Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DTREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


NOMOR : KP 35 TAHUN 2019

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN


SIPILBAGIAN 171-12 {ADVISORY CIRCULAR PART 171-12) PROSEDUR
PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN FASILITAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Menimbang a. bahwa pada Sub Bagian 171.041 Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor 57 Tahun 2011 Tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation
Safety Regulation Part 171) Tentang Penyelenggara
Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical
Telecommunication Service Provider) sebagaimana diubah

Terakhir Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM


38 Tahun 2017, mengatur penyelenggara pelayanan hams
memenuhi ketentuan pemasangan, pengoperasian dan
pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam humf a, perlu menetapkan Pedoman Teknis
Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil

Bagian 171-12 (Advisory Circular CASR Part 171-12)


Prosedur Pemeliharaan dan Pelaporan Fasilitas

Telekomunikasi Penerbangan, dengan Peraturan Direktur


Jenderal Perhubungan Udara;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan


(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
-2-

2.Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia;


S.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang
Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara
Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;
4.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tetang
Pembentukan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun

2015;
5.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2011
tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian
172 {Civil Aviation Safety Regulation Part 172) tentang

Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan


{Air
Traffic Service Providej];
6.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 57 Tahun 2011
Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian
171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) Tentang

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan


(Aeronautical Telecommunication Service Provider)

Sebagaimana Diubah Terakhir Dalam Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM 38 Tahun 2017;
7.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 01 Tahun 2014

tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian


69 (Civil Aviation Safety Regulation Part 69) Tentang
Lisensi, Rating, Pelatihan Dan Kecakapan Personel
Navigasi Penerbangan sebagaimana Diubah Terakhir Dalam
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2016;

8.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018


Nomor 1756);
-3-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN
KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 171-12
{ADVISORY CIRCULAR PART 171-12) PROSEDUR
PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN FASILITAS TELEKOMUNIKASI
PENERBANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Alignment adalah kegiatan teknis yang meliputi pengaturan

[setting], konfigurasi ulang


(reconfiguration) dan/atau
penyetelan (tunning) pada hardware maupun software

fasilitas telekomunikasi penerbangan.

2. Direktorat adalah Direktorat Navigasi Penerbangan.

3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan


Udara.

4. Direktur adalah Direktur Navigasi Penerbangan.

5. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara.

6. Ketersediaan (Availability) adalah persentase


lamanya operasi pelayanan telekomunikasi penerbangan
atau pelayanan pendukung tanpa adanya gangguan.

7. Kehandalan (Reliability) adalah probabilitas


kinerja pelayanan atau fungsi-fungsi pelayanan
tanpa adanya kegagalan pada periode tertentu.

8. Mean Time Between Failure (MTBF) adalah waktu aktual

operasional fasilitas dibagi dengan total jumlah kegagalan

fasilitas selama periode yang ditetapkan.


-A-

9. Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu rata-rata yang

dibutuhkan dalam melakukan perbaikan kerusakan sampai


peralatan tersebut dapat beroperasi normal kembali.

10. Pelayanan telekomunikasi penerbangan adalah pelayanan


telekomunikasi yang berbasis di darat dan satelit

sebagaimana tercantum dalam Annex 10 Konvensi Chicago

dan dokumen terkait lainnya.

11. Pemeliharaan adalah rangkaian pemeriksaan, analisa, dan


perencanaan serta pelaksanaan kegiatan pemeliharaan

fasilitastelekomunikasi penerbangan dalam rangka


mempertahankan kemampuan, kapasitas, dan kualitas

fasilitas telekomunikasi penerbangan.

12. Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan untuk

selanjutnya disebut Penyelenggara Pelayanan adalah

Badan Hukum Indonesia yang diberi izin oleh Direktur


Jenderal untuk mengoperasikan dan memelihara fasilitas
telekomunikasi penerbangan.

BAB 11

RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Dalam rangka mempertahankan kemampuan, kapasitas,


dan kualitas fasilitas
telekomunikasi penerbangan,
penyelenggara pelayanan harus melakukan pemeliharaan
fasilitas telekomunikasi penerbangan yang sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.

(2) Hasil pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada

Direktur dan Kepala Kantor setempat.


-5-

(3) Fasilitas telekomunikasi


penerbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

(4) Selain fasilitas telekomunikasi penerbangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) terdapat fasilitas bandar udara yang

dipergunakan sebagai fasilitas


penunjang pelayanan
telekomunikasi penerbangan yang harus dipelihara oleh

penyelenggarapelayanan sesuai dengan peraturan


perundang-undangan.

Pasal 3

Pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk :


a. menjamin ketersediaan (Availability) fasilitas;
b. menjamin kehandalan (Reliability) fasilitas dengan
memperpanjang Mean Time Between Failure (MTBF);
c. memperpendek Mean Time To Repair(MTTR);
d. mencegah fasilitas tidak berfungsi sesuai standar;
e. mencegah terjadinya kegagalan operasi;
f. mencegah terjadinya kerusakan fasilitas yang lebih besar;

g. mempertahankan umur teknis fasilitas.

Pasal 4

Penyelenggara pelayanan dalam melaksanakan


pemeliharaan
fasilitas telekomunikasi penerbangan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 dapat bekerjasama dengan :


a. Personel Teknik Telekomunikasi
Penerbangan; b. Instansi Pemerintah;
c. Badan Usaha Milik Negara;
d. Badan Hukum Indonesia;
e. Perguruan Tinggi; dan
f. Institusi lainnya.
-6-

Pasal 5

Untuk mencapai tujuan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi


penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, perlu
dukungan manajemen dalam hal sebagai berikut:

a. sumber daya manusia;


b. penggantian suku cadang peralatan;
c. biaya pemeliharaan peralatan;
d. alat-alat kerja, alat-alat ukur, dan alat-alat pengujian;

e. ketersediaan suku cadang;


f. ketersediaan fasilitas penunjang pelayanan
telekomunikasi penerbangan; dan
g. manual operasi dan dokumen teknis.

BAB III

PEMELIHARAAN FASILITAS

TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Pasal 6

Pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan meliputi:


a. pencatatan riwayat fasilitas telekomunikasi penerbangan;

b. perencanaan pemeliharaan fasilitas


telekomunikasi penerbangan; dan
c. pelaksanaan pemeliharaan fasilitas
telekomunikasi penerbangan.

Pasal 7

(1) Pencatatan riwayat fasilitas telekomunikasi


penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf a, merupakan pencatatan data fasilitas yang
sekurang-kurangnya memuat sebagai berikut:
a. tanggal/bulan/tahun pengadaan/instalasi fasilitas;
b. part number dan serial number fasilitas;
c. tanggal/ bulan/tahun Site Acceptance Test;
d. tanggal/bulan/tahun Flight Commisioning dan Periodik

Kalibrasi terakhir (bagi fasilitas yang wajib dikalibrasi);


-7-

e. perbaikan/penggantian unit/bagian/modul fasilitas;

f. perbaikan/penggantian perangkat keras atau lunak;

g. modifikasi fasilitas;
h. rekondisi fasilitas;
i. relokasi fasilitas dan/atau suku cadang.

(2) Format pencatatan riwayat fasilitas telekomunikasi


penerbangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
peraturan ini.

Pasal 8

Perencanaan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, meliputi unsur-

unsur sebagai berikut;


a. perencanaan penyediaan personel meliputi :
1. kompetensi dan jumlah personel;
2. program pendidikan dan pelatihan.
b. perencanaan kesiapan fasilitas meliputi:
1. pembiayaan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi

penerbangan;
2. penyediaan suku cadang;
3. penyediaan alat-alat kerja, alat-alat
ukur, dan alat-alat pengujian;
4. pengusulan penggantian peralatan.

Pasal 9

Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, meliputi kegiatan

sebagai berikut :
a. pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance);
b. pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance);
c. evaluasi kinerja fasilitas telekomunikasi penerbangan.
-8-

Pasal 10

(1) Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, bertujuan
untuk mempertahankan kinerja fasilitas telekomunikasi
penerbangan, yang kegiatannya meliputi :
a. pemeliharaan harian;
b. pemeliharaan mingguan;
c. pemeliharaan bulanan;

d. pemeliharaan tahunan.
(2) Pemeliharaan harian fasilitas telekomunikasi penerbangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat

dilakukan dengan sistem aplikasi teknologi informasi

dan/atau metode yang ditetapkan oleh penyelenggara


pelayanan untuk memantau dan menjamin kinerja fasilitas

telekomunikasi penerbangan
sesuai standar dengan
mengacu pada buku manual
operasi penyelenggara

pelayanan.
(3) Pemeliharaan mingguan, bulanan dan tahunan fasilitas
telekomunikasi penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, c dan d ditetapkan oleh penyelenggara

pelayanan yang kegiatannya dilakukan dengan mengacu


pada buku manual operasi penyelenggara pelayanan.

Pasal 11

Pemeliharaan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

huruf b, bertujuan untuk


mengembalikan fasilitas
yang
mengalami gangguan/kerusakan ke kondisi normal, yang

kegiatannya meliputi :
a. analisis kerusakan fasilitas telekomunikasi penerbangan;
b. penggantian komponen/modul/ bagian/unit fasilitas

telekomunikasi penerbangan;
c. perbaikan modul/bagian/unit/perangkat lunak fasilitas
telekomunikasi penerbangan;
d. modifikasi fasilitas telekomunikasi penerbangan;
-9-

e. rekondisi atau overhaul fasilitas telekomunikasi


penerbangan;
f. alignment fasilitas telekomunikasi penerbangan.

Pasal 12

(1) Berdasarkan tingkat kesulitan pelaksanaan, pemeliharaan

fasilitas telekomunikasi penerbangan terdiri dari :


a. pemeliharaan tingkat 1;
b. pemeliharaan tingkat 2;
0. pemeliharaan tingkat 3;

(2) Pemeliharaan tingkat 1 sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf a, merupakan pemeliharaan pencegahan yang
dilaksanakan secara berkala meliputi:
a. pembersihan fasilitas telekomunikasi penerbangan;
b. pemeriksaan fasilitas telekomunikasi penerbangan
meliputi status indikator dan pembacaan parameter;

c. pemeriksaan fasilitas penunjang pelayanan


telekomunikasi penerbangan;
d. penggantian lampu indikator, komponen pengaman
dan komponen habis pakai lainnya.

(3) Pemeliharaan tingkat 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b terdiri dari:

a. pemeliharaan pencegahan yang dilaksanakan


secara berkala, meliputi:
1. pembersihan unit/bagian/modul fasilitas
telekomunikasi penerbangan;
2. pengamatan tampilan dan target pada
fasilitas surveillance;
3. pemeriksaan output {signal / data / voice) fasilitas

telekomunikasi penerbangan.
-10-

b. pemeliharaan perbaikan fasilitas telekomunikasi


penerbangan yang mengalami gangguan/kerusakan
meliputi:
1. analisis gangguan / kerusakan;
2. a/i^nmen( paramater peralatan;
3. penggantian dan alignment unit/bagian/modul
fasilitas telekomunikasi penerbangan yang rusak

dengan unit/bagian/modul fasilitas

telekomunikasi penerbangan cadangan;


4. uji coba fasilitas telekomunikasi
penerbangan, unit/ bagian/ modul
fasilitas telekomunikasi penerbangan.

(4) Pemeliharaan tingkat 3 sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf c, merupakan pemeliharaan perbaikan apabila
peralatan mengalami gangguan/kerusakan meliputi:

a. perbaikan perangkat lunak (software] sistem


fasilitas telekomunikasi penerbangan;
b. perbaikan dan penyetelan unit/bagian/modul fasilitas

telekomunikasi penerbangan yang mengalami

gangguan/kerusakan yang komplek dengan menggunakan


alat ukur di luar Built In Test Equipment

(BITE);
c. modifikasi dan alignment unit/bagian/modul fasilitas

telekomunikasi penerbangan;
d. rekondisi atau overhaul fasilitas telekomunikasi
penerbangan.

Pasal 13

(1) Evaluasi kinerjafasilitas


telekomunikasi penerbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, dilakukan
oleh Penyelenggara Pelayanan setiap 1 (satu) tahun sekali

untuk menentukan perencanaan pemeliharaan di tahun


berikutnya.
-11-

(2) Standar hasil evaluasi kinerja fasilitas


telekomunikasi penerbangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Tata cara evaluasi kinerja fasilitas telekomunikasi
penerbangan sebagaimana tercantum pada lampiran II.

BAB IV

BUKU CATATAN FASILITAS DAN KEGIATAN


(FACILITY LOG BOOK)

Pasal 14

(1) Penyelenggara pelayanan harus melakukan pencatatan kegiatan

pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan perbaikan

fasilitas telekomunikasi penerbangan dalam buku catatan

fasilitas dan kegiatan {facility log book).

(2) Buku catatan fasilitas dan kegiatan (facility log


book) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
buku catatan kegiatan pemeliharaan pencegahan dan
pemeliharaan perbaikan fasilitas telekomunikasi
penerbangan yang sekurang-kurangnya memuat tentang :
a. tanggal/bulan/tahun/jam pelaksanaan pemeliharaan;
b. catatan/tindakan pemeliharaan;
c. nama teknisi yang melaksanakan pemeliharaan;
d. paraf teknisi pelaksana pemeliharaan.
(3) Format buku catatan fasilitas dan kegiatan
(facility log book) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran III peraturan ini.

BABY

PELAPORAN HASIL PEMELIHARAAN FASILITAS

TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Pasal 15

(1) Hasil pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan

harus dilaporkan secara berkala dan/atau khusus kepada

Direktur dan Kepala Kantor setempat sebagai tembusan oleh

Penyelenggara Pelayanan.
-12-

(2) Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


hams diiaporkan setiap bulan dengan format
sebagaimana tercantum pada lampiran IV.A, IV.B dan
IV.C Peraturan ini, yang berisikan antara lain:
a. kondisi fasilitas telekomunikasi penerbangan;
b. rekapitulasi kegiatan perbaikan fasilitas
telekomunikasi penerbangan;
c. data dan kinerja fasilitas telekomunikasi penerbangan.

(3) Laporan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


hams diiaporkan setiap terjadinya kemsakan serta tindakan
perbaikan terhadap fasilitas telekomunikasi
penerbangan
yang mengalami kemsakan, dengan format sebagaimana
tercantum pada lampiran IV.D Peraturan ini.
(4) Pelaporan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi
penerbangan dapat menggunakan sistem berbasis teknologi

informasi (online system).

BAB VI

PENGAWASAN

Pasal 16

Direktur mengawasi pelaksanaan peraturan ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Dengan berlakunya peraturan ini, maka ketentuan mengenai


fasilitas telekomunikasi penerbangan yang diatur dalam
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor
SKEP/157/IX/03 Tahun 2003 tentang Pedoman Pemeliharaan
Dan Pelaporan PeralatanFasilitas Elektronika
dan Listrik

Penerbangan, dinyatakan tidak berlaku.


-13.

Pasal 18

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 FEBRUARI 2019

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

POLANA B. PRAMESTI

Salinan sesuai dengan aslinya,


BAGIAN HUKUM

«/
if
pot

NAMA SARI
Pern k I / (IV/b)
A
04 199503 2 001
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 35 TAHUN 2019

Tanggal: 25 FEBRUARI 2019

RIWAYAT FASILITAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Penyelenggara Pelayanaji
Kelompok Fasilitas
Nama Peralatan
Merek dan Tipe Peralatan
Nomor Seri Peralatan

KETERANGAN
NO TANGGAL URAIAN

Mengetahui
(Jabatan Kepala)

(Nama Lengkap)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

POLANA B. PRAMESTI

linan sesuai dengan aslinya,


eN BAGIAN HUKUM

OIREKTOWTJCWERaI
perhubunganUDARA
<
EN PURNAMA SARI
Tkl / (IV/b)
680704 199503 2 001
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 35 TAHUN 2019
Tanggal : 25 FEBRUARI 2019

TATA CARA EVALUASI KINERJA


FASIUTAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Operasi —

Tidak
Operasi
Waktu operasi yang ditetapkan
Waktu operasi yang aktual = ai + 82+ 83+ 84+ 85+ 86+ + an

= perlode operasi
Waktu tidak operasi = S1+ + sn + fl + f2 + + fn
s
- periode mematikan yang dijadwaikan
f = perlode kegagalan

Waktu operasi yang ditetapkan = jumiah dari waktu operasi yang aktual
dan waktu t'dak operasi

A. Availability (A).
Availabity atau ketersediaan pelayanan telekomunikasi penerbangan menunjukkan
tingkat kesiapan suatu fasilitas telekomunikasi penerbangan untuk memberikan
pelayanan. Ketersediaan merupakan perbandingan antara waktu operasi yang
aktual dengan waktu operasi yang ditetapkan dalam suatu periode tertentu.
Rumus perhitungannya adalah :
waktu operasi yang aktual
Availability (A)=
waktu operasi yang ditetapkan
Contoh :
Jika suatu fasilitas telekomunikasi penerbangan beroperasi secara normal
selama 700 jam dari 720 jam (24 jam x 30 hari) dalam sebulan, ketersediaan
untuk bulan itu adalah :

