Anda di halaman 1dari 2

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN SP I (PASIEN)

Klien : Tn. R
Mahasiswa : Ghita Rahayu

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Klien berpenampilan rapi, rambut klien rapi, pakaian klien bersih, klien datang ke poli
jiwa sendirian.
2. Diagnosa keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus:

a. Pasien dapat menyebutkan penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan, akibat PK.
b. Pasien dapat mengontrol PK dengan cara: fisik, obat, verbal, spiritual.
c. Pasien dapat mengontrol PK dengan latihan fisik 1 (tarik nafas dalam) dan 2 (pukul kasur
atau bantal).

a. Pasien dapat memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.


4. Tindakan keperawatan:
a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan, akibat PK.
b. Latih cara mengontrol PK dengan cara: fisik, obat, verbal, spiritual.
c. Latih cara mengontrol PK dengan latihan fisik 1 (tarik nafas dalam) dan 2 (pukul
kasur atau bantal).
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum mas R, saya Ghita mahasiswi Universitas Brawijaya.”
2. Evaluasi/ Validasi:
“Bagaimana perasaan mas saat ini? apakah ada keluhan?“
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
Topik : “Apakah mas berkenan menceritakan keluhan yang mas alami?.” Bagaimana
kalau kita ngobrol tentang perasaan marah yang selama ini mas rasakan?”
Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? mas maunya berapa menit? Bagaimana
kalau 10 menit? Bisa?”
Tempat : Di mana kita duduk? Di dalam poli atau di ruang tunggu saja?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan


“Apa yang menyebabkan mas marah?, Apakah sebelumnya mas pernah marah? Terus,
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi mas marahnya tiba-tiba ya
tanpa ada penyebab yang jelaspun mas suka marah-marah dirumah”
“pada saat mas marah-marah dirumah, apa yang mas rasakan?”
“Apakah mas merasakan kesal kemudian dada mas berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang mas lakukan? O..iya, jadi mas membanting dispenser dan membanting
kaca, apakah dengan cara ini perasaan marah mas hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian yang
mas dapatkan dengan cara yang mas lakukan? Betul, tangan mas jadi luka dispenser mas jadi
rusak jadinya mas tidak bisa lagi minum air hangat atau dingin secara praktis. Menurut mas
adakah cara lain yang lebih baik? Maukah mas belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, mask. Salah satunya adalah dengan cara
fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkanrasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini mas, kalau tanda-tanda marah tadi sudah mas rasakan maka mas berdiri atau duduk
dengan nyaman, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali ya mass. Bagus sekali, mas sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini mas lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul mas sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif:
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang kemarahan mas?”
Obyektif:
”Coba mas sebutkan tadi apa saja penyebab mas marah-marah, terusa gimana
tandanya kalau mas lagi marah-marah terus apa saja yang mas lakukan kalau lagi
marah-marah ?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
“Kalau perasaan marah tersebut muncul lagi, silakan mas coba cara tersebut!”
“mas juga bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan rutin mas, agar terbiasa
jika sewaktu-waktu pearasaan marah itu muncul.”
“Kira-kira mas mau melakukannya berapa kali sehari? jam berapa mas?”
(Masukkan kegiatan latihan cara mengontrol marah dengan latihan fisik 1 dan 2
dalam jadwal kegiatan harian klien).
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
”Bagaimana jika 1 bulan lagi waktu kontrol kita latihan cara yang lain untuk
mengontrol perasaan marah mas dengan cara menggunakan obat. Tempatnya disini
saja ya mas, jamnya juga sama ya mas? Baik saya permisi dulu. Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai