Anda di halaman 1dari 2

ACEH JAYA SUKSES MENJADI BAROMETER KEBIJAKAN PRO RAKYAT

Kabupaten Aceh Jaya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh
Jaya dibentuk tahun 2002. Kabupaten Aceh Jaya berpusat di ibukota kabupaten yaitu kota
Calang. Kabupaten ini terdiri dari 9 kecamatan antara lain: Jaya, Indra Jaya, Sampoiniet, Darul
Hikmah, Setia Bakti, Krueng Sabee, Panga, Pasie Raya, dan Teunom.

Kabupaten Aceh Jaya yang sejatinya kabupaten pecahan dari Aceh Barat perlahan-lahan
mulai bangkit dari bayang-bayang Aceh Barat. Hal ini dibuktikan oleh sukses nya kabupaten
Aceh Jaya melahirkan program-program terbaru salah satu darinya adalah program “Gerbang
Raja Sejati” dimana dalam program tersebut lebih pro kepada rakyat contoh kecil listrik gratis
bagi masyarakat kurang mampu, dengan adanya bantuan listrik tersebut sedikit tidaknya
meringakankan beban masyarakat kecil walaupun hanya 50.000/bulan. Setelah itu Aceh Jaya
juga melahirkan program beasiswa Aceh Jaya dimana program itu bagian dari program “Gerbang
Raja Sejati” beasiswa Aceh Jaya ditunjukkan kepada seluruh siswa yang berdomisili di Aceh
Jaya semua mendapatkan beasiswa tersebut tanpa pandang bulu. Namun dalam tahapan kisaran
dananya berbeda-beda yaitu untuk kategori SD/MI: 500,000, SMP/MTs: 750,000 dan SMA:
1.000.000.

Tanpa disadari dari program tersebut yang bertujuan menjadikan siswa (i) Aceh Jaya
cerdas, dapat dikatakan berhasil walau belum menyeluruh, hal itu dibuktikan oleh prestasi-
prestasi anak Aceh Jaya yang mengharumkan nama kabupaten di kancah Nasional bahkan
Internasional, di mulai dari Fifi Ariani yang mampu mendapatkan 1 medali silver dan 2 spesial
awards pada event Internasional Exhibition of Invention di Cina yang diikuti oleh 68 Negara di
Dunia, diikuti juga oleh Maula Najma Putri yang berhasil lolos Paskibraka Nasional Putri
mewakili Aceh tahun 2018, dan juga masih banyak anak-anak Aceh Jaya lainnya. Pada tahun
2016 Aceh Jaya menjadi juara umum pendidikan di Aceh setelah meraih empat penghargaan
pendidikan dari pemerintah Aceh berupa juara 1 capaian target pendidikan anak usia dini
(PAUD), juara 1 kebijakan inovatif bidang pendidikan, juara 2 capaian kinerja bidang
pendidikan. Dan pada tahun ini Aceh Jaya berhasil menduduki peringkat 5 besar dari hasil UN
se-Provinsi Aceh.
Program pro rakyat selanjutnya dari kabupaten Aceh Jaya adalah program Aslureti
(Asistensi Lanjut Usia Resiko Tinggi) atau lebih dikenal dengan uang Lansia. Program tersebut
diberikan kepada setiap orang yang telah lanjut usia 200.000/perbulannya, namun pemerintah
Aceh Jaya memberikannya dalam 3 bulan sekali dengan nominal 600.000. Program tersebut
sangat membantu masyarakat Aceh Jaya, bahkan program tersebut bisa dikatakan sukses di
terapkan di Aceh Jaya, bahkan dari pihak BAPPENAS memuji realisasi program Aslureti Aceh
Jaya dan ikut juga mengundang pemerintah Aceh Jaya ke pusat untuk memaparkan gimana bisa
menjalankan program Aslureti di hadapan 10 perwakilan provinsi di Indonesia.

Program pro Rakyat yang di jalankan pemerintah Aceh Jaya sejauh ini telah membuat
kabupaten lain bahkan provinsi lain penasaran dengan program sosial yang di terapkan di Aceh
Jaya. Salah satunya kedubes dari Austalia yang langsung datang ke kantor Bupati Aceh Jaya
dalam rangka melihat program sosial yang telah berjalan saat ini yaitu menyangkut dengan
program Aslureti, sehingga program tersebut nantinya akan diterapkan di Papua yang di dukung
oleh pemerintah Australia melalui lembaga Mahkota dan Kompak. Sejauh ini program pro
Rakyat Aceh Jaya”Gerbang Raja Sejati” telah berhasil sehingga Aceh Jaya menjadi barometer
pusat perhatian daerah lain.

Program Aceh Jaya lainnya yang berhasil dijalankan adalah dapur gratis, dimana dapur
gratis ini di khususkan kepada santriwan (ti) yang ada di seluruh pesantren dalam kawasan Aceh
Jaya bebas biaya makan dalam artian biaya makan di tanggung oleh pemerintah kabupaten. Dan
sekarang program Aceh Jaya selanjutnya yang baru di cetus oleh pemerintah daerah yaitu
program pembangunan rumah layak huni , dan program meningkatkan kualitas dan
mengantarkan layanan kesehatan ke rumah masyarakat.

Penulis : Muhammad Irawan, Mahasiswa Aceh Jaya.

Anda mungkin juga menyukai