Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan pustaka

PENANGANAN DISPEPSIA PADA LANJUT USIA

I Dewa Nyoman Wibawa

Divisi Gastroentero-Hepatologi
Bagian Ihnu Penyakit Dalam FK Uhud/RS Sanglah, Denpasar

SUMMARY

MANAGEMENT OF DYSPEPSIA IN ELDERLY

In elderly patients with dyspeptic syndrome, organic causes more prevalence rather than fungsional related disorders. The
use of Nonsteroid Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) and H. pylori infection play as important role as causes of organic
dyspepsia in eldery patients. There are some changes in upper gastrointestinal tract which is related to aging process, especially in
mucosal defance mechanism. The changes in aggressive factors are only a few. Diagnostic approach with endoscopic examination
is necessary in eldery patients with dyspeptic syndrome to role out the possibility of organic origin. The management of dyspepsia
in eldery patients needs comprehensive approach because clinical presentation usually asymptomatic, the use of polypharmacy,
co-morbidity, and the probability of organic origin as a cause needs to be proved since the beginning.

Keywords: dyspepsia, elderly

PENDAHULUAN dispepsia didefmisikan sebagai dyspepsia refers to


pain or discomfort centered in upper abdomen.2-6
Di Amerika jumlah penduduk berusia 65 Dispepsia fungsional dibagi atas 3 subgrup
tahun atau lebih deperkirakan akan meningkat dari yaitu:2,4-6 (a) dispepsia mirip ulkus {ulcer-like
35 juta pada tahun 2000 menjadi 78 juta pada dyspepsia) bila gejala yang dominant adalah nyeri
tahun 2050, peningkatan jumlah tertinggi ulu hati; (b) dispepsia mirip dismotilitas
dibandingkah kelompok usia lain. Di seluruh (dysmotility-likedyspepsia) bila gejala dominant
dunia jumlah individu berusia di atas 65 tahun adalah kembung, mual, cepat kenyang; dan (c)
mencapai 750 juta pada tahun 2050. Pertumbuhan dyspepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak
ini pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan sesuai dengan (a) maupun (b). Dispepsia dijumpai
ekonomi terhadap sistem pelayanan kesehatan.1 pada sekitar 25% (8%-54%) populasi setiap tahun,
Dispepsia adalah sekumpulan gejala (sindrom) tetapi kebanyakan tidak mencari pertolongan
yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di dokter,
epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh Prevalensi infeksi Helicobacter pylori (fll
atau cepat kenyang, dan sering bersendawa. pylori) meningkat sesuai pertambahan usia di
Dispepsia dapat disebabkan oleh kalainan organik seluruh dunia, yaitu 40-60% pada orang tua
(misalnya tukak peptik, gastritis, kolesistitis, dan asimtomatik dan lebih dari 70% pada orang tua
lainnya), maupun yang bersifat fungsional. dengan penyakit gastrointestinal.7 Pada pasien
Berdasarkan kriteria Roma II tahun 2000 usia lanjut dengan penyakit ulkus peptikum,

214 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


pemakaian obat anti inflamasi non-steroid Terdapat perubahan fisiologis yang
(OAINS) harus dipertimbangkan sebagai kausa berhubungan dengan pertambahan usia pada
mengingat sangat banyak dikonsumsi pada saluran cerna bagian atas yang dapat
kelompok usia lanjut. OAINS bertanggung jawab dikategorikan menjadi 2 yaitu: motilitas dan
terhadap 25% ulkus peptikum, komplikasi ulkus sekretori. Perubahan pada motilitas esofagus
peptikum, dan mortalitas yang berhubungan akibat proses penuaan biasanya riagan dan sering
dengan ulkus peptikum pada usia lanjut.8 Laporan tidak dirasakan secara klinis. Perubahan penting
dari Inggris dan Wales mengemukakan lebih dari secara klinis mencakup penurunan tekanan
45% perdarahan ulkus peptikuiin berasal dari sfingter esofagus atas dan terlambataya relaksasi
pasien berusia diatas 60 tahun, dengan penyebab sfingter esofagus atas sesudah proses menelan.
terbanyak sekitar 80% berupa faktor predisposisi Perubahan tekanan pada sfingter esofagus bawah
pemakaian aspirin atau OAINS lain.9 akibat penuaan tidak dijumpai (tabel 1).10
Untuk petugas kesehatan yang merawat Meskipun sebelumnya diduga sekresi asam
pasien lanjut usia, maka kasus GERD lambung menurun akibat penuaan, beberapa
(gastroesophageal reflux disease) dan ulkus penelitian menunjukkan bahwa akibat
peptikum merupakan tantangan yang menarik bertambahnya umur (tanpa disertai infeksi
oleh karena presentasi klinis yang berbeda dengan Helicobacrer pylori) tidak menurunkan sekresi
kasus serupa pada usia muda, sering atipikal, asam lambung. Sekresi asam lambung tetap dapat
diagnosis sering terlambat, kemungkinan muncul dipertahankan pada keadaan basal pada sekitar
komplikasi tinggi, demikian juga mortalitasnya 80% populasi lanjut usia, dan pada beberapa pria
tinggi oleh karena sering terdapat ko-morbiditas, dikatakan sekresi asam lambung mungkin
serta strategi terapinya lebih kompleks ineningkat dengan bertambahnya usia.10
dibandingkan pasien usia muda.10 Meskipun
prevalensi H. pylori menurun. populasi usia Tabel 1. Age-related motility changes in the upper
lanjut tetap mempunyai risiko untuk mendapat gastrointestinal tract
ulkus peptikum oleh karena pemakaian OAINS Location Age-Related Changes
yang sangat luas.1*
Oropharynx Altered peristaltic response
resulting in prolonged
PERUBAHAN SALURAN CERNA
BACHAN ATAS PADA PROSES swallowing
PENUAAN Proximal esophagus Decrease in UES pressure
Pada orang tua diatas 65 tahun dapat terjadi Delay of UES relaxation
perubahan di lambung akibat proses penuaan
after deglutition
antara lain berkurangnya kadar prostaglandin
mukosa, integritas vaskuler menurun, dan Distal esophagus Increase in synchronous
aktivitas anti radikal bebas juga berkurang. Hal ini contractions
mengakibatkan pasien diatas usia 65 tahun Failure of contractions after
mempunyai risiko kerusakan mukosa lambung deglutition
akibat pemakaian OAINS lebih besar dari pada No change in LES pressure
bukan pemakai obat ini.8,11-13 Kadar prostaglandin
Stomach Impaired emptying of liquids
mukosa pada lanjut usia lebih rendah
dibandingkan usia muda baik untuk mukosa UES = Upper esophageal sphincter; LES = lower
antrum dan korpus gaster maupun mukosa bulbus esophageal sphinam.
dan postbulber duodenum.14

Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia


215
I Dewa Nyoman Wibawa
Penelitian pada binatang dan manusia PENDEKATAN DIAGNOSIS DISPEPSIA
menunjukkan bahwa terdapat sedikit atau tidak PADA ORANG TUA
ada perubahan pada faktor agresif intra-luminal
gaster pada proses penuaan normal, sedangkan Untuk menegakkan diagnosis dispepsia
pertambahan usia dilaporkan berhubungan perlu dilakukan pemeriksaan teliti mulai dari
signifikan dengan perubahan sejumlah mekanisme anamnesis seksama, pemeriksaan fisik,
pertahanan mukosa lambung. Perubahan yang laboratorium, penunjang diagnosis seperti
bcrhubungan dengan usia ini pada pertahanan radiologi, pencitraan abdomen, dan yang
mukosa lambung mungkin menerangkan terpenting adalah pemeriksaan endoskopi
predisposisi dari orang tua terhadap ulkus (esofago-gastro-duodenoskopi).2,5,6
ventrikuli terutama pada pemakaian OAINS.15 Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada
Salah satu penelitian tentang ketahanan mukosa pasien dispepsia yang belum diinvestigasi
lambung pada usia lanjut mendapatkan adanya terutama hasrus ditujukan untuk mencari
penurunan hidrofobisitas permukaan mukosa kemungkinan adanya kelainan organik sebagai
gaster yang terjadi secara fisiologis akibat kausa dispepsia. Pasien dispepsia dengan alarm
penuaan mungkin diduga berperan pada risiko symptoms kemungkinan besar didasari kelainan
terbentuknya ulkus peptikum pada usia lanjut, dan organik. Termasuk keluhan alarm adalah: (1)
mungkin secara sinergis berperan bersama OAINS disfagia, (2) weight loss, (3) bukti perdarahan
dan atau H. pylori pada ketahanan mucosa saluran cema (hematemesis, melena,
lambung.16 hematochezia, anemia defisiensi besi, atau fecal
occult blood), atau (4) tanda obstruksi saluran
DISPEPSIA PADA LANJUT USIA cerna atas (muntah, cepat pcnuh). Pasien dengan
alarm symptoms perlu dilakukan endoskopi segera
Pada pasien dispepsia lanjut usia, ulkus untuk menyingkirkan penyakit tukak peptik
peptikum lebih sering dijumpai dibandingkan dengan kompiikasinya, GERD, atau keganasan.
pasien usia muda. Ulkus peptikum pada lanjut Pasien dispepsia berusia diatas SO tahun, maka
usia sering lebih serius dibandingkan kasus sama pemeriksaan endoskopi mutlak dikerjakan sebagai
pada usia muda oleh karena faktor risiko tukak cvaluasi penyebab dispepsia (gambar l).6
lebih banyak pada usia lanjut, demikian juga Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik
dengan komplikasi dan kematian yang masa kini untuk menyingkirkan kausa organik
berhubungan dengan tukak peptik. Diduga bahwa pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan H.
tingginya morbiditas dan mortalitas pada lanjut pylori merupakan pendekatan bermanfaat pada
usia mungkin berhubungan dengan keterlambatan penanganan kasus dispepsia baru.2 Pemeriksaan
diagnosis dan terapinya. Faktor lainnya yang endoskopi diindikasikan terutama pada pasien
mempcngaruhi prognosis ulkus peptikum pada dengan keluhan yang muncul pertama kali pada
usia lanjut adalah ko-morbiditas, polifarmasi, usia tua atau pasien dengan tanda alarm seperti
pemakaian OAINS, dementia, dan malnutrisi.10 penurunan berat badan, muntah, disfagia, atau
Kemungkinan kelainan organik hams perdarahan yang diduga sangat mungkin terdapat
dipikirkan bila menghadapi dispepsia usia lanjut. penyakit struktural.2'5 Pemeriksaan endoskopi
Peranan pemakaian OAINS dan infeksi H. pylori adalah aman pada usia lanjut dengan
sangat besar pada kasus-kasus dengan kelainan kemungkinan komplikasi serupa dengan pasien
organik.7-10 muda.10
Menurut Tytgat GNJ, 17 endoskopi
direkomendasikan sebagai investigasi pertama

216 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


pada evaluasi penderita dispepsia dan sangat terapi emirik dengan obat antisekresi asam dan (3)
penting untuk dapat mengklasifikasikan keadaan tes serologi non-invasif terhadap infeksi H. pylori
pasien apakah dispepsia organik atau fungsional. diikuti terapi antibakteri bila hasil tes positip.19
Dengan endoskopi dapat dilakukan biopsi Pilihan lain yang sudah mencoba adalah
mukosa untuk mengetahui keadaan patologis mencakup eradikasi empirik infeksi H. pylori atau
mukosa larabung. tes infeksi H. pylori dilanjutkan dengan
Pendekatan diagnosis dispepsia pada usia pemeriksaan endoskopi bila hasil tes positip.5
lanjut hendaknya serupa dengan setiap penyakit
pada usia lanjut yaitu kecurigaan yang tinggi dan Pendekatan non-farmakologik
treshold rendah. Hal ini disebabkan oleh karena Semua pasien dispepsia disarankan
presentasi klinik mungkin atipikal dan anamnesis menghentikan merokok dan, bila kondisi
sering keliru sehingga klinisi perlu memiliki kesehatan memungkinkan, berhenti memakai obat
kepekaan untuk memilih tes diagnosis ulserogenik. Juga harus dihindari makanan dan
yangmemadai.10 faktor lain yang mencetuskan keluhan. Perlu juga
disarankan aktivitas mengurangi stres seperti olah
PENATALAKSAN AAN DISPEPSIA PADA raga dan ralaksasi oleh karena stres, depresi atau
ORANG TUA kecemasan juga dapat memperberat keluhan
dispepsia5,6
Umum
Meskipun penatalaksanaan dispepsia Eradikasi H. pylori
(uninvestigated) bersifat individual, pendekatan Eradikasi infeksi Helicobacter pylori (H.
awal yang bersifat cost-effective adalah pylori)sangat dianjurkan pada pasien tua dengan
pemeriksaan infeksi H.pylori dan mengobati penyakit tukak peptik dan H. pylori positip,
infeksi dengan eradikasi kuman bila hasil tes linfoma MALT (Mucosal Associated Lymphoid
positip (test and treat approach). Bila tes H. Tisues), gastritis stadium lanjut, pasien sesudah
pylori negatip, terapi empirik dengan penekan reseksi kanker lambung dini, atau lesi pretrialigna.
asam lambung atau prokinetik yang Eradikasi H. pylori dianjurkan pada pasien dengan
direkomendasikan, Bila keluhan menetap atau keluhan dispepsia berat disertai gastritis kronik
kambuh setelah 6 atau 8 minggu terapi empirik, aktif, serta metaplasma intestinal atau atrofi
maka perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi lambung. Pada pasien tua paduan obat triple
(gambar 2).5,8 therapies yang berbasis penghambat pompa
Pada tahun 1996, pernyataan konsensus dari AGA proton adalah sangat efektif dan dapat ditoleransi
(American College of Gastroenterology) pasien.7
mengemukakan 3 opsi untuk menejemen Sampai sejauh ini belum ada penelitian
dispepsia onset akut yang tidak disebabkan oleh pada pasien usia lanjut untuk mengevaluasi
OAINS yaitu (1) kemungkinan perbedaan usia mempengaruhi hasil
endoskopi terhadap semua pasien, (2) percobaan terapi eradikasi H. pylori?

Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia


217
I Dewa Nyoman Wibawa
Uninvestigated Dyspepsia

Clinical evaluation :
Determine reason for presentation
History and physical examination
Look dor “alarm” features: weight loss,
anemia, gastrointestinal blood loss,
dysphagia, vomiting

Consider the following :


Gastroesophageal reflux disease
Dietary factors
Medication induced
Irritable bowel syndrome
Cardiac disease
Pancreaticobiliary disease
Systemic disorders

If patient has any of the following: If patient has


Age > 50 years Age > 50 years and
Evidence of organic disease (alarm features) No “alarm” features)
For of cancer or organic disease

Endoscopy Three options

Organic disease Normal

Treat as indicated Nonuclear dyspepsia

Noninvasive test for H pylori Endoscopy Empirical treatment with


Treat, if positive proton pump inhibitor

If symptoms persist or If symptoms persist:


H. pylori negative, Noninvasive test and
Empiric trial of proton Recurrent of persisitent treat for H pylori
pump inhibitor symptoms Or
Or Endoscopy
Endoscopy

Gambar 1. Pendekatan diagnosis dispepsia6

Ko-terapi pada pemakian obat anti inflamasi terjadinya tukak peptik Penelitian Pilotto et al,
nonsteroid (OAINS) tahun 2004, melaporkan risiko terjadinya tukak
Pemakaian OAINS pada pasien tua dengan peptik lebih tinggi pada pemakai OAINS akut
atau tanpa aspirin, baik pemakaian akut maupun (ulkus ventrikuli: OR (Odds ratio) = 4,47; 95%
kronik, sebaiknya diberikan bersama penghambat CI: 3,19-6,26 dan ulkus duodeni: OR = 2,39; 95%
pompa proton sebagai ko-terapi untuk mencegah CI: 1,73-3,31) dibandingkan dengan pemakaian

218 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


kronik (ulkus ventrikuli: OR (Odds ratio)- 2,80; usia lanjut lebih sering dijumpai dispepsia organik
95% CI: 1,97-3,99 dan ulkus duodeni: OR = 1,68; dibandingkan fungsional. Pemakaian OAINS dan
95% CI: 1,22-2,33). Pemberian penghambat infeksi H. pylori memegang peranan penting
pompa proton sebagai ko-terapi mampu sebagai kausa kelainan organik pasien dispepsia
menurunkan risiko ulkus peptikum baik pada usia lanjut.
pemakaian OAlNS/aspirin akut (OR= 0,70, 95% Beberapa perubahan dapat terjadi pada
CI:0,24-2,04) dan kronik (OR=0,32,95% CI: 0,15- saluran cerna atas akibat proses penuaan, terutama
0,67); demikian juga terjadi pcnurunan risiko pada ketahanan mukosa lambung. Perubahan pada
absolut tukak peptik yaitu 36,6% pada pemakaian faktor agresif sangat sedikit dijumpai. Pendekatan
OAINS/aspirin akut dan 34,6% pemakaian diagnosis dengan pemeriksaan endoskopi sangat
kronik. Sebaliknya NNT (Number needed to treat) diperlukan pada dispepsia usia lanjut untuk
Vaik pada pemakaian akut maupun kronik menyingkirkan kemungkinan dispepsia organik.
dilaporkan adalah 3. Penatalaksanaan dispepsia pada usia lanjut
harus lebih berhati-hati oleh karena presentasi
RINGKASAN klinik sering tidak nyata, pemakaian polifarmasi,
ko-morbiditas dengan kemungkinan kelainan
Pasien dengan keluhan dispepsia banyak organik sebagai penyebab dispepsia harus
dijumpai pada praktek sehari-hari. Pada kelompok dibuktikan sejak awal.

Figure 1. Proposed management of uninvestigated dyspepsia. (GERD = gas-troedophageal reflux disease;


IBS = irritable bowel syndrome)

Dyspepsia Exclude by
history:
GERD
Biliary pain
Clinical evaluation IBS
Medications

45 years and absence 45 years or


of alarm features alarm features

Tes for
Helicobacter pylori

Positive Negative

Treat H. pylori Empiric trial of antisecretory agent


infection or prokinetic

Failure
Success
Upper endoscopy

Structural Nonuclear dyspepsia


disease

Treatment trial with antisecretory


Treatment of identified or prokinetics
Success
disorders

Success Switch to alternative therapy


Follow-up

Additional therapies:
psychological, alternative
medicine

Gambar 2. Penatalaksanaan dispepsia (uninvestigated)18

Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia


219
I Dewa Nyoman Wibawa
DAFTAR RUJUKAN prostaglandin concentrations in humans
Gastroenterology 1992;102:1118-23. Abstract.
1. Farrell JJ, Friedman LS. Gastrointestinal bleed- 12. Goto H, Sugiyama S, Ohara A, et al. Age-
ing in older people. Gastroenterol Clin North associated decreases in prostaglandin contents
Am 2000;29:1-36. in human gastric mucosa. Biochem Biophys
2. TalleyNJ, Stanghellini V, Heading RC, Koch Res Commun 1992;186:1443-8. Abstract.
KL, Malagelada JR, Tytgat GNJ. Functional 13. Griffin MR: Epidemiology of nonsteroidal ami-
gas-troduodenal disorders. Gut 1999;45(Suppl ' inflammatory drug-associated gastrointestinal
11): 1137-1142. injury. Am J Med 1998;104:23S-29S.

3. Talley HI. Non ulcer dyspepsia. In: Yamada T, 14. Cryer B. Mucosal defense and repair: Role of
editor. Textbook of Gastroenterology. prostaglandins in the stomach and duodenum.
Philadelphia: JB Lippincott Company; Gastroenterol Clin North Am 2001;30:392-8.
1995:1446-55. 15. Lee M, Feldman M. The aging stomach:
4. McQuaid KR. Dyspepsia & non ulcer implications for NSAID gastropathy. Gut
dyspepsia. In: Grendell JH, McQuaid KR, 1997;41:425-426.
Freidman SC, editors. Current diagnosis &
treatment in gastroenterology. Connecticut: 16. Hackelsberger A, Platzer U, Nilius M,
Appleton & Lange;1996:313-6. Schultze V, Gunther T, Dominguez-Munoz
JE,
5. Bazaldua OV, Schneider FD. Evaluation and Malfertheiner P. Age and Helicobacter pylori
management of dyspepsia. Am Fam Physician decrease gastric mucosal surface
1999;60:1773-88. hydrophobicity independently. Gut
6. McQuaid KR. Dyspepsia & non ulcer 1998;43:465-9.
dyspepsia. In: Fl^idman SC, McQuaid KR, 17. Tytgat GNJ. Role of endoscopy and biopsy in
Grendell JH, editors. Current diagnosis & the work up of dyspepsia. Gut 2002;50 (Suppl
treatment in gastroenterology. Second ed. IV):ivl3-ivl6.
Boston: McGraw-Hill Companies; 2003.p.342-
54. 18. Cash BD, Gfcey WD. Current treatment for
dyspepsia. In: Fass R, editor. Gerd/Dyspepsia.
7. Pilotto A, Di Mario F, Franceschi M. Treatment Philadelphia: Hanley& Belfus, Inc;
of Helicobacter pylori infection in elderly 2004.p.369-82.
subjects. Age and Ageing 2000;29:103-109.
19. Talley NJf Silverstein MD, Agreus L, Nyren
8. Capped MS, Schein JR. Diagnosis and treatment O, Sonnenberg A, Holtmann G. AGA
of nonsteroidal anti-inflammatory drug- technical review: evaluation of dyspepsia.
associated upper gastrointestinal toxicity. Gastroenterology 1998;114:582-95.
Gatroenterol Clin North Am 2000;29:97-124. .
20. Pilotto A, Franceschi M, Leandro G, Paris F,
9. Weil J, Langman MJS, Wainwright P, Lawson Cascavilla L, Longo MG, Niro V, Andriulli
DH, Rawlin M, Logan RFA, Brown TP, Vessey A, Scarcelli C, Di Mario F. Proton-pump
MP, Murphy M, Colin-Jones DG. Peptic ulcer inhibitors reduce the risk of uncomplicated
bleeding: accessory risk factors and interaction peptic ulcer w elderly either acute or chronic
with non-steroidal anti-inflammatory drugs. Gut users of aspirin/ non-steroidal anti-
2000:46:27-31. inflammatory drugs. Aliment Pharmacol &
10. Linder JD, Wilcox CM. Gastrointestinal Ther 2004;20:1091-7.
disorders in the elderly: acid peptic disease in
the elderly. Gastroenterol Clin North Am
2001;30:363-76.
11. Cryer B, Redfern JS, Goldschmiedt M, et a!
Effect of aging on gastric and duodenal mucosal

220 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006

Anda mungkin juga menyukai