Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi
yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam
berada di tempat tersebut. Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi
menyebabkan infeksi lokal atau sistemik. Contoh penyebab terjadinya infeksi
nosokomial adalah apabila dokter atau suster merawat seorang pasien yang
menderita infeksi karena mikroorganisme patogen tertentu kemudian
mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak. Selanjutnya,
apabila suster atau dokter yang sama merawat pasien lainnya, maka ada
kemungkinan pasien lain dapat tertular infeksi dari pasien sebelumnya. Ada
beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial, yaitu:
1
ISI
“CONTOH KEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL”
Contoh dari infeksi nosokomial adalah pasien tertular infeksi dari staf rumah
sakit atau saat berkunjung ke rumah sakit. Berdasarkan data dari organisasi
kesehatan dunia WHO yang diterbitkan 2016, tercatat ada tujuh kasus dari 100
orang yang masuk rumah sakit, dan 10 kasus dari 100 orang, yang mengalami
infeksi nosokomial.
"Misalnya, seorang pasien stroke dirawat di rumah sakit, maka beberapa hari
kemudian dia terkena infeksi saluran kemih, dia bisa saja terkena infeksi
nosokomial," ujar dokter imunologi dari Universitas Airlangga, Agung Dwi
Wahyu Widodo, kepada Antara, saat mengumumkan hasil penelitian tim
Imunologi Pasca-Sarjana Universitas Airlangga yang melakukan uji zat
aktif dalethyne terhadap mikroba penyebab infeksi nosokomial, di Jakarta pada 9
Agustus 2016.
Infeksi nosokomial di rumah sakit pada umumnya dapat terbagi dalam infeksi
saluran kemih, infeksi luka operasi, infeksi saluran nafas, dan infeksi aliran darah.
2
• Biakan urin porsi tengah (midstream) > 105 kuman per ml urin dengan
jenis kuman tidak lebih dari 2 spesies.
• Leukosituria.
• Demam.
• Polakisuria.
• Disuria.
• Nyeri suprapubik.
3
operasi itu sendiri, baik eksogenous (misal: dari udara, alat medis, staf
operator dan lain-lain) atau endogenous dari flora pada kulit atau tempat tubuh
dilakukannya operasi, meski jarang dapat pula dari darah yang diberikan
selama operasi. Mikroorganisme yang menyebabkan infeksi nosokomial
bervariasi, bergantung kepada tipe dan luka operasi, serta antimikrobial yang
diterima pasien. Infeksi luka operasi terbagi menjadi tiga tipe yaitu:
a. Luka operasi superfacial.
b. Luka operasi profunda.
4
• Pemeriksaan rontgen foto dada didapatkan infiltrat, konsolidasi.
• Isolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea.
• Cuci bronkus atau biopsi.
5
• Central lines:
o Surgical asepsis untuk insersi.
o Batasi frekuensi pertukaran pembalut.
o Kateter dilapisi antibiotik untuk jangka pendek.
6
SUMBER
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_nosokomial
2. http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI03_Infeksi-
Noso-Q.pdf
3. https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/waspadai-infeksi-nosokomial-yang-
terjangkit-di-rumah-sakit