A = — ^^,912
720

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan fasilitas telekomunikasi


penerbangan adalah:
a. keandalan fasilitas telekomunikasi penerbangan;
b. responsi personil pemeliharaan terhadap
kegagalan; c. pelatihan personil pemeliharaan;
d. kemudahan dalam mendapatkan suku cadang untuk
pemeliharaan; e. tersedianya alat ukur;
f. tersedianya fasilitas telekomunikasi penerbangan cadangan.
B. Mean Time Before Failure (MTBF).
Rumus perhitungan waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF) adalah :

MTDf operasi yang aktual


jumlah kegagalan
Misalkan terdapat fasilitas dengan data sebagai berikut .
ai + a2 + as + a4 + as + ae + a? = 5540 jam
Si = 20jam
fi = 2 'A jam
f2 = eVijam
fg = 3y4jam
f4 = 5 jam
fs = 2 jam
Jumlah kegagalan = 5 kali
Waktu operasi yang ditetapkan - 5580 jam
maka dapat dihitung nilai MTBF :
7

= == 1108 jam

dan didapatkan pula nilai availability (A):


7

2-iCli ^540
A M 5
55go = 0,993
;=1

C. Mean Time To Repair(MTTR).


Penghitungan waktu rata-rata perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan
(MTTR) adalah :
jumlah waktu fasilitas tidak beroperasi karena
kegagalan
jumlah kegagalan

maka dari data sebelumnya dapat dihitung nilai MTTR .


5

%f' 2K +6X + 3K + 5 + 2>s 20


MTT!{ = j^L^ =-^ ii— = — = A jam
5 j J

D. Reliability {Rh
Reliability atau kehandalan adalah kemungkinan fasilitas akan beroperasi d^am
batas toleransi yang ditetapkan untuk waktu tertentu (t). Kehandalan fasilitas juga
dikenal sebagai kemungkinan kelangsungan operasi fasilitas (Fs). Rumus untuk
menyatakan kehandalan fasilitas telekomunikasi penerbangan dalam persentase
adalah :

R = 100 e-t/i" atau Ps = 100

Contoh :
Suatu peralatan navigasi memiliki MTBF = 2000 jam, periode waktu t = 1000
jam, maka kehandalan R dari peralatan tersebut adalah :
R = 100
100x2.718-»ooo/20oo
60,65 %
Kehandalan meningkat jika Waktu Rata-Rata Antara Kegagalan/Mean Time
Between Failures (MTBF) meningkat. MTBF merupakan cara yang lebih mudah
untuk menyatakan kehandalan peralatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehandalan peralatan adalah ;


a. keandalan bagian-bagiannya;
b. tingkat dan tipe sistem cadangan {redundancy);
c. keandalan fasilitas pendukung;
d. tingkat dan kualitas pemeliharaan;
e. faktor lingkungan.

1000

950
z
50C Ojatn
900
2000 lam
850
Z
800

750
700 Kemungkinan
kelangsungan
650 hidup
600
7 t = Durasi operas
m MTBF
8. 550 = 1 100 j
500
450 03 = 500 iar

400
3
z = 333 la
o 350
300 = 2

250
7
200
= 167 a
150

r I = 100 L1
100
/
50

100 90 80 70 60 50 40

Kemungkinan kelangsungan operast (Ps) (persen)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

POLANA B. PRAMESTI

Salinan sesuai dengan aslinya,


A BAGIAN HUKUM

"EN5A?»tfRNAMA SARI
'^^■^Tk I / (IV/b)
0704 199503 2 001
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 35 TAHUN 2019
Tanggal: 25 FEBRUARI 2019

BUKU CATATAN FASILITAS DAN KEGIATAN


(FACILITY LOG BOOK)

Penyelenggara Pelayanan
Kelompok Fasilitas
Nama Peralatan
Bulan

PARAF
NO TANGGAL/JAM CATATAN / TINDAKAN NAMA TEKNISl

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

POLANA B. PRAMESTI

Salinan sesuai dengan aslinya,


LA BAGIAN HUKUM

if fDlRWTOWTjgKOERAL,
iPiWUNGAKUOARi/ *
X e^A^PURNAMA SARI
Tk I / {IV/b)
^TwBTt;J^M0704 199503 2 001
/'A-
/ -.v/
;=i../;vv.5^^ Ij

\v:x
Lampiran IV.A Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor :
Tanggal :

LAPORAN BERKALA KONDISI


FASILITAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Penyelenggara Pelayanan
Kelompok Pasilitas
Bulan / Tahun

KONDISI FERALATAN PER TANGGAL JUMLAR JAM


NO. DATA FERALATAN OPERA8IONAL KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 TERPUTUS
28 29 30 31

Ketcrangan: .(tempat. tangga) bulan tahun).


- Berapcrasi Nomal 0 / Wama Kijau (jabatan kepala)
- Bcroperasi Menumn 1 f Wama Kuning
- Beropcrasi Terputus X / Wama Mcrah
- Gangguan peralatan pendukung V / Wama Biru ■fnama lenekaoh
Lampiran IV.B Pcraturan Direktur Jenderal Perhubungan Uda
Nomor :
Tanggal :

LAPORAN BERKALA KEGIATAN PERBAIKAN


FASILITAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Penyelenggara Pelayanan
Kelompok Pasilitas
Bulan I Tahun

Tanggal/Jam Tanggol/Jam Jumlah Jam


„o. DATA FERALATAN KERUSAKAN TINDAK LANJUT Teijadi Sclcsal Operasional KETERANGAN
Kerusakan Ferbalkan Terputus

1
Penjelasan: ..(tempat, tanggal bulan lahun].
(jabatan kepala)
■ Dnia Poralaian. Menjelaskan nama, merekdan tipe peralaian.
• Kcrusakan. Menjelaskan kcrusakan yang tctjadi.
- Tindak Lanjut. Menjelaskan hal-hal yang dilakukan seielah icijadinya kcrusakan.
• Jumlah jam opcrasional icrpuius. Dihitung dari mulainya kcjadian kcrusakan sampai peralaian beropcrasi normal kembali. ■ fnama lengkanl.
Lampiran IV.C Peraturan Direktur Jcnderal Perhubungan Udara
Nomor :
Tanggal :

LAPORAN BBRKALA DATA DAN KINERJA


FASILITAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Pcnyclen^ara Pclayanan
Kelompok Fasilitas
Oulan / Tahun

TAHUN
NO. DATA PERALATAN DATA TEKNIS KOORDINAT MTBF MTTR AVAILABILHT RELIABILITT CONTINUITY KBTERANGAN
INSTALASI

1
1
P«»y'cyasan ; .(icmpilt, (nnggal bulan tahun).

• Duta Peralatan. Menjelaskan nama. merek dan tipe peralatan. (jiibatan kepala)
- Data Teknis. Menjelaskan data seperti; rrekuensi, channel, 10 dan duya pancaran.

• Koordinai. Laltitude-Longitude-Elevaiion penempatan peralulnn.


• Availability. Prosentase ketersediaan pclayanan dalom salu liulan. .Inama lenekntil.
Lampiran IV.D Peraturan Direktur Jenderal Ferhubungan Udara
Nomor : KP 35 TAHUN 2019
Tanggal : 25 FEBRUARI 2019

LAPORAN KHUSUS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN


FASILITAS TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

NO. URAIAN DATA

1. Tan^al / Bulan / Tahun

2. Penydenggara Pelayanan

3. Kdompok Fasilitas

4. Nama Peralatan

5. Bagian/Modul yang Rusak

6. Rindan fls Penyebab Kerusakan

7. Tindak Laniut

8. Tan^al Teijadi Kerusakan


Jam Teijadi Kerusaksin

9. Tanggal Selesai Perbaikan


Jam Selesai Perbaikan

10. Jumlah Jam Operaslonal Terputus

Mengetahui, Pelaksana Perbaikan,


.(jabatan kepala). .(jabatan pelaksana perbaikan).

[nflTTifl Iftngkao). (nama len^cap)

DIREKTUR JENDERAL FERHUBUNGAN UDARA

ttd

POLANA B FRAMESTI

lan sesuai dengan aslinya,


BAGIAN HUKUM

ENDAj ?NAMA SARI

I / (IV/b)
199503 2 001
•/.
/ nT
I' 'i_ —-— \
. W \
£P' " '.'
. -1".

Anda mungkin juga menyukai