Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN TINDAKAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan melibatkan dua unsur , yaitu

jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapat perubahan. Tentu saja perubahan yang didapat itu bukan perubahan

fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru

(Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 13)

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan

(Muhibbin Syah, 2012: 63)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil dari pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Belajar

juga dapat dipandang sebagai proses pencarian makna yang diperlukan oleh

individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan personal (Slameto, 2010: 1).

Dari penjelasan beberapa para ahli tersebut, maka belajar pada hakekatnya

adalah suatu kegiatan yang melibatkan jiwa dan raga dalam usaha untuk

perubahan tingkah laku yang baru dalam penyelengaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan.Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah

8
9

laku, baik yang menyangkut pengetahuan, nilai, ketrampilan, sikap, bahkan

meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi

pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, temasuk dalam tanggung

jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar (Syaiful Bahri

Djamarah,2008:15) yaitu sebagai berikut:

1) Perubahan terjadi secara sadarSeseorang yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi

adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsionalPerubahan yang terjadi

dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak stastis. Satu

oerubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya danakan

berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktifdalam perbuatan belajar,

perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh

sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi

karena proses belajar bersifat menetap atau permanaen. Ini berarti bahwa

tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku itu

terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah pada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.


10

6) Perubahan menyangkup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh

seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan

tingkah laku.

Setiap belajar memiliki tujuan agar kompetensi dapat dicapai sesuai yang

diinginkan peserta didik. Tujuan belajar adalah kemampuan berpikir kritis dan

kreatif, sikap terbuka dan demokrasi, menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan

ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik dalam suatu lingkungan

belajar (Agus Suprijono, 2012:5)

2. Hakikat Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang

dalam proses belajar itu sendiri. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi.Prestasi belajar tidak hanya

berguna untuk mengetahui indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu,

tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.Prestasi belajar terdiri

dari dua kata, yaitu kata prestasi dan kata belajar(A. Aziz Saefudin, 2012:

131).Berdasarkan definisi kedua kata tersebut, yaitu definisi kata prestasi dan

definisi kata belajar dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil

yang telah dicapai seseorang setelah seseorang berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu.Dalam dunia pendidikan prestasi belajar sering ditafsirkan sebagai hasil

yang telah dicapai siswa setelah siswa itu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
11

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, dan sebagainya (KBBI, 2002 : 895) dalamA. Aziz Saefudin

(2012:131). Dalam bidang akademis; hasil belajar yang diperolek dari kegiatan

belajar disekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya

ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.Belajar penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.Prestasi dapat

diartikan sebagai hasil belajar yang dapat diukur dengan pencapaian nilai

akademik.

Berdasarkan beberapa pendapatahli diatas, dapat disimpulkan oleh

penelitibahwa prestasibelajar adalah bukti pengukuran kemampuan siswa baik

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik berupa nilai/angka yang diberikan guru

setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran suatu mata pelajaran pada periode

tertentu. Prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar yang telah dilakukan.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,

factoryangmempengaruhiprestasibelajar (Abu AhmadiWidodo, Supriyono

1991: 130) yaitu:

a) Faktorinternal

1) Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk factor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, srtuktur tubuh, dsb.


12

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan seperti kecerdasan dan

bakat maupun yang diperoleh seperti sikap, kesabaran, emosi, dsb.

3) Faktor kematangan fisik / psikis

b) Faktor eksternal

1) Faktor social seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, iptek, dan seni.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan

iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

3. Pembelajaran PKn

Pendidikan yang dilaksanakan di indonesia berdasarkan pancasila dan UUD

1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan, nasional indonesiadan

tanggap terhadap tuntutan zaman. Pembekalan kepada peserta didik di Indonesia

berkenaan dengan pemupukan nilai-nilai, sikap dan kepribadian yang sesuai

dengan pancasila dan UUD 1945, menumbuhkan sikap cinta tanah air,

berwawasan kebangsaan yang luas melalui pendidikan kewarganegaraan yang

merupakan mata pelajaran yang wajib bagi sekolah sadar sampai diperguruan

tinggi.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah proses pendewasaan bagi warga

Negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran dan pelatihan
13

sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal pengetahuan,

sikap dan perilaku yang bersikap kritis dan emansipatoris (Subhan Sofian, 2012:6)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah kemampuan warga negara untuk hidup

berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan

masa depannya sanggat tergantung pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa

(Sutoyo,2011:6)

Maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah proses

pendewasaan kemampuan warga Negara dengan usaha sadar dan terencana untuk

mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depan dengan di

bekali pengetahuan, sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai budaya

bangsa.

