Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

GIIP1AB0 UK 38 MINGGU T/H/I


DENGAN HBsAg REAKTIF
GHINA ROFIFAH ZHANI/22204101021

Dosen Pembimbing :
Dr. Yayuk Widyanigrum, Sp.OG
LAPORAN KASUS

01

PENDAHULUA
N
LAPORAN KASUS

PENDAHULUAN
Virus Penyebab :
HEPATITIS • Hepatitis A (HAV)
• Hepatitis B (HBV)
• Hepatitis C (HCV)
Penularan :
PREVALENCE • Hepatitis D (HDV)
1. Penularan
Hampir 2 miliar • Hepatitis E (HEV) secara
orang di dunia horizontal
tertular virus 2. Penularan
hepatitis B secara
Horizontal :
vertical
Lebih dari 240 juta Penularan
orang merupakan perkutan dan
penderita HBV selaput lendir
Vertikal :
RISKESDAS 2013 : 1 – 5% merupakan Mother-to-child-
Menyatakan 1,2% penduduk ibu hamil terinfeksi transmission
Indonesia mengidap hepatitis hepatitis B (MTCT)
RUMUSAN MASALAH
BAGAIMANA MORFOLOGI DAN ETIOLOGI VIRUS HEPATITIS B ?

BAGAIMANA PATOGENESIS DIAGNOSIS HEPATITIS B ?

BAGAIMANA PENEGAKAN DIAGNOSIS HEPATITIS B ?

BAGAIMANA PENULARAN HEPATITIS B TERHADAP IBU HAMIL ?

BAGAIMANA PENANGANAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA IBU


DENGAN HEPATITIS B?
BAGAIMANA PENCEGAHAN HEPATITIS B PADA IBU HAMIL ?

BAGAIMANA PROGNOSIS INFEKSI HEPATITIS B PADA KEHAMILAN ?


September 10th - 17th

02
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS
STATUS OBSTETRI :
 IDENTITAS PASIEN
NAMA : NY. M
USIA : 28 TAHUN
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
PEKERJAAN : IRT
PEDIDIKAN : SMP
AGAMA : ISLAM
SUKU/BANGSA : JAWA / INDONESIA
STATUS PERNIKAHAN : MENIKAH
ALAMAT : JL. KARTINI SUMBER GEMPOL RT.32/RW.04, KRL. PAGELARAN,
KEC. PAGELARAN, KAB. MALANG, JAWA TIMUR
TANGGAL MRS : 01 – 08 – 2022
TANGGAL OPERASI : 02 – 08 – 2022
NO. RM : 537***
DIAGNOSIS : GIIP1Ab0 UK 38 MINGGU 2 HARI T/H/I dengan HBsAg reaktif dan
BEKAS SC 5 TAHUN LALU.
LAPORAN KASUS
 IDENTITAS SUAMI PASIEN :
NAMA : TN. A
USIA : 37 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI - LAKI
PEKERJAAN : SWASTA
PEDIDIKAN : SD
AGAMA : ISLAM
SUKU/BANGSA : JAWA / INDONESIA
STATUS PERNIKAHAN : MENIKAH
ALAMAT : JL. KARTINI SUMBER GEMPOL RT.32/RW.04, KRL. PAGELARAN,
KEC. PAGELARAN, KAB. MALANG, JAWA TIMUR
LAPORAN KASUS
 ANAMNESIS :
 KELUHAN UTAMA : KENCENG – KENCENG (-)
 RPS :
Pasien datang ke poli obgyn untuk memeriksakan kandungannya. Dari pemeriksaan
inspeksi abdomen didapatkan bekas SC 5 tahun yang lalu dan dengan Hbs Ag reaktif.

 RIWAYAT KEHAMILAN INI :


- HAMIL MUDA : MUAL(-), MUNTAH (-), PERDARAHAN (-), KEJANG (-)
- HAMIL TUA : SAKIT KEPALA (-), MUAL(-), MUNTAH (-), PERDARAHAN (-),
KEJANG (-)
- PIJAT PERUT : -
- MINUM JAMU : -
- TRAUMA : -
- ANC : 2 KALI
LAPORAN KASUS
 ANAMNESIS :
 RPD :
- KARDIOVASKULER : DISANGKAL
- HIPERTENSI : DISANGKAL
- DM : DISANGKAL
- TBC : DISANGKAL
- ASMA : KAMBUH KETIKA UDARA DINGIN (JARANG KAMBUH)
- PENYAKIT KELAMIN HIV/AIDS : DISANGKAL
- KEJANG : DISANGKAL

 RPK :
- KANKER : DISANGKAL - DM : DISANGKAL
- PENYAKIT HATI : DISANGKAL - EPILEPSI : DISANGKAL
- HIPERTENSI : DISANGKAL - TBC : DISANGKAL
- ASMA : DISANGKAL
LAPORAN KASUS
 RIWAYAT MENSTRUASI :
- MENARCH: 12 TAHUN
- SIKLUS : TIAP 28 HARI TERATUR 1 KALI SEBULAN
- LAMA : 7 HARI
- JUMLAH DARAH : SEDANG (1-2 PEMBALUT/HARI)
- HPHT : 06 – 11 – 2021
- HPL : 13 – 08 – 2022
- USIA KEHAMILAN: 38 MINGGU 2 HARI

 RIWAYAT PERKAWINAN :
- MENIKAH : 1 KALI, SAAT USIA 21 TAHUN
- LAMA : 6 TAHUN
LAPORAN KASUS
 RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :
Penolo
Tgl Jenis Keada
Tempat Usia ng Penyul Junis
NO Tahun Persali BBL an
Partus Kehamilan persali it Kelamin
Partus nan Anak
nan
1. 2007 RS 9 bulan SC DSOG KPD Pr 2.700 Hidup

2. HAMIL INI

 RIWAYAT KELUARGA BERENCANA:


- KB PIL SELAMA ± 4 TAHUN
LAPORAN KASUS
 RIWAYAT KEBIASAAN :
Pola makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk pau, pola minum 1200 cc/hari, pasien
tidak mengonsumsi kopi, alcohol, dan jamu. BAK 2.880 cc/hari, warna kuning jernih, BAK
terakhir jam 10.00, BAB 1 kali/hari konsistensi lunak. Tidur 5 jam/hari.

 RIWAYAT SOSIAL EKONOMI : MENENGAH


 RIWAYAT PSIKOLOGI : TENANG
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN FISIK :

1. Keadaan Umum : Cukup


2. Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
3. Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg; Nadi : 105 x/menit; RR : 20 x/menit;
Suhu : 36oC; SpO2 : 98%
4. Pemeriksaan Antropometri
- Berat badan saat hamil : 55 kg
- Berat badan sebelum hamil : -
- Tinggi badan : 157 cm
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN FISIK :

1. Kulit : berwarna kuning langsat, tidak ada gatal, turgor baik, didapatkan
bekas SC
2. Kepala : bentuk kepala normal, rambut tidak mudah rontok, tidak ada luka
maupun benjolan.
3. Mata : Anemia -/-, ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya +/+, mata tidak
cowong.
4. Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada atrofi konka, tidak ada secret, tidak ada
obstruksi.
5. Mulut : tidak ada stomatitis, gigi normal, kelainan lidah tidak ada, mukosa
faring tidak hiperemi, tidak ada pembesaran tonsil.
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN FISIK :

1. Telinga : tidak ada secret, tidak ada serumen, tidak ada benda asing, fungsi
pendengaran normal.
2. Leher : tidak kaku, tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran KGB
maupun kelenjar tiroid.
3. Thoraks : dalam batas normal
Pulmo :
 Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dada kanan dan kiri simetris, irama regular, pola
nafas abnormal (-)
 Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
 Perkusi : sonor/sonor
 Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi
(-/-).
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN FISIK :

Cor :
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis kuat angkat, thrill (-)
 Perkusi :
- Batas kiri atas : ICS II para sternal line sinistra
- Batas kanan atas : ICS II para sternal line dekstra
- Batas kiri bawah : ICS V misclavicular line sinistra
- Batas kanan bawah : ICS IV para sternal linea dekstra
 Auskultasi : bunyi jantung I-II, regular, suara tambahan jantung : gallop (-), murmur
(-).
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN FISIK :

1. Abdomen
 Inspeksi : gambaran pembuluh darah collateral (-), tumor (-), striae livide(-), strie
albican (-), line nigra (-), bekas operasi (+)
 Auskultasi : bising usus normal
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pembesaran organ (-), teraba massa abdomen (-)
2. Ekstremitas : akral hangat
- Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
- Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
- Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
Bawah kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN OBSTETRI :

a. Pemeriksaan luar
- Inspeksi : Perut membesar arah membujur
- Palpasi :
 Leopold I : diatas teraba membesar, lunak, TFU 30 cm
 Leopold II : punggung janin terletak di kanan ibu
 Leopold III : bagian terbawah janin teraba besar, bulat keras.
 Leopold IV : kepala belum masuk PAP
- Auskultasi : Denyut jantung bayi 138 x/menit,regular
- His (-)
- Pemeriksaan dalam : portio menutup
 
