Anda di halaman 1dari 4

Tindakan Orang tua, keluarga, masyarakat dalam penanganan penyalagunaan napza

1. Tindakan orang tua dalam menangani penyalagunaan napza

Dengan usaha preventif dari orang tua, melalui penanaman nilai spiritual. Maka
sebagai filter bagi seorang remaja dalam upaya menghindar terjerumus dari penyalahgunaan
narkoba. Akan tetapi, peran orang tua harus memberikan contoh yang baik terhadap anak.
Lebih lanjut, peran pendidikan dari orang tua begitu penting dalam pembentukan karakter
remaja. Senada dengan pendapat Agoes Dariyo (2004) bahwa salah satu cara yang paling
efektif dalam menanggulangi seorang remaja agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan
narkoba melalui penguatan iman (agama). Oleh karena itu, orang tua perlu membimbing,
membina, dan mengarahkan kehidupan agama seorang anak sejak usia dini, sebelum
terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.

Selanjutnya upaya kedua yaitu represif bertujuan untuk menindas dan menahan
kenakalan remaja atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat (dalam
hal ini upaya membernatas penyalahgunaan narkoba pada remaja). Sudah tegas dikatakan
dalam pasal 15 UU. No. 9 tahun 1976 bahwa penyalahgunaan narkotika dinyatakan sebagai
kejahatan dan pelanggaran. Menurut Soedjono ada dua cara yang terkait dengan upaya
represif dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba pada remaja diantaranya: 1) Upaya
morlaistik, yang dilaksanakan dengan menanamkan nilai-nilai agama dan moral agar dapat
mengekang nafsu untuk berbuat kejahatan; 2) Upaya abolisionistik, usaha memberantas,
menanggulangi, kejahatan dengan memberantas sebab musababnya (dalam Sudarsono,
2008).

Upaya selanjutnya yaitu kuratif merupakan upaya rehabilitasi atau memperbaiki


akibat perbuatan nakal, terutama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut. Di
Indonesia pengobatan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkotika telah di atur dalam
UU. No. 9/1976 pasal 32 sampai dengan pasal 35. Secara garis besar menyatakan bahwa
individu (termasuk remaja yang dikatakan belum cukup umur) yang menjadi korban
penyalahgunaan narkoba maka harus dilakukan pengobatan atau rehabilitasi dengan kerja
sama semua pihak termasuk keluarga (dalam Sudarsono, 2008).

menurut penulis bentuk usaha preventif yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan
memperkuat penanaman nilai-nilai agama dan moral. Apabila orang tua tidak secara serius
menanamkan nilai-nilai agama dan moral pada anak yang mulai memasuki masa remaja.
Maka yang akan terjadi adalah remaja tumbuh menjadi individu korban penyalahgunaan
narkoba.

1. Tindakan keluarga dalam menangani penyalagunaan napza

Sangat diperlukan dukungan keluarga yang baik yaitu berupa dorongan, motivasi,
empati, ataupun bantuan yang dapat membuat individu pengguna napza merasa lebih tenang
dan aman, sehingga pada saat kembali ketengah-tengah keluarga individu tersebut tidak
terjerumus dan kembali menggunakan napza. Dukungan tersebut bisa diberikan oleh orang
tua, suami, istri, anak ataupun keluarga dekat lainnya, karena dukungan dari keluarga dekat
akan mendatangkan rasa senang, rasa aman, nyaman dan membuat individu pengguna napza
merasa mendapat dukungan emosional yang dapat mempengaruhi ketenangan jiwanya.
Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan
psikologis. Jadi semakin tinggi dukungan keluarga pada diri seseorang maka semakin baik
pula orang tersebut dalam menangani masalah yang sedang dihadapinya.

2. Tindakan masyarakat dalam menangani penyalagunaan napza

Bentuk-bentuk peran serta masyakat dalam upaya penanggulangan tindak pidana


narkotika antara lain ialah:

a. Pencegahan Tindak Pidana Narkotika


Suatu motto di bidang kesehatan menyatakan bahwa pencegahan itu lebih baik
daripada pengobatan. Kata-kata kunci peran serta masyarakat dalam kaitan dengan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, tujuannya ialah bagaimana
upaya untuk membangun sistem pengendalian sosial tersebut melalui proses belajar.
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial, yaitu suatu sistem yang hidup dipastikan akan
menghadapi sejumlah masalah dan harus dapat diatasi untuk memungkinkan sistem sosial
tersebut bisa melangsungkan kehidupannya. Bentuk-bentuk kegiatan pencegahan yang
dilakukan masyarakat antara lain; kampanye anti penyalahgunaan narkotika, penyuluhan
seluk-beluk narkotika, pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya (peer group).

b. Kewajiban Melaporkan Tindak Pidana Narkotika


Sesuai rumusan dalam Pasal 107 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 dikatakan
bahwa masyarakat dapat melaporkan kepada pejabat yang berwenang atau kepolisian jika
mengetahui adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
Kewajiban melaporkan ini merupakan salah satu bentuk atau wujud peran serta masyarakat
dalam pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Ketentuan ini apabila
dilanggar dikenakan sanksi pidana, oleh sebab itu diperlukan pemahaman terhadap hak dan
kewajiban masyarakat dalam pencegahan kejahatan ini.

c. Jaminan keamanan dan perlindungan hukum


Penggunaan orang-orang yang terlibat atau dilibatkan secara langsung oleh
penegakan hukum, baik sebagai informan maupun yang terlibat dalam pembelian terselubung
dan/ atau penyerahan yang diawasi, perlu mendapatkan prioritas jaminan keamanan dan
perlindungan hukum oleh penegak hukum. Dalam hal ini perlu diperjelas apa yang dimaksud
dengan jaminan keamanan dan perlindungan.

d. Pengembangan Kelembagaan Masyarakat.


Manusia dapat dipandang sebagai suatu organisme dan manusia selalu melakukan
beberapa aktivitas tertentu dalam kaitan dengan kehidupan sosialnya, yakni untuk
mempertahankan diri (self maintenance), melakukan pengawasan dan pengendalian diri (self
control), terkait dengan proses timbal balik (processof feed-back) serta melakukan
komunikasi informasi (communication of information) yang bertujuan untuk menjaga
keseimbangan (equilibrium) secara homeostatis dalam tatanan kehidupan sosialnya.

e. Pelaksanaan program kuratif


Program ini disebut juga dengan program pengobatan. Program kuratif dilakukan
oleh masyarakat sebagai bentuk peran serta dalam penanggulangan tindak pidana narkotika
yang ditujukan kepada pemakai narkotika. Tujuannya adalah untuk mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkotika,
sekaligus memberhentikan pemakaian narkotika. Bentuk kegiatan pengobatan pemakai
narkotika antara lain: menghentikan pemakaian narkotika, pengobatan gangguan kesehatan,
pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh, pengobatan terhadap penyakit ikutan lain
seperti HIV dan AIDS, Hepatitis B/C dan lain-lain.

f. Melaksanakan Program Rehabilitatif


Rehabilitatif adalah upaya pemulihan kesehatan fisik dan psikis yang ditujukan
kepada pemakai narkotika yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya adalah agar dia
tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian
narkotika.

g. Mengawasi upaya penangkapan adanya pelanggaran, penahanan tersangka, jalannya


penuntutan (persidangan/pengadilan) dan jalannya eksekusi hukuman.
Masyarakat dapat membantu proses penegakan hukum tindak pidana narkotika
dengan cara mengawasi adanya penangkapan pelanggaran tentang narkotika, penahanan
tersangka, jalannya penuntutan dan eksekusi hukuman. Upaya ini sangat efektif bila
dilakukan sehingga tidak ada permainan yang dapat dilakukan antara personil aparat dengan
pelaku pelanggaran hukum pidana narkotika.

h. Mengawasi pemusnahan barang bukti narkotika.


Bentuk lain dari peran serta masyarakat adalah dengan melakukan pengawasan
terhadap pemusnahan barang bukti narkotika yang dilakukan oleh instansi terkait seperti
pihak kepolisian. Pengawasan ini perlu dilakukan oleh masyarakat untuk menghindari
adanya permainan dalam pemusnahan barang bukti. Contohnya barang bukti ditukar dengan
yang lain atau barang buktinya tidak sesuai jumlahnya dengan yang ditangkap.
Daftar Pustaka

Efni Nel. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Perilaku
Penyalahgunaan Napza di Kelas IIA Lembaga Pemasyarakatan Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi.Vol.18 No.2 328-334

Reza Iredho Fani. 2016. Peran Orang Tua Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
pada Generasi Muda. PSIKIS-Jurnal Psikologi Islami. Vol. 2 No. 1 40-49

Jadea jaya, dkk. 2018. Analisis Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Narkotika.
Studi Pada Polres Lampung Tengah. Bandar Lampung: Fakultas Hukum Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai