Anda di halaman 1dari 18

CONTOH STYDY KASUS

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN NERS ANGKATAN 30


DI RUANG PERAWATAN C RS “ X “

Tugas; Dari contoh data yang ada dalam ilustrasi ini , mahasiswa melakukan
tahapan kegiatan untuk mencapai CP pada Stase ini adalah ;

1. Minggu I ; Masing masing individu melakukan kajian data sesuai


pembagian salah satu askep fungsi-fungsi manajemen yang sudah
disepakati dalam kelompok.
2. Minggu II; Melakukan analisa SWOT dan membuat PAO disertai rujukan
jurnal Internasional
3. Mianggu III; Presentasi individu (dibuat dalam bentuk Power Point ) dan
dikirim via WA dan File lengkapnya satu hari sebelum presentasi dikirim
ke email = ekosmrg@yahoo.com
4. Minggu IV ; Kelompok melakukan Role Play. Pilih salah satu (per-post
converence, ronde keperawatan, operan, diskusi refleksi kasus) via zoo dl
Data

a. Visi dan Misi Organisasi


1) Visi dan misi rumah sakit
Visi Rumah Sakit
RS X memberikan pelayanan prima sebagai pusat rujukan
kesehatan.
2) Misi Rumah Sakit
1. Meningkatkan mutu layanan kesehatan
2. Meningkatkan mutu dan kerja sama pendidikan
kesehatan
3) Visi dan Misi Keperawatan
Visi dan Misi Ruang sama dengan Visi dan Misi Rumah
Sakit.
4) Keterkaitan visi dan misi keperawatan dengan rumah sakit
Visi dan misi keperawatan menunjang visi dan misi rumah
sakit.
1) Filosofi rumah sakit
Keperawatan adalah bantuan pelayanan bagi umat mnusia
yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan secara
optimal dan profesional untuk kepuasan pelayanan. Dalam
rangka melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
meyakini bahwa:
a) Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan
dasar secara holistic, biologis, psikologis, social dan
spiritual yang harus mendapatkan hak dan
kewajibannya.
b) Asuhan keperawatan yang diberikan tidak hanya
terhadap individu tetapi meliputi keluarga dan
masyarakat dengan tidak membedakan bangsa, suku,
agama, warna kulit, jenis keamin dan status.
c) Untuk memenuhi kebutuhan pasien perawat
menggunakan proses keperawatan dengan 5 tahapan
yaitu menentukan diagnosa keperawatan, membuat
perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.
d) Meningkatkan SDM keperawatan sangat penting
dilakukan melalui kegiatan pendidikan formal maupun
non formal.
e) Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
f) Peningkatan mutu kinerja perawat berarti juga
peningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
b. Filosofi Keperawatan
Ruang C merupakan bangsal yang terdiri dari kelas II dan
kelas III dengan jenis kasus bedah. Kelas II terdiri dari 1 kamar
rawat dan setiap kamar rawat memiliki 4 tempat tidur. Kelas III
terdiri dari 4 kamar rawat, 3 kamar rawat terdiri dari 5 tempat
tidur untuk pasien dan 1 kamar terdiri dari 8 tempat tidur, serta
terdapat 1 kamar High Care Unit (HCU). Berdasarkan hasil
survei pendahuluan diketahui bahwa jumlah perawat di Bangsal
Cempaka 2 adalah 21 perawat yang terdiri dari 1 kepala ruang,
2 perawat primer dan 18 perawat pelaksana serta 1 orang
petugas administrasi. Berdasarkan jumlah perawat dan daya
tampung ruang, untuk saat ini Bangsal C terdapat 28 tempat
tidur yang digunakan.
c. Kebijakan dan Prosedur Organisasi
1) Kebijakan dan prosedur rumah sakit
RSU merupakan rumah sakit yang didirikan sebagai usaha
sosial.RS X didirikan pada tahun 1930 yang belokasi di
jalan Gajah Kabupaten G memberikan pelayanan kesehatan
yang komperhensif dengan didukung teknologi kesehatan
yang memadai dan tenaga kesehatan yang ahli di
bidangnya.
2) Kebijakan dan prosedur terkait keperawanan
Sudah terdapat kebijakan-kebijakan perawatan yang
dikeluarkan oleh RS

