Anda di halaman 1dari 18

Lecture Note: Differential Eq.

In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Materi Kuliah Minggu 11

Getaran pada Sistem Mekanik

Gerak benda bermassa 𝑚 yang ditautkan pada pegas adalah contoh sederhana getaran pada
sistem mekanik. Pada kebanyakan sistem mekanik, proses analisis getaran memiliki masalah
dalam hal menentukan solusi model matematika berupa persamaan diferensial.

Gambar 1. Benda bermassa 𝑚 terhubung dengan pegas dan absorber 𝑐 (peredam)

Benda bermassa 𝑚 terhubung pada salah satu ujung pegas sedangkan ujung yang lain terikat
pada dinding, seperti pada gambar 1. Benda awalnya dalam keadaan diam pada lantai horizontal
tanpa gesekan. 𝑥 adalah jarak dari posisi setimbang; 𝑥 > 0 saat pegas merenggang, dan 𝑥 < 0
ketika pegas merapat (terkompresi).

Menurut hukum Hooke, gaya pemulih pegas yang bekerja pada benda sebanding dengan 𝑥 (jarak
dari posisi setimbang)

𝐹𝑠 = −𝑘𝑥 (1)

𝑘 adalah konstanta yang bernilai positif. 𝐹𝑠 dan 𝑥 memiliki tanda yang berlawanan; 𝐹𝑠 < 0 ketika
𝑥 > 0 dan 𝐹𝑠 > 0 ketika 𝑥 < 0.
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Gambar 1 menunjukkan benda bermassa 𝑚 yang terhubung dengan peredam 𝑐 (absorber).


Absorber ini menghasilkan gaya berlawanan dengan arah gerak benda. Gaya pada peredam
dinyatakan dengan 𝐹𝑅 yang besarnya sebanding dengan kecepatan 𝑣 = 𝑑𝑥⁄𝑑𝑡, yaitu

𝑑𝑥
𝐹𝑅 = −𝑐𝑣 = −𝑐 𝑑𝑡 (2)

Dengan 𝑐 adalah konstanta damping (peredam) dari absorber. Secara umum, persamaan (2)
dapat diasumsikan seperti gaya gesek pada system (seperti gaya gesek udara)

Jika ada gaya lain yang bekerja pada benda selain gaya 𝐹𝑆 dan 𝐹𝑅 yang didefenisikan sebagai gaya
eksternal 𝐹𝐸 = 𝐹(𝑡), maka gaya total yang bekerja pada benda bermassa 𝑚 adalah 𝐹 = 𝐹𝑆 +
𝐹𝑅 + 𝐹𝐸 . Dengan menggunakan hukum Newton, kita akan mendapatkan persamaan gerak benda
dalam bentuk persamaan diferensial linier orde dua

𝑑2 𝑥
𝐹 = 𝑚𝑎 = 𝑚 2 = 𝑚𝑥 ′′
𝑑𝑡

𝑚𝑥 ′′ + 𝑐𝑥 ′ + 𝑘𝑥 = 𝐹(𝑡) (3)

Jika tidak ada gaya peredam (absorber), maka 𝑐 = 0, maka persamaan (3) disebut dengan
persamaan gerak undamped (tidak teredam), dan jika 𝑐 > 0 maka persamaan (3) disebut
persamaan gerak damped (teredam). Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka 𝐹(𝑡) = 0,
maka persamaan (3) akan menjadi persamaan diferensial linier homogen orde 2

𝑚𝑥 ′′ + 𝑐𝑥 ′ + 𝑘𝑥 = 0 (4)

yang menggambarkan gerak bebas benda bermassa 𝑚 dengan peredam dengan tidak ada gaya
eksternal yang bekerja.

Gambaran lain dari sistem mekanik ini adalah dengan menggantungkan benda bermassa 𝑚 pada
ujung pegas yang tergantung vertikal pada langit-langit ruangan, seperti pada gambar2. Pada
kasus ini gaya berat benda 𝑊 = 𝑚𝑔 akan memaksa pegas merenggang sejauh 𝑠0 . Dari informasi
sistem ini maka diperoleh 𝐹𝑆 = −𝑊 dan 𝑥 = 𝑠0, maka dari persamaan (1) akan diperoleh 𝑚𝑔 =
𝑘𝑠0 yang memberikan 𝑠0 = 𝑚𝑔⁄𝑘 yang merupakan posisi kesetimbangan statis benda. Jika 𝑦
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

menggambarkan pergeseran/perpindahan benda yang diukur dari posisi kesetimbangan statis,


maka persamaan (3) memberikan

𝑚𝑦 ′′ + 𝑐𝑦 ′ + 𝑘𝑦 = 𝐹(𝑡) (5)

Gambar 2. Benda bermassa 𝑚 digantung secara vertikal pada Pegas

Bandul Sederhana

Persamaan (3) dan (5) merupakan model matematika yang dapat menggambarkan fenomena
fisis gerak dari berbagai sistem mekanika. Sebagai contoh pada bandul sederhana yang disusun
dari benda bermassa 𝑚 yang digantung pada tali (atau tongkat tak bermassa) yang panjangnya
𝐿, seperti ditunjukkan pada gambar 3. Posisi benda pada waktu 𝑡 diidentifikasi dengan sudut 𝜃 =
𝜃(𝑡) yaitu sudut yang dibentuk tali atau tongkat terhadap arah vertikal. Untuk menganalisis gerak
benda bermassa 𝑚, dapat diterapkan hukum kekekalan energi mekanik, yaitu penjumlahan dari
energi kinetkc dan energi potensial bernilai konstan.
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Gambar 3. Pendulum Sederhana

Jarak yang ditempuh benda bermassa 𝑚 diukur dari titik 𝑂 yaitu 𝑠 = 𝐿𝜃, sehingga kecepatan
benda adalah 𝑣 = 𝑑𝑠⁄𝑑𝑡 = 𝐿(𝑑𝜃⁄𝑑𝑡) dan energi kinetiknya

1 2
1 𝑑𝑠 2 1 2 𝑑𝜃 2
𝑇 = 𝑚𝑣 = 𝑚 ( ) = 𝑚𝐿 ( )
2 2 𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

Jika kerangka acuan dinyatakan pada titik terendah (titik 𝑂), maka energi potensial dapat
didefenisikan sebagai berikut:

𝑉 = 𝑚𝑔ℎ = 𝑚𝑔𝐿(1 − cos 𝜃)

Sehingga hukum kekekalan mekanik:

1 2 𝑑𝜃 2
𝑚𝐿 ( ) + 𝑚𝑔𝐿(1 − cos 𝜃) = 𝐶
2 𝑑𝑡

Diferensiasi persamaan di atas pada kedua sisi terhadap 𝑡 memberikan hasil berikut

𝑑𝜃 𝑑 2 𝜃
2
𝑑𝜃
𝑚𝐿 ( ) ( 2 ) + 𝑚𝑔𝐿(sin 𝜃) ( ) = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑2 𝜃 𝑔
+ 𝐿 sin 𝜃 = 0 (6)
𝑑𝑡 2

Persamaaan diferensial ini (6) dapat diturunkan melalui hukum kedua Newton 𝐹 = 𝑚𝑎
(percepatan arah tangensial). Tetapi penurunan persamaan diferensial yang didasarkan pada
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

kekekalan energi terlihat lebih mudah ketika hukum Newton tidak langsung dapat diterapkan,
prinsip energi mekanik lebih sederhana untuk mendapatkan persamaan gerak seperti pada
pendulum.

Jika 𝜃 sangat kecil, maka sin 𝜃 ≈ 𝜃 ( pendekatan ini diperoleh dengan menggunakan deret
Taylor). Untuk jenis pendulum seperti pada jam gantung, 𝜃 tidak pernah lebih dari 15o.
Pendekatan ini dibutuhkan untuk menyederhanakan model matematika dari persamaan (4),
sehingga diperoleh persamaan berikut

𝜃 ′′ + 𝑐𝜃 ′ + 𝑘𝜃 = 0 (7)

Dengan 𝑘 = 𝑔⁄𝐿. Persamaan di atas(7) tidak bergantung pada massa benda.

Gerak Bebas Tanpa Peredam

Jika sistem hanya terdiri dari benda yang dihubungkan pada pegas dan tidak ada gaya peredam
maupun gaya eksternal, maka persamaan (3) memberikan

𝑚𝑥 ′′ + 𝑘𝑥 = 0 (8)

dengan

𝑘
𝜔0 = √𝑚 (9)

Sehingga persamaan (8) dapat ditulis dengan

𝑥 ′′ + 𝜔0 2 𝑥 = 0

Solusi umum dari persamaan (8) adalah

𝑥(𝑡) = 𝐴 cos 𝜔0 𝑡 + 𝐵𝐴 sin 𝜔0 𝑡 (10)

Untuk menganalisis gerak yang digambarkan pada solusi tersebut (10), kita dapat
mendefenisikan konstanta 𝐶dan 𝛼, melalui gambar 4 berikut ini
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Gambar 4. Sudut 𝛼

Sehingga

𝐴 𝐵
𝐶 = √𝐴2 + 𝐵 2, cos 𝛼 = 𝐶 dan sin 𝛼 = (11)
𝐶

Catatan: bahwa tan 𝛼 = 𝐵⁄𝐴, sudut 𝛼 tidak hanya ditentukan dari invers fungsi tangen (yang
hanya memberikan nilai pada interval −𝜋⁄2 < 𝑥 < 𝜋⁄2) , tetapi nilai sudut 𝛼 dapat
didefenisikan dalam range 0 samapai dengan 2π, dengan nilai sin dan cos ditunjukkan pada
persamaan (11), konstanta 𝐴 dan 𝐵, keduanya dapat bernilai negatif.

𝑡𝑎𝑛−1 (𝐵⁄𝐴) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐴 > 0, 𝐵 > 0 (𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 1)


𝛼 = {𝜋 + 𝑡𝑎𝑛−1 (𝐵⁄𝐴) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐴 < 0 (𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑔𝑎)
2𝜋 + 𝑡𝑎𝑛−1 (𝐵⁄𝐴) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐴 > 0, 𝐵 < 0 (𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡)

dengan 𝑡𝑎𝑛−1 (𝐵⁄𝐴) adalah sudut dalam interval (−𝜋⁄2 < 𝑥 < 𝜋⁄2). Dari persamaan (10)
dengan menggunakan relasi persamaan (11) maka diperoleh

𝐴 𝐵
𝑥(𝑡) = 𝐶 ( cos 𝜔0 𝑡 + sin 𝜔0 𝑡) = 𝐶(cos 𝛼 cos 𝜔0 𝑡 + sin 𝛼 sin 𝜔0 𝑡)
𝐶 𝐶

Dari relsi cosinus, maka diperoleh bentuk

𝑥(𝑡) = 𝐶 cos(𝜔0 𝑡 − 𝛼) (12)

Dari persamaan (12), diperoleh kesimpulan : benda berosilasi dari dan ke posisi setimbang
dengan

1. Amplitudo (𝐶)
2. Frekuensi angular (𝜔0 )
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

3. Sudut fasa (𝛼)

Persamaan gerak (12) disebut persamaan gerak harmonik sederhana.

