Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ Perhitungan Parameter Vegetasi ”


Di Sampaikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan

Di Susun Oleh :
Gratia N.Karujan 17 507 062

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado
2020

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat
kemurahan-Nya makalah Ekologi Tumbuhan ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.

Kami menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini di
kemudian hari.

Kami sadari pula, bahwa dalam  pembuatan makalah ini  tidak lepas dari bantuan berbagai  pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tondano, April 2020

2
DAFTAR ISI

ii
iii
4
4
4
4
5
5
10
10
11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berdasarkan kepentingan deskripsi suatu komunitas tumbuhan diperlukan minimal tiga
macam parameter kuantitatif antara lain : densitas, frekuensi dan dominansi. Meskipun
demikian, masih banyak parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan
komunitas tumbuhan, baik dari segi struktur komunitas maupun tingkat kesamaannya dengan
komunitas lainnya.
Para ahli tidak hanya menggunakan luas minimum dalam meneliti vegetasi, tetapi juga
menggunakan luas tertentu yang sudah ditentukan, misalnya 10x20 meter pesegi untuk
komunitas hutan, dan kemudian melakukan pengulangan dengan ukuran tersebut sampai
didapat jumlah minimum yang mewakili vegetasi. Andaikan kita mengamati vegetasi padang
rumput, dengan ukuran 1x1 meter persegi, maka kita harus mencari beberapa kuadrat yang
diperlukan agar sebagaian besar spesies yang di dalam komunitas termasuk ke dalam
pencuplikan. Dasar Pemikiran yang digunakan untuk menjawab hal ini semua, sama dengan
penetuan luas minimum yaitu berdasarkan jumlah percontoh yang diperkirakan dapat
mewakili seluruh karasterisik vegetasi. Akan tetapi perlu diingat bahwa kadangkala kita tidak
menggunakan luas minimum, jumlah kuadrat minimum maupun point frame dalam meneliti
vegetasi, tetapi menggunakan suatu metode analisa vegetasi dengan menggunakan metode
kuadrat. Gambaran suatu vegetasi dapat dilihat dari keadaan unit penyusun vegetasi yang
dicuplik. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan variable berupa nilai dari kerapatan atau
densitas, penutupan atau cover, dan frekuensi (Hiola, 2008) .
Mengamati unit penyusun vegetasi yang luas secara tepat sangat sulit dilakukan karena
pertimbangan kompleksitas, luas area waktu dan biaya. Oleh karena itu dalam
pelaksanaannya peneliti bekerja dengan melakukan pencuplikan (sampling). Unit cuplikan
atau unit sampling dalam analisis vegetasi dapat berupa bidang (plot, kuadrat, garis atau
titik). Dalam perkembangannya unit cuplikan yang dipergunakan untuk suatu analisis
vegetasi menggambarkan metode yang di gunakan. Dengan demikian dalam pencuplikan
mengenai suatu vegetasi digunakan berbagai alternative metode diantaranya: metode kuadrat,
metode garis dan metode titik (Suprianto, 2001).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perhitungan Parameter Vegetasi ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perhitungan Parameter Vegetasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Parameter Kuantitatif dalam Analisis Vegetasi

1. Kerapatan (Density)
Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap petak
contoh. Jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan
(Odum 1975) yang umumya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biosmasa populasi
persatuan areal atau volume, misal 200 pohon per Ha.
Dengan kata lain, densitas merupakan jumlah individu organisme per satuan
ruang dan sering digunakan istilah kerapatan diberi notasi K (Indriyanto, 2005).
Rumusnya :
K= Jumlah individu
Luas seluruh petak contoh

Densitas spesies ke- i dapat dihitung sebagai K-i, dan densitas relatif spesies ke-i
terhadap kerapatan total dapat dihitung sebagai KR-i.

K= jumlah individu untuk spesies ke-i


Luas seluruh petak contoh

KR- i = kerapatan spesies ke I × 100%


Kerapatan seluruh spesies

2. Dominasi (Tutupan)
Tutupan menyangkut luas tanah yang ditempati oleh bagian tumbuhan di atas
tanah seperti yang tampak dari atas. Tutupan ditasir dari sejumlah contoh dan diberi
batasan sebagai perbandingan bagian (biasanya dinyatkan sebagai persentase) tanah yang
ditempati spesies yang ada.
Mengingat sifat tumpang tindih dari bagian tumbuhan, persentase seluruh tutupan
sering lebih dari 100% untuk menghindari kesalahan ini ada kalanya dipakai tutupan

5
nisbi yaitu besarnya tutupan suatu spesies sebagai persentase darikeseluruhan luas semua
spesies dan tanah gundul dalam suatu habitat tertentu. Dengan cara ini maka angka
keseluruhannya tidak akan melebihi 100%.

Dominansi dinyatakan dengan istilah kelindungan (coverage) atau luas basal atau
biomassa atau volume.
a.       Kelindungan adalah : proyeksi vertical dari tajuk (canopy) suatu jenis pada area yang
diambil samplingnya,dinyatakan dalam persen luas secara penaksiran. Dapat dinyatakan
berdasar penaksiran dengan kelas.
b.      Luas basal
Satuan ini iasa di gunakan untuk jenis jenis yang berkelompok atau membentuk rumpun
dengan batas yang jelas.
c.       Biomassa
Tumbuhan dipotong diatas tanah dan dikeringkan dalam pengering kemudian di timbang
berat keringnya. Dengan mengukur tinggi masing masing jenis kita dapat mengetahui
pula hubungan tinggi dan beratnya. Cara ini baik unuk memperbandingkan stadia
pertumbuhan gulma.
d.      Volume
Dihitung dengan rata rata luas basal x rata rata tinggi x jumlah suatu jenis

Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, luas penutupan/dominansi


spesies (D), dominansi spesies ke-i (D-i) dan dominansi relatif spesies ke-i (DR-i) dapat
dihitung dengan rumus :

1. Jika berdasarkan luas penutupan tajuk, maka :


C = luas penutup tajuk
Luas seluruh petak contoh

C-i = total luas penutupan tajuk spesies ke-i


Luas seluruh petak contoh

6
2. Jika berdasarkan luas basal area atau luas bidang dasar, maka :

D= luas basal area


Luas seluruh petak contoh

D-i = total luas basal area spesies ke-i


Luas seluruh petak contoh

DR-i = penutupan spesies ke-I × 100%


Penutupan seluruh spesies

3. Frekuensi (kekerapan)
Kekerapan menyangkut tingkat keseragaman terdapatnya individu suatu spesies di
dalam suatu daerah. Kekerapan diukur dengan mencatat ada atau tidaknya suatu spesies
dalam daerah contoh atau luas yang secara idealnya tersebar secara acak di seluruh
daerah yang dikaji.
Karenanya kekkerapan dikatakan sebagai persentase dari seluruh daerah contoh
atau luas yang dipakai yang di dalmnya terdapat spesies tertentu. Misalnya suatu spesies
ditemukan dlam 15 dari 30 contoh. Maka kekerapannya adalah 50 %. (Ewusie, 1990: 73)
Raunkiser dalam shukla dan Chandel (1977) membagi fekuensi dalm lima kelas
berdasarkan besarnya persentase,yaitu:

• Kelas A dalam Frekuensi 01 –20 %


• Kelas B dalam frekuensi 21-40 %
• Kelas C dalm frekuensi 41-60%
• Kelas D dalam frekuensi 61-80 %
• Kelas E dalam frekuensi 81-100%

Frekuensi merupakan besarnya intensitas diketemukannya suatu spesies organisme dalam


pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem (Indriyanto, 2005).
Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, frekuensi spesies (F), frekuensi spesies

7
ke-i (F-i) dan frekuensi relatif spesies ke-i (FR-i) dapat dihitung dengan rumus :

F = jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies


Jumlah seluruh petak contoh

F-i = jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies ke-i


Jumlah seluruh petak contoh

FR-i = frekuensi suatu spesies ke-I × 100%


Frekuensi seluruh spesies

4. Indek Nilai Penting (importance value Indeks)


Merupakan jumlah nilai nisbi kedua atau ketiga parameter diatas.
Indeks nilai penting dapat dituliskan dengan rumus :

INP=KR+FR+CR
INP-i= KR-i+FR-i+CR-i

B.      Parameter Kualitatif dalam Analisis Komunitas Tumbuhan


1.      Fisiognomi
Fisiognomi dalah penampakan luar dari suatu komunitas tumbuhan yang dapat di
deskripsikan berdasarkan penampakan spesies tumbuhan dominan, penampakan tinggi
tumbuhan, dan warna dari tumbuhan yang tampak dari mata.
2.      Fenologi
Fenologi adalah perwujudan pross pada setiap fase dalam siklus hidupnya.
3.      Periodisitas
Periodisitas adalah kejadian musiman dan berbagai proses dalam kehidupan
tumbuhan.
4.      Stratifikasi

8
Distribusi tumbuhan dalam ruangan vertical. Semua spesies tetumbuhan dalam
komunitas tidak sama ukuran nya,serta secara vertical tidak menempati ruangan
yang sama.
5.      Kelimpahan
Parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi relative spesies organisme
dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya berhubungan dengan densitas
berdasarkan penaksiran kualitatif. Menurut penaksiran kualitatif kelimpahan
dikelompokkan menjadi 5,yaitu :
a. Sangat jarang
b. Kadang-kadang/jarang
c. Sering /tidak banyak
d. Banyak /berlimpah-limpah
e. Sangat banyak/sangat berlimpah
6.      Penyebaran
adalah parameter kualitatif yang menggambarkan keberadaan spesies organism
pada ruang secara horizontal. Penyebaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi
3 anatara lain: Random, seragam dan berkelompok.
7.      Daya hidup atau vitalitas,
tingkat keberhasilan tumbuhan untuk hidup dan tumbuh normal, serta kemampuan
untuk bereproduksi
8.      Bentuk pertumbuhan, penggolongan tumbuhan menurut bentuk pertumbuhannya,
habitat atau menurut karakteristik lainya. (Indriyanto.2006:139-142)

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di
tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan
sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.

10
Daftar Pustaka

Abiezasite. 2011. http://abiezasite.blogspot.com/2014/01/bismillah-laporan.html

Ewusie, Yanney. 1990. Ekologi Tropika. Bandung: ITB

Gapala. 2009. http://www.gapala-smadah.co.cc/2009/01/analisa-vegetasi.html

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara

Iqbalali. 2008. http://iqbalali.com/2008/02/25/70/

Odum, Eugene. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press

Syamsurizal. 1999. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Padang: FMIPA UNP

Zaif. 2009. http://zaifbio.wordpress.com/2014/01/30/deskripsi-dan-analisis-vegetasi-floristika-

dan-non-floristika/

11

Anda mungkin juga menyukai