Tujuan pendidikan kewarganegaran adalah untuk menumbuhkan wawasan

dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, bersendikan

kebudayaan bangsa, wawasannusantara dan ketahanan nasional kepada siswa,

mahasiswa, calon ilmuan dan seniyang dijiwai nilai-nilai pancasila

(Sutoyo,2011:6).

4. Model Pembelajaran

Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal.Sesuatu yang nyata dan

dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Meyer, W. J, 1985: 2)


14

dalam Trianto (2009:21). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merancanakan pembelajaran

di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,computer,

kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992: 4) dalam Trianto (2009:22). Selanjutnya,

Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam

mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga

tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut Soekamto, dkk (Nurulwati, 2000: 10) dalam Trianto (2009:22).

mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar.

Model pengajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh

strategi, metode atau prosedur (Kardi dan Nur, 2000: 9)dalam Trianto (2009:23).

Ciri-ciri tersebut ialah:

1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.


15

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebutdapat

dilaksanakan dengan berhasil.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

5. Examples Non Examples

Examples non Examples merupakan strategi pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran.

Strategi ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan

memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh

gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat

menganalisisgambar tersebut untuk kemudian didiskripsikan secara singkat

perihal isi dari gambar (Miftahul Huda, 2013:234)

Dalam pembelajaran Examples non Examples menggunakan media. Hal ini

dilakukan guru agar siswa tertarik dengan materi dan siswa merasa tertantang

dengan pengarahan yang guru berikan. Pembelajaran Examples non Examples

langkah-langkahnya;

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing masing terdiri dari

2-3 siswa.

4. Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk memperhatikan gambar atau menganalisis gambar.


16

5. Mencatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas.

6. Memberi kesempatan bagi tiap kelompok untuk membacakan hasil

diskusinya.

7. Berdasarkan komentar/hasil diskusi peserta didik ,guru mulai

menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

8. Penutup

Kelebihan strategi ini adalah sebagai berikut: (Miftahul Huda, 2013:236)

1) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.

2) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

3) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan ini diambil dari skripsi yang ditulis oleh Adam Ary

Handhokoe mahasiswa Program Studi PGSD, Universitas PGRI Yogyakarta

tahun 2015 yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui

Implementasi Model Examples Non Examples Pada Siswa Kelas IV SDN 3

Kadipiro Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

melalui Implementasi Model Examples Non Examples pada pembelajaran PKn

Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Kadipiro sudah baik.


17

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan diskusi peneliti dengan Bapak Udin Riyatno, S.pd guru kelas

IV SDN 3 kadipiro. Bahwa sebagian besar siswa kelas IV SDN 3 Kadipiro dalam

mengikuti proses pembelajaran PKn masih kurang konsentrasi, tidak

memperhatikan penjelasan guru. Kondisi tersebut diindikasikan sebagai akibat

masih rendahnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan

hanya sebagian kecil siswa yang berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Minimnya interaksi siswa dengan guru mengakibatkan siswa

cenderung pasif dan menjadi malas untuk berpikir.

Untuk itu, diperlukan usaha perbaikan dalam proses pembelajaran yang

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu cara dapat diterapkan adalah

dengan mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi dan

interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa satu dengan siswa yang lain.

Model pembelajaran Examples Non Examples dapat menjadi salah satu jalan

keluar, karena model pembelajaran ini membentuk sebuah kelompok untuk

berdiskusi dan masing-masing individu memiliki tanggung jawab masing-masing.

Kerangka fikir penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada bagan berikut:

Prestasi siswa
Kondisi Awal
masih rendah

Tindakan Pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples Examples

Prestasi belajar siswa setelah diterapkan model Examples Non ExamplesMeningkat


Kondisi Akhir
18

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada kerangka berpikir yang telah disebutkan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakannya adalah

“Implementasi model examples non examples dapat meningkatkan prestasi

belajar PKn pada siswa kelas III SD Cegokan pada tahun pelajaran

2018/2019.

Anda mungkin juga menyukai