Anda di halaman 1dari 32

Surveilans Sentinel HIV

(SSH)
CITRA ANGGUN KINANTHI, S.KM.,M.EPID
FAKULTAS K ESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
Sustainable Development Goals (SDGs)
HIV

 HIV (Human Immuno-deficiency Virus):


adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia dan menimbulkan AIDS
 HIV menyerang limfosit yang disebut ‘sel T-4’
atau ‘sel T-penolong’ (T-helper), atau disebut
juga ‘sel CD-4’
 Seorang pengidap HIV terlihat biasa saja seperti
halnya orang lain karena tak menunjukkan gejala
klinis. Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun
AIDS

 AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome):


 Merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus
yang disebut HIV.
 Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh
menyebabkan pengidap HIV (ODHA) amat rentan
dan mudah terjangkit macam-macam penyakit.
Klasisfikasi Epidemi HIV (UNAIDS/WHO)

LOW LEVEL
◦ Prevalansi HIV < 5 %percent pada beberapa sub-
populasi

CONCENTRATED
◦ Prevalensi HIV > 5 % pada sub populasi dan 1%
pada ibu hamil di urban areas.

GENERALISED
◦ Prevalensi HIV pada Ibu hamil > 1 %
Penularan HIV

 Darah, air mani, cairan vagina


 Melalui hubungan seksual dengan
meseseorang yang sudah terinfeksi HIV
 Melalui transfusi, IDUs dan kegiatan dis
dengan alat tusuk dan iris tercemar HIV
 Dari Ibu ke janin/bayi-nya selama
kehamilan, persalinan atau menyusui
PMS dan HIV

 PMS merupakan ko-faktor penularan HIV


 Penderita PMS lebih rentan terhadap HIV
 Penderita PMS serta HIV akan lebih mudah
menularkan ke orang lain
 Pengidap HIV menjadi rentan terhadap berbagai
penyakit termasuk PMS
 Pengidap HIV yang juga PMS akan lebih cepat
menjadi AIDS
Sero Surveilans Sentinel HIV

 Sero Surveilans  kegiatan pengumpulan data HIV


melalui pengambilan & pemeriksaan serum darah
 Sentinel  gardu jaga
 pemantauan prevalensi HIV pada populasi sentinel
melalui pengambilan dan pemeriksaan serum darah
 Pada tempat dimana sampel darah diambil utk
pemeriksaan rutin utk tujuan lain
 unlinked anonymous (UA)
Kegunaan Surveilans Sentinel HIV
1. Peringatan dini dari epidemi HIV  Prevalensi HIV pada
kelompok risti
2. Identifikasi ukuran & ruang lingkup epidemi HIV (Prevalensi HIV
di kelompok risiko tinggi dan risiko rendah pada waktu dan
wilayah geografis tertentu
3. Evaluasi jangka pendek pengendalian HIV / AIDS
Perubahan variabel faktor risiko pada risti dan kelompok risiko
rendah
4. Evaluasi jangka panjang dari upaya pengendalian HIV / AIDS
Prevalensi HIV di kel tinggi dan risiko rendah
5. Mendorong tindakan politik dan sosial
Hasil Utama Surveilans Sentinel

1) Identitas dan lokasi


2) prevalensi risti dari populasi umum dan
penyebaran wilayah geografis
3) Tren kejadian
4) Perkiraan yang dapat digunakan untuk pesan
"advokasi" untuk promosi kesehatan
5) jumlah, lokasi dan karakteristik yang terinfeksi
HIV dan kasus AIDS
Populasi Sentinel

 Dasar: faktor risiko penularan HIV


 Perilaku risiko tinggi:
1. Penularan lewat air mani dan cairan vagina:
hub. seksual dgn banyak pasangan
WPS, Waria, pria penderita IMS
2. penularan lewat darah:
pengguna napza suntik tdk steril
Kriteria Populasi Sentinel