Jika 𝑡 diukur dalam detik, frekuensi angular 𝜔0 memiliki satuan radian per detik (rad/s).
Periode gerak adalah waktu yang dibutuhkan sistem untuk melakukan satu gerakan osilasi
penuh (dalam satuan detik)

2𝜋
𝑇=𝜔 (13)
0

Dan frekuensi osilasi

1 𝜔0
𝜈=𝑇= (14)
2𝜋

Dalam satuan hertz (Hz), yang mengukur banyaknya/jumlah osilasi per detik. Frekuensi
memiliki satuan banyaknya osilasi per detik sedangkanf rekuensi angular memiliki satuan
radian per detik.

Grafik fungsi harmonic sederhana

Gambar 5. Gerak harmonic sederhana

𝛼
𝑥(𝑡) = 𝐶 cos(𝜔0 𝑡 − 𝛼) = 𝐶 cos (𝜔0 (𝑡 − )) = 𝐶 cos(𝜔0 (𝑡 − 𝛿))
𝜔0
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 dengan amplitude 𝐶, periode 𝑇 dan jedah waktu 𝛿

𝛼
𝛿=
𝜔0

Jika posisi awal 𝑥(0) = 𝑥0 dan kecepatan awal 𝑥 ′ (0) = 𝑣0 , yang pertama kali yang dilakukan
adalah menentukan koefisien 𝐴 dan 𝐵 pada persamaan (10), kemudian menentukan
amplitude 𝐶 dan sudut fasa 𝛼 dengan menggunakan transformasi 𝑥(𝑡) ke dalam bentuk
persamaan (12) seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Contoh 1

Benda dengan massa 𝑚 = 1⁄2 kg dihubungkan pada salah satu ujung pegas yang ditarik
sejauh 2 meter dengan gaya 100 Newton. Kondisi awal 𝑥0 = 1 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 dan kecepatan awal
𝑣0 = −5 𝑚/𝑠. (Kondisi awal mengidentifikasikan bahwa benda posisi awalnya berada di
sebelah kanan kemudian akan bergerak ke kiri pada 𝑡 = 0). Tentukan fungsi posisi dari benda,
amplitude, frekuensi, periode osilasi dan waktu jeda (beda fasa).

Solusi

Konsatanta pegas 𝑘 = 100 𝑁⁄2 𝑚 = 50 𝑁/𝑚, sehingga persamaan (8) memberikan

1 ′′
𝑥 + 50𝑥 = 0
2

𝑥 ′′ + 100𝑥 = 0

Persamaan di atas merupakan persamaan gerak harmonuk sederhana dengan frekuensi


angular 𝜔0 = √100 = 10 𝑟𝑎𝑑/𝑠. Osilasi gerak benda memberikan periode

2𝜋 2𝜋
𝑇= = ≈ 0,6283 𝑠
𝜔0 10

Dengan frekuensi
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

1 10
𝜈= = ≈ 1,5915 𝐻𝑧
𝑇 2𝜋

Maka diperoleh solusi persamaan diferensial sebagai berikut:

𝑥(𝑡) = 𝐴 cos 10𝑡 + 𝐵 sin 10𝑡 → 𝑥 ′ (𝑡) = −10𝐴 sin 𝑡 + 10𝐵 cos 10𝑡

Dari kondisi awal 𝑥0 = 1 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 dan kecepatan awal 𝑣0 = −5 𝑚/𝑠, maka diperoleh 𝐴 = 1
1
dan 𝐵 = − , maka fungsi posisi dari gerak benda yang merupakan solusi dari persamaan
2

gerak dinyatakan sebagai berikut:

1
𝑥(𝑡) = cos 10𝑡 − sin 10𝑡
2

1 2 1
𝐶 = √(1)2 + (− ) = √5 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
2 2

Untuk mendapatkan jeda waktu (beda fasa)

√5 2 1 √5
𝑥(𝑡) = ( cos 10𝑡 − sin 10𝑡) = cos(10𝑡 − 𝛼)
2 √5 √5 2

Dengan sudut fasa memenuhi

2 1
cos 𝛼 = > 0 dan sin 𝛼 = − < 0,oleh sebab itu sudut 𝛼 berada pada kuadran keempat
√5 √5

−1⁄√5 1
𝛼 = 2𝜋 + 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) = 2𝜋 − 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) ≈ 5,8195
2⁄√5 2

Dan jeda waktu

𝛼
𝛿= ≈ 0,5820 𝑠
𝜔0

Dengan amplitude dan pendekatan fasa, fungsi posisi benda dinyatakan sebagai berikut:

1
𝑥(𝑡) ≈ √5 cos(10𝑡 − 5,8195)
2
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Grafik gerak osilasi dari contoh 1 ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik fungsi posisi dari 𝑥(𝑡) = 𝐶 cos(𝜔0 𝑡 − 𝛼), sebagai contoh ambil 𝐶 ≈
1,118, perioda 𝐶 ≈ 1,118, perioda 𝑇 ≈ 0,628 dan beda fasa 𝛿 ≈ 0,582

Gerak Osilasi Bebas Teredam

Gerak osilasi dengan peredam tetapi tidak ada gaya eksternal, maka bentuk persamaan
diferensialnya adalah 𝑚𝑥 ′′ + 𝑐𝑥 ′ + 𝑘𝑥 = 0; atau dapat dinyatakan dalam bentuk berikut:

𝑥 ′′ + 2𝑝𝑥 ′ + 𝜔02 𝑥 = 0 (15)

Dengan 𝜔0 = √𝑘⁄𝑚 adalah frekuensi angular dan

𝑐
𝑝 = 2𝑚 > 0 (16)

Persamaan karakteristik dari persamaan (15) adalah 𝑟 2 + 2𝑝𝑟 + 𝜔02 = 0, yang memiliki akar-
akar

𝑟1 , 𝑟2 = −𝑝 ± √𝑝2 − 𝜔02 (17)

𝑐2 𝑘 𝑐 2 −4𝑘𝑚
𝑝2 − 𝜔02 = 4𝑚2 − 𝑚 = (18)
4𝑚2
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Dari persamaan (18), keadaan critical damping diperoleh saat 𝑐𝑐𝑟 = √4𝑘𝑚. Dari persamaan
(18), kita dapat membedakannya menjadi tiga kasus yaitu 𝑐 > 𝑐𝑐𝑟 , 𝑐 = 𝑐𝑐𝑟 dan 𝑐 < 𝑐𝑐𝑟

Kasus Overdamped: 𝑐 > 𝑐𝑐𝑟 (𝑐 2 > 4𝑘𝑚). Karena 𝑐 relative besar, maka kondisi sistem
mekanik ini memiliki gaya resistansi (gaya peredam) yang sangat besar dibanding dengan
gaya pegas yang lemah atau massa yang kecil. Persamaan (17) memberikan akar-akar yang
riil dan terbedakan, yaitu 𝑟1 dan 𝑟2 , dan kedua akar ini bernilai negatif. Fungsi posisi
didefenisikan sebagai berikut

𝑥(𝑡) = 𝑐1 𝑒 𝑟1𝑡 + 𝑐2 𝑒 𝑟2𝑡 (19)

Karena 𝑟1 dan 𝑟2 bernilai negatif, jelas terlihat bahwa 𝑥(𝑡) → 0 ketika 𝑡 → ∞ dan benda akan
stabil/statis pada posisi setimbang (tanpa osilasi). Gambar 7 menunjukkan grafik dari fungsi
posisi untuk kasus overdamped. Kita dapat memilih posisi awal gerak bernilai sama, 𝑥0
bernilai positif dan kecepatan awal gerak 𝑣0 dapat bernilai berbeda.

