Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS TEORI ROSTOW TERHADAP PEMBANGUNAN

PERTANIAN DI INDONESIA

Pembangunan Pertanian pada prinsipnya merupakan upaya untuk


memanfaatkan kekayaan sumber daya lahan dan air serta sumber daya hayati
secara produktif dan berkelanjutan. Upaya tersebut merupakan pengamalan dari
amanat Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyatakan
bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat. Upaya di
bidang pertanian ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penyediaan pangan, bahan
baku industri, ekspor, dan lapangan kerja dalam rangka meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat, serta menjamin pembangunan yang
berkesinambungan.

Pertanian di Indonesia masih merupakan salah satu sektor unggulan baik


dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakatnya maupun dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

A. Teori Pertumbuhan Rostow


Teori Rostow didasari pada pengalaman empiris pembangunan yang
telah dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa. Dengan mengamati
proses pembangunan di negara-negara Eropa dari mulai abad pertengahan
hingga abad modern, maka kemudian Rostow memformulasikan pola
pembangunan yang ada menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu pembangunan
ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Yang terbagi dalam
lima tahap yaitu : tahap perekonomian tradisional; tahap prakondisi tinggal
landas; tahap tinggal landas; tahap menuju kedewasaan; tahap konsumsi
massa tinggi (Mudrajad Kuncoro, 2001).
Teori pembangunan Rostow merupakan pola penggambaran sejarah
pembangunan di negara-negara Eropa yang memiliki struktur sosial dan
budaya yang mapan (Mudrajad Kuncoro, 2001). Mereka telah menjadi negara
imperialis , kolonialis dan penjajah, sedangkan sebaliknya negara Asia dan
Eropa adalah negara yang menderita akibat imperialisme, kolonialisme, dan
penjajaham itu. Sehingga tahap konsumsi tinggi negara Eropa adalah dari
hasil kekayaan negara jajahan. Sehingga negara Eropa dalam tahap ini
mampu menyantuni pengangguran dan rakyat miskin seperti di Belanda dan
Jerman. Hal ini tidak dapat dilakukan di negara berkembang seperti
Indonesia.
Posisi pertanian sangat memegang peranan penting pada tahapan
pertama pertumbuhan ekonomi Rostow (masyarakat taradisional), tetapi
semakin berkembang ke tahap selanjutnya, posisi pertanian dan perannya
semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh munculnya pemikiran-pemikiran
masyarakat yang baru yang terjadi, seperti:
 Penilaian yang berdasarkan spesialisasi, tidak hanya di bidang
pertanian.
 Transformasi dari sektor pertanian ke sector lain.
 Munculnya jiwa kewirausahaan yang bergerak bukan hanya dalam
bidang pertanian.
 Lebih efektif dan efisien dalam bekerja, mengakibatkan tenaga kerja di
pertanian berkurang karena penggunaan teknologi. Akibatnya perkerja
pindah ke sector lain, seperti industri nonpertanian.

Pertumbuhan pertanian di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting


dalam pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa pembangunan
pertanian merupakan prasyarat untuk adanya kemajuan dalam tahapan-tahapan
pembangunan selanjutnya. Karena pertanian memiliki keterkaitan dengan
berbagai aspek dalam perekonomian di Indonesia, maka pembangunan pertanian
merupakan penentu utama dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan, termasuk di
dalamnya non-pertanian di pedesaan. Dengan demikian, pembangunan pertanian
menjadi bagian yang esensial bagi upaya-upaya pengurangan kemiskinan di
pedesaan maupun di perkotaan. Indonesia sebagai negara agraris tidak boleh
meninggalkan potensi pertaniannya, tetapi dengan merubah pola pikir primitive
menjadi modern melalui pendidikan dan kebijakan pemerintah, maka posisi
pertanian dapat memegang peranan penting lagi (Panggabean, 2010). Rostow
membagi proses pembangunan menjadi 5 tahap yang sebelumnya telah disebutkan
diatas, berikut penjabarn secara singkat mengenai isi dari tahapan-tahapan
menurut Rostow yaitu :
1. Tahap perekonomian tradisional.
- Sektor pertanian berperan penting.
- Teknologinya belum berkembang.
- Hasil pertanian subsisten.
- Penguasaan sumber daya dipengaruhi hubungan keluarga.
2. Tahap pra-kondisi tinggal landas.
- Merupakan tahap transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat
industri.
- Sektor pertanian mulai diiringi pembangunan industri.
- Lembaga keuangan tumbuh pesat dan terjadi investasi besar-besaran
untuk industri.
- Industrialisasi memerlukan dipenuhinya syarat :
 Tersedianya infrastruktur atau prasarana transportasi.
 Perkembangan teknologi pertanian untuk memenuhi penduduk
kota yang semakin besar.
3. Tahap tinggal landas.
Tahap tinggal landas didefinisikan sebagai 3 kondisi yang saling
berkaitan:
- Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10% dari pendapatan
nasional.
- Perkembangan beberapa sektor industri penting.
- Stabilitas kondisi politik dan sosial.
4. Tahap menuju kedewasaan.
Ditandai oleh efektivitas teknologi yang didukung oleh :
- Perubahan tenaga kerja dari tidak terdidik menjadi terdidik.
- Pergeseran dari pekerja keras ke arah manajerial berteknologi.
5. Tahap konsumsi masa tinggi.
- Terwujudnya welfare-state (negara yang terjaminnya kesejahteraan
rakyat)
- Peningkatan pola konsumsi

Menurut beberapa referensi yang telah dibaca yaitu: Sejak era Soekarno
sampai sekarang ini di era kepemimpinan Jokowi, Indonesia belum bisa lepas
landas dari yang namanya ketergantungan terhadap hampir semua bidang kita
bergantung pada negara maju artinya masih pada tahap Pra-kondisi tinggal landas.
Misalnya saja mesin pertanian, perkebunan, dan alat alat pabrik yang masih
menggunakan barang luar negeri.

Untuk itulah, Indonesia masih berada pada masyarakat prakondisi lepas


landas. Bisa kita lihat sekarang ini pembangunan infrastruktur masih dibantu oleh
negara maju atau orang ketiga, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan
pubrik pubrik yang ada di Indonesia. Kondisi ini semkin diperparah dengan
masyarakat atau elemen pemerintahan yang tidak produktif terhadap hasil
kerjanya. Misalnya saja kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) masih mendarah
daging di masyarakat Indonesia.

Sumber:

Mudrajat, Kuncoro. 2004. Teori Ekonomi Pembangunan Negara Dunia Ketiga.


Jakarta: BPFE Univesrsitas Indonesia.

Panggabean, Andreas. 2010. Posisi Pertanian dalam Teori Pembangunan


Ekonomi Rostow dan Lewis. [Online] Diakses pada tanggal 27 Maret
2018. Tersedia di: http://andsgabe.blogspot.com/2010/11/posisi-
pertaniandalamteori. html.

Sepiyana, Wayan. 2017. Proses Lepas Landas Masyarakat Indonesia Lambat.


[Online] Diakses pada tanggal 27 Maret 2018. Tersedia di:
http://www.wayanpost.com/2017/09/proses-lepas-landas-masyarakat-
indonesia-lambat.html

Sabril. 2014. Pembangunan Pertanian Di Indonesia. [Online] Diakses pada


tanggal 27 Maret 2018. Tersedia di:
http://widyakusayang.blogspot.co.id/2014/11/ pembangunan-pertanian-
di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai