Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1800001020
TINGKAT II
2020
a. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun
1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika
ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak
ada.
4. Supresi imun simtomatik. Di atas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai sistem tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria
maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena.
3. Partner seks dari penderita AIDS.
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
PENGKAJIAN
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk mendiagnosa infeksi HIV , yaitu :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk mendeteksi gangguan sistem imun, yaitu :
- Hematokrit
- LED
- Rasio CD4 / CD Limposit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobin
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV.
b. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran
oksigen, malnutrisi, kelelahan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat gizi.
d. Diare berhubungan dengan infeksi GI
e. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang
keadaan yang orang dicintai.
f. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
sputum
g. gangguan volume cairan berhubungan dengan diare terus-menerus
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inpormasi tentang
penyakit
D. Intervensi
3.Untuk
perlindungan
diri
4.Untuk
menghilangkan
distensi
5.Berikan
kesempatan 5.Untuk
kepada pasien mendeteksi
untuk isyarat indikatif
mengekspresik kemungkinan
an perasaan ketidakpatuhan
dan masalah dan membantu
tentang rencana mengembangkan
pengobatan. penerimaan
rencana
terapeutik.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM IMUNITAS
HIV/AIDS DENGAN KOMPLIKASI TUBERCULOSIS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 48 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Alamat : Purwakarta
Pekerjaan : Buruh
Tanggal masuk : 12 April 2020
Tanggal pengkajian : 13 April 2020
Diagnosa medis : PLHA + Obs. Dyspe Pasienia, TB
Paru.
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. B
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Adik
2. Riwayat Penyakit
a. Alasan masuk rumah sakit sakit
Pasien mengatakan demam ± 2 bulan SMRS, demam naik turun.
Pasien juga mengatakan batuknya berdahak ± 1 tahun yang lalu
SMRS, sering sesak. Pasien pernah berobat TB paru hanya 2 bulan
saja. Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang.
b. Keluhan utama
Pasien mengatakan napasnya terasa sesak, pasien juga mengatakan
ada batuk berdahak.
c. Keluhan saat dikaji
Pasien mengatakan nafsu makannya menurun, sering juga mual
muntah. Pasien mengatakan juga tidak bisa tidur saat malam hari
karena gelisah, sesak dan batuk berdahak.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah berganti-ganti pasangan ketika
berhubungan intim dan pasien memiliki riwayat mentato badannya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular dan penyakit kronis lainnya.
3. Genogram
SUSU
££ ££
££
Keterangan :
£ : Laki-laki
:Perempuan
: Pasien
Data Biologis
a. Pola nutrisi
SMRS : Pasien makan tiga kali sehari dengan menu bervariasisatu
porsi makan habis.
MRS : Pasien tidak nafsu makan dan makan satu kali sehari porsi
makan RS tidak habis sisa 1/2.
b. Pola minum
SMRS : Pasien minum 7-8 gelas sehari (1.5-2 liter)
MRS : Pasien minum 5-6 gelas sehari (0.8-1 liter)
c. Pola eliminasi
SMRS : Pasien BAB satu kali sehari, BAK 7-8 kali sehari
MRS : Pasien jarang BAB karena jarang makan, BAK 6-7 kali
sehari.
d. Pola istirahat/tidur
SMRS : Pasien tidur 7-8 jam sehari.
MRS : Pasien tidur hanya ± 3-4 jam saat malam hari, saat rasa
sesak dan batuk datang, pasien terjaga.
e. Pola hygiene
- Mandi
SMRS : Pasien mandi dua kali sehari.
MRS : Pasien mandi satu kali sehari.
- Cuci rambut
SMRS : Pasien mencuci rambutnya saat mandi.
MRS : Pasien hanya membasahi rambutnya ketika mandi.
- Gogok gigi
SMRS : Pasien gosok gigi dua kali sehari.
MRS : Pasien baru satu kali menggosok gigi selama tiga hari
masuk rumah sakit.
