
- Sadar atau jaga (orang yang sedang tertidur tidak wajib - Menutup aurat
mengerjakan shalat) - Menghadap kiblat
HIKMAH SHALAT
RUKUN DAN
1. Mengingatkan kita kepada
HIKMAH SHALAT Allah, menimbulkan rasa takut
dan tunduk kepada-Nya,
menumbuhkan rasa kebesaran
PERBUATAN / MAZHAB Hanafi Malik Syafi`i Ahmad dan ketinggian Allah di dalam
1. Niat x rukun rukun x jiwa. Shalat menyuburkan dasar-
2. Takbiratul Ihram rukun rukun rukun rukun dasar tauhid, menghaluskan budi
pekerti, sarana berzikir kepada
3. Berdiri rukun rukun rukun rukun
Allah. 14‫ هطه‬.‫أقم الصالة لذكري‬
4. Membaca Al-Fatihah rukun rukun rukun rukun
2. Mendidik dan melatih diri
5. Ruku` rukun rukun rukun rukun menghadapi segala kesulitan
6. I`tidal/ Bangun Dari Ruku` x rukun rukun rukun dengan hati mantap & tenang.
7. Sujud rukun rukun rukun rukun ‫ا اذا مسه الشر‬.‫ان خلق هلوع‬.‫ان االنس‬
8. Duduk Antara Dua Sujud x rukun rukun rukun
‫ا‬.‫ا واذا مسه الخير منوع‬.‫جزوع‬
22-19‫ المعارج‬. ‫اال المصلين‬
9. Duduk Tasyahhud Akhir rukun rukun rukun rukun
3. Menjadi penghalang untuk
10. Membaca Tasyahhud Akhir x rukun rukun rukun mengerjakan perbuatan keji dan
11. Membaca Shalawat Nabi x rukun rukun rukun mungkar.
12. Salam x rukun rukun rukun 4. Sebagai bentuk syukur kepada
Allah SWT, sebagai sarana
13. Tartib x rukun rukun rukun
berdo’a, membentuk jiwa yang
14. Tuma`ninah x rukun x rukun disiplin, pengobatan rohaniyah.
SUNNAH-SUNNAH SHALAT: QAULIYAH & FI’LIYAH
1. Mengangkat Kedua tangan:
• Pada saat mengucapkan takbiratul ihram
• Ketika melakukan ruku’ dan bangkit dari ruku’
• Pada saat bangkit memasuki raka’at ketiga
2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri.
3. Tawajjuh atau membaca do’a iftitah
4. Membaca isti’azah dengan suara pelan, dan hanya pada raka’at
pertama.
5. Mengucapkan Amin setelah membaca alfatihah, berbarengan
dengan imam.
6. Membaca suatu surah setelah bacaan alfatihah. Dalam shalat
subuh hari Jum’at, Nabi Saw biasa membaca alif lam mim surat al-
sajadah dan hal ata ‘alal insani... Pada hari raya dan hari Jum’at
beliau membaca surat Qaf, Iqtarabat (al-Qamar), Sabbihis (al-
A’la) dan surat al-Ghasyiyah.
7. Takbir intiqal (takbir pad saat berpindah dari satu gerakan ke
gerakan lain dalam shalat).
SUNNAH-SUNNAH SHALAT (lanjutan...)

8. Cara melakukan ruku’ sesuai sifat shalat Nabi.


9. Membaca zikir ketika ruku’. ‫سبحانك اللهم ربنا وبحمدك اللهم اغفرلي‬
10.Bacaan zikir ketika bangkit dari ruku’ ‫ سمع ا لمن حمده‬dan ketika
melakukan i’tidal dengan bacaan ‫ربنا ولك الحمد‬
11. Cara bersujud dan bangun dari sujud sesuai sifat shalat Nabi.
12.Durasi dan zikir sujud ‫ سبحان ربي العلى‬serta menambah doa,
seperti ‫عط نفسي تقواها وَزكها أنت خيُر َمن َزكاها أنت ولُيها ومولها‬
ْ ‫رب أ‬
13.Duduk iftirasy ketika di antara dua sujud dan berdoa.
14.Duduk istirahat sekejap yang dilakukan setalah sujud yang kedua,
sebelum bangkit memasuki rakaat berikutnya.
15.Duduk Tahiat.
16. Mengucapkan shalawat kepada Nabi Saw setelah membaca
tasyahhud awal dan akhir
17. Berdoa setelah tasyahhud akhir dan sebelum salam
DALIL-DALIL TENTANG TIPS MERAIH KHUSYU’
KEWAJIBAN SHALAT DALAM SHALAT
al-Baqarah, 43: Anggap Anda berdiri di hadapan Yang
َ ‫عْواَم‬
‫ع‬ ُ ‫ة َواْرَك‬
َ ‫ة َوآُتْو الّزَكا‬
َ ‫صل‬
ّ ‫مْو ال‬
ُ ‫َوَاِقْي‬ Maha Berkuasa untuk bermunajat.
َ ‫عْي‬
‫ن‬ ِ ‫الّراِك‬ Memahami makna bacaan shalat.
al-Baqarah, 110: Memanjangkan ruku’ dan sujud.
‫ة َوَماُتَقّدُمْوا‬
َ ‫ة َوآُتْوالّزَكو‬ َ ‫صلَْو‬
ّ ‫مْو ال‬
ُ ‫َوَاِقْي‬ Tidak mempermainkan anggota tubuh
selain untuk gerakan shalat, seperti
‫ما‬
َ ‫ا ِب‬
َ ‫ن‬ ّ ‫عنُْداِ ِا‬ ِ ‫ه‬ ُ ‫جُدْو‬
ِ ‫ن خَيٍْر َت‬ ْ ‫م ّم‬ْ ‫ك‬
ُ ‫س‬ِ ‫ل ِ َْنُف‬ sering menggaruk.
‫صْيٌر‬
ِ ‫ن َب‬َ ‫ملُْو‬
َ ‫ع‬ْ ‫َت‬ Tetap memandang ke tempat sujud.
al-’Ankabut, 45: Menjauhkan diri dari segala yang
ِ ‫شا‬
‫ء‬ َ ‫ح‬
ْ ‫ن اْلَف‬
ِ ‫ع‬
َ ‫ة َتنَْهى‬ َ ‫صَلو‬ ّ ‫ن ال‬
ّ ‫ة ِا‬
َ ‫صَلو‬
ّ ‫م ال‬
ِ ‫َوَاِق‬ membimbangkan hati. Jika shalat di
‫كَر‬
َ ْ‫م ن‬
ُ ‫َواْل‬ atas sajadah hendaknya bukan yang
An-Nur, 56: bergambar, jangan pula shalat sambil
menahan buang air besar atau kecil.
‫عْو‬
ُ ‫طْي‬
ِ ‫ة وََا‬َ ‫ة َوآُتْو الّزَكو‬ َ َ ‫صل‬
ّ ‫مْو ال‬
ُ ‫َوَاِقْي‬
‫ن‬
َ ‫مْو‬ُ ‫ح‬َ ‫م ُتْر‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫عَل‬
َ ‫ل َل‬ َ ‫االّرسُْو‬
YANG MEMBATALKAN SHALAT:
Berhadats kecil / besar, meninggalkan salah satu rukun shalat, terkena najis, berkata-
kata dengan sengaja selain bacaan shalat, tertawa terbahak-bahak, bergerak 3x berturut-
turut, mendahului imam, murtad, makan dan minum dengan sengaja.
URGENSI SHALAT
Shalat adalah salah satu rukun Islam. Sebagaimana Allah telah menjelaskan
Shalat merupakan tiang agama yang cara shalat di waktu perang, yang
tidak akan tegak tanpanya. Shalat menegaskan bahwa shalat tidak boleh
adalah ibadah pertama yang Allah ditinggalkan dalam kondisi yang
wajibkan. Shalat adalah amal paling genting sekalipun.
pertama yang diperhitungkan di hari ‫ضربتم في الرض فليس عليكم‬ َ ‫}وإذا‬
kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir ‫صلة إن خفتم‬ ّ ‫جناح أن َتقصروا من ال‬ ُ
Rasulullah saw. kepada umatnya ‫ن الكافرين‬ ّ ‫كم الذين َكفروا إ‬ ُ ‫أن َيف ِتن‬
ketika hendak meninggal dunia. ‫ت فيهم‬ َ ‫كم عد ّوا ُمبينا * وإذا ُكن‬ ُ ‫كانوا ل‬
Shalat adalah ajaran agama yang ‫ة َف ْلتقم طائف ٌة منهم‬ َ ‫م الصل‬ ُ ‫ت له‬ َ ‫ف َأقم‬
terakhir ditinggalkan umat Islam. ‫سج ُدوا‬ َ ‫ فإذا‬،‫ح َتهم‬ َ ‫َمعك و ْل َيأخذوا أسل‬
Allah swt. menyuruh memelihara ‫ و ْل َتأت طا ِئف ٌة‬،‫َف ْليكونوا من ورا ِئكم‬
shalat setiap saat, ketika mukim atau ‫ص ّلوا ف ْل ُيص ّلوا معك و ْليأخ ُذوا‬ َ ‫أخرى َلم ُي‬
musafir, saat aman atau ketakutan. ‫حتهم و ّد الذين َكفروا لو‬ َ ‫حذرهم وأس ِل‬ ِ
‫صلة‬ّ ‫صلوات وال‬ ّ ‫}حافظوا على ال‬ ‫حتكم وأ ْم ِتعتكم َفيميلون‬ َ ‫غ ُفلون عن َأس ِل‬ ْ ‫َت‬
‫الوسطى وقوموا ل ّل ِه قانتين * فإن‬ ْ ‫ة ول جناح عليكم إ‬
‫ن‬ ً ‫حد‬ ِ ‫عليكم َميل ًة وا‬ َ
‫ فإذا أمنتم‬،‫خفتم َفرجا ل ً أو ُركبانا‬
ِ ‫ى ِمن َمطر أو ُكنتم مرضى‬ ً ‫م أذ‬ ْ ‫ك‬ ُ ‫كان ب‬
‫فاذكروا ا كما ع ّلمكم ما لم تكونوا‬ ‫ح ْذركم إن‬ ِ ‫حتكم وخذوا‬ َ ‫ضعوا أس ِل‬ َ ‫أن َت‬
{‫تعلمون‬ ‫ا أع ّد للكا ِفرين عذابا ُمهينا * فإذا‬
[239 ،238 :‫]البقرة‬ ‫َقضي ُتم الصلة فا ْذكروا ا ِقياما و ُقعودا‬
Hal-hal yang dibolehkan dalam Shalat
• Menangis atau merintih.
• Menoleh ketika shalat diperbolehkan, jika memang ada keperluan mendesak
(yang diperbolehkan syari’at). Tapi bukan memalingkan seluruh tubuh atau
berpaling dari arah kiblat, karena bisa membatalkan shalat.
• Membunuh binatang yang mebahayakan, seperti ular, kala, kumbang.
• Melangkah atau berjalan ringan.
• Menggendong anak kecil.
• Memberi isyarat, baik dengan jari atau tangan, maupun dengan
menganggukkan kepala.
• Mengucap tasbih dan bertepuk tangan untuk mengingatkan imam jika ia
terlupa.
• Memuji Allah SWT ketika bersin (Alhamdulillah) atau mendapat nikmat.
• Sujud di atas baju atau serban karena uzur.
• Membaca ayat dengan melihat mushhaf. Tidak membatalkan, tetapi hukumnya
makruh dalam mazhab Syafi’i.
Hal-hal Makruh Ketika Shalat
• Memegang-megang baju atau anggota badan kecuali ada sebab.
• Bertolak pinggang.
• Menatap pandangan ke langit (ke atas).
• Melihat sesuatu yang dapat mengganggu kekhusyuan.
• Memejamkan mata. Tapi menurut Ibnu Qayyim, memejamkan mata ketika
shalat diperbolehkan sekiranya ia merasa terganggu karena di depannya ada
ukiran atau lukisan dsb. Namun jika membuka mata tidak menghalangi
kekhusyuan, itulah yang lebih utama.
• Memberi isyarat dengan kedua tangan ketika salam.
• Menutup mulut dan memakai pakaian hingga menyentuh tanah.
• Shalat ketika hidangan telah disajikan.
• Menahan kencing, buang air besar, atau hal-hal lain yang mengganggu
kekhusyuan.
• Shalat dalam keadaan sangat mengantuk.
• Menetapkan tempat khusus shalat di dalam masjid, kecuali Imam. Seperti
halnya unta yang selalu menetapkan tempat tertentu sebagai tempat
pembaringannya.
Lokasi Tidak Boleh Shalat
• Shalat di kuburan (tempat pemakaman).
‫برو َر‬
ُ‫ق رو‬
ُ‫خروُذروا رو‬
َ ‫ت‬
َّ ‫ تِا‬: ‫ي رو َد‬
َ ‫قت َل َال روُهّل َاَيْل روُه‬
َ ‫ي روسلم ) ا‬
‫سروروُل َال تِه َّلصلى ال هلعل ه‬
ُ‫ق َل َر رو‬ َ ‫ ا‬: ‫ق َل‬ َ ‫ي َر َة رضي ال هلعنه ا‬ ْ‫بي روُه َر َي‬ ِ‫ن َأ ت‬ ْ‫ع َي‬
َ َ
( ‫صرا َرى‬
َ ‫ستِلروُم ) َروالَّن‬
ْ‫ع َلَيْي ه َرو َزا َد روُم َي‬
َ ‫ق‬
ٌ ‫ج َد ( روُمَّت َف ع‬
ِ‫سرا ت‬
َ ‫ َأَيْنتِب َيراتِئتِهَيْم َم‬
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah memusuhi
orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai
masjid." Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: "Dan orang-orang Nasrani."
• Tempat pembuangan kotoran (sampah), penyembelihan hewan, di tengah-
tengah jalan, kandang unta, tempat pemandian, dan di atas Ka’bah. Didasarkan
kepada hadis riwayat Ibnu Umar r.a bahwa Nabi SAW melarang shalat di tujuh
tempat tersebut.
• Mengenai shalat di gereja atau tempat peribadatan Nasrani, Abu Musa al-
Asy’ari dan Umar bin Abdul Aziz pernah melakukannya, juga menurut Sya’bi,
Atha’ dan Ibnu Syirin tidak bermasalah. Umar r.a pernah menjawab
permohonan kaum muslimin di Najran yang tidak mendapatkan tempat lebih
baik dan lebih bersih untuk shalat saat itu selain di gereja, Umar meminta agar
gereja itu dibersihkan dengan air dan daun bidara, selanjutnya dipersilahkan
untuk shalat di dalamnya. Tapi, menurut mazhab Hanafi dan Syafi’i, hukum
melaksanakan shalat di dalam gereja adalah makruh secara mutlak.
SHALAT JUM’AT
• Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua
rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.
• Shalah Jum'at hukumnya wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa
beragama Islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat
tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit
dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya.
• Dalilnya al-qur'an Surah Al Jum'ah ayat 9 :
• Syarat Sah Melaksanakan Solat Jumat
1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk
sholat jumat. Tidak perlu mengadakan pelaksanaan solat jum'at di
tempat sementara seperti tanah kosong, ladang, kebun, dll.
2. Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang.
3. Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan
setelah dua khutbah dari khatib.
Rukun Khutbah Jum’at
• Khutbah Jumat itu terdiri dari dua bagian. Yaitu khutbah pertama dan khutbah
kedua, keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khurbah.
• Khutbah Jumat dilakukan sebelum shalat Jumat. Berbeda dengan khurtbah Idul
fitri atau Idul Adha yang justru dilantunkan setelah selesai shalat Id.
• Adapun rukun khutbah Jumat: 1. Hamdalah, Khutbah jumat itu wajib dimulai
dengan hamdalah. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau
ahmadullah, baik di khutbah pertama dan khutbah kedua.
• 2. Shalawat kepada Nabi SAW. Lalu baca syahadat.
• 3. Wasiat untuk Taqwa. Nasihat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk
bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Misalnya dalam bentuk kalimat: takutlah
kalian kepada Allah, marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat. Ketiga
rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
• 4. Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya. Minimal satu kalimat dari ayat
Al-Quran yang mengandung makna lengkap.
• 5. Doa untuk umat Islam di khutbah kedua. Misalnya: Allahummaghfir lil
muslimin wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar
Hal-hal yang dianjurkan (Sunah)
• Mandi, berpakaian rapi, memakai wewangian dan bersiwak (menggosok
gigi).
• Meninggalkan transaksi jual beli ketika adzan sudah mulai berkumandang.
• Berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku
• Menyegerakan pergi ke masjid.
• Melakukan salat-salat sunnah di masjid sebelum salat Jum’at.
• Tidak melangkahi pundak-pundak orang yang sedang duduk dan
memisahkan/menggeser mereka.
• Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia apabila imam telah
datang, serta memperbanyak baca al-Quran.
• Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta salam kepada
Rasulullah Saw pada malam Jum’at dan siang harinya
• Memanfaatkannya untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa karena hari
Jumat adalah waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa.
SHALAT BERJAMAAH

• Solat berjamaah adalah solat yang dilakukan secara


bersama, dipimpin oleh yang ditunjuk sebagai imamnya.
Solat-solat yang bisa dikerjakan berjamaah adalah:
1. Solat Lima Waktu: Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya
2. Solat Jum’at
3. Solat Tarawih
4. Solat Ied Fitri dan ‘Idul Adha
5. Solat Jenazah
6. Solat Istisqa (Minta Hujan)
7. Solat Gerhana Bulan dan Matahari
8. Solat Witir
KETENTUAN SHALAT BERJAMAAH
• Makmum tidak dibenarkan mendahului imam, baik tempat berdirinya
maupun gerakannya selama solat berjama’ah berlangsung. Makmum
diharuskan mengikuti sikap/gerak imam, tidak boleh terlambat apa lagi
sampai tertinggal hingga dua rukun solat.
• Apabila makmum menyalahi gerakan imam (sengaja tidak mengikutinya)
maka putuslah arti jama’ah baginya; dan ia disebut mufarriq.
• Antara imam dan makmum harus berada dalam satu tempat yang tidak
terputus oleh sungai atau tembok mati kerana itu berjamaah melalui radio
atau seumpamanya dalam jarak jauh, tidak memenuhi syarat berjamaah.
• Imam hendaklah orang yang berdiri sendiri, bukan orang yang sedang
makmum kepada orang lain. Selain itu, imam hendaklah seorang laki-laki.
Perempuan hanya dibenarkan menjadi imam sesama perempuan dan anak-
anak.
• Solat berjamaah hukumnya sunnah muakkad yaitu sunnat yang sangat
dianjurkan. Perbedaan nilai solat berjamaah, 27 kali lebih baik daripada
solat sendirian (munfarid). Solat berjamaah paling sedikit adalah adanya
seorang imam dan seorang makmum.
KETENTUAN SHALAT BERJAMAAH
• Bila seseorang terlambat mengikuti solat berjamaah, hendaklah ia segera
melakukan takbiratul ihram, lalu berbuat mengikuti imam sebagaimana
adanya. Bila imam sedang duduk, hendaklah ia duduk, bila iamam sedang
sujud iapun harus sujud; demikian seterusnya. Apabila imam sudah memberi
salam, hendaklah ia bangun kembali untuk menambah kekurangan
raka’atyang tertinggal dan kerjakanlah hingga raka’atnya memenuhi.
• Ukuran satu rakaat solat ialah ruku’. Bila seseorang mendapatkan imam ruku
dan dapat mengikutinya dengan baik, maka ia mendapatkan satu rakaat
bersama imam.
• Rasulullah s a.w. bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mendatangi
shalat, padahal imam sedang berada daam suatu sikap tertentu, maka
hendaklah ia berbuat seperti apayang sedang dilakukan oleh imam”. (HR
Turmudzi dan Ali r.a. )
• Imam yang arif. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s a.w.
bersabda: “Manakala seseorang di antara kamu solat bersama-sama orang
banyak, maka hendaklah ia meringankan (memendekkan) bacaan surat atau
ayat-ayatnya. Mungkin ada diantara jamaah yang tidak tahan lama berdiri,
ada yang sakit, atau ada yang sudah tua. Dan manakala seseorang dari
kamu itu solat sendirian, maka silakan ia memanjangkan bacaan
sekehendaknya”. (HR Bukhari dan Muslim).
MEMBETULKAN KESALAHAN IMAM
• Kesalahan dalam gerakan yang dilakukan oleh imam -seperti kelebihan
raka’at- maka cara membetulkannya adalah dengan penyebutan
SUBHANALLAH oleh makmum. Sedangkan kesalahan atau lupa membaca
potongan ayat Al-Quran oleh imam, maka cara memberitahukannya adalah
dengan mengucapkan bacaan yang benar. Dan tidak perlu si makmum
berkata, wahai imam, anda salah karena kita sekarang ini sudah raka’at
keempat. Mengapa? Karena ungkapan itu tidak lain adalah ‘percakapan’,
yang apabila dilakukan, maka akan membatalkan shalat. Sedangkan bacaan
makmum membetulkan bacaan imam tidak masuk dalam ‘percakapan’
karena si makmum hanya membaca ayat Al-Qur’an.
• # “Nabi Saw pernah melakukan shalat, lalu beliau mengalami kekeliruan
dalam membaca ayat Al-Qur’an. Tatkala selesai beliau bersabda kepada
Ubay: “Apakah engkau tadi shalat bersamaku?” Jawabnya: “Ya.” Sabdanya:
(“Mengapa engkau tidak mau [membetulkan kekeliruanku])?” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Hibban, Thabarani , Ibnu ‘Asakir dan Adh-Dhiya, hadits shahih).
• Jadi pembetulan dan koreksi hanya berlaku pada bacaan ayat Al-Quran,
sedangkan pada gerakan maka cukup dengan membaca subhanallah.
• # Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah besabda:
“Bagi wanita adalah bertepuk tangan.” (Jami’ Ahkam An-Nisa I/352)
Sujud Sahwi, Tilawah, Syukur
• SUJUD SAHWI adalah sujud karena lupa. Rasul SAW pernah kelupaan dalam
shalatnya, beliau bersujud 2 kali untuk menutupi kekurangan itu. Di sebagian
kelupaannya, beliau sujud sebelum salam, dan sebagian lagi sesudah salam. Jika
dilakukan sesudah salam, maka kaifiah sujud sahwi ialah bertakbir lalu bersujud
2 kali, kemudian bertasyahud lalu salam.
Bacaan sujud sahwi: ‫سبحان من ل ينام ول يسهوا‬
• SUJUD TILAWAH: Rasulullah SAW jika membaca ayat sajadah, beliau
bertakbir dan bersujud sekali. Beliau membaca:
‫سجد وجهي للذي خلقه وصوره وشق سمعه وبصره بحوله وقوته‬
‫تبارك ا احسن الخالقين‬

• SUJUD SYUKUR: Rasulullah SAW jika mendapatkan berita gembira beliau


bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Tidak ada nash hadis
yang jelas menunjukkan disyariatkannya wudhu’, suci pakaian dan tempat
bersujud ketika melakukan sujud syukur. Kalaupun ada yang mensyaratkan
demikian, hanyalah berpegang kepada qiyas terhadap shalat.
Jama’ dan Qashar
► Jika seseorang bepergian (safar), ia dapat mengerjakan shalat
yang empat raka’at menjadi 2 raka’at saja (qashar).
.‫واذا ضربتم في الرض فليس عليكم جناح ان تقصرو من الصلة‬
101 ‫النساء‬

► Begitu pula shalat dapat di-jama’ taqdim (Ashar ke Zuhur atau Isya
ke Magrib), dan jama’ ta’khir (Zuhur ke Ashar atau Magrib ke Isya).
Pengertian jama’ shalat adalah mengerjakan dua shalat dalam satu
waktu, baik dimajukan atau diakhirkan.
► Beberapa kondisi shalat boleh dijama’ adalah:
- Ketika berada di Arafah dan Muzdalifah (saat haji).
- Ketika berada dalam keadaan safar
- Kondisi hujan (rukhshah ini khusus bagi orang yang bershalat
jama’ah di masjid yang datang dari jauh dan mengalami masyaqqah
di perjalanan).
- Kondisi sakit atau uzur
- Jama’ karena hajat (keperluan mendesak), asalkan tidak menjadi
kebiasaan.

Anda mungkin juga menyukai