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN OBSTETRI :

a. Pemeriksaan luar
- Inspeksi : Perut membesar arah membujur
- Palpasi :
 Leopold I : diatas teraba membesar, lunak, TFU 30 cm
 Leopold II : punggung janin terletak di kanan ibu
 Leopold III : bagian terbawah janin teraba besar, bulat keras.
 Leopold IV : kepala belum masuk PAP
- Auskultasi : Denyut jantung bayi 138 x/menit,regular
- His (-)
- Pemeriksaan dalam : portio menutup
 
LAPORAN KASUS
 PEMERIKSAAN OBSTETRI :

b. Status Ginekologi
- Inspeksi : tde
- Palpasi : tde
 
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM :
LAPORAN KASUS
RESUME :

Ny. M usia 28 tahun datang ke poli untuk memeriksakan kandungan rutin di usia
kehamilan 38 minggu 2 hari. Pasien hamil anak kedua. Anak pertama lahir 5 tahun
yang lalu, di rumah sakit, ditolong oleh dokter spesialis obgyn,lahir secara Caesar,
cukup bulan, dengan berat badan janin 2.700 gr dan hidup. Pasien merupakan pasien
rujukan dengan HBsAg reaktif. Status vital sign ketika pasien datang, kesadaran
komposmentis dengan GCS 45g, Tanda – Tanda Vital pasien TD : 110/80mmHg,
Nadi : 105x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36 oC, SpO2 : 98%, pemeriksaan status
generalisata pasien secara keseluruhan dalam batas normal.
LAPORAN KASUS
RESUME :

Pemeriksaan obstetri didapatkan hasil inspeksi : perut membesar arah membujur,


pemeriksaan leopold L1 : diatas teraba membesar, lunak, TFU 30 cm, L2 : punggung
janin terletak di kanan ibu, L3 : bagian terbawah janin teraba besar, bulat keras, L4 :
kepala belum masuk PAP. Auskultasi : DJJ 138x/menit regular. His (-). Pemeriksaan
dalam : portio menutup. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan HBsAg reaktif.

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis kasus ini
yaitu GIIP1Ab0 UK 38 minggu 2 hari T/H/I dengan HBsAg reaktif dan bekas SC 5
tahun yang lalu.
LAPORAN KASUS
 DIAGNOSA :
GIIP1Ab0 UK 38 minggu 2 hari T/H/I dengan HBsAg reaktif dan bekas SC 5 tahun
yang lalu.

 PLANNING :
- Observasi DJJ
- Infus NS 20 tpm
- Injec ceftriaxone 10 cc 2 x 1
- Rencana terminasi (02-08-2022 jam 09.00)
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
LAPORAN KASUS
 TABEL OBSERVASI :
PROGNOSIS
- Ad Vitam : Dubia ad Bonam
- Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
- Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
LAPORAN KASUS

03

TINJAUAN
PUSTAKA
MORFOLOGI VIRUS HEPATITIS B
MORFOLOGI VIRUS HEPATITIS B
• VIRUS HEPATITIS B TERMASUK DNA VIRUS, TERDAPAT 8 GENOTIPE
(GENOTIPE A-H)
• FAMILI HEPANADVIRUS YANG MERUPAKAN PARTIKEL BULAT, SANGAT
KECIL 42 nnm ATAU PARTIKEL DANE DENGAN SELUBUNG FOSFOLIPID
(HBsAg)
• MEMILIKI 3 JENIS MORFOLOGI DAN MAMPU MENGKODE 4 JENIS
ANTIGEN (HBsAg, HBeAg, HBcAg, DAN HBxAg)
ETIOLOGI VIRUS HEPATITIS B
• Memiliki lapisan permukaan dan bagian inti dengan masa inkubasi 60
sampai 90 hari.
• Terdapat 3 jenis partikel virus yaitu :
1. Sferis dengan diameter 17 – 25 nm dan terdiri dari komponen selubung
saja dan jumlahnya lebih banyak diabndingkan partikel yang lain
2. Tubular atau filamen, dengan diameter 22 – 220 nm dan terdiri dari
komponen selubung
3. Partikel virion lengkap atau partikel Dane terdiri dari genom HBV dan
berselubung, diameter 42 nm
ETIOLOGI VIRUS HEPATITIS B
• Protein yang dibuat oleh virus ini bersifat antigenic serta memberi
gambaran tentang keadaan penyakit (pertanda serologi khas) yaitu :
1. Surface antigen atau HBsAg yang berasal dari selubung, yang positif kira
– kira 2 minggu sebelum terjadinya gejala klinis.
2. Core antigen atau HBcAg yang merupakan nukleokapsid virus hepatitis B
3. E antigen atau HBeAg yang berhubungan erat dengan jumlah partake virus
yang merupakan antigen spesifik untuk hepatitis B
PATOGENESIS VIRUS HEPATITIS B
HBV Partikel Dane Masuk kedalam hati
Dan terjadilah replikasi
virus

Respon imun non Sel hati akan bereplikasi


Eradasi HBV dan memproduksi dan
spesifik
untuk respon mengsekresikan partikel
Terjadi pada restriksi
imun spesifik dane utuh,
HLA
HBsAg,HBeAg
+ sel T CD8+
+ limfosit T dan Akibat kontak res +TCD 4
limfosit B T dengan peptide Kontak dengan
HBV-MCH kelas I komplek HBV
MHV kelas II
PATOGENESIS VIRUS HEPATITIS B
+ peptide kapsid Elimisnasi virus Peningkatan ALT
(HBsAs atau dalam nekrosis
HbeAg) sel hati oleh sel
T CD8+
Eliminasi virus intrasel
tanpa kerusakan sel hati
melalui antivitas interferon
gamma dan TNF alfa
PATOGENESIS VIRUS HEPATITIS B
Aktivitas sel limfosit B dengan bantuan CD4+ akan menyebabkan produksi antibody
antasa lain anti – HBs, anti – HBc, dan anti – HBe. Fungsi anti – HBs sebagai
netralisasi partikel HBV bebas yang akan mencegah masuknya virus ke dalam sel.
Dengan demikia anti – HBs akan mencegah penyebaran virus dari sel ke sel. Infeksi
kronik HBV bukan disebabkan gangguan produksi anti – Hbs

Bila proses elimnasi virus berlangsung efisien maka infeksi HBV dapat diakhiri,
sedangkan bila proses tersebut kurang efisien maka terjadi infeksi HBV yang
menetap. Proses eliminasi HBV oleh respon imun yang tidak efisien dapat
disebabkan oleh faktor viral maupun faktor penjamu
DIAGNOSIS HEPATITIS B
 Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan biokimia, serologic,
dan bila diperlukan dengan pemeriksaan histopatolgi

 Pada Hepatitis B akut akan ditemukan peningkatan ALT yang lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan AST dengan kadar ALT nya 20 – 50
kali normal. Ditemukan pula IgM anti HBc di dalam darah selain HBsAg,
HBeAg, dan HBV DNA.

 Pada hepatitis kronik peninggian ALT adalah sekitar 10 – 20 Batas Atas


Nilai Normal (BANN) dengan ratio de Ritis (ALT/AST) sekitar 1 atau lebih.
Disamping itu IgM anti – HBc juga negative.
PENULARAN HEPATITIS B TERHADAP IBU
HAMIL
1. INTRAUTERIN TRANSMISSION
Penularan bisa melalui transmisi seluler melalui sel plasenta dan terinfeksi
dari transfer darah ibu ke dalam sistem sirkulasi janin.

2. INPARTUM TRANSMISSION
Transmisi virus Hepatitis B terjadi pada saat persalinan. Mekanisme yang mendasari
hal ini adalah adanya transfuse darah ibu ke fetus selama kontraksi uterus, infeksi yang
terjadi setelah pecahnya ketuban, dan kontak langsung antara fetus dengan sekret dan
darah di jalan lahir ibu

3. PUERPERAL TRANSMISSION
Transmisi ini dapat timbul setelah bayi lahir. Bayi dapat terinfesi melalui air susu ibu
(ASI), puting susu ibu yang luka, atau selama perawatan bayi oleh ibu.
PENANGANAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN
PADA IBU DENGAN HEPATITIS B
1. Terhadap hepatitisnya
2. Terhadap kehamilan dan persalinannya
3. Terhadap bayinya
PENCEGAHAN HEPATITIS B PADA IBU HAMIL

1. Pada Ibu
• Dilakukan skrining HBsAg terutama pada daerah endemis serta ibu – ibu dengan
resiko tinggi mengidap HBV. Wanita hamil dengan HBsAg positif tidak perlu
diberikan vaksinasi.
• Pada Wanita hamil yang pasti terpapar HBV harus diberikan HBIg dengan dosis 0,06
ml/kg berat badan IM dosis tunggal sesegera mungkin dalam jangka waktu 7 hari
setelah terpapar, kemudian dilanjutkan dengan serial vaksinasi HB : 7 hari, 1 bulan,
dan 6 bulan. Untuk Wanita yang diketahui mempunyai risiko menjadi terpapar
dianjurkan dilakukan vaksinasi HB dalam waktu 6 bulan setelah terpapar.
PENCEGAHAN HEPATITIS B PADA IBU HAMIL
1. Pada Bayi
• Imunisasi aktif
Dilakukan penyuntikan vaksin hepatitis B yang terbuat dari partikel HBsAg untuk
merangsang timbulnya anti – HBs. Dosis yang dianjurkan adalah 1 ml IM segera setelah
lahir, diikuti 0,5 ml IM saat bayi berumur 7 hari kemudian umur 1 bulan dan 6 bulan.

• Imunisasi pasif
Dilakukan penyuntikan HBIg 0,5 ml IM segera setelah lahir dan diulang lagi pada umur
3 bulan dan 6 bulan
• Imunisasi gabungan aktif dan pasif
Dilakukan penyuntikan HBIg 0,5 ml IM dalam 12 jam setelah lahir kemudian diberi
suntikan vaksin hepatitis B 0,5 ml IM pada saat bayi berumur 7 hari,1 bulan, dan 6 bulan
PROGNOSIS
• Prognosis infeksi HBV tergantung pada derajat berat ringannya penyakit dan
komplikasi – komplikasi yang terjadi.

• kehamilan trimester III, infeksi HBV akut memberi prognosis yang lebih
buruk, didapatkan angka kematian yang tinggi bagi ibu dan anak, terutama
bila terjadi hepatitis fulminan. Gizi ibu menentukan, bila terdapat gizi jelek
maka mudah terjadi hepatitis fulminan.

• Pada bayi, prognosisnya tergantung dari komplikasi yang terjadi misalnya


kelahiran premature. Selain itu prognosis pada bayi juga bergantung dari
pengelolahan khusus untuk persalinan dan post natal yang mencegah
penularan vertical dari ibu.
LAPORAN KASUS

04

PEMBAHASA
N
• Berdasarkan teori yang ada kehamilan tidak akan memperberat penyakit infeksi virus hepatitis ibu,
akan tetapi jika terjadi infeksi virus akut bisa mengakibatkan hepatitis fuominan yang dapat
meningkatkan mortalitas tinggi pada ibu dan bayi.
• Penularan virus hepatitis B dapat terjadi secara vertikal. Merry (2001) menjelaskan Mother to child
transmission (MTCT). Penularan virus hepatitis B secara vertikal dibagi menjadi penularan in-
utero, perinatal, dan post natal.
• Menurut penelitian Ma, et. al (2014) menyatakan Penularan HBV dari ibu ke janin, selama periode
kehamilan atau perinatal, merupakan fase paling penting untuk pencegahan infeksi hepatitis B
kronis. Beberapa strategi pencegahan infeksi virus hepatitis B selama periode perinatal dilakukan
dengan vaksinasi hepatitis B yang dikombinasikan dengan imunoglobulin hepatitis B (HBIG)
dalam waktu 12 jam setelah kelahiran, hal ini menjadi prosedur standar untuk bayi baru lahir dari
ibu positif hepatitis B.
 Dasar Pemberian Terapi
 MRS  untuk observasi tanda – tanda vital pasien, Pemantauan DJJ
janin, dan persiapan pasien untuk operasi.
 Pemberian ceftriaxone  sebagai antibiotic profilaksi, diberikan
sebelum operasi
 Diet TKTP 
untuk memberikan makanan secukupnya atau lebih dari pada biasanya
untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalori, menambah berat badan
hingga mencapai normal guna memenuhi kecukupan energi. Dan
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan.
 Injeksi ketorolac  pasca operasi, untuk memberikan efek analgesic
kuat disertai adanya aktivitas anti inflamasi sedang
 Pemberian metilergometrin maleat  bertujuan sebagai uterotonika
untuk menghentikan perdarahan dengan cara mempertahankan
kontraksi otot uterus
LAPORAN KASUS

TERIMAKSIH
Credits: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai