dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan
Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus
baru di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19
Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus ini dengan
COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan
penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip
namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini
kurang dari 5%). COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat
wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan 16 Februari 2020, secara global
dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara dengan 1.669 kematian (CFR
3,2%). Di Indonesia data terbaru per tanggal 15 April 2020 pasien terkonfirmasi
hari, umumnya akan terjadi dalam 3-7 hari. Demam, kelelahan dan batuk kering
dianggap sebagai manifestasi klinis utama. Gejala seperti dispnea dan atau
hipoksemia biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang
lebih buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan
akut, syok septik, dan disfungsi perdarahan serta kegagalan banyak organ, dll.
Sejatinya kehidupan manusia itu penuh dengan beragam ujian yang silih
seperti ini terkadang menjadi bingung tentang tata cara pelaksanaan ibadah wajib
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi diri dari penularan
Ibadah dalam Islam khususnya shalat sudah memiliki aturan yang paten,
dimana setiap orang tidak diperkenankan secara bebas untuk ber-ijtihad sesuai
keinginannya. Mulai dari syarat sah, rukun, sunnah, makruh, bahkan sampai pembatal
salat semuanya telah jelas dipaparkan oleh para ulama berdasarkan dalil-dalil yang
ada. Meskipun pada beberapa kondisi tertentu, aturan-aturan ini boleh saja berubah,
penularan COVID-19. Saat ini, kita perlu mengetahui beberapa tahap pencegahan
pertama adalah pastikan pengurus masjid untuk mensterilisasi seluruh area rumah
ibadah disetiap media dan lokasi representatif seperti gagang pintu, kaca masjid,
pengeras suara, tempat khutbah, dll. Hal ini dilakukan minimal satu kali sehari
dengan cara dibersihkan secara langsung atau disemprot dengan desinfektan. Gulung
dan sisihkan karpet, masyarakat dihimbau untuk menggunakan sajadah atau alas
milik sendiri untuk beribadah. Hindari bersalaman atau bercium pipi seusai
menjalankan ibadah. Biasakan cuci tangan secara teratur dan menggunakan cara 6
tata cara cuci tangan yang benar. Pastikan rumah ibadah memiliki akses untuk cuci
tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer, tempatkan media pembersih
tersebut di tempat-tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh jemaah dan
memajang poster mengenai hal tersebut serta tata caranya yang benar di rumah
ibadah. Pengelola rumah ibadah dihimbau menyediakan masker dan tisu untuk para
waspada dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perlindungan
1. Setiap orang wajib melakukan ikhtiar menjaga kesehatan dan menjauhi setiap
2. Orang yang telah terpapar virus Corona, wajib menjaga dan mengisolasi diri
agar tidak terjadi penularan kepada orang lain. Shalat Jumat dapat diganti
shalat lima waktu/ rawatib, shalat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum
3. Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak terpapar
a. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau
kewajiban ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar tidak
terpapar virus Corona, seperti tidak kontak fisik langsung, membawa sajadah
wajib mentaatinya.
social distancing, salah satunya dengan sholat berjarak. Hal ini dilakukan dengan
sholat berjamaah berjarak satu meter antarshaf. Menurut kaidah fikih, shalat
berjamaah dengan shaf berjarak yang dilaksanakan di dalam masjid adalah sah
selama makmum mengetahui perpindahan gerakan imam dari satu pekerjaan shalat
kepada pekerjaan lainnya. Baik dengan melihat imam langsung, melihat gerakan
makmum lain, atau mendengar suara imam atau mendengar suara mubaligh. Hal ini
daerahnya masing-masing.
Selain di masjid, untuk para pemeluk agama Kristen dapat pula menerapkan
tahap-tahap pencegahan yang serupa. Teruntuk para jemaat yang hendak ke gereja
dengan membawa hand sanitizer sendiri. Jemaat dapat tetap beribadah di gereja,
tetapi bagi mereka yang sedang menderita sakit pernapasan (batuk, pilek, sakit
kontak langsung seperti bersalaman, berpelukan, dan tetap jaga jarak 1 meter.
PENUTUP
seperti ini perlu mengetahui beberapa tahap pencegahan yang harus dilakukan demi
dihimbau untuk menggunakan sajadah atau alas milik sendiri untuk beribadah dan
dengan memajang poster mengenai pentingnya menerapkan etika batuk atau bersin.
Pengelola rumah ibadah dihimbau menyediakan masker/tisu untuk para Jemaah, atau
Rumah ibadah dianjurkan memiliki akses untuk cuci tangan dengan sabun dan
air atau hand sanitizer lalu tempatkan media pembersih tangan di tempat-tempat yang
strategis dan mudah dijangkau oleh Jemaah. Pengurus masjid dianjurkan untuk
mensterilisasi daerah masjid yang rentan menjadi tempat penularan seperti gagang
pintu, kaca masjid, pengeras suara, tempat khutbah, dll. Hal ini dilakukan minimal
satu kali sehari dengan cara dibersihkan secara langsung atau disemprot dengan
desinfektan.
Selain itu orang yang telah terpapar virus Corona, wajib menjaga dan
mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain. Orang yang sehat dan
yang belum diketahui atau diyakini tidak terpapar COVID-19, boleh meninggalkan
salat Jumat dan menggantikannya dengan shalat zuhur di tempat kediaman. Apabila
tetap ingin menjalankan ibadah di masjid, masyarakat dapat menerapkan shalat yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik, “Data Kependudukan Pemeluk Agama Di Indonesia
2015-2018”, dalam
https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3,
diunduh pada 8 April 2020.
4. Menteri Agama Republik Indonesia, “Surat Edaran Nomor: SE. 1 Tahun 2020
Tentang Protokol Penanganan COVID-19 Pada Rumah Ibadah”, Kementerian
Agama Republik Indonesia, Jakarta, pada 13 Maret 2020.