Anda di halaman 1dari 28

Dila Oktarise Dwina, M.T.

1. Uji Geser Langsung (Direcr Shear Test)


2. Uji Triaksial (Triaxial Test)
3. Uji Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
4. Uji Geser Kipas (Vane Shear Test)
 Pada pembebanan kondisi tak terdrainase
(undrained), nilai tekanan air pori sangat tergantung
dari jenis lempung, apakah lempung tersebut normally
consolidated ataukah overconsolidated.
 Perbedaan antara perubahan volume yang terjadi pada
tanah pasir dan lempung adalah lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk terjadi perubahan volume.
 Perbedaan waktu ini akan sangat tergantung dari
permeabilitas tanah. Karena tanah lempung
berpermeabilitas sangat rendah, sedangkan tanah pasir
tinggi, kecepatan air pori keluar akan lebih cepat terjadi
pada tanah pasir.
 Pada uji triaksial consolidated drained (terkonsolidasi
terdrainase), faktor yang mempengaruhi karakteristik
tanah lempung adalah sejarah tegangannya.
 Pada uji triaksial consolidated drained, mula-mula benda
uji lempung jenuh dibebani dengan tegangan sel σ3
melalui cairannya.
 Akibatnya, tekanan air pori benda uji akan bertambah
dengan uc
 Pada tahap ini, hubungan dengan saluran drainase
dibiarkan terbuka untuk menghasilkan drainase penuh,
sampai uc menjadi nol.
 Kemudian tegangan deviator ∆σ (∆σ = σ1 − σ3 )
ditambah pelan-pelan, dengan katup drainase tetap
terbuka untuk mengizinkan terbuangnya air secara
penuh.
 Hasil dari tegangan deviator ini adalah tekanan air pori
ud
 Karena drainase masih tetap terbuka, maka ud akhirnya
juga nol.
 Tegangan deviator ditambah terus, sampai terjadi
keruntuhan pada benda uji.
 Pada gambar 1, selama penerapan tegangan deviator,
volume benda uji berangsurangsur berkurang untuk
lempung normally consolidated
 Akan tetapi, pada lempung overconsolidated, pada
mulanya terjadi sedikit pengurangan volume, namun
kemudian volumenya bertambah.
Gambar 1. Uji triaksial consolidated drained lempung
(a) pada penerapan tegangan sel.
(b) pada penerapan tegangan deviator.
 Dalam pengujian consolidated drained (terkonsolidasi
terdrainase), tegangan total sama dengan tegangan
efektif, karena tekanan air porinya selalu nol.
 Pada saat keruntuhan terjadi, tegangan utama mayor
efektif adalah σ1 = σ3 + ∆σf , dengan ∆σf = tegangan
deviator pada saat keruntuhan, dan tegangan utama
minor efektif adalah σ′3 = σ3
 Dari hasil beberapa pengujian pada benda uji yang
sama, kemudian dapat digambarkan lingkaran Mohr
pada saat kegagalan, seperti yang terlihat pada gambar 2
 Nilai-nilai c dan ϕ diperoleh dari penggambaran garis
singgung pada lingkaran-lingkaran Mohr, selanjutnya
akan merupakan garis selubung kegagalan Mohr
Coulomb.
 Untuk lempung normally consolidated, nilai c = 0. Jadi garis
selubung kegagalan hanya akan memberikan sudut gesek
dalam (ϕ) saja.
 Persamaan kuat geser untuk tanah normally consolidated saat
terjadi kegagalan :
σ1′ − σ′3
sin ϕ = ′
σ1 + σ′3
atau
ϕ
σ1′ = σ′3 . tan2 45° +
2
ϕ
 Bidang kegagalan membuat sudut 45° + dengan bidang
2
utama mayor.
Gambar 2. Garis selubung kegagalan dari pengujian triaksial
(a) lempung normally consolidated
(b) lempung overconsolidated.
 Pada gambar terlihat untuk lempung overconsolidated nilai
c>0
 Oleh karena itu, nilai kuat gesernya akan mengikuti
persamaan :
τ = c + σ′ tan ϕ
 Nilai-nilai c dan ϕ berturut-turut, dapat ditentukan dengan
pengukuran perpotongan garis selubung kegagalan pada
sumbu tegangan geser (τ) dengan kemiringan garis
selubung kegagalan.
 Hubungan umum antara σ1 ′, σ3 ′, c dan ϕ dapat ditentukan
dengan meninjau gambar 3, sebagai berikut :

𝜎1′ − 𝜎3 ′
AC 2
sin ϕ = =
BO + OA 𝜎1′ + 𝜎3 ′
cot ϕ +
2
atau
ϕ ϕ
σ1′ = σ′3 . tan2 45° + + 2c. tan 45° +
2 2
Gambar 3.
Lingkaran Mohr untuk lempung overconsolidated
 Jika konsolidasi awal dikerjakan dengan tegangan sel
𝜎𝑐 = 𝜎𝑐 ′, dan kemudian tekanannya dikurangi sehingga
tegangan sel menjadi 𝜎3 = 𝜎3 ′,benda uji akan menjadi
overconsolidated.
 Selubung kegagalan yang diperoleh dari uji triaksial
consolidated drained, akan terdiri dari dua garis, seperti yang
terlihat pada gambar 4
 Bagian AB adalah selubung kegagalan lempung
overconsolidated yang mempunyai kemiringan lebih landai
dengan suatu nilai kohesi, dan bagian BC memberikan
lempung pada kedudukan normally consolidated yang
mengikuti persamaan :
𝜏 = 𝜎 ′ . tan ϕBC
Di mana τ adalah tegangan geser
 Berdasarkan Gambar 4, pada regangan yang sangat besar,
tegangan deviator mencapai nilai konstan.
 Kuat geser lempung pada regangan yang sangat besar
disebut kuat geser residu (τrsd ), yaitu kuat geser batas
(ultimit).
Gambar 4.
Selubung kegagalan dengan tegangan prakonsolidasi = 𝝈𝒄 ′
 Kuat residu tanah lempung tak tergantung dari sejarah
tegangannya dahulu (Gambar 5), dapat dinyatakan dalam
persamaan :
τ(rsd) = σ′ . tan ϕBC
Dengan ϕult = sudut gesek dalam batas (ultimit) dengan
komponen c = 0
 Dari uji triaksial :
σ1′ − σ′3
ϕult = arc sin ′ (rsd)
σ1 + σ′3
 Sudut gesek dalam residu tanah lempung, penting untuk
analisis hitungan stabilitas lereng.
 Uji triaksial tanah lempung dapat juga dilaksanakan dengan
cara tekanan aksial atau perpanjangan aksial dengan
mengizinkan air mengalir.
Gambar 5. Kuat residu tanah lempung
CONTOH SOAL
SOAL 1
Pada uji triaksial consolidated drained, diperoleh data sebagai berikut : 3 =
27,6 kN/m2 dan f= 27,6 kN/m2. Kalau benda uji berupa lempung normally
consolidated, maka :
(a) Hitung sudut gesek dalam ().
(b) Hitung sudut  (sudut bidang kegagalan dengan bidang utama mayor).
(c) Hitung tegangan normal f’dan tegangan geser f pada saat kegagalan.

PENYELESAIAN :
Karena benda uji adalah lempung normally consolidated, garis selubung
kegagalannya akan lewat titik asal O. Persamaan kuat geser untuk jenis
tanah ini:
f = ' tg 
f =  – 
1 = f +  = 27,6 + 27,6 = 55,2 kN/m2
Pada jenis pengujian ini, tegangan total = tegangan efektif, karena tegangan
pori nol
1 = 1’ dan  = ’ = 27,6 kN/m2
PQ 1 1'3 ' 55,2  27,6
sin    2
  0, 33
OP 1  ' '  55,2  27,6
2 1 3

  arc sin (0,33)  19,3o


  45 o   / 2  45  (19,30 / 2)  54,64 o
𝜎1 ′−𝜎3 ′
𝜏𝑓 = sin 2𝜃
2
55,2−27,6
𝜏𝑓 = sin 2(54,64°)
2
= 13,01 kN m2
SOAL 2
Dari uji triaksial consolidated drained pada tanah pasir, diperoleh saat
keruntuhan terjadi 1'/3' = 4 dan tegangan utama minor efektif 3' = 100
kN/m2.
(a) Tentukan sudut gesek dalam efektif
(b) Berapakah tegangan deviator saat keruntuhan dan
(c) Gambarkan lingkaran Mohr dan garis selubung kegagalan.
PENYELESAIAN
𝜎1𝑓 ′ 1 + sin ϕ′ ϕ
a. = = 𝑡𝑎𝑛2 45° + =4
𝜎3𝑓 ′ 1 − sin ϕ′ 2
:
Maka diperoleh ϕ’ = 37°

𝜎1𝑓 ′
b. 𝜎1 − 𝜎3 𝑓 = 𝜎3 ′ −1
𝜎3𝑓 ′
= 100 4 − 1 = 300 kN
m2

c. Plot dari lingkaran Mohr dan garis


selubung kegagalan dapat dilihat
pada gambar disamping
 Uji triaksial consolidated undrained digunakan untuk menentukan kuat
geser lempung pada kondisi tanpa drainase (undrained), yaitu dengan
angka pori telah berubah dari kondisi asli di lapangan oleh konsolidasi.
 Kekuatan lempung pada kondisi tanpa drainase adalah suatu fungsi dari
angka pori atau dari hubungan tekanan sel di mana konsolidasi terjadi.
 Dalam uji consolidated undrained, mula-mula benda uji diberikan
tegangan sel supaya berkonsolidasi dengan drainase penuh diberikan.
 Setelah menghamburnya tekanan air pori u, yang disebabkan oleh
tegangan sel, tegangan deviator dikerjakan sampai menghasilkan
keruntuhan benda uji.
 Selama pembebanan, saluran drainase ditutup.Karena drainase
tertutup, tekanan air pori (tekanan air pori akibat tegangan deviator
pada waktu drainase telah tertutup = ud) dalam benda ujinya bertambah.
 Pengukuran serempak dari 1-3 dan ud dibuat selama pengujian.
 Sifat dari parameter tekanan air pori A terhadap regangan aksial :
A = ud/(1-3)
 Nilai Af (parameter tekanan air pori) pada saat keruntuhan, adalah positif
untuk lempung normally consolidated dan negatif untuk lempung
overconsolidated.
 Jadi, Af bergantung pada nilai OCR, (overconsolidationratio).
Gambar 6.
Pengujian triaksial consolidated undrained
(a) dengan tegangan sel;
(b) dengan tegangan deviator.
 Nilai OCR untuk uji triaksial didefinisikan sebagai:
c '
OCR 
3
dengan c’ = c, adalah tegangan sel maksimum pada saat benda uji
terkonsolidasi, dan kemudian diizinkan untuk kembali pada tegangan
sel 3.
 Sifat-sifat khusus dari variasi Af dengan nilai banding overconsolidation
(OCR) untuk lempung yang berasal dari Weald diperlihatkan dalam
Gambar 7.
 Pada saat keruntuhan terjadi:
• tegangan utama mayor total = 1 = 3 + f
• tegangan utama minor total= 3
• tekanan air pori pada saat keruntuhan = ud(runtuh) = Af f
• tegangan utama mayor efektif = 1 - Af f = 1'
• tegangan utama minor efektif = 3 - Af f = 3‘
Gambar 7.
Variasi Af dengan nilai overconsolidation untuk lempung dari Weald (N.E. Simons,
1960)
 Uji consolidated undrained pada sejumlah benda uji dapat digunakan
untuk menentukan parameter kuat geser tanah , seperti pada Gambar
8, hasil uji lempung normally consolidated (terkonsolidasi normal).
 Lingkaran Mohr tegangan total (lingkaran A dan B) untuk dua pengujian
diperlihatkan dengan garis putus-putus.
 Lingkaran A dan B ini adalah lingkaran Mohr tegangan efektif C dan D.
 Karena C dan D adalah lingkaran tegangan efektif pada saat
keruntuhan, garis singgung yang digambarkan pada lingkaran-lingkaran
ini akan merupakan garis selubung kegagalan Mohr Coulomb.
 Persamaan garis singgung ini adalah  = ' tg .
 Jika digambarkan garis singgung pada lingkaran-lingkaran tegangan
totalnya, maka garis ini akan berupa garis lurus lewat titik awal.
 Garis selubung kegagalan tegangan total ini diberikan oleh persamaan:
 = ' tg cu

dengan cu adalah sudut gesek dalam consolidated undrained


(terkonsolidasi tak terdrainase).
 Indeks cu menyatakan kondisi consolidated undrained.
Gambar 8.
Hasil uji triaksial pada lempung normally consolidated
kondisi consolidated undrained.
 Selubung kegagalan tegangan total untuk lempung overconsolidated
diperlihatkan dalam Gambar 9.
 Persamaan garis selubung kegagalan dapat ditulis dalam bentuk:
 = ccu +  tg cu
dengan ccu adalah perpotongan garis selubung kegagalan dengan
sumbu tegangan geser ().
 Persamaan kuat geser lempung overconsolidated yang didasarkan
pada tegangan efektif (yaitu c' dan '), dapat diperoleh dengan
menggambarkan lingkaran Mohr tegangan efektif dan garis singgung.

Gambar 9.
Selubung kegagalan tegangan
total lempung overconsolidated
pada kondisi consolidated
undrained
CONTOH SOAL
Uji triaksial consolidated undrained dengan pengukuran tekanan pori pada
lempung jenuh adalah dihasilkan data sebagai berikut:
Tegangan sel (kN/m2) 150 300 450
Tegangan deviator (kN/m2) 190 340 500
Tekanan air pori (kN/m2) 80 150 220
Tentukan nilai c’ dan ’

PENYELESAIAN :
Nilai-nilai tegangan utama efektif 1' dan 3' saat kegagalan dihitung dengan
mengurangkan tegangan-tegangan utama dengan tekanan air pori.
Selanjutnya hasil perhitungannya pada tabel berikut :
3 (kN/m2) 150 300 450
1 (kN/m2) 340 640 950
3‘ (kN/m2) 70 150 230
1‘ (kN/m2) 260 490 730
½ (1 - 3) (kN/m2) 95 170 250
½ (1’ + 3’) (kN/m2) 165 320 480
Lingkaran Mohr dalam tinjauan tegangan efektif dan garis kegagalan
digambarkan sebagai berikut :

 Dari gambar di samping


dapat diukur :
c’ = 16 kN/m2 dan ’ = 28,5°
 Dengan cara lain yaitu
dengan melukiskan titik
tegangan dalam koordinat ½
(1 + 3) dan ½ (1 - 3),
seperti yang terlihat pada
gambar.
 Dari garis yang
menghubungkan titik-titiknya
dapat diperoleh:
a' = 13 kN/m2 dan ' = 26°
' = sin-1(tg 26°) = 29°
c‘ = 13/cos 29° = 16 kN/m2

Anda mungkin juga menyukai