1. Dpt diidentifikasi
2. Dpt dijangkau utk survei
3. Terjaminnya kesinambungan survei pd pop. tsb.
4. Jumlah anggota pop. cukup memadai
5. Di tempat yang secara rutin darah diambil utk
tujuan lain
6. Pelayanan & rencana pengembangan pelayanan
khusus
Sub-populasi sasaran (1)
1. WPS  wanita yang menjual jasa seks
- Hub seks dgn banyak pasangan & tingginya prevalens IMS
- Langsung & tdk langsung (sulit dijangkau)
- Penjangkauan: melalui kegiatan penanggulangan sifilis
2. Pasien pria dengan IMS
- IMS  perilaku seks berisiko dgn tdk menggunakan kondom
- Penjangkauan: klinik IMS dengan pasien pria IMS 50-100/bln
- Pendekatan: UA dari pengambilan darah utk sifilis
Sub-populasi sasaran (2)
3. Pengguna Napza Suntik (IDU) > pengguna napza suntik yg datang
ke sarana kesehatan
Penggunaan alat tdk steril secara bersama-sama
Penjangkauan: Sarana kesehatan yg melayani pengguna
sebanyak 25-50 pasien baru/bln
Pendekatan: UA dari pengambilan drh utk tes drh rutin
(heptitis B/C) & informed consent
4. Narapidana > seseorang yg sedang menjalani hukuman
di Lapas
Seks anal tanpa kondom & penggunaa napza suntik
Penjangkauan: Lapas dengan program pencegahan HIV
Pendekatan: UA & Informed Consent (IC)
Sub-populasi sasaran (3)
5. Ibu hamil pengunjung KIA > ibu hamil yg memeriksakan
kehamilannya pd klinik KIA selama periode survei
 Menggambarkan masyarakat umum
 Bila pada WPS > 5%
 Pemeriksaan skrining sifilis ibu hamil di RSU
 UA dr pengambilan darah rutin/tes sifilis
6. Waria penjaja seks > waria pd tempat tertentu yg
melakukan transaksi seks
 Seks anal tanpa kondom
 Dilakukan bl jml waria yg menjuam jasa seks memenuhi
syarat jml sampel
 Unlinked Anonymous utk HIV/tes sifilis
Pelaksanaan SSH

 Prinsip  Unlinked Anonymous


 Informed Consent (IC)
 Frekuensi: 1x setahun
 Pengumpulan sampel: setiap hari selama 2-4
bln
 Jml sampel:
<0,5% 400
0,5% - <1% 300
1% - 5% 200
>5% 100
Kerangka sampling

 Perhitungan besar sampel dari estimasi


prevalens HIV
 Keputusan tentang cara sampling yg sesuai
 Pendekatan pemilihan sampel:
1. Sampling pd tempat pelayanan kesehatan
2. Sampling di lapangan
3. Sampling di institusi
Pemilihan sampel
1. Sampling pd tempat pelayanan kesehatan
a) Pasien pria di klinik IMS, pengguna napza suntik di klinik rehab,
ibu hamil di KIA
b) Setiap pengunjung baru sampai jml sampel terpenuhi
c) IC utk tes darah
2. Sampling di lapangan
a) WPS langsung, Waria penjaja seks di tempat-tempat tertentu
b) Pilih wisma secara acak > seluruh populasi pada wisma terpilih
menjadi sasaran survei
3. Sampling di Institusi
a) Narapidana di Lapas
b) Daftar blok dgn jml penghuni > pilih scr acak > diulang hingga
jml sampel terpenuhi
c) IC utk HIV
Aplikasi Surveilans
Perilaku
CITRA ANGGUN KINANTHI, S.KM.,M.EPID
FAKULTAS K ESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
Perkembangan Surveilans Perilaku
Faktor risiko yg mengarah pada penyakit 
harus dipantau  PENTING

SURVEILANS  Surveilans perilaku

Salah satu faktor risiko terjadinya


sakit  perilaku

Surveilans Perilaku yg berkembang di


Indonesia  Survei Surveilans Perilaku (SSP)
Survei Surveilans Perilaku (SSP)

 SSP mementingkan penggunaan data tentang perilaku untuk


mendapatkan informasi dan menjelaskan tren HIV pada
populasi.
 Surveilans Perilaku dapat ditempuh dengan beberapa langkah:
1) Membangun kerjasama
2) Membuat persetujuan pd proses surveilans
3) Memilih sub-populasi untuk surveilans perilaku
4) Menentukan tujuan pengukuran
5) Menentukan DO dari populasi sasaran
6) Mengembangkan peraturan survei
7) Uji coba instrumen survei
8) Pelatihan petugas survei
Tujuan dan Sasaran

 Tujuan utuma surveilans perilaku  memantau


perubahan perilaku seksual dan penyuntikan berisiko
dari waktu ke waktu.
 Sasaran :
1. WPS langsung dan tidak langsung
2. Supir truk dan kernetnya
3. Pelaut dan nelayan
4. Remaja (berusia 15-24, belum menikah, laki-
laki/perempuan, sekolah/tidak sekolah)
Peran SSP

1. Perilaku sebagai sistem kewaspadaan dini


2. Informasi perilaku sebagai masukan pembuatan
program
3. Pengamatan perilaku membantu evaluasi
program
4. Perubahan perilaku membantu menjelaskan
perubahan prevalensi HIV
Indikator Kunci Surveilans Perilaku

1) Persentase yang pernah mendengar HIV/AIDS


2) Persentase cara pencegahan menggunakan kondom saat berhubungan
seks.
3) Persentase pernah berhubungan seks dengn WPS setahun terakhir.
4) Persentase yg mempunyai lebih dari pasangan seks dalam setahun
terakhir.
5) Persentase penggunaan kondom pada seks komersial
6) Persentase yang menggunakan norkoba suntik.
7) Persentase yg mengalami gejala IMS dalam setahun terakhir
8) Persentase yg berobat ke petugas kesehatan bagi yg mengalami PMS
dalam setahun terakhir
Surveilans Generasi Kedua

Surveilans HIV belum cukup untuk


mendapatkan informasi yg dibutuhkan
untuk merencanakan program pencegahan

Data perilaku  mendapatkan informasi


dan menjelaskan tren HIV pd populasi

SURVEILANS HIV GENERASI KEDUA


Definisi
Surveilans Epidemiologi
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit
dan masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang memperbesar risiko
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit serta masalah-masalah
kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Surveilans Generasi keDua


Kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data secara
sistematik, melakukan analisis, dan interpretasi data secara
terus menerus mengenai perilaku terhadap suatu populasi yang
potensial tertular HIV/AIDS sebagai informasi dan
menjelaskan tren HIV pada suatu populas
Components of HIV second generation surveillance
Tujuan sistem surveilans generasi kedua

1. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari


tren dari waktu ke waktu
2. Mendapatkan pemahaman perilaku yang
menyebabkan epidemi
3. Terfokus pada sub-populasi berisiko tinggi infeksi
4. Fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
epidemi
5. Mengoptimalkan penggunaan data surveilans
untuk meningkatkan pengetahuan serta
merencanakan pencegahan dan perawatan
Prinsip Surveilans Generasi Kedua

1) Data bersifat dinamis


2) Menggunakan sumberdaya yg ada dalam
mendapatkan informasi yang akurat.
3) bekerjasama dengan pihak lain dalam
mengambil data
4) Membandingkan data biologis dan perilaku
5) Identifikasi peluang untuk mengendalikan
epidemi
METODE PENGUMPULAN DATA
1. Sentinel serosurvey pada sub-populasi
2. Skrining HIV pada donor darah
Surveilans
3. Screening HIV pada perkerja atau sub populasi lain
Biologi
4. Skiring HIV pada populasi umum
5. Skrining HIV pada populasi khusus

Surveilans 1. Survei cross-sectional pada populasi khusus


Perilaku 2. Survei cross-sectional pada sub-populasi (high risk)

1. Surveilans HIV dan AIDS


Sumber
2. Registrasi Kematian
Data Lain
3. Surveilans PMS dan Surveilans TB,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai