Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH : PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN GRAM BAKTERI

DISUSUN OLEH:

NAMA : YOSI MIKELIA HUTAGALUNG

NIM : 4173341085

KELAS : PENDIIDKAN BIOLOGI

KELOMPOK : II (DUA)

TGL. PELAKSANAAN : 26 SEPTEMBER 20119

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
I. JUDUL PERCOBAAN : PEWARNAAN GRAM BAKTERI

II. TUJUAN PERCOBAAN :


1. Mengetahui cara pewarnaan gram pada bakteri
2. Mengetahui warna yang dihasilkan setelah pewarnaan gram pada bakteri
3. Mengetahui jenis bakteri apa yang dihasilkn setelah melakukan pewarnaan gram
bakteri
4. Mengetahui fungsi dari Kristal violet pada pewaarnaan gram bakteri
5. Mengetahui kegunaan fiksasi dalam melakukan percobaan pewarnaan gram bakteri

III. TINJAUAN TEORITIS :

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan
sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian
warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu
pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.
Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian
sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya
mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk
dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul (Bailey 
2007).

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak
berwarna  juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan
suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena
itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi(Dwijoseputro, 2005).
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Proses pewarnaan Gram memiliki beberapa tahap. Pertama, pemberian pewarna kristal violet
pada bakteri yang diletakkan di atas gelas objek tadi. Pewarna kristal violet ini berguna sebagai
indikator bakteri gram positif. Setelah ditetesi pewarna kristal violet, objek glas dibilas dengan
air aquades, gelas objek dipegang pada posisi miring kemudian dikeringkan dengan
menempelkan kertas serap yaitu kertas tissue pada bakteri tanpa mengelapnya. Kedua,
pemberian Gram Iodium (lugol) yang berfungsi sebagai pembentuk kompleks ungu kristal
yodium (UK-Y), kemudian diamkan selama satu menit lalu dibilas kembali dengan air aquades
dan dikeringkan seperti tadi. Ketiga, pemberian alkohol 95% untuk menghilangkan warna pada
gelas objek sampai warna tidak luntur lagi (± 20 detik) lalu dibilas dan dikeringkan lagi.
Keempat, pewarnaan dengan larutan safranin yang berfungsi sebagai indikator bakteri gram
negatif ataupun positif selama ± 20 detik kemudian dibilas dengan aquades dan dikeringkan.
Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut kita akan mendapatkan warna yang khas, warna
ungu kebiruan untuk bakteri Gram positif yang menyerap pewarna kristal violet dan warna
kemerahan untuk bakteri Gram negatif yang menyerap larutan safranin. Bakteri gram positif
adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram.
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop. Sedangkan bakteri gram
negatif akan berwarna merah atau merah muda karena tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan Gram (Fardiaz, 1992).

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (Iud W 2008).

Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ; sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci
(Dwidjoseputro.1998).
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
IV. ALAT DAN BAHAN :
4.1 ALAT
No Nama Alat Jumlah
1 Kaca objek 2 unit
2 Bunsen 1 unit
3 Jarum Ose 2 unit
4 Kapas secukupnya
5 Pipet tetes 2 unit
6 Pinset 1 buah
7 Mikroskop 1 unit

4.2 BAHAN
No Nama Alat Jumlah
1 Sediaan bakteri 1 unit
hasil isoslasi
2 Larutan gram A secukupnya
(Kristal violet)
3 Larutan gram B secukupnya
(Iodine)
4 Larutan gram C secukupnya
(Alkohol) 96 %
5 Larutan Safranin secukupnya
6 Alkohol 70% secukupnya
7 Aquades secukupnya
8 Minyak Imersi secukupnya
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________

V. PROSEDUR KERJA :
1. Media yang sudah disiapkan dituang pada cawan petri steril, kemudian mendiamkannya
sampai memadat.
2. Sembari menunggu medianya memadat, menyiapkan inokula yang diencerkan dengan
aquades dengan 2 kali pengenceran pada tabung reaksi. Untuk pengenceran, 1mL urin +
9mL aquades dan 1mL dari larutan itu + 9mL aquades (10-2).
3. Menghomogenkan larutan tersebut dengan pemutar tabung hingga homogen
4. Menggoreskan larutan yang berisi inokula ke media NA untuk bakteri dan PDA untuk
jamur dengan menggunakan jarum ose diantara 2 bunsen yang menyala. Kegiatan ini
dilakukan dengan aseptis.
5. Mengunci cawan petri yang sudah berisi media dan inokula dengan plastik warp agar
tidak terbuka
6. Membungkus kedua cawan petri dengan menggunakan kertas HVS. Pada media NA
untuk bakteri, medianya di balik dan pada media PDA untuk jamur, tidak dibalik.
7. Menyimpan kedua media pada inkubator. Pada media NA (bakteri) disimpan selama 4 x
24 jam dan pada media PDA (jamur) disimpan selama 7 x 24 jam.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


6.1. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan Bakteri
No Sampel Gambar Morfologi Warna
Bentuk Elevasi Tepian Permuka
.
an
1 Urin Bundar Cembung Licin Mengkilat Krim
2 Kotoran Bundar dengan Timbul Tak Mengkilat Putih
teling tepian beraturan
menyebar
3 Telur busuk Tidak beraturan Berbukit- Berombak Mengkilat Putih
menyebar bukit kekuning
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
an
4 Sputum Bundar Timbul Berombak Mengkilat Krim
5 Kotoran gigi Bundar Cembung Licin Mengkilat Putih

Tabel 2. Pengamatan Jamur


No. Sampel Gambar Morfologi Warna
Bentuk Elevasi Tepian Permukaan
1 Urin Tak beraturan Berbukit- Tak Suram Krim
dan menyebar bukit beraturan
2 Kotoran - - - - -
teling
3 Telur busuk - - - - -
4 Sputum Tak beraturan Berbukit- Tak Suram Krim
dan menyebar bukit beraturan
5 Kotoran gigi Filiform Cembung Seperti Suram Hijau
wol

6.2 Pembahasan

Mikroorganisme yang terdapat pada urine adalah Candida sp Pseudomonas sp


Escherichiacoli dan Klebsiella sp masing-masing sebanyak 1 sampel (9,1%). menemukan
fungi terutama Candida albicans adalah patogen yang paling sering untuk infeksi saluran
kemih terkait kateter, diikuti oleh Escherichia coli (16,7%).16 Pola yang lebih kurang
sama juga ditemukan Chen et al tahun 2012 bahwa Candida sp (31%) adalah patogen
infeksi saluran kemih terkait kateter yang paling sering, diikuti oleh Enterococcus (10,1%)
dan Escherichiacoli (9,9%).17 Candida sp adalah patogen utama yang paling penting
menyebabkan infeksi saluran kemih di ICU.13 Candida sp. merupakan bagian dari
populasi komensal normal pada kulit, saluran gastrointestinal, dan saluran genital wanita.
Candida sp. dapat menyebabkan infeksi yang berhubungan dengan pemberian terapi
antimikroba berspektrum luas pada pasien di unit rawat intensif (ICU). Setelah pemakaian
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
antimikroba spektrum luas, fungi dapat tumbuh secara berlebihan dan berkembang menjadi
infeksi. Pasien dengan defisiensi imun adalah yang paling rentan terhadap hal ini.

Patogen yang paling umum terdeteksi dengan kultur dahak ialah bakteri seperti
Streptococcus pneumoniae,Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, dan spesies
Klebsiella.7 Penelitian oleh Srifuengfung dkk8 tiga bakteri patogen terbanyak dari kultur
sputum adalah Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia dan Acinotebacter anitratus.
Penelitian oleh Altiner dkk bakteri yang ditemukan pada dahak batuk akut yaitu
Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Haemophilus parainfluenza dan Moraxella
catarrhalis. Penelitian oleh Parhusip10 di BP4 Medan, bakteri terbanyak penyebab infeksi
saluran pernapasan bawah ialah Streptococcus viridians dan Staphylococcus aureus.
Penelitian oleh Ziyade dan Yagci11 bakteri tersering pada kultur sputum saluran napas
bawah ialah Haemo-philus influenza, Pseudomoas aeruginosa dan Streptococcus
pneumoniae.

Jenis-jenis bakteri negatif yang terdapat di kotoran gigi yang paling utamaPhorphyromonas: P.
gingivalis, patogen periodontal utamaPevotella: P. intermedia, pantogen
periodontalFusobacterium: F. nucleatum, periodontal pathogenAntinobacillus/Aggregatibacter:
A. actinomycetemcomitans, tergabung dalam periodontitis agresifTreponema: T. denticola,
kelompok penting dalam kondisi periodontal akut, seperti ANUGNeisseria ,Veillonella.

Kebusukan yang terjadi di telur terutama disebabkan oleh bakteria Gram negatif dan
yang paling banyak menyebabkan pembusukan di telur adalah Alcaligenes, Achromobacter,
Psedomonas, Serratia, Cloaca, Hafina, Citrobacter, Proteus, dan Aeromonas. Karena di
dalam telur ada faktor-faktor intrinsik yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, maka terjadi seleksi secara alamiah sehingga hanya beberapa
mikroorganisme tertentu yang dapat menimbulkan kebusukan pada telur. Bakteri pembusuk
telur ini membutuhkan makanan yang sederhana dan mudah tumbuh di suhu rendah.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Jamur yang menyebabkan otomikosis pada umumnya adalah spesies jamur saprofitik yang
banyak terdapat di alam dan merupakan sebagian dari fl ora komensal pada 5 meatus
akustikus normal. Jamur ini umumnya adalah Aspergillus dan Candida. Berbagai faktor
mempengaruhi perubahan jamur saprofitik menjadi jamur patogenik, namun hal ini masih
belum dipahami dengan jelas 5 penelit . Pada umumnya para i berpendapat bahwa dari
sekian banyak faktor yang berperan dalam timbulnya otomikosis yang terpenting ialah
suhu dan kelembaban udara yang meninggi serta bentuk anatomis dari liang telinga . 6
Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit

Jenis mikroorganisme yang terdapat pada kotoran telinga adalah bakteri dan jamur. Jamur yang
menyebabkan otomikosis pada umumnya adalah spesies jamur saprofitik yang banyak
terdapat di alam dan merupakan sebagian dari fl ora komensal pada 5 meatus akustikus
normal. Jamur ini umumnya adalah Aspergillus dan Candida. Berbagai faktor mempengaruhi
perubahan jamur saprofitik menjadi jamur patogenik, namun hal ini masih belum dipahami
. Pada umumnya para i berpendapat bahwa dari sekian banyak faktor yang berperan
dalam timbulnya otomikosis yang terpenting ialah suhu dan kelembaban udara yang
meninggi serta bentuk anatomis dari liang telinga . 6 Liang telinga sebenarnya mempunyai
lapisan kulit. Jenis bakteri yang terdapat pada kotoran telinga adalah Staphylococcus aureus atau
Pseudomonas aeruginosa.

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :

1. Isolasi pada agar cawan

Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya.Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode
agar cawantuang. Metode gores kuadran ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.Metode agar tuang,
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan
dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan
sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan
atau di dalam cawan.

2. Isolasi pada medium cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu
dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.Semakin tinggi pengenceran
peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

3. Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.Sel mikroorganisme dilihat
dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis.

Nutrien Agar (NA) adalah suatu medium pertumbuhan yang baik untuk berbagai jenis mikroba
(jamur dan bakteri), namun tidak semua bakteri dapat tumbuh di medium ini karena nutrisi yang
terlalu kaya untuk beberapa bakteri.Nutrisi yang terdapat dalam Nutrien Agar yang digunakan
untuk pertumbuhan mikroba adalah kaldu sapi dan beberapa ekstrak ragi (Usinger, L & Liu, S,
2011).Nutrien Agar (NA) biasanya digunakan untuk pertumbuhan individual koloni mikroba dari
spesies Proteus. Pembuatannya dengan mencampurkan 34 gr dalam 1 L air distilasi, kemudian
dibiarkan selama 15 menit dan disterilisasi dengan menggunakan otoklaf. Bahan untuk membuat
media NA antara lain dari kaldu daging sapi dan beberapa ekstrak yeast. Komposisi media NA
dalam 1 L mengandung 3,0 g ekstrak daging sapi, 10,0 g pepton dari daging, 15 g agar, 5 g
sodium chloride, dan 1 g pril dengan pH 6,8 ± 0,2 pada suhu 25ºC.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Pada pembuatan media padat di cawan petri, medium NA yang akan dituangkan tidak boleh
memiliki suhu yang terlalu tinggi. Hal tersebut akan menyebabkan kondensasi air yang
berlebihan pada tutup cawan petri sehingga air tersebut akan kembali menitik atau menetes pada
permukaan agar yang telah memadat. Selain itu, pemindahan medium dari tabung reaksi ke
cawan petri harus dilakukan secara aseptis, untuk mencegah tercemarnya biakan murni, yaitu
biakan yang hanya terdiri dari satu spesies tunggal.

Potato Dextrose Agar (PDA) adalah suatu medium yang kaya akan nutrisi yang digunakan untuk
pertumbuhan berbagai jamur (Stamets, 2007). Kebanyakan jamur berkembang pada Potato
Dextrose Agar (PDA), tetapi terkadang jamur yang tumbuh pada PDA menghasilkan miselia
berlebih dengan mengorbankan sporulasi karena kandungan nutrisi pada PDA yang terlalu
“kaya” untuk beberapa jamur. PDA dapat digunakan oleh Ascomycota sebagai media
pertumbuhan. Media PDA mengandung 4,0 g/l potato dextrose agar, 20,0 g/l glukosa, dan 15,09
g/l agar.

VII. PEMBAHASAN JAWABAN


Biakan murni merupakan biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam
medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan.
Biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan membicarakan
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, juga serologi, meminta
suatau populasi yang terdiri dari suatu macam mikroorganisme saja.
Pemurnian biakan bakteri dilakukan agar mendapatkan koloni murni mikroorganisme kedalam
media pertumbuhan sehingga didapat koloni murni yang diharapkan.Tehnik yang paling bagus
dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu metode gores, karena ditinjau dari sudut
ekonomi dan penggunaan waktu yang cepat.

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu

1. Isolasi pada agar cawan


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode
agar cawan tuang. Metode gores kuadran ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.

2. Isolasi pada medium cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu
dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran
peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

3. Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat
dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis.

VIII. KESIMPULAN
1. Koloni merupakan kumpulan bakteri yang membentuk suatu kelompok.bentuk
koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi suatu spesies
tertentu, baik bentuk tepi, mengkilat tidaknya, halus kasrnya permukaan, dan warna
koloni.
2. Struktur dasar dari jamur adalah hifa. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Ketebalan hifa bervariasi
antara 0, 5 mm- 100 mm.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu :
a. Faktor Abiotik yang terdiri atas : Nutrisi, kelembaban, air, tekanan
osmosis, suhu, oksigen, ph, dan zat kimia
b. Faktor biotik yang terdiri atas : interaksi positif dan interaksi negative.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur yaitu
a. Ketinggian tempat
b. Cahaya
c. Suhu
d. Kelembaban
e. Derajat keasaman atau PH
f. Kesuburan media tanam
g. Kandungan air dalam media
h. Suasana
5. Penyebab kegagalan pertmbuhan dari jamur dan bakteri yaitu :
- terkontaminasi dengan bakteri lain
- kondisi fisik seperti : suhu, oksigen, ph dan lingkungan
- media yang tidak steril
- Nutrisi
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA

Hasdiarah, dkk. 2011. MIKROBIOLOGI DASAR. Penerbit Deepublish. Jakarta

Husna Rosy. 2015. Eksplorasi Jamur Endofit Dan Khamir Pada Tanaman Cengkeh
(Syzygium Aromaticum) Serta Uji Potensi Antagonismenya Terhadap Jamur Akar Putih
(Rigidoporus Microporus).Jurnal HPT. Volume 3 Nomor 1.

Lenni Fitri1, 2011. Isolation and Observation of Morphology of Chitinolytic Bacteria


Colony.Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 3, Nomor 2.

Lud Waluyo. 2012. Mikrobiologi Lingkungan. Penerbit Erlangga. Jild 1. Jakarta Rapani tri.
2012). Penapisan Jamur Dan Bakteri Antagonis Terhadap Jamur Akar Putih (Rigidoporus
Microporus) Dari Rizosfer Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata Prain). Jurnal
Penelitian Karet, 30 (1): 1 – 11
Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford. NewYork

MEDAN, 03 SEPTEMBER 2019


DOSEN/ASISTEN LAOBATORIUM PRAKTIKAN

(DINA RAHMI SOLIHAD NASUTION) (YOSI MIKELIA HUTAGALUNG)

4153220006 4173341085

Anda mungkin juga menyukai