Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PEMBELAJARAN

I MINGGU I
- TELINGA & SISTEM SYARAF -

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Menjelaskan macam–macam infeksi, gangguan pendengaran dan keseimbangan
akibat kelainan / penyakit pada telinga.
2. Menjelaskan macam – macam kelainan sistem syaraf.
3. Melakukanpemeriksaan klinik organ indera pendengaran dan keseimbangan
(telinga).
4. Menggunakan pengetahuan mengenai gangguan fungsi sensoris telinga dan
kemampuan pemeriksaan klinik berikut interpretasinya dari organ indera
pendengaran dan keseimbangan (telinga) dalam menghadapi kasus kompleks yang
menimbulkan manifestasi klinis pada telinga dan komplikasi pada sistem syaraf.

SKENARIO 1
Kepalaku Sakit…..

Seorang perempuan 28 tahun dibawa ke UGD RS dengan penurunan kesadaran


sejak 8 jam yang lalu. Awalnya keluhan sakit kepala sejak 2 minggu sebelum ke
rumah sakit. Sakit kepala dirasakan semakin lama semakin memberat. Pusing
berputar + mual - muntah + terakhir 2 hari yang lalu. Telinga keluar cairan (+/+).
Riwayat kopokan sejak kecil, hilang timbul. Telinga kanan keluar cairan dirasakan
semakin memberat sejak 2 bulan ini. Dari pemeriksaan didapatkan cairan berwarna
kuning, kental ada darah serta berbau serta telinga terasa nyeri Pendengaran
sebelah kanan berkurang. Pasien sudah berobat ke Sp. THT-KL di Batu kemudian
dirujuk ke malang. Wajah perot sejak kurang lebih sebulan. Apa yang sedang dialami
oleh pasien tersebut?
DATA TAMBAHAN

I. IDENTITAS
Nama : Ny.DJ

Usia : 28 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Batu

Pekerjaan : Guru

Layanan : BPJS

No RM : 11231225

MRS : 8 Maret 2019

II. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF


Dilakukansecara hetero anamnesis dengan orang tua pasien pada hari sabtu, 8
Maret 2019 pukul 10.00 WIB

Keluhan utama : penurunan kesadaran


Anamnesa Khusus: Pasien mengeluh sakit kepala sejak 2 minggu sebelum ke
rumah sakit. Sakit kepala dirasakan semakin lama semakin memberat. Pusing
berputar - mual - muntah + terakhir 2 hari yang lalu. Telinga keluar cairan (+/+).
Riwayat kopokan sejak kecil, hilang timbul. Telinga kanan keluar cairan dirasakan
semakin memberat sejak 2 bulan ini. Cairan berwarna kuning, kental ada darah serta
berbau (+). Telinga terasa nyeri +/-, gatal -/-. Pendengaran sebelah kanan berkurang,
denging -/-, grebek-grebek -/-. Pasien sudah berobat ke Sp. THT-KL Batu kemudian
dirujuk ke malang. Wajah perot sejak kurang lebih sebulan.
Keluhan hidung dan tenggorok tidak ada. Riwayat keluarga yang sakit seperti ini tidak
ada
Riwayat Penyakit Dahulu:
1. Riwayat sakit telinga ada
2. Riwayat alergi disangkal
3. Riwayat batuk pilek ada
4. Riwayat hipertensi disangkal
5. Riwayat diabetes mellitus disangkal
6. Riwayat asma disangkal
7. Riwayat Sosial Ekonomi, pasien seorang guru, biaya pengobatan ditanggung bpjs
8. Kesan ekonomi : cukup
III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Status Presens
Keadaan Umum : lemah Kesadaran : Apatis GCS : 313
T: 90/60, Nadi: 80x/mnt, RR : 24x/mnt, t : 36,50C, BB : 50 Kg TB : 160 cm

Anemia (-), Sianosis (-), Stridor inspirasi (-), Retraksi suprasternal (-), Retraksi
epigastrial (-), Retraksi interkostal (-).
Kepala /Leher : anemis -/-, ikterik -/-, edema -/-, sianosis -/-,
wajah : parese D/ n.VII HB II
Thorak : simetris, retraksi-,
Paru : suara nafas vesikuler/vesikuler, rhonki : -/-, wheezing -/-
Jantung : S1-S2 singular, suara tambahan -/-
Abdomen : supel, bising usus (+) normal, Hepar : 1/3-1/3, lien : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat (+), edema(-), sianosis (-), ikterik (-)
Kaku kuduk +, Meningeal sign +
Status lokalis:
Telinga Hidung Tenggorok

MAE D/ Konka D/S Faring


Tertutup jaringan granulasi, Hiperemi –/- Hiperemia –
sekret + purulen, fetor + edema -/- Granul -
sekret –/- Tonsil
MAE S/ T1/T1
Hiperemi - Hiperemia -/-
edema - Edema -/-
Sekret - Detritus -/-
MT S/ perforasi + sentral
Sekret -
RC -