Gambar 7. Gerak overdamped: 𝑥(𝑡) = 𝑐1 𝑒 𝑟1𝑡 + 𝑐2 𝑒 𝑟2𝑡 dengan 𝑟1 < 0 dan 𝑟2 < 0. Solusi
yang digambarkan dengan posisi awal 𝑥0 yang sama dan kecepatan awal yang berbeda.
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Kasus Critically Damped (Kasus Teredam Kritis). 𝑐 = 𝑐𝑐𝑟 (𝑐 2 = 4𝑘𝑚). Pada kasus ini,
persamaan karakteristik dari persamaan (17) menghasilkan akar-akar yang sama; 𝑟1 = 𝑟2 = −𝑝,
sehingga solusi umumnya adalah

𝑥(𝑡) = (𝑐1 + 𝑐2 𝑡)𝑒 −𝑝𝑡 (20)

Benda melewati posisi setimbang lebih dari satu kali, dan jelas bahwa 𝑥(𝑡) → 0 ketika 𝑡 →
∞. Grafik gerak osilasi dalam pengaruh teredam kritis ditunjukkan pada gambar berikut, yang
cukup mirip dengan kasus overdamped. Pada kasus teredam kritis, resistansi absorber cukup
besar untuk meredam osilasi, tetapi Ketika resistansi dari absorber sedikit berkurang akan
mengubah prilaku gerak secara dramatiss

Gambar 8. Gerak teredam kritis: 𝑥(𝑡) = (𝑐1 + 𝑐2 𝑡)𝑒 −𝑝𝑡 dengan 𝑝 > 0. Solusi digambarkan
dengan posisi awal yang sama 𝑥0 dan kecepatan awal yang berbeda

Kasus Underdamped: 𝑐 < 𝑐𝑐𝑟 (𝑐 2 < 4𝑘𝑚). Persamaan karakteristik memiliki akar
kompleks conjugate −𝑝 ± √𝜔02 − 𝑝2, sehingga solusi umumnya

𝑥(𝑡) = (𝐴 cos ω1 𝑡 + 𝐵 cos ω1 𝑡)𝑒 −𝑝𝑡 (21)

Dengan

√4𝑘𝑚−𝑐 2
ω1 = √𝜔02 − 𝑝2 = (22)
2𝑚
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Denagn menggunakan rumusan penjumlahan cosinus, seperti pada persamaan (12), maka
persamaan (20) dapat ditulis sebagai berikut:

𝐴 𝐵
𝑥(𝑡) = 𝐶𝑒 −𝑝𝑡 ( cos 𝜔1 𝑡 + sin 𝜔1 𝑡)
𝐶 𝐶

Dari relasi cosinus, maka diperoleh bentuk

𝑥(𝑡) = 𝐶𝑒 −𝑝𝑡 cos(𝜔1 𝑡 − 𝛼) (23)

Dengan

𝐴 𝐵
𝐶 = √𝐴2 + 𝐵 2, cos 𝛼 = 𝐶 dan sin 𝛼 = 𝐶

Solusi pada persamaan (22) merepresentasikan gerak osilasi teredam secara eksponensial
disekitar posisi setimbangnya. Grafik fungsi 𝑥(𝑡) berada diantara kurva 𝑥 = −𝐶𝑒 −𝑝𝑡 dan 𝑥 =
𝐶𝑒 −𝑝𝑡 dan menyentuh kedua grafik ketikak 𝜔1 𝑡 − 𝛼 benilai kelipatan bilangan bulat dari 𝜋.
Secara actual gerak osilasi underdamped tidaklah periodic, namun 𝜔1 dapat dianggap sebagai
frekuensi angular (lebih tepatnya disebut frekeunsi semu), 𝑇1 = 2𝜋⁄𝜔1 adalah periode semu
osilasi dan 𝐶𝑒 −𝑝𝑡 adalah nilai amplitude yang bervariasi terhadap waktu. Semua kuantitas yang
ditunjukkan pada gambar 9 dalam kondisi gerak osilasi underdamped. Catatan dari persamaan
(21), pada kasus ini, 𝜔1 nilainya lebih kecil dari frekuensi angular undamped 𝜔0 sehingga 𝑇1 lebih
besar dari 𝑇 yaitu periode osilasi tanpa peredam. Sehingga aksi pada absorber (peredam)
setidaknya memiliki dua efek:

1. Osilasi teredam secara eksponensial, amplitude bervariasi terhadap waktu.


2. Geraknya perlahan, sehingga absorber berfungsi mengurangi frekuensi gerak.

Seperti yang diilustrasikan gambar berikut, peredam juga menunda gerak selanjutnya,
yang berarti jeda waktu (beda fasa) semakin besar dibanding dengan gerak undamped
dengan kondisi awal yang sama.
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Gambar 9. Osilasi underdamped 𝑥(𝑡) = 𝐶𝑒 −𝑝𝑡 cos(𝜔1 𝑡 − 𝛼)

Contoh 2. Massa dan pegas pada contoh 1 dihubungkan dengan absorber (peredam) yang
memberikan gaya resistansi 1 N per meter per detik. Benda ditempatkan dengan kondisi
awal yang sama 𝑥(0) = 1 dan kecepatan awal 𝑥 ′ (0) = −5 seperti pada contoh 1.
Tentukan fungsi posisi dari benda, frekuensi dan periode semu gerak, beda fasa dan
waktu yang dibutuhkan untuk melalui 4 osilasi pertama melewati posisi awal 𝑥 = 0.

Solusi Persamaan diferensial untuk sistem mekanik pegas; 𝑚 = 1⁄2 dan 𝑘 = 50, 𝑐 = 1
dalam satuan mks, sehingga persamaan diferensial dari persamaan (4)
1 ′′
𝑥 + 𝑥 ′ + 50𝑥 = 0
2
𝑥 ′′ + 2𝑥 ′ + 100𝑥 = 0
Persamaan karakteristiknya
𝑟 2 + 2𝑟 + 100 = (𝑟 + 1)2 + 99 = 0
Yang memiliki akar-akar 𝑟1 , 𝑟2 = −1 ± 𝑖√99, sehingga solusi umumnya
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝑡 (𝐴 cos √99 𝑡 + 𝐵 sin √99 𝑡) (24)

Dari persamaan (24) diperoleh frekuensi angular semu 𝜔1 = √99 ≈ 9,9499 (sebagai
perbandingan pada contoh 1 𝜔0 = 10), periode dan frekeuensi semua adalah

2𝜋 2𝜋
𝑇1 = = ≈ 0,6315 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜔1 √99

Dan

1 𝜔1 √99
𝜈1 = = = ≈ 1,5836 𝐻𝑧
𝑇1 2𝜋 2𝜋

(dibandingkan pada contoh 1, 𝑇 ≈ 0,6283 < 𝑇1 dan 𝜈 ≈ 1,5915 > 𝜈1 ). Dengan menerapkan
kondisi awal 𝑥(0) = 1 dan 𝑥 ′ (0) = −5, maka

𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝑡 (𝐴 cos √99 𝑡 + 𝐵 sin √99 𝑡)

Maka kecepatannya

𝑥 ′ (𝑡) = −𝑒 −𝑡 (𝐴 cos √99 𝑡 + 𝐵 sin √99 𝑡) + √99𝑒 −𝑡 (−𝐴 sin √99 𝑡 + 𝐵 cos √99 𝑡)

Kondisi awal memberikan

𝑥(0) = 𝐴 = 1 dan 𝑥 ′ (0) = −𝐴 + 𝐵√99 = −5

Sehingga diperoleh 𝐴 = 1 dan 𝐵 = −4⁄√99, maka fungsi posisi didefenisikan sebagai berikut:

4
𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝑡 (cos √99 𝑡 − sin √99 𝑡)
√99

Amplitudo gerak bervariasi terhadap waktu

2
−𝑡
4 115 −𝑡
𝐶1 𝑒 = √(1)2 + (− ) 𝑒 −𝑡 = √ 𝑒
√99 99

Sehingga fungsi posisi dapat ditulis


Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

√115 √99 4
𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝑡 ( cos √99 𝑡 − sin √99 𝑡)
√99 √115 √115

√115
𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝑡 cos(√99 𝑡 − 𝛼1 )
√99

Dimana sudut fasa 𝛼1 memenuhi

√99 4
cos 𝛼1 = > 0 dan sin 𝛼1 = − <0
√115 √115

Oleh sebab itu 𝛼1 berada pada kuadran keempat

− 4⁄√115 4
𝛼1 = 2𝜋 + 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) = 2𝜋 − 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) ≈ 5,9009
√99⁄√115 √99

Jeda waktu gerak adalah

𝛼1
𝛿1 = ≈ 0,5931 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜔1

(dibandingkan pada contoh 1 𝛿 ≈ 5820 < 𝛿1. Dengan amplitude yang bervariasi terhadap waktu
dan sudut fasa yang secara eksplisit dapat ditentukan, maka fungsi posisi dapat didefenisikan

√115 −𝑡
𝑥(𝑡) ≈ 𝑒 cos(√99 𝑡 − 5,9009) (25)
√99

Grafik gerak osilator teredam secara eksponensial ditunjukkan pada gambar 10 (bandingkan
dengan gerak osilasi tidak teredam pada contoh 1)
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

Gambar 10. Grafik fungsi posisi 𝑥(𝑡) = 𝐶1 𝑒 −𝑡 cos(𝜔1 𝑡 − 𝛼1 ) pada contoh 2 (osilasi teredam),
dan fungsi posisi 𝑥(𝑡) = 𝐶𝑒 −𝑡 cos(𝜔𝑜 𝑡 − 𝛼) pada contoh 1 (osilasi tidak teredam), kurva garis
putus-putus 𝑥(𝑡) = ±𝐶1 𝑒 −𝑡

Dari persamaan (24) terlihat bahwa, benda melewati posisi setimbang pada 𝑥 = 0 ketika
cos(𝜔1 𝑡 − 𝛼1 ) = 0 dan ini diperoleh ketika

3𝜋 𝜋 𝜋 3𝜋
𝜔1 𝑡 − 𝛼1 = − ,− , , ,…;
2 2 2 2

Dan terjadi Ketika

3𝜋 𝜋 𝜋 3𝜋
𝑡 = 𝛿1 − , 𝛿1 − , 𝛿1 + , 𝛿1 +
2𝜔1 2𝜔1 2𝜔1 2𝜔1

Dengan cara yang sama untuk gerak osilasi tidak teredam pada contoh 1, melewati posisi
setimbang Ketika

3𝜋 𝜋 𝜋 3𝜋
𝑡 = 𝛿0 − , 𝛿0 − , 𝛿0 + , 𝛿0 +
2𝜔0 2𝜔0 2𝜔0 2𝜔0

Tabel berikut ini menunjukkan perbandingan nilai empat pertama dari 𝑡1 , 𝑡2 , 𝑡3 , 𝑡4 dari kasus
osilasi tidak teredam dan teredam
Lecture Note: Differential Eq. In Physics
Arranged by Dewi Wulandari
WEEK: 11

n 1 2 3 4
𝑡𝑛 (tidak 0,1107 0,4249 0,7390 1,0532
teredam)
𝑡𝑛 (teredam) 0,1195 0,4352 0,7509 1,0667

Dengan demikian, gambar 11 berikut ini (hanya tiga keadaan pertama yang ditunjukkan) akan
terlihat osilasi teredam sedikit tertinggal dibelakang osilasi tidak teredam

Gambar 11. Grafik pada interval 0 ≤ 𝑡 ≤ 0,8 mengilustrasikan adanya delay (penundaan) untuk
gerak dengan peredam

Anda mungkin juga menyukai