4. Pola aktifitas
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Pindah √
Makan dan minum √
Keterangan : 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung orang lain tidak mandiri
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : E4M6V5 (GCS = 15) Compos Mentis
TTV : TD = 100/80 mmHg
N = 86 x/menit
RR = 40 x/menit
S = 37,3ºC
Berat badan
SMRS : 55 Kg ± 6 bulan lalu
MRS : 35 Kg
Tinggi badan : 159 cm
BB 35
IMT : 2
= 2
=12,69
(TB) (1,59)
Kg
Keterangan : Nilai normal 18,5 - 24,5
m2
b. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut hitam keriting, kulit
kepala kering, tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Inspeksi : Sklera putih, dapat melihat dengan jelas, bola mata
simetris, konjungtiva merah muda, ada reaksi
terhadap cahaya (miosis) tidak mengguakan alat bantu
penglihatan, fungsi penglihatan normal.
Palpasi : Tidak nyeri tekan.
d. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan
pembengkakan.
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan dikedua telinga,
tidak ada lesi dan serumen.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut
Inspeksi : Gigi tampak kuning, lidah bersih, mukosa mulut
lembab.
Palpasi : Otot rahang kuat.
g. Leher
Inspeksi : Ada pembesaran kelenjar getah bening.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
h. Thoraks (paru-paru)
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, respirasi 40 kali per
menit, terdapat retraksi dinding dada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Bunyi napas ronkhi.
Perkusi : Batas paru-paru normal.
i. Thoraks (jantung)
Inspeksi : Ictus cordis terlihat, terlihat tatto di dada sebelah
kanan.
Palpasi : Ictus cordis teraba.
Auskultasi : S1 dan S2 reguler.
Perkusi : Batas jantung normal.
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, terdapat pembesaran abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Bising usus 8 kali per menit.
Perkusi : Timpani.
k. Genetalia
(pasien menolak untuk dikaji karena menyangkut masalah pribadi).
l. Ekstremitas
Kanan 5 5 5 5 5 5 5 5 Kiri
5 5 5 5 5 5 5 5
Keterangan:
Terpasang infus di tangan kiri (RL 20 TPM).
0 : Tidak mampu bergerak sama sekali
1 : Hanya mampu menggerakkan ujung ektremitas.
2 : Hanya mampu menggerser sedikit.
3 : Mampu mengangkat tangan dengan bantuan, saat
bantuan di lepaskan tangan ikut jatuh.
4 : Kekuatan otot sedikit berkurang, mampu melawan
gravitasi sesaatlalu jatuh.
5 : Kekuatan otot utuh mampu melwan gravitasi.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Golongan darah :B
HbsAg : Non-reaktif
HIV : R/Reaktif
BTA : +
LABORATORIUM
13-04-2020 Hasil Nilai Normal
RBC 3,57 3,50-5,50 12/l
MCV 7,47 75,0-100,0 fl
RDW% 63,1 1,0-1,6 %
HCT 26,7 35,0-55,0 %
PLT 386 100-400 10 g/l
MPV 6,3 8,0-11,0 fl
PCT 0,24 0,01-99,9 %
g
HGB 10,2 HL 11,5-16,5
dl
WBC 13,5 3,5-10 10 g/l
7. Pengobatan
Menempel di paru
Hipoksia
Sesak nafas
C.
4. DS: Proses penyakit Perubahan pola tidur
- Pasien mengatakan tidak bisa
tidur karena gelisah, sesak dan
batuk Perubahan status kesehatan
DO:
- Pasien tidur ± 3-4 jam saat
malam hari
Kegelisahan
DITEMUKAN TERATASI
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 13 April 2020
berhubungan dengan produksi sputum
DS:
-Pasien mengatakan sering sesak.
- Pasien mengatakan sering batuk.
DO:
-Ketika batuk, tampak adanya sputum
yang dikelarkan.
- Respirasi 40 kali per menit
- Pasien terpasang oksigen 4 l/m
2. Pola nafas tidak efektif b.d gangguan 13 April 2020
jalan nafas :
DS:
- Pasien mengatakan sesak nafas
DO:
- RR : 40x/mnt
- Terdapat retraksi dinding dada
- Terpasang O2 4 l
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang 13 April 2020
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan menurunnya nafsu makan dan
mual muntah.
DS:
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan sering mual dan
muntah
DO:
- Pasien tampak lemah.
- BB pasien turun 20 kg, BB = 35 kg
- Pasien makan satu kali porsi RS tidak
habis
- TTV (TD: 100/80 mmHg, N: 86 kali
per menit.
- IMT = 17,79 (18,5-24,5) Kg/m2
4. Gangguan pola tidur berhubungan 13 April 2020
dengan kegelisahan akibat perubahan
status kesehatan.
