Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Ronald Ebert dan Griffin (2000), bisnis yang potensial didasari pada

ciri-ciri sebuah peluang bisnis yang baik, ciri-ciri peluang bisnis yang baik adalah:
a. Peluang itu orisinil dan bukan tiruan; bisnis yang sukses itu bukan hanya meniru bisnis orang
lain. Bisnis yang hanya meniru belum tentu hasilnya sama persis dengan bisnis yang ditiru
tersebut. Hal ini disebabkan karena kondisi dan situasi yang telah terjadi dan yang akan terjadi
belum tentu sama, bisnis itu bukan mesin fotokopi.
b. Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar dimasa yang
akan datang. Dalam arti peluang itu harus dapat ditingkatkan nilai jualnya serta bisa terus
diinovasi.
c. Benar-benar sesuai dengan minat atau ada link dengan pengetahuan, keahlian dan sifat agar
peluang itu dapat bertahan lebih lama.
d. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji, untuk itu perlu dilakukan penelitian
dan uji coba dipasar.
e. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.
f. Adanya keyakinan dalam mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.

Menurut Hendro (2011), faktor-faktor keberhasilan peluang bisnis adalah sebagai berikut:
a. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik.
b. Berawal dari uji test pasar dan uji coba (trial) seperti: a) Seberapa besar tingkat kebutuhan
produk Saudara dipasar. Apakah tinggi atau rendah. b) Seberapa besar tingkat kontinuitas
kebutuhan akan produk tersebut. c) Mengetahui alasan, mengapa orang enggan membeli,
memakai, dan menggunakan jasa atau produk Saudara.
c. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen.
d. Mengikuti tren (kecenderungan) perubahan pasar.
e. Bisa terus menerus diinovasi dan ditingkatkan kualitasnya.
f. Resiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai. Dalam arti tingkat visibilitasnya
telah diperhitungkan dengan waktu saat diluncurkan di pasar.
g. Merupakan alternatif terbaik dari peluang-peluang yang ada.

Banyak inspirasi yang bagus dan brilian, namun terkadang inspirasi tersebut gagal dijadikan sebuah bisnis
atau gagal saat diluncurkan untuk menjadi produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada calon
pelanggan. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor kegagalan peluang usaha agar bisa meminimalisir
resiko usaha. Hendro (2011) menambahkan bahwa faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak hanya bersifat jangka
pendek.
b. Peluang itu sudah kadaluarsa atau telah banyak ada orang yang memulai bisnis tersebut.
c. Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang itu lewat
begitu saja. Istilahnya NADO (Not Action Dream Only) atau NAPO (Not Action Plan
Only).
d. Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi baru yang
telah membuat peluang produk atau jasa itu out of date.
e. Survei pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi Saudara yang
menyatakan bahwa peluang itu sangat potensial lalu segera dilaksanakan begitu saja.
Jadi tingkat akurasi peluang terhadap pasar tidak tepat sehingga menyebabkan produk
itu tidak laku dipasar.
f. Mudah ditiru atau dibuat oleh orang lain.
g. Daya beli rendah.
h. Kebutuhan tidak berkelanjutan.
i. Tingkat kebutuhan kecil pemilihan alternatif ide-ide bisnisnya salah (bukan terbaik).

Ketika peluang sudah diputuskan dan dievaluasi maka hal penting selanjutnya harus dilakukan
adalah memilih acuan bisnis. Berdasarkan Hendro (2011) persentase kesuksesan ditentukan oleh
dasar memilih suatu bisnis.
Gambar 1. Model proses kewirausahaan

Sumber: Suryana, 2013

Anda mungkin juga menyukai