Anda di halaman 1dari 1

Nama : Tirza Naomi

NIM : 11170160/6PAK51
Mata Kuliah : Seminar Akuntansi

1. Provisi didefinisikan sebagai liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Sedangkan
kontinjensi didefinisikan sebagai kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu, tapi tidak diakui karena tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber
daya untuk menyelesaikan kewajibannya; atau jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur
secara andal.
2. Provisi diakrualkan dengan membebankannya ke beban dan kewajiban serta dicatat hanya
jika memenuhi tiga kondisi yaitu:
1.Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai
akibat peristiwa masa lalu,
2.Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi,
3.Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak. Estimasi yang layak dilihat dari
pengalaman, nasehat pengacara dan lain-lain.
3. PSAK 57 menerapakan bahwa apabila suatu perusahaan mengharapkan penggantian
sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi (misalnya, melalui kontrak
asuransi, pasal santunan, atau garansi pemasok), perusahaan tersebut harus (paragraf 53&54) :
 Mengakui penggantian pembayaran hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat perusahaan tersebut menyelesaikan
kewajibannya (namun, jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi)
 Mengakui penggantian asset terpisah (namun, dalam laporan laba rugi komprehensif,
beban yang berkaitan dengan provisi dapat disajikan secara note setelah dikurangi
jumlah yang diakui sebagai penggantinya).

Anda mungkin juga menyukai