Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN ADMNISTRASI PRANCIS DAN JERMAN

FARHANI
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengatur administrasi sebuah negara harus memiliki cara yang sesuai demi
berjalannya negara tersebut. Cara itulah yang sering disebut sebagai sistem administrasi.
Sehingga sistem administrasi dapat diartikan sebagai suatu tatanan utuhyang terdiri atas
berbagai komponen administrasi yang bekerja saling bergantung danmemengaruhi dalam
mencapai tujuan dan fungsi administrasi.Walaupun system administrasi diartikan hampir
sama disetiap negara, namunadakalanya sistem administrasi yang diterapkan setiap negara
berbeda satu sama lain. Dengan memahami sistem administrasi negara-negara lain, akan
menambah wawasankita sekaligus bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi negara
kita. Oleh karena itu, setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara sistem
administrasi, makakita dapat mengembangkan suatu sistem administrasi yang dianggap lebih
baik.Perbedaan penerapan sistem pemeritahan antarnegara disebabkan oleh banyak hal,
seperti kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem pemerintahan Prancis dan Jerman ?
2. Bagaimana Sistem Administrasi Prancis dan Jerman ?
C. Kajian Teori
a. Prancis
a) Sistem Pemerintahan dan Politik Prancis
Revolusi prancis tahun 1789 di mana rakyat menjebol penjara bastille yg
merupakan lambang monarki absolut pemimpin pemerinthan para raja (Louis) berlanjut
dengan putusannya kepala raja sekeluarga di papan pancung guillotion, yang semua pisau
raksasa itu dipersiapkan untuk lawan-lawan politik raja prancis. Kemudian setelah
peristiwa demonstrasi masal tanggal 14 juli 1789 itu, beberapa bulan kemudian majelis
nasional Negara ini bersidang mengambil keputusan penting antara lain menghapuskan
hak-hak istimewa kaum bangsawan, dan selanjutnya mengumumkan persamaan hak
warganegara, hal ini terkenal dengan istilah declaration des droits de I’homme et
ducitoyen (pernyataan hak-hak manusia dan warganegara). 1
Dalam menjalankan sistem pemerintahan, perdana menteri membawahi dewan-
dewan menteri di kabinet, sementara itu, presiden bersama dengan siding nasional dan
parlemen sovereignty,akan mengangkat dewan konstitusi. Dewan konstitusi
beranggotakan 9 orang yg tugas utamanya adalah mengawasi ketertiban dalam proses
pemilihan presiden dan parlemen, serta mengawasi pelaksanaan referendum.

1
Kencana, I. (2013). Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm 223
Politik Perancis berlangsung dengan kerangka sistem semi-presidensial yang
ditentukan oleh Konstitusi Perancis Republik Kelima Perancis. Bangsa ini menyatakan
dirinya sebagai "Republik yang tidak terpisahkan, sekuler, demokratis, dan sosial".
Konstitusi mengatur pemisahan kekuasaan dan menyatakan "keterikatan Prancis pada
Hak Asasi Manusia dan prinsipprinsip kedaulatan nasional sebagaimana didefinisikan
oleh Deklarasi 1789."
Sistem politik Perancis terdiri dari cabang eksekutif, cabang legislatif, dan cabang
yudisial. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Presiden Republik dan Pemerintah.
Pemerintah terdiri dari Perdana Menteri dan menteri. Perdana Menteri ditunjuk oleh
Presiden, dan bertanggung jawab kepada Parlemen. Pemerintah, termasuk Perdana
Menteri, dapat dicabut oleh Majelis Nasional, majelis rendah Parlemen, melalui "mosi
kecaman"; ini memastikan bahwa Perdana Menteri selalu didukung oleh mayoritas
majelis rendah (yang, pada sebagian besar topik, memiliki keunggulan di atas majelis
tinggi). 2
Perancis merupakan negara yang menganut sistem multi partai. Namun secara
garis besar, peta politik Perancis dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar yaitu
partai atau kelompok politik beraliran kiri (gauche) dan kanan (droite). Partai-partai yang
beraliran kiri berisikan partaipartai yang menganut dan mengadopsi nilai-nilai sosialisme
dan demokrasi sosial. Sedangkan partai-partai yang ada di aliran kanan lebih bersifat
konservatif, liberal dan kadang berisikan kelompok- kelompok kanan agama seperti
partai Popular Republican Movement yang beraliran Christian Democratic. Saat ini partai
yang menguasai prancis adalah partai En Marche, The Republicans,dan partai aliran kiri
Socialist Party

2
Peroud, T. (2006). France constitution. Law paper journal, 12-13.
Presiden Republik yang merupakan Kepala Negara dipilih langsung oleh rakyat
untuk jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintahan dipimpin oleh
Perdana Menteri yang ditunjuk Presiden. Cabang kekuasaan legislatif di Perancis
menggunakan sistem parlemen 2 pintu (bikameral) yang terdiri dari Majelis Nasional
(Assemblée Nationale) dan Senat. Deputi
Majelis Nasional mewakili konstituensi lokal dan terpilih langsung selama 5
tahun. Majelis Nasional memiliki kekuasaan untuk meminta pertanggungjawaban kepada
perdana menteri dan kabinetnya serta dapat menjatuhkannya melalui mosi, tetapi
sebaliknya majelis nasional dapat dibubarkan oleh Presiden tetapi parlemen tidak dapat
memecat Presiden.Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (Senat
dipilih dengan sistem tidak langsung dengan electoral college di mana anggotanya dipilih
oleh anggota Dewan Nasional, Departement, Region and Commune). Selain itu, Presiden
bersama dengan Majelis Nasional dan Senat akan mengangkat Dewan Konstitusi yang
anggotanya terdiri dari 10 orang yang salah satu tugas utamanya adalah mengurusi
Pemilu
b) Tata cara pembuatan kebijakan
Hukum di Perancis, seperti di negara-negara demokratis lainnya, umumnya
diusulkan oleh Pemerintah saat itu dan harus disahkan oleh dua rumah Parlemen
Perancis, Majelis Nasional, dan Senat. Mereka menjadi hukum sejak tanggal di mana
mereka telah disahkan oleh Parlemen, ditandatangani menjadi hukum oleh Presiden, dan
diterbitkan dalam Journal Officiel, atau Jurnal Resmi. Instrumen hukum (rahasia, tata
cara) menjadi undang-undang, penandatanganan oleh menteri, dan diterbitkan dalam
Journal Officiel. 3
c) Administrasi Publik
Adanya pemisahan kekuasaan di dalam sistem administrasi negaranya dimana di
bawah model ini, pemerintah negara bagian dibagi menjadi cabang-cabang, masing-
masing dengan kekuatan dan wilayah tanggung jawab yang terpisah dan independen
sehingga kekuasaan satu cabang tidak bertentangan dengan kekuatan yang terkait dengan
cabang lainnya. Pemisahan kekuasaan, mengacu pada pembagian tanggung jawab ke
dalam cabang-cabang pemerintahan yang berbeda untuk membatasi setiap cabang dari
menjalankan fungsi dari yang lain. Maksud pemisahan kekuasaan adalah untuk mencegah
konsentrasi kekuasaan yang tidak diawasi dengan menyediakan check and balances untuk
menghindari otokrasi, jangkauan yang lebih jauh dari satu cabang ke cabang lainnya, dan
efisiensi pengaturan pemerintahan oleh satu aktor tanpa perlu untuk negosiasi dan
kompromi dengan lain. Adapun 5 kunci Administrasi Negara Prancis, diantaranya :4
1. Pertimbangan penuh dari semua administrasi publik: Negara dan operatornya,
administrasi jaminan sosial dan otoritas lokal.