Hidungdan Sinus Paranasal


Pemeriksaan rutin umum hidung
Dextra Sinistra
Hidung
Bentuk Normal Normal
Sekret Mukoserous Mukoserous

Mukosa
Konka Media Merah muda, pemb (-) Merahmuda, pemb (-)
Konka Inferior Merah muda, pemb (-) Merah muda,pemb (-)
Merah muda, pemb(-) Merah muda,pemb (-)
Meatus Media Merah muda Merah muda
Meatus Inferior Merah muda Merah muda
Septum Deviasi (-) (-)
Massa (-) (-)

Pemeriksaan rutin khusus hidung : Tidak ada kelainan


Pemeriksaan Sinus Paranasal : Tidak ada kelainan

Tenggorok
Pemeriksaan rutin umum tenggorok
Oral : Dapat membuka mulut dengan baik
Mukosa buccal : Warna merah muda
Ginggiva : Warna merah muda
Gigi geligi : Dalam batas normal, lengkap, caries (-), gangren (-)
Palatum durum dan mole : Warna merah muda
Lidah 2/3 anterior : Dalam batas normal, merah muda
Arkus faring : Simetris kanan dan kiri, hiperemis (-)
Dinding posterior orofaring : Granulasi (-), hiperemis (-)
Tonsil Ukuran T1 T1
Kripta tonsil Tidak Melebar Tidak Melebar
Permukaan Rata Warna Merah muda Rata Warna Merah
muda
Detritus (-) (-)
Fixative (+) (+)
Peritonsil Abses ( - ) Abses ( - )
Pilar anterior Merah muda Merah muda
Orofaring
Arkus faring : simetris, warna merah muda (+) (+)
Mukosa : Warna merah muda (+) (+)
Dinding posterior
orofaring : Warna merah muda, granulasi (-) (-)

Pemeriksaan rutin khusus tenggorok : hasil dalam batas normal


Pemeriksaan Laryng : sulit dievaluasi
Pemeriksaan leher : JVP normal, tidak ada pemebesaran kelenjar Thyroid

Pemeriksaan Rutin Khusus Keseimbangan (tidak dapat dilakukan)


Tesprovokasi nistagmus
Uji Romberg
Dix-Hallpike Maneuver
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 8 Maret 2019:
• Hemoglobin 10.5, Leukosit 13.850, Hematokrit 31.30%, Trombosit 394000
• Eosinofil/Basofil/Netrofil/Limfosit/Monosit : 0.0/0.1/86.5/9.0/4.4
• SGOT/SGPT: 14/17
• GDS 150
• Ureum /Creatinin: 36.1 / 0.66
• Natrium/ Kalium/ Chlorida : 126/ 3.33/ 110
Kultur telinga : Proteus Sp

Schuller 6 Maret 2019

Kesimpulan: Air cell mastoid D/

sklerotik

cholesteatom +

air cell mastoid S/

normal

CT Scan 8 Maret 2019 (7081/CT/IV/2015)

Kesimpulan CT scan kepala dengan dan tanpa kontras


• Subdural empyema pada tentorium cerebeli bilateral dengan ketebalan kanan ± 11,2 mm
dan kiri ± 10,8 mm (1 slice) disertai lesi densitas udara disisi kanan
• Edema cerebri dan cerebeli disertai penyangatan leptomeningeal patologis suspek
meningoencephalitis
• lesi isidens pada procesus mastoid kanan disertai destruksi air cell mastoid dan sisi
posterior procesus mastoidserta lesi densitas udara didalamnya sesuai gambaran
kolesteatom
• Lesi isodense pada meatus acusticus eksterna, telinga luar dan telinga tengah sesuai
gambaran otitis eksterna dan media
• Ventrikulomegali lateral bilateral
• Kesan : meningoencephalitis
V. RESUME
Keluhan utama : penurunan kesadaran
Anamnesa Khusus: Pasien dibawa ke UGD RS dengan penurunan kesadaran
sejak 8 jam yang lalu . awalnya sakit kepala sejak 2 minggu sebelum ke rumah
sakit. Sakit kepala dirasakan semakin lama semakin memberat. Pusing berputar +
mual - muntah + terakhir 2 hari yang lalu. Telinga keluar cairan (+/+). Riwayat
kopokan sejak kecil, hilang timbul. Telinga kanan keluar cairan dirasakan semakin
memberat sejak 2 bulan ini. Cairan berwarna kuning, kental ada darah serta
berbau (+). Telinga terasa nyeri +/-, gatal -/-. Pendengaran sebelah kanan
berkurang, denging -/-, grebek-grebek -/-. Pasien sudah berobat ke Sp. THT-KL
Batu kemudian dirujuk ke malang. Wajah perot sejak kurang lebih sebulan.
Keluhan hidung dan tenggorok tidak ada. Riwayat keluarga yang sakit seperti ini
tidak ada. Hasil kultur telinga didapatkan kuman Proteus Sp. Dari rontgen schuller
didapatkan Air cell mastoid D/ sklerotik , cholesteatom + . dari CT scan didapatkan kesan
meningoencephalitis.

Telinga Hidung Tenggorok

MAE D/ Konka D/S Faring


Tertutup jaringan granulasi, Hiperemi –/- Hiperemia –
sekret + purulen, fetor + edema -/- Granul -
sekret –/- Tonsil
MAE S/ T1/T1
Hiperemi - Hiperemia -/-
edema - Edema -/-
Sekret - Detritus -/-
MT S/ perforasi + sentral
Sekret -
RC -

VI. DIAGNOSIS BANDING


OMSK D/ dengan kolesteatom dengan komplikasi meningoencephalitis
Granulasi MAE D/ dd Cavum tympani D/ dt OMSK D/
Parese NVII D/ House Brackmann II
Leukositosis dan Hyponatremia dt OMSK
Perforasi kering sentral MT S/

VII. DIAGNOSIS SEMENTARA


OMSK D/ dengan kolesteatom dengan komplikasi meningoencephalitis

VIII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam

IX. PENATALAKSANAAN
A. RENCANA DIAGNOSA:
konsul Neurologi, konsul IPD, kultur sekret telinga kanan.
B. RENCANA TERAPI:
1. Medikamentosa:
• Infus NS 20tpm
• Injeksi ampicillin 4x3gr
• Injeksi kloramfenikol 4x1gr
• Injeksi metoclopramid 3x500mg
• Injeksi ketorolac 3x30 mg
• Peroral paracetamol 3x500mg k/p
2. Suportif:
TKTP
Pola hidup sehat
Olahraga teratur
Rehabilitasi
3. Terapi operatif:mastoidektomi

C. RENCANA EDUKASI :
 Menjelaskan tentang OMSK dan komplikasi yang telah terjadi
 Menjelaskan tentang rencana penatalaksanaan dan terapi terutama oleh bagian
THT akan dilakukan operasi telinga yaitu mastoidektomi.
 Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi operasi.
D. RENCANA MONITORING :
Monitoring : vital sign, keluhan, tanda peningkatan TIK, tanda-tanda parese N.VII kanan.

X. KOMPLIKASI
Total Hearing Loss AD

TUTORIAL 1

LANGKAH 1
KATA KUNCI
1. Wajahnya mencong kekiri
2. Penurunan pendengaran telinga kanan
3. Telinga kanan keluar cairan
4. Berobat tetapi tidak tuntas

IDENTIFIKASI KATA SULIT


1. Paralise

LANGKAH 2
DAFTAR MASALAH
1. Bagaimana patofisiologi terjadinya telinga keluar cairan?
2. Bagaimana patofisiologi terjadinya penurunan pendengaran?
3. Apa akibatnya bila pasien berobat tetapi tidak tuntas selama gangguan telinga
kanannya?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya wajah mencong kekiri?
5. Adakah hubungan antara gangguan telinga kanan dengan wajahnya yang
mencong bagaimana patofisiologinya?
6. Bagaimana patofisiologi terjadinya penurunan kesadaaran pada infeksi telinga?
7. Apakah diagnose banding diatas?
8. Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
9. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?
10. Komplikasi apakah yang bisa ditimbulkan?

LANGKAH 3
BRAINSTORMING

LANGKAH 4
SOLUSI SEMENTARA DAN MAPPING patofisiologi terjadinya OMSK
dengan komplikasi intrakranial

LANGKAH 5
MENYUSUN LEARNING OBJECTIVE
1. Anatomi, histologi dan fisiologi telinga (FIN)
2. Anatomi, histologi dan fisiologi saraf CNS, PNS, UMN, LMN, dan
saraf-saraf cranial (SNT)
3. Menjelaskan patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik/penunjang dan
penatalaksanaan dari macam-macam infeksi, gangguan
pendengaran/keseimbangan akibat kelainan pada telinga. (FIN)
4. Menjelaskan patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik/penunjang dan
penatalaksanaan dari macam-macam kelainansistem syaraf (SNT)

LANGKAH 6
SELF DIRECTED LEARNING
1. Boies et al, 2012, Buku ajar Penyakit THT, EGC
2. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke- 6. FK UI;
2008.
3. Bailey B, Johnson,JT, Newlands,SD, editor. Head & Neck Surgery Otolaryngology. 4 ed.
USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
th
4. Snow J WP, editor. Ballanger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery. 17 ed.
Connecticut: BC Decker Inc: 2009.
5. Putz and Pabst. Sobotta Atlas of Human Anatomy, 14th edition. Elsevier.
6. Snell, R. 2006. Clinical Anatomy by Systems. Lippincott Williams & Wilkins
7. Dhingra PL, Radical Mastoidectomy . In Disease of Ear, Nose and Throat 3 rd ed. Elsevier.
New Delhi . 2004. P:463-5.
8. Helmi. BedahTelinga Untuk Otitis Media Supuratif Kronis. Penerbit FKUI Jakarta.2005.
9.

TUTORIAL 2
LANGKAH 7
REPORTING DAN SINTESIS
(Lampiran)
---00000---

Anda mungkin juga menyukai