• Pembagian Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
• Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan
disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa
vakum) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan
dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah
menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
• Sterilisasi secara fisik dengan pemanasan & penyinaran.
• Sterilisasi dengan pemanasan
• Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
• Panas kering: sterilisasi dengan oven suhu 180 oC selama 1 jam. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
• Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi
akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada
suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
• Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf autoklaf adalah
alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 oC. Suhu dan
tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media
digunakan suhu 121 oCdan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa)
selama 15 menit.
• Perbedaan Metode sterilisasi panas kering dengan
metode panas lembab:
Adapun perbedaan dari sterilisasi panas basah dan
sterilisasi panas kering ialah pada Penggolongan
sterilisasi panas dan kering ini didasarkan pada
sensitifitas benda yang akan disterilkan. Jadi, jika suatu
benda sensitif terhadap kelembapan, maka digunakan
sterilisasi panas kering, begitu juga dengan jika suatu
benda tahan terhadap kelembapan, maka digunakan
sterilisasi panas basah.Kedua metode ini meiliki
kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan panas
sebagai cara untuk mensterilkan. Yang berbeda adalah
panas kering tidak menggunakan air, sedangkan panas
basah menggunakan air dalam proses sterilisasinya
• Bahan yang dapat disterilkan dengan Sterilisasi Panas Kering dan
Sterilisasi Panas Basah
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa
yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang
tidak dapat ditembus atau tidak tahan dengan uap air.Misalnya, minyak
lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril
seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat lain. Selain itu, sterilisasi
panas kering juga sangat efektif untuk alat-alat gelas dan bedah.Namun
karena suhunya yang tinggi, sterilisasi panas kering tidak dapat
digunakan untuk penutup karet atau plastik.
Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan
media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang
akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam
suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-
bahan kimia lainnya, sedangkan