3
Rose-Ackerman, S. (2013). Policymaking and Public Law in France. COLUMBIA JOURNAL OF EUROPEAN
LAW, 15.
4
Gouvernement.fr. (2019, November 25). Administration system. France government official website.
2. Akuntabilitas kementerian: mereka akan menjadi "pelopor" dari kebijakan publik
yang mereka lakukan.
3. Prioritas diberikan pada transformasi digital administrasi, dengan tujuan 100%
layanan publik yang tidak berwujud untuk memajukan e-government
4. Keterlibatan pegawai negeri dan pengguna layanan publik di seluruh aspek
5. Dukungan politik tingkat tinggi oleh Presiden Republik dan Perdana Menteri.
Prancis adalah Negara yang menjunjung tinggi budanya sehingga pemerintahnya
mengeluarkan kebijakan untuk tidak menggunakan bahasa asing, sebagai contoh di
Prancis radio hanya diperbolehkan menyiarkan lagu lagu bahasa prancis dari pukul 8 pagi
hingga pukul 8 malam. Selain itu masyarakat Prancis memiliki jam tidur yang sangat baik
dibandingkan Negara lain nya karena waktu kerja mereka hanya 6-7 jam per hari
sehingga harapan hidup orang Prancis cukup tinggi dan berada di angka 80 tahun.
b. Jerman
Republik Federal Jerman adalah negara berbentuk federasi di Eropa Barat. Negara
ini memiliki posisi ekonomi dan politik yang sangat penting di Eropa maupun di dunia.
Dengan luas 357.021 kilometer persegi dan penduduk sekitar 82 juta jiwa, negara dengan
16 negara bagian ini menjadi anggota kunci organisasi Uni Eropa (penduduk terbanyak),
penghubung transportasi barang dan jasa antarnegara sekawasan, serta menjadi negara
dengan penduduk imigran ketiga terbesar di dunia. Pada tahun 1949, Jerman terbagi
menjadi dua negara terpisah: Jerman Barat dan Jerman Timur. Pemisahan ini berakhir 3
Oktober 1990 (menjadi hari nasional Jerman sekarang) ketika Jerman Timur secara resmi
menyatukan diri dengan Jerman Barat. Saat ini jerman dipimpin oleh Frank-Walter
Steinmeier dengan dibantu oleh kanselir nya yang bernama Angela Merkel.
a) Sistem Pemerintahan dan Politik Jerman
Politik dan sistem pemerintahan jerman memiliki sejarah yang sangat panjang.
Dari perjalanan sejarah terlihat bahwa para pemimpin jaman bukan membentuk jerman,
tetapi mereka dibentuk oleh jerman, hanya memang otto von Bismark terbaik pada
zamannya, begitu pula Adolf Hitler terpopuler pada zamannya. 5
Jerman adalah negara demokrasi parlementer. Pemerintahan sehari-hari dipegang
oleh seorang kanselir, yang berperan seperti perdana menteri di negara lain dengan
bentuk pemerintahan serupa. Posisi kanselir diraih secara otomatis oleh kandidat utama
partai pemenang pemilihan umum federal. Terdapat enam partai politik utama di Jerman,
dengan tiga yang terbesar, yaitu SPD (demokrat sosial, berhaluan kiri progresif) dan
CDU/CSU (kristen demokrat/sosialis yang berhaluan kanan konservatif). Partai-partai
lainnya adalah FDP (demokrat liberal).
Di Jerman, kekuasaan eksekutif berada di tangan kabinet yang dibentuk oleh
Kanselir Federal dan para Menteri lainnya. Presiden hanya memegang peran seremonial
dengan kekuatan cadangan terbatas. Misalnya, ia dapat membubarkan Parlemen jika

5
Kencana, I. (2013). Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm 217
Kanselir Federal kehilangan mosinya dan meminta Presiden untuk melakukannya.
Adapun tugas dari presiden sendiri, diantaranya 6
1. Mengusulkan seorang kandidat ke Bundestag, untuk kantor Kanselir Federal
2. Menunjuk dan memberhentikan Kanselir Federal, para Menteri lainnya dan Hakim
federal
3. Membubarkan Bundestag atas permintaan dari Federal Kanselir jika Bundestag tidak
mendukung kebijakan Federal Kanselir melalui mosi kepercayaan;
4. Mengumumkan undang-undang yang telah disahkan oleh cabang legislative
5. Mewakili Jerman di dalam dan luar negeri
6. Menerima utusan, dan menyimpulkan perjanjian dengan negara-negara asing
7. Mengampuni pelaku individu dan memberikan penghargaan atas nama Jerman.
Parlemen Jerman adalah legislatif bikameral (terdiri dari dua dewan) yang terdiri
dari yang terpilih sebagai Bundestag dan Bundesrat yang ditunjuk. Sebagai badan yang
dipilih langsung, Bundestag ditugaskan untuk:
1. Menetapkan dan mengubah undang-undang
2. Memilih Kanselir Federal
3. Memantau kinerja pemerintah Federal berdasarkan hak dan instrumen yang diatur
dalam Undang-Undang Dasar, termasuk interpelasi dan debat tentang hal-hal yang
menyangkut kepentingan public
4. Menyetujui anggaran federal dan meneliti implementasinya oleh Pemerintah federal
5. Menentukan jumlah dana publik yang berhak pihak untuk menerima berdasarkan UU
Partai Politik
6. Memilih Presiden bersama dengan Bundesrat (Anggota yang ditunjuk dari legislatif
negara bagian) di Konvensi Federal.
b) Tata cara pembuatan kebijakan
Di Republik Federal Jerman, pembuatan undang-undang adalah tugas yang
dilakukan oleh parlemen negara. Oleh karena itu, Bundestag Jerman adalah organ
legislatif yang paling penting. Organ ini memutuskan semua hukum yang termasuk dalam
lingkup kompetensi Federasi Jerman dalam proses legislatif yang juga membutuhkan
partisipasi Bundesrat. 7
Anggota dan kelompok parlementer Bundestag Jerman berhak untuk
memperkenalkan undang-undang baru atau revisi di Bundestag sebagai hak dan
kewajiban yang juga diharuskan oleh Bundesrat dan Pemerintah Federal. Di Parlemenlah
rancangan-rancangan semacam itu diperdebatkan, dibahas, dan dipilih sesuai dengan
prosedur yang diatur secara tepat. Karena, di bawah sistem federal Jerman, Länder
(Negara bagian) memegang sebagian besar kekuasaan negara, Bundesrat juga
berpartisipasi dalam penerapan undang-undang. Semua tindakan diajukan kepada
Bundesrat untuk disetujui tergantung pada sifat dari undang-undang yang diusulkan -

6
Baildwin, A. (2017). Political System of Germany . Research paper of political system, 1-6.
7
Glaab, M. (2003). Foreign Policy. Politic review journal, 8.
bahkan dapat menyebabkan penolakan terhadap beberapa proposal rancangan undang
undang.
c) Sistem Administrasi Publik
Secara administrasi, Jerman adalah negara federasi (Bundesland) dengan 13
negara bagian dan tiga kota setingkat negara bagian. Negara-negara bagian ini dibentuk
secara bertahap semenjak berakhirnya Perang Dunia II sebagai penyederhanaan atas garis
batas negara bagian peninggalan masa Reich Jerman yang lebih bersifat feodalistik.
Negara bagian diperintah oleh seorang perdana menteri (Ministerpräsident) lengkap
dengan kabinetnya. Terdapat pula parlemen tingkat negara bagian. Setiap negara bagian
mengirim wakil-wakil (anggota kabinet, tidak dipilih langsung) ke Bundesrat.8
Unit kesatuan komunitas terendah adalah Gemeinde, yang dapat merupakan
gabungan dari beberapa desa atau kota kecil. Beberapa Gemeinde akan membentuk
satuan komunitas lebih besar yang disebut Kreis (diterjemahkan sebagai distrik) sebagai
tingkatan kedua. Sejumlah Kreis membentuk negara bagian, tetapi di Bayern terdapat
satuan komunitas tingkat ketiga yang dikenal sebagai Bezirk. Untuk melancarkan
administrasinya, pemerintahan di banyak negara bagian membentuk Regierungsbezirk
untuk membantu tata laksana administrasi. Di negara bagian kota (Stadtländer),
pembagian wilayah hanya bersifat administratif, bukan perwakilan masyarakat.
D. REFERENSI
Baildwin, A. (2017). Political System of Germany . Research paper of political system
Glaab, M. (2003). Foreign Policy. Politic review journal
Gouvernement.fr. (2019, November 25). Administration system. France government official
website.
Grame, W. (2017). Introduction into the German law system. Journal of politic
Kencana, I. (2013). Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Peroud, T. (2006). France constitution. Law paper journal
Rose-Ackerman, S. (2013). Policymaking and Public Law in France. COLUMBIA
JOURNAL OF EUROPEAN LAW

8
Grame, W. (2017). Introduction into the German law system. Journal of politic, 8-12.

Anda mungkin juga menyukai