DS:
- Pasien mengatakan tidak bisa tidur
karena gelisah, sesak dan batuk
- Pasien mengatakan tidurnya sering
terjaga saat sesak datang
DO:
Pasien tidur ± 3-4 jam saat malam hari
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam 1. Kaji keadaan umum Pasien 1. Memantao kondisi Pasien
kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan Ketidak seimbangan 2. Monitor Input dan Output nutrisi 2. Menyesuaikan kebutuhan
b/d menurunnya nafsu makan nutrisiterpenuhi dengan criteria hasil : 3. Anjurkan makan sedikit tapi sering kalori yang dibutuhkan
dan mual muntah, ditandai - TTV dalam batas normal 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan: - BB meningkat Pasien
- Pasien mengatakan nafsu makan 4. Menjaga keseimbangan Pasien
DS:
meningkat
- Pasien mengatakan tidak nafsu
- Mual muntah berkuarang
makan
- Pasien mengatakan sering
mual muntah
DO:
- Pasien tampak lemah
- BB 35 kg
- Pasien makan 1 kali sehari
porsi rs tidak habis
- TTV : TD = 100/80 N = 86
x/m
IMT = 12,69 Kg/m2
4. Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam 1. Kaji keadaan umum Pasien 1. Memantau kondisi Pasien
kegelisahan akibat perubahan diharapkan Perubahan pola tidur tidak 2. Kaji kebutuhan istirahat tidur Pasien 2. Mengetahui intensitas tidur
setatus kesehatan ditandai terjadi dengan criteria hasil: 3. Idenfikasi penyebab perubahan pola Pasien
dengan: - Pasien mengatakan sudah bisa tidur tidur Pasien 3. Mengetahui penyebab untuk
- DS : - Jumblah jam tidur normal 6-8 jam. 4. Berikan posisi semi fowler memberikan intervensi yang
Pasien mengatakan tidak bisa 5. Kolaborasi dengan keluarga Pasien tepat
tidur karena gelisah supaya menciptakan suasana yang 4. Merangsang Pasien supaya
- DO : tenag dan nyaman tertidur
Pasien tidur kurang lebih 1-2 5. Membantu Pasien untuk tidur
jam saat malam hari. nyenyak.
E. CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI
DX 3. 13-04-2020 1.Monitor input dan output nutrisi S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
R/ Pasien mengatakan tidak nafsu
09:20
makan, BAB jarang O:
2.Anjurkan makan sedikit tapi sering - Pasien tampak lemah
R/ Pasien mengikuti instruksi - Pasien makan 1 x sehari porsi RS tidak habis
09:30
3.Kolaborasi dengan ahli gizi A : Masalah belum teratasi.
R/Pasien diberi makan bubur. P : Intervensi 1,2 dan 3 dilanjutkan.
09:35
DX 4. 13-04-2020 1.Kaji kebutuhan istirahat tidur S : Pasien mengatakan susah untuk tidur.
O:
10.20 Pasien
- Mata Pasien tampak berkantung
R/Pasien mengatakan susah tidur - Pasien tampak lemah
10:40 A : Masalah teratasi sebagian.
2.Idenfikasi penyebab perubahan pola
P : Intervensi 2,3 dan 4 dilanjutkan.
tidur Pasien
10:45 R/Pasien mengatakan susah tidur
karena sesak dan gelisah.
DX 4. 13-04-2020 1.Kaji kebutuhan istirahat tidur S : Pasien mengatakan masih susah untuk tidur.
Pasien O:
09.50
R/Pasien mengatakan susah tidur - Mata Pasien tampak berkantung
2. Idenfikasi penyebab perubahan - Pasien tampak lemah
10.00 pola tidur Pasien A : Masalah teratasi sebagian.
R/Pasien mengatakan susah tidur P : Intervensi 2 dan 4 dilanjutkan.
karena sesak
10.05 3. Berikan posisi semi fowler
R/Pasien tampak nyaman
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Lebih teliti dalam pengkajian dan analisa data, karena yang menjadi acuan dalam
menentukan diagnosa Keperawatan adalah analisa data sebelum menentukan
rencana tindakannya.
46
DAFTAR PUSTAKA
Djoerban Z, Djauzi S. 2009. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi V. Editor: SUdoyo AW, SetyohadiB, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta:
Puat Penerbitan IPD FAKUI
Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya:
Airlangga.
Rampengan dan Laurentz. 1995. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua.
EGC: Jakarta.
47