d. Peraturan Organisasi
1) Peraturan rumah sakit
Peraturan RS sesuai dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2) Peraturan yang terkait keperawanan
Peraturan keperawatan RS sesuai dengan UU Nomor 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan.
e. Perencanaan Strategi Organisasi
1) Rencana Strategi Rumah Sakit (jangka panjang)
Perencanaan jangka panjang oleh Kepala Ruang, yaitu
kepala ruang mengatakan bahwa belum membuat rencana
jangka panjang yang akan dilakukan diruang c.
2) Rencana Operasional
a) Rencana jangka pendek
Rencana bulanan di Ruang Cdalam kategori baik.
Rencana bulanan sudah dilaksanakan secara konsisten,
seperti rapat ruangan yang diadakan 1 kali dalam satu
bulan.
b) Manajemen waktu bekerja
Keperawatan dibagi menjadi 3 shift, yaitu pagi, siang
dan malam.
c) Perencanaan keuangan
Sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai
dengan prosedur yang berlaku di rumah sakit.
Pengelolaan keuangan di Ruang C diatur sepenuhnya
ecara sentral oleh bidang keuangan RS pimpinan RS
dan ikut terlibat dalam perencanaan dan pengadaan baik
triwulan, maupun tahunan.Terdapat juga laporan
keuangan di Ruang C yang ditotal setiap
bulannya.Laporan keuangan pasien juga terinci secara
urut dan lengkap sebagai data keuangan. Di Ruang C
terdapat SAK dan SOP yang dibuat oleh rs sebagai
acuan asuhan keperawatan dan tindakan pada setiap
ruangan.
3) Keterlibatan Perawat dalam Rencana Kegiatan Ruangan
Ruang C sudah memenuhi prosedur dengan mempunyai
perencanaan serta melakukan koordinasi dengan unit
pelayanan terkait yaitu dengan melibatkan staf keperawatan
dalam perencanaan.

f. Sistem klasifikasi pasien


Belum ada
g. Ketenagaan keperawatan dan pasien
o Kebutuhan Tenaga Keperawatan
 BELUM DIKAJI
o Penjadwalan
o Biasanya supervisor permintaan darurat
untuk penyesuaian jadwal waktu dan libur
personel perawat karena jadwal kerja harus
disiapkan beberapa minggu sebelumnya dan
diperbaiki untuk penyesuaian perubahan
dalam sensus pasien, keadaan pasien yang
sakit, permintaan libur dari lebaran, banyak
waktu yang berkaitan dengan kegiatan super
visi diluangkan dalam penyesuaian jadwal.

o Pengembangan Staff
o TIDAK ADA KRITERIA DAN
PROSEDUR YANG DITETAPKAN,
MASIH BERDASAR PADA
KEBUTUHAN ACIDENTAL.

h. Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan


a) Indikator-indikator mutu yang DIPEROLEH SAAT INI
ADALAH :
 Angka infeksi nosokomial: 4 %
 Angka kematian kasar: 7 %
b) Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat
efisiensi RS:
 BOR: 75 %
 BTO (Bed Turn Over): 5-45 per hari atau 40-50 per
satu tempat tidur/tahun
 TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong
 LOS (Length Of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi
nosokomial, gawat darurat, tingkat kontaminasi dalam
darah, tingkat kesalahan, dan kepuasan pasien)
c) Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien
dapat diukur dengna jumlah keluhan dari
pasien/keluarganya, surat pembaca di koran, surat kaleng,
surat masuk di kotak saran dan lainnya, sat ini Kepuasan
pasien pada kategori rendah.
i. Fungsi Pengorganisasian
Struktur Organisasi
Struktur organisasi rumah sakit

Gambar di atas contoh


Tabel 1.0 SDM Bangsal C
No Nama Jabatan Masa Pelatihan
Kerja
1 Karsi SKM. S.Kep., Ns Kepala 22 PPGD.
Ruang
2 Budi S AMK PP 23 MPKP,CI,PPK
3 Wiyaning P AMK PP 7 MPKP,PPGD,PPK
4 Sulis AMK PA 4 PPGD,MPKP,EKG

5 Lina AMK PA 9 MPKP,PPK.

6 Warsit W.W AMK PA 9 PPGD,MPKP,PPK


7 Agung AMK PA 7 PPGD,PPK

8 Rahayu S AMK PA 7 PPGD,PPK

9 Idri AMK PA 4 PPGD,PPK

10 Ati AMK PA 4 PPGD

11 Wulan AMK PA 1 PPGD

12 Ernii AMK PA 1 PPGD

13 Fatma AMK PA 1 PPGD

14 Rosiana AMK PA 1 PPGD


15 Fitka S.Kep., Ns PA 1 PPGD.

16 Linda AMK PA 1 PPGD.

17 Sumar AMK PA 1 PPGD.

18 Yunto S.Kep., Ns PA 4 PPGD.


19 Ahmadi AMK PA 3 PPGD

20 RatniP AMK PA 0 PPGD

21 Muzin AMK PA 0 PPGD.

22 Nuyati Admin 2
istrasi

1. Ketenagaan Bangsal Berdasarkan Tingkat Pendidikan

diketahui bahwa perawat yang ada di Bangsal C


berjumlah 22 orang dengan tingkat pendidikan Profesi
Ners sebanyak 3 orang, DIII Keperawatan sebanyak
17 orang , SMA 1 orang dan SPK1 orang .
2. Data Ketenagaan Bangsal C Yang Memiliki Sertifikat
Pelatihan
Dari hasil tabel di atas didapatkan data dari 22 tenaga
keperawatan ada 17 orang (77,27%) yang memiliki
sertifikat pelatihan PPGD, 5 orang(22,7%) yang
memiiliki sertifikat pelatihan PPK, 5 orang(22,7%) yang
memiliki sertifikat pelatihan MPKP, 1 orang (4,54%)
yang memiliki sertifikat pelatihan EKG dan 1 (4,54%)
orang memiliki sertifikat pelatihan CI.
3. Data Ketenagaan Bangsal C Berdasarkan Lama Masa
Kerja
diketahui bahwa sebanyak 2 orang (9,1%)
memiliki lama masa kerja kurang dari 1 tahun,
sebanyak 13 orang perawat (59,1%) memiliki lama
masa kerja 1-5 tahun, kemudian sebanyak 5 orang
perawat (22,7%) memiliki masa kerja 6 – 10 tahun dan
sebanyak 2 orang perawat (9,1 %) memiliki masa kerja
lebih dari 10 tahun.
Saat ini jumlah tenaga keperawatan di Bangsal
Cempaka 2sebanyak 22 orang, yang tediri dari S1
perawat sebanyak 3 orang, D3 perawat sebanyak 17
orang, 1 orang SPK dan 1 orang admininstrasi.

4. Pengorganisasian Perawatan Pasien:

Metode yang digunakan di Ruang C yaitu metode


tim .Hal ini dimaksudkan untuk menerapkan
fungsi ketua tim sebagai perawat yang
bertanggung jawab atas timnya dan bertanggung
jawab atas program terapi yang ada di timnya,
serta perawat pelaksana yang menjalankan
program-program sesuai dengan program yang
dibuat oleh ketua tim. Ruang C terdapat 2 tim yang
masing-masing tim dipimpin oleh seorang ketua
tim.

Kegiatan perawat diruang model praktik keperawatan profesional

a) Timbang terima atau operan pasien

Hanya dilaukan sebagai rutinitas biasa dan tidak

terstruktur dengan baik.

b) Pre Conference
.
Berdasarkan observasi pelaksanaan MPKP diruang C
pelaksanaan preconference diruangan sudah dilaksanakan
dengan baik yaitu 63,3 % , namun dalam pelaksanaan pre
conference terdapat 1 item yang belum dilakukan yaitu
menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference.
c) Post Conference

Berdasarkan observasi di ruang c, pelaksanaan post


conference kurang maximal ,dibuktikan dengan hasil obeservasi
selama 3 hari yaitu sebanyak 27,7% .. Hasil wawancara dengan
ketua tim di ruangan cempaka 2 menyebutkan bahwa kurang
optimalnya pelaksanaan post conference disebabkan oleh
banyaknya program operasi diruang cempaka 2 dan kadang
perawat asosiet saat akan dilakukan post conference sedang
mengantar/ menjemput pasien di ruang IBS.

d) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara di Ruang C ronde
keperawatan dilakukan sesuai program yang sudah
dijadwalkan oleh diklat,yaitu setiap satu semester sekali
karena terbagi banyak ruang keperawatan di Rumah Sakit

Uraian tugas perawat (Kepala Ruang, Ketua Tim,


Pelaksana) di Ruang C sudah ada, akan tetapi dalam
pelaksanaannya, perawat belum optimal dalam melaksanakan
tugas berdasarkan uraian tugas masing-masing. Kendalanya
pada anggota karena ada yang kinerjanya tinggi ada juga yang
rendah, ada yang sudah melaksanakan SOP ada juga yang
belum.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang bahwa
uraian tugas sudah ada di Ruang C, yaitu berupa lembaran yang
diberikan oleh Rumah Sakit pada setiap bangsal dan uraian
tugas ada bersama dengan SK karyawan bersama dengan hak
dan kewajiban karyawan. Sudah ada sosialisai mengenai uraian
tugas tetapi dalam pelaksanaannya belum optimal. Berdasarkan
wawancara dengan ketua tim, menyatakan bahwa diruang
cempaka 2 sudah pernah dilakukan sosialisasi tentang MPKP
dan cara melakukan pre conference dan post conference. Namun
diruangan belum ada lembar SPO tentang pelaksanaan MPKP.

a. Klasifikasi Pasien
Belum ada dokumen terkait klasifikasi pasien
e. Kuantitas dan Kualitas Pendokumentasian Proses
Keperawata
1) Format pengkajian
Sistem pendokumentasian yang ada di Ruang C
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan,
misalnya: perawat, dokter, rehabilitasi, laboratorium,
gizi, radiologi, apotik dan fisioterapi.Data sudah dikaji
sesuai dengan pedoman pengkajian, sebagian besar
sudah dikelompokkan (bio-psiko-sosial spiritual), data
dikaji saat pasien masuk sampai pulang dan semua
masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan. Pengkajian asuhan keperawatan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan agar sesuai dengan
standar.
2) Format diagnosa keperawanan
Format diagnosa keperawatan di Ruang C dengan
menggunakan format NANDA. Diagnosa keperawatan
meliputi masalah aktual, potensial maupun resiko.
3) Format perencanaan
Format perencanaan dan kriteria hasil dengan
menggunakan check list intervensi keperawatan
berdasarkan NOC dan NIC.
4) Format implementasi tindakan
Implementasi dituliskan di lembar catatan keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul.
5) Format evaluasi
Dari hasil wawancara dengan Karu C didapatkan
data bahwa sudah ada sosialisasi dan format
dokumentasi asuhan keperawatan, SPO diruangan
cempaka belum ada dan masih dalam tahap proses.
Dalam pelaksanannya masih belum optimal, masih
terdapat beberapa perawat yang belum memiliki
motivasi yang tinggi dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan.Selain itu, adanya ketidaksadaran perawat
tenteng tanggungjawab dan tanggung gugat. Karu
Cempaka 2 mengatakan belum ada reward dan
punishment khusus terkait dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
Dari hasil observasi status pasien, pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan belum lengkap seperti
didalam penulisan diagnosa keperawatan belum
mencerminkan PE/PES, didalam perencanaan tindakan
keperawatan belum menggambarkan keterlibatan
keluarga.

1) Discharge planning
Berdasarkan hasil wawancara denganKepala Ruang C
data bahwa sebenarnya kurangnya sosialisasi dan
SOPdischarge planningsudah ada di RS tetapibelum
disosialisasikan di ruangan Cempaka 2. Selain itu dalam
pemberian discharge planning hanya menggunakan
teknik lisan dan media edukasi yang berupa leaflet yang
ada di Ruang Cempaka 2 belum dimanfaatkan dalam
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien sebelum
dipulangkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa masih terdapat implementasi
yang belum didokumentasikan pada catatan medis
pasien, pengkajian seperti monitor nyeri, resiko jatuh
belum berjalan maksimal.Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan didapatkan hasil bahwa masih terdapat
lembar discharge planningseringkali diisi hanya pada
saat pasien pulang, berdasarkan SOP discharge
planning seharusnya diisi pada saat pasien datang dan
dilengkapi pada saat pasien akan pulang

i. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan

a. Motivasi
1) Strategi memotivasi individu dan kelompok
Kepala ruang sudah berupaya memotivasi kepada staf utuk
bekerja lebih baik dan disiplin dengan memberikan
pengarahan.Kepala Ruang C mengatakan untuk kinerja
staf di Ruang Cempaka 2 ada yang etos kerjanya tinggi
dan semangat, nemun juga ada biasa-biasa saja dan ada
yang menyepelekan.
2) Sistem reward/punishment
Kepala ruang/dokter memberikan reward berupa di
prioritaskan untuk memilih jadwal libur kepada staf yang
telah bekerja dengan baik. Sedangkan untuk punishment
belum terdapat punishment yang berlaku di Ruang C.

b. Komunikasi
1) Strategi komunikasi
Strategi komunikasi kepada pasien yang diterapkan di
Ruang C adalah komunikasi terapeutik yang meliputi fase
pra interaksi, orientasi, kerja dan terminasi.Komunikasi
anata rperawat dan tim medis lainnya belum ada format
khusus.
2) Model komunikasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pasien
terhadap komunikasi terapeutik di Ruang C didapatkan
hasil bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik yang telah
diterapkan di Ruang C sudah terlaksana dengan baik.
Namun berdasarkan hasil observasi terhadap perawat,
didapatkan hasil bahwa komunikasi SBAR belum berjalan
dengan optimal
Berdasarkan hasil wawancara denganbeberapastaf C
didapatkan hasil bahwa perawat belum sepenuhnya
memahami pentingnya komunikasi SBAR sebagai salah
satu bentuk komunikasi efektif dalam pelayanan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa pelaksanaan komunikasi
terapeutik yang telah diterapkan di Ruang C sudah
terlaksana dengan baik. Namun berdasarkan hasil
observasi terhadap perawat, didapatkan hasil bahwa
komunikasi SBAR belum berjalan dengan
optimal.Bebrapa contoh kurang optimalnya SBAR
seperti terletak pada tidak tertanda tanganinya pada
kolom serah terima pasien.

c. Sistem supervisi terhadap asuhan keperawatan


Pelaksanaan bimbingan dan supervisi kepada staf oleh
kepala ruang yang bertugas sebagai penanggung jawab supervisi
saat ini belum dilakukan. Ruang C dalam usaha meningkatkan
motivasi kerja staf dengan cara dengan memberikan
reinforcement positif, memberikan reward.Kepala Ruang juga
mengatakan bahwa bimbingan dan supervisi kepada staf belum
dilakukan maksimal 100% karena ada kesulitan jika
mengadakan pertemuan ruangan kadang ada yang tidak datang.
Seharusnya setiap hari ada pengarahan yang diadakan setiap
pagi dari Karu kepada Katim dan staf sebelum mulai tugas
dinas, dalam operan jaga didapati kendala yaitu waktu yang
tidak memungkinkan sehingga pengarahan belum maksimal
dilaksanakan.

d. Pendelegasian
Proses pendelegasian di Ruang C selama ini hanya
dilakukan secara verbal saja dan belum ada laporan secara
tertulis, sehingga untuk evaluasi belum terlaksana secara
optimal.

j. Fungsi Pengendalian
a. Program pengendalian mutu
Pada ceklist orientasi pasien baru terdapat poin

perawat menganjurkan kepada pasien tentang cuci tangan


melalui 6 langkah. Dari 20 keluarga pasien ada 9 (45%)

keluarga pasien yang tidak mencuci tangan sesuai dengan

standar WHO yaitu dengan6 langkah kebersihan tangan.

b. Pelaksanaan standar dan ketersediaan (SAK, SOP)


Sudah terdapat buku petunjuk teknis pererapan standar asuhan
keperawatan (SAK) yang dapat dijadikan pedoman dalam
memeberikan asuhan keperawatan. Selain itu juga sudah
terdapat 117 SOP tindakan keperawatan yang dijadikan acuan
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Namun
dalam pelaksanaannya masih belum berjalan dengan optimal

Anda mungkin juga menyukai