Anda di halaman 1dari 19

PENGATURAN NUTRISI

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Gizi dan Diet
yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :
1. Putri Naila Z (P17220191003)
2. Nina Fitri A.S (P17220191011)
3. Nadilah Nur Y (P17220191018)
4. Farhah Nahdia K (P17220193026)
5. Sevia Kurnia Fitri (P17220193029)
6. Sumikatul Zanah (P17220193030)
7. Risky Rahma Sari P. (P17220193031)

POLITEKNIK KESEHATANKEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Februari 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “Pengaturan Nutrisi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
matakuliah gizi dan diet kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lawang, 3 Februari 2020

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5

BAB II ISI
2.1 Keseimbangan Energi dan Pengelolaan Berat Badan...................................................6
2.2 Komposisi Tubuh: Gemuk dan Kurus..........................................................................10
2.3 Cara Memenuhi AKG...................................................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Penelitian di
bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan
penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal.
Nutrisi dibagi menjadi 2 macam yaitu, mikronutrisi dan makronutrisi. Mikronutrisi
merupakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, sedangkan makronutrisi
merupakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak.
Adapun beberapa nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu, (1) karbohidrat,
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam menjalani setiap aktivitas sehari-hari. (2)
Protein, Protein sangat bermanfaat bagi tubuh untuk membantu membangun serta
memelihara jaringan otot serta saraf lainnya. Senyawa ini juga berfungsi untuk memproduksi
hormon yang berguna bagi tubuh. (3) Lemak, Jenis nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh
Anda adalah lemak, baik jenuh maupun tidak jenuh. Lemak tidak jenuh merupakan jenis
lemak yang paling aman untuk Anda konsumsi. Walaupun pada dasarnya lemak tak jenuh
juga dapat berubah menjadi lemak jenuh apabila dilakukan proses penyempurnaan. (4)
Vitamin, Tubuh Anda juga membutuhkan jenis nutrisi ini untuk membantu metabolisme
tubuh, meningkatkan energi dan membantu kelancaran berpikir. (5) Mineral dan trace elemen
lainnya, Tubuh juga membutuhkan pasokan nutrisi yang berasal dari mineral dan trace
elemen lainnya. Keduanya bermanfaat dalam membantu melancarkan kerja organ tubuh. (6)
Air, Air berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setalah melakukan rutinitas
sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan energi dan pengelolaan berat badan?
2. Bagaimana cara penetapan AKG dalam pemenuhan kebutuhan total energy dan
komposisi tubuh gemuk dan kurus?
3. Bagaimana cara memenuhi AKG?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah gizi dan diet.
2. Untuk mengetahui maksud dari keseimbangan energi dan pengelolaan berat badan.
4
3. Untuk mengetahui cara penetapan AKG dalam pemenuhan kebutuhan total energy
dan komposisi tubuh gemuk dan kurus.
4. Untuk mengetahui cara memenuhi AKG.

BAB II
ISI

2.1 Keseimbangan Energi dan Pengelolaan Berat Badan


5
1. KESEIMBANGAN ENERGI
Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupannya dan
melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber energi berasal dari makanan yang dimakan,
diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh.Keseimbangan energi penting untuk
mempertahankan berat badan yang sehat. Keseimbangan energi juga berarti menyesuaikan
semua makanan dan minuman ke dalam gaya hidup sehat yang aktif, termasuk mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan beraneka ragam dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.
 TERMODINAMIKA
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa “total energi di dunia adalah konstan,
energi tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan.”  Oleh karena itu, semua energi yang ikut
andil dalam hidup kita dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Energi Tubuh = Energi masuk - Energi Keluar
Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang dimakan yang merupakan
sumber energi. Energi didapatkan dari ikatan kimia pada makanan yang diuraikan untuk
kemudian digunakan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada ATP. Energi ini dapat
digunakan untuk melakukan kerja biologis atau disimpan di dalam tubuh untuk kebutuhan
nanti.
Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh, yang merupakan
kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke lingkungan. Persamaan untuk energi
keluar sebagai berikut :
Energi Keluar = Kerja + Panas yang dilepaskan
Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal dan kerja internal. Kerja eksternal merupakan
energi yang dikeluarkan saat otot rangka berkontraksi untuk menggerakkan objek eksternal
atau menggerakkan tubuh terhadap lingkungan, sedangkan kerja internal merupakan
pengeluaran energi biologis yang tidak berhubungan dengan kerja mekanik di luar tubuh.
Kerja internal mencakup dua tipe aktivitas yaitu kerja otot rangka selain kerja mekanik,
seperti postural dan menggigil, dan energi untuk mempertahankan hidup, seperti kerja
jantung dan bernapas, yang biasa juga disebut “metabolic cost of living”.
Tidak semua energi yang keluar tubuh merupakan suatu kerja. Energi keluar yang tidak
digunakan untuk mendukung kerja merupakan panas yang dilepaskan atau energi termal. Dari
total energi yang masuk ke dalam tubuh, sekitar 75% menjadi panas dan hanya 25% yang
dimanfaatkan untuk bekerja. Akan tetapi panas yang dihasilkan tersebut tidak sia-sia, karena
sebagian besarnya digunakan untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain:
1.   Keseimbangan Energi Netral

6
Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh sama persis dengan
energi yang keluar. Pada kondisi ini berat badan akan tetap.
2.   Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih besar daripada
energi yang keluar. Energi yang masuk ke dalam tubuh dan tidak digunakan akan disimpan di
dalam tubuh, terutama sebagai jaringan adiposa, sehingga berat badan bertambah.
3.   Keseimbangan Energi Negatif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih kecil daripada
energi yang keluar. Kondisi ini mengakibatkan tubuh harus menggunakan energi
cadangannya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga berat badan akan berkurang.
 METABOLISME
Metabolisme merujuk pada semua reaksi kimia dan energi yang terjadi di dalam tubuh.
Pemecahan nutrisi yang masuk ke tubuh disebut katabolisme, yang dapat membebaskan
energi untuk kemudian disimpan. Penyimpanan energi tersebut selain dalam bentuk ATP juga
dapat berbentuk molekul kompleks karbohidrat, protein, dan lemak yang prosesnya
membutuhkan energi dan disebut anabolisme.
Metabolisme dapat ditinjau dari dua segi antara lain metabolisme materi atau intermedier dan
metabolisme energi. Metabolisme intermedier merupakan perubahan bahan-bahan dalam
tubuh selama proses kehidupan, sedangkan metabolisme energi adalah pertukaran energi
seperti yang telah dibahas di konsep energi di bagian sebelumnya.
 LAJU METABOLIK
Laju metabolik adalah laju dipergunakannya energi oleh tubuh baik untuk kerja eksternal
maupun internal. Laju metabolik secara normal dinyatakan sebagai laju panas yang
dibebaskan selama terjadinya pelbagai reaksi kimia di semua sel tubuh. Laju metabolik dapat
dirumuskan melalui persamaan berikut :
Laju Metabolik = Energi Keluar : Satuan Waktu
Oleh karena kebanyakan energi keluar tampak sebagai panas, maka untuk perhitungannya
digunakan satuan panas, yaitu kalori (cal) atau kilokalori (1000 x kalori; kcal). Energi yang
dihasilkan oleh oksidasi karbohidrat dan protein adalah 4 kcal/g, sedangkan dari lemak
adalah 9 kcal/g.
Laju metabolik dapat diukur dengan mengukur jumlah total panas yang dihasilkan tubuh
dalam kurun waktu tertentu. Pengukuran total panas tubuh secara langsung (kalorimeter
langsung) sangat sulit dilakukan, oleh karena itu digunakan beberapa metode tidak langsung
(kalorimeter tidak langsung). Salah satu metode tidak langsung yang sering dilakukan adalah
mengukur laju pemakaian oksigen. Metode ini dilakukan karena metabolisme pembentukan
ATP paling efisien dilakukan dengan menggunakan oksigen. Persamaan kimianya adalah
sebagai berikut :
7
C6H12O6 + O2 + ADP + Pi  CO2 + H2O + ATP
Banyak studi yang menyatakan bahwa jumlah energi yang dibebaskan per liter konsumsi
oksigen tubuh pada diet biasa adalah sekitar 4,5 - 5 kcal. Angka tersebut disebut juga
ekivalen energi oksigen. Menggunakan ekivalen ini, dapat ditentukan dengan ketepatan tinggi
laju panas yang dikeluarkan tubuh berdasarkan jumlah oksigen yang digunakan dalm kurun
waktu tertentu.
Selain menggunakan “ekivalen energi oksigen,” dapat juga digunakan metode lain untuk
mengukur laju metabolik yaitu dengan mengukur produksi karbon dioksida (CO2). Dasar dari
metode ini adalah konsumsi oksigen dalam kondisi aerob yang merupakan kondisi efisien
untuk menghasilkan ATP selalu menghasilkan karbon dioksida. Metode ini disebut juga
respiratory quotient (RQ) atau  respiratory exchange ratio (RER). RQ merupakan indeks
pemakaian relatif pelbagai bahan makanan oleh tubuh.4 Rasio pada metode ini adalah
perbandingan antara CO2 dan oksigen yang berbeda untuk setiap diet (CO2/O2). RQ
ditentukan oleh jenis makanan dan proporsinya serta bervariasi untuk setiap nutrien yaitu 1,0
untuk karbohidrat, 0,8 untuk protein, dan 0,7 untuk lemak. Terdapat faktor lain yang
mempengarui RQ selain dari makanan, yaitu dari keadaan tubuh antara lain hiperventilasi,
hipoventilasi, asidosis metabolik dan alkalosis metabolik.
 LAJU METABOLIK BASAL / BASAL METABOLIC RATE (BMR)
BMR adalah pengeluaran energi minimal yang dibutuhkan oleh tubuh untuk bertahan hidup.
BMR merupakan suatu ukuran laju metabolik jaringan tanpa bergantung pada faktor luar
tubuh, sehingga bisa dikatakan bahwa BMR merupakan laju pemakaian energi di tubuh
dalam keadaan istirahat seseorang yang berada dalam kondisi sadar. BMR normal untuk pria
muda adalah sekitar 60 kcal/jam, sedangkan wanita muda sekitar 53 kcal/jam. Penghitungan
BMR dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
V = (p / 273) × 273/(273 + t) × Vu

Keterangan :
p = tekanan barometer tempat pemeriksaan
t = suhu alat
Vu = volume O2 yang diukur

Berdasarkan studi didapatkan bahwa RQ pada kondisi BMR adalah 0,82 = 4.825 kalori. Jadi
kalori yang digunakan sebagai berikut : BMR = V x 4.825 kalori/jam.
Setiap pasien memiliki ukuran tubuh yang berbeda, untuk menyesuaikan dengan ukuran
tubuhnya, maka bisa dihitung juga metabolisme basal per luas permukaan tubuh.
Persamaannya sebagai berikut :
BMR/luas permukaan tubuh = BMR/luas permukaan tubuh = kalori/m2/jam
8
BMR dan laju metabolik dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
1.   Usia dan Jenis Kelamin
Perbedaan BMR berdasarkan jenis kelamin terjadi karena pria memiliki lebih banyak lean
muscle mass dan lebih sedikit jaringan lemak. Laju metabolik akan menurun seiring
bertambahnya usia yang dimungkinkan juga karena menurunnya lean muscle mass seiring
bertambahnya usia.
2.   Jumlah lean muscle mass
Otot mengonsumsi oksigen lebih banyak dibandingkan jaringan lemak, sehingga BMR orang
yang memiliki lebih banyak lean muscle mass akan lebih tinggi dibandingkan orang yang
lebih banyak memiliki jaringan lemak.
3.   Tingkat aktivitas
Aktivitas fisik dan kontraksi otot akan meningkatkan laju metabolik meningkat menjauhi
BMR, sedangkan aktivitas fisik ringan akan menurunkan laju metabolik.
4.   Diet
Laju metabolik akan meningkat setelah makan, fenomena ini disebut juga diet-induced
thermogenesis atauspecific dynamic action atau efek termik makanan. Kondisi ini terjadi
karena terdapat energi yang digunakan untuk mencerna makanan. Akan tetapi kondisi ini
juga dapat disebabkan oleh efek stimulatorik asam amino yang berasal dari protein makanan
yang tercerna pada proses-proses kimia di dalam sel. Setiap tipe nutrisi berbeda jumlah
produksi panasnya, antara lain protein 30%, lemak 4%, dan karbohidrat 6%.
5.   Hormon
BMR akan meningkat akibat kerja hormon tiroid dan katekolamin (epinefrin dan
norepinefirn).
6.   Genetik
Terdapat orang dengan metebolisme efisien dimana nutrisi yang diserap akan lebih banyak
diubah menjadi energi untuk disimpan di dalam tubuh. Akan tetapi terdapat juga orang
dengan metabolisme yang kurang efisien dimana lebih banyak energi yang berubah menjadi

2.2 Komposisi Tubuh Manusia


Menurut J Brochek, komposisi tubuh: 62,4% Air, 16,4% Protein, 5,9% Mineral, 15,3% Lemak,
84,7 % Massa lemak bebas (FFM). Menurut Gilbert B Forber komposisi tubuh adalah jumlah seluruh
dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan massa jaringan bebas lemak. Sementara
menurut WHO tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam komposisi yang komplek yang terdiri dari:
1. Komposisi atomik. Berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidup dari 6 elemen utama
yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Kurang dari 2 % berat badan terdiri

9
dari sulfur, kalium, natrium, klorida, magnesium dan 40 elemen lain yang secara normal terdapat
dalam jumlah kurang dari 10 gram.
2. Komposisi molekular. Elemen terbagi dalam komponen molekular yang dikelompokkan dalam
5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen, air, dan mineral. Tingkat molekular ini secara praktis
seringkali dibagi atas: lemak dan massa bebas lemak. Komposisi ini menyusun dasar untuk sel yang
fungsional.
3. Komposisi selular. Komposisi ini terdiri dari 3 komponen: sel, cairan ekstrasel dan bagian padat
ekstrasel. Massa sel dibagi lagi atas lemak (komponen molekular) dan bagian yang aktif secara
metabolik yaitu massa sel tubuh. Sehingga pada akhirnya akan terdiri dari body cell mass, cairan
ekstrasel dan solid ekstrasel.
4. Komposisi jaringan dan organ. Sel akan membentuk jaringan dan organ tubuh, seperti jaringan
adiposa, otot skelet, tulang, kulit, jantung, dan organ visceral lainnya. Jaringan dan organ tubuh akan
membentuk tubuh manusia yang merupakan perpaduan 5 komponen tubuh, yaitu atomik, molekular,
selular, jaringan dan organ serta tubuh secara keseluruhan.
Komposisi tubuh diukur untuk mendapatkan persentase lemak, tulang, air, dan otot dalam tubuh.
Pengukuran komposisi tubuh juga ditujukan untuk mendeteksi kebutuhan tubuh terhadap asupan
makanan serta mendapatkan informasi yang relevan terhadap upaya pencegahan dan penanganan
penyakit.
Komposisi tubuh gemuk bisa disebabkan berlebihan lemak maupun air, Setiap orang yang
gemuk selalu dihubungkan dengan kelebihan lemak di dalam tubuh. Banyak yang masih percaya,
bahwa gemuk hanya bisa didapatkan ketika seseorang mengonsumsi lemak terlalu banyak. Sehingga,
terjadi anggapan bahwa penyebab utama badan gemuk adalah karena lemak yang bisa disebabkan
oleh makanan.Padahal, tubuh gemuk tak hanya karena lemak saja.
Secara garis besar, bisa dikatakan kalau gemuk lemak adalah terjadi penumpukan lemak di
dalam tubuh yang membuat tubuh menjadi melar dan membesar.
Sedangkan gemuk air merupakan sebuah kondisi tubuh yang terlalu banyak cairan di dalamnya
sehingga membuat kulit dan daging mengembang karena menampung terlalu banyak air. Misalnya,
ingin segera kurus akibat gemuk lemak, maka harus banyak berolahraga dan menjaga pola makan
untuk segera meluruhkan lemak yang menumpuk dalam tubuh. Begitu pula jika badan gemuk
dikarenakan air, maka harus membatasi asupan cairan yang berlebih. Usahakan untuk melakukan
aktivitas dan latihan yang menguras keringat serta membentuk massa otot agar penggemukan segera
berakhir.
Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk menilai apakah tubuh gemuk karena air atau karena
lemak. Namun, ada beberapa tanda-tanda yang bisa menggambarkannya. Misal berat badan, biasanya
orang yang gemuk akibat lemak, dia memiliki berat badan yang tinggi. Sedangkan orang gemuk
akibat air, maka berat badannya akan lebih ringan dan terkesan tak masuk akal.
Kurus atau langsing sebenarnya merupakan kondisi tubuh yang sangat digemari dari dulu hingga
sekarang. Meski kebanyakan orang percaya bahwa kurus merupakan postur tubuh ideal, akan tetapi
jika badan terlalu kurus, maka hal itu juga kurang sedap dipandang dan yang pasti, tidak sehat.
Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan badan seseorang tetap kurus. Salah satunya yang
paling umum adalah porsi makan dan asupan nutrisi yang terlalu sedikit atau tidak mencukupi. ukuran
tubuh kurus atau gemuk merupakan penilaian yang sangat subjektif, sehingga tidak dapat dijadikan
tolak ukur status gizi seseorang.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi, diperlukan kesimbangan antara asupan gizi dengan
pengeluarannya sehari-hari. Asupan gizi yang ideal adalah yang memenuhi prinsip 4 sehat 5

10
sempurna, yang kini berganti menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PDG). PDG sendiri mengacu pada
Nutrition Guide for Balanced Diet, yaitu hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia pada tahun
1992. Ingat, badan kurus atau gemuk tidak bisa dijadikan patokan status gizi seseorang. Dibutuhkan
beberapa pemeriksaan untuk menentukan status gizi, yang lalu diikuti dengan pola hidup sehat dengan
asupan makanan bergizi seimbang dan olahraga secara rutin.

2.3 Keseimbangan Energi dan Pengelolaan Berat Badan


Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari
beberapa factor, antara lain yaitu : umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta tingkat
aktivitas sehari-hari
Besarnya energi yang dibutuhkan setiap orang perhari dapat diketahui dengan
berbagai cara, hal yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya energi, diantaranya
dengan cara :
Membaca tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Cara ini merupakan cara yang paling praktis, yaitu dengan membaca table AKG atau disebut
RDA (Recommended Dietary Allowance). Dengan cara ini kita dapat mengetahui secara
langsung jumlah kebutuhan energi perhari berdasarkan usia, jenis kelamin, berat dan tinggi
badan serta tingkat aktivitas.

Cara ini memiliki keterbatasan yaitu bahwa tabel AKG hanya memuat untuk berat badan
tertentu saja dan hanya dapat digunakan untuk orang sehat pada umumnya.

¨     Perkiraan berdasarkan Basal Metabolic Rate (BMR)


Basal Metabolic Rate (BMR) atau Laju Metabolisme Basal (LMB) adalah energi minimal
yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbaring
tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 250 C (Darwin, 1988). Energi tersebut diperlukan
untuk berbagai fungsi vital tubuh seperti pernapasan, pencernaan, peredaran darah dan
pengaturan suhu tubuh.
BMR dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain luas permukaan tubuh, umur, jenis
kelamin, cuaca, ras, status gizi, penyakit, hormone terutama hormone tiroksin.
BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori (Berat
badan X 24 kalori). Sedangkan jumlah kebutuhan kalori perhari dapat ditentukan
berdasarkan kelipatan BMR berikut ini.

11
Kebutuhan energi berdasar BMR

Tingkat Jenis Aktivitas Kebutuhan Energi/Hari


Aktivitas (kalori)
Sangat Tidur, baring, duduk, menulis, BMR + 30 % BMR
Ringan mengetik
Ringan Menyapu, menjahit, mencuci BMR + 50 % BMR
piring, menghias ruangan
Sedang Mencangkul, menyabit rumput BMR + 75 % BMR
Berat Menggergaji pohon dengan BMR + 100 % BMR
gergaji tangan
Berat Mendaki gunung, menarik beca BMR + 125 % BMR
Sekali

Cara ini lebih teliti di banding dengan membaca table RDA, tetapi belum dapat menghitung
kebutuhan energi seseorang secara terperinci
Misalnya seseorang dengan berat badan 50 kg yang bekerja berat maka kebutuhan kalori per
hari adalah :
BMR = 50 X 24 kalori
= 1200 kalori
Maka kebutuhan kalori per hari adalah = 1200 + 100 % (1200) = 2400 kalori

¨      Perhitungan berdasarkan komponen penggunaan energi


Komponen yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan energi meliputi :
o   Basal Metabolic Rate (BMR)
BMR adalah energi minimal untuk fungsi vital organ tubuh
o   Specific Dynamic Action (SDA)
SDA adalah banyaknya energi yang diperlukan untuk proses metabolisme makanan, rata-rata
sebesar 10 % BMR
o   Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari hari adalah kegiatan rutin harian
o   Pertumbuhan
Anak-anak sampai dengan usia 18 tahun memerlukan tambahan energi untuk proses
pertumbuhan
Cara Menghitung Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :

12
Tahap 1 : Tentukan Status Gizi
Misalnya menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh)

Berat Badan (kg)


IMT = ----------------------
Tinggi Badan (m)2

Selanjutnya hasil penilaian IMT dikonsultasikan dengan tabel berikut :


Status Gizi
Status Gizi Laki-laki Perempuan

Kurus < 20.1 < 18.7


Normal 20.1 – 25.0 18.7 – 23.8
Overweight 25.1 – 30.0 23.9 – 28.6
Obese > 30 > 28.6
Rata-rata 22.0 20.8

Tahap 2 : Hitung Besarnya BMR


Besarnya BMR selain dapat dihitung dengan mengalikan berat badan X 24 kalori, juga dapat
menggunakan tabel berikut :

BMR laki-laki

Jenis Berat Energi (Kalori)


Kelamin Badan 10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun
(kg)
Laki-laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1889

BMR Perempuan

Jenis Berat Energi (Kalori)


Kelamin Badan 10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun
(kg)
Perempuan 40 1224 1075 1167
13
45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1369
70 1624 1516 1410
75 1691 1592 1450

Tahap 3 : Hitung SDA


Besarnya SDA yaitu 10 % BMR

Tahap 4 : Hitung Energi Aktivitas Fisik Harian


Energi Akt. Fisik = Faktor Aktivitas Fisik X {BMR + SDA}
Dimana SDA = 10 % BMR

Untuk besarnya factor aktivitas fisik, lihat tabel berikut ini :

Faktor Aktivitas Fisik

Aktivitas Jenis Aktivitas Laki-laki Perempuan

Istirahat Tidur, baring, duduk 1.2 1.2


Ringan sekali Menulis, mengetik 1.4 1.4
Ringan Menyapu, menjahit, 1.5 1.5
mencuci piring, menghias
ruangan
Ringan- Sekolah, kuliah, kerja 1.7 1.6
sedang kantor

Sedang Mencangkul, menyabit 1.8 1.7


rumput
Berat Menggergaji pohon dengan 2.1 1.8
gergaji tangan
Berat Sekali Mendaki gunung, menarik 2.3 2.0
beca

Tahap 5 : Tambahan kalori pertumbuhan


Untuk seseorang yang masih dalam usia pertumbuhan (sampai usia 18 tahun) maka
tambahkan kebutuhan energi sesuai table berikut :

14
Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kal/hari)
Umur (tahun) Tambahan Energi
10 – 14 2 kkal/kg Berat badan
15 1 kkal/kg Berat badan
16 – 18 0.5 Kkal/kg Berat badan

Untuk mempermudah perhitungan, perhatikan contoh berikut :


Naufal berusia 21 tahun, berat badan 58 kg, tinggi 160 cm, aktivitas sehari-harinya adalah
kuliah termasuk kategori ringan- sedang. Sehingga kebutuhan energi Naufal dapat dihitung
melalui tahapan sebagai berikut :
Tahap 1 : IMT = BB/TB2
58/(1.6)2 =22.6 (normal)

Tahap 2 : BMR = BB X 24 kalori


58 X 24 kalori = 1392 kalori

Tahap 3 : SDA = 10 % X BMR


10 % X 1392 = 139.2 kalori

Tahap 4 : Energi Aktivitas fisik


Faktor Aktivitas Fisik X {BMR + SDA (10 % BMR)}
1.7 X (1392 + 139.2) = 2603 kalori
Jadi total kebutuhan energi perhari adalah 2603 kalori

Menurut Leaflet yang disebar oleh RS Hermina Tangerang, sebagai media promosi kesehatan
cara memenuhi Angka Kecukupan Gizi Pada Anak, sebagai berikut:

1.Angka Kecukupan Gizi Pada Balita (1-2 tahun)

1. Nasi / Pengganti: 1-1,5 piring;


2. Lauk hewani: 2-3 potong;
3. Susu: 1 gelas;
4. Lauk nabati: 1-2 potong;
5. Sayuran: 1,5 mangkok;

15
6. Buah: 2-3 potong.

Angka Kecukupan Gizi Pada Balita (3-4 tahun)


 Nasi / Pengganti: 1-1,5 piring;
 Lauk hewani: 2-3 potong;

 Susu: 1 gelas;
 Lauk nabati: 1-2 potong;
 Sayuran: ½ mangkok;
 Buah: 2-3 potong

3. Angka Kecukupan Gizi Anak (5-6 tahun)


 Nasi / Pengganti: 2-3 piring;
 Lauk hewani: 2-4 potong;

 Susu: 1 gelas;
 Lauk nabati: 1-2 potong;
 Sayuran: 1-1½ mangkok;
 Buah: 2-3 potong.

4. Angka Kecukupan Gizi Anak (7-9 tahun)


 Nasi / Pengganti: 2-4 piring;
 Lauk hewani: 2-4 potong ;

 Lauk nabati: 2-3 potong;


 Sayuran: 1-1 ½ mangkok;
 Buah : 2-3 potong.

5.Angka Kecukupan Gizi Anak (10-12 tahun)


 Nasi / Pengganti: 3-4 piring;
 Lauk hewani: 3-4 potong;

 Lauk nabati: 2-4 potong;


 Sayuran: 1½-2 mangkok;
 Buah : 2-3 potong

6.Angka Kecukupan Gizi Anak Remaja (13-15 tahun)


 Nasi / Pengganti: 3-5 piring;
 Lauk hewani: 3-4 potong;

 Lauk nabati: 2-4 potong;


 Sayuran: 1½-2 mngkuk;
 Buah : 2-3 potong.

7.Angka Kecukupan Gizi Anak Dewasa (16-19 tahun)


16
 Nasi / Pengganti: 4-5 piring;
 Lauk hewani: 3-4 potong;
 Lauk nabati: 2-4 potong;
 Sayuran: 1½-2 mangkok;
 Buah: 2-3 potong

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
17
Semua sel tubuh membutuhkan makanan yang cukup, makanan merupakan kebutuhan pokok
untuk hidup, dan beberapa zat makanan penting sekali untuk kesehatan. Bila makanan tidak
mengandung zat gizi yang dibutuhkan sel tubuh kelancaran kerja fisiologis akan terganggu.
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang
terdiri atas saluran penceraan dan organsesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut
sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu,
dan pankreas.

3.2 Saran
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena kurangnya pengetahuan
pada saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=macam-macam+gemuk
https://www.google.com/search?q=gemuk+Karena+lemak
https://www.google.com/search?q=gemuk+Karena+lemak+dan+air

18
https://www.google.com/search?q=asupan+nutrisi+yang+kurang+menyebabkan+kurus

19

Anda mungkin juga menyukai