Anda di halaman 1dari 229

BAB II

Bronkopneumonia

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
2. Pola Nafas tidak efektif
3. Gangguan Pertukaran gas
4. Kurang Pengetahuan
5. Disfungsi respon penyapihan ventilator
6. Resiko Aspirasi
7. PK : Syok Septik
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9. Hipertermia

B. Discharge Planning
1. Evaluasi kesiapan untuk pulang. Factor yang dikaji adalah sebagai berikut :
a. Status pernafasan yang stabil
b. Masukan nutrisi dan pertumubuhan yang adekuat
c. Kebutuhan obat yang stabil
d. Rencana pengobatan medis yang realistik untuk di rumah
1) orang tua dan pemberi asuhan lain dapat memberi perawatan yang
diperlukan
2) sarana di rumah dan monitor yang diperlukan disediakan
3) orang tua memiliki dukungan social dan finansial yang dibutuhkan
4) keperluan perawatan di rumah dan istirahat disediakan
2. Beri instruksi pemulangan kepada orang tua seperti berikut :
a. penjelasan tentang penyakit
b. bagaimana memantau tanda tanda distress pernafasan dan masalah medis
lainnya
c. kebutuhan makan perorangan
d. kebutuhan bayi sehat
e. kapan harus memanggil dokter
f. bagaimana melakukan resusitau jantung paru
g. penggunaan peralatan dirumah dan pemantauan

1
h. bagaimana memberi dan memantau efek pengobatan
i. pencegahan infeksi
j. pentingnya daerah bebas rokok
k. aktivitas perkembangan yang tepat
l. pengenalan isyarat stress dan interaksi pada bayi
m. sumber di komunitas dan sarana pendukung yang ada.
3. Lakukan program tindak lanjut untuk memantau kebutuhan pernafasan, nutrisi,
perkembangan, dan kebutuhan khsus lainnya yang sifatnya terus menerus.
a. Bantu orang tua membuat janji kunjungan pemeriksan tindak lanjut yang
pertama, beri catatan tertulis tentang kapan janji itu harus dilaksanakan
b. Buat rujukan untuk kunjungan keperawatan di rumah sesuai yang
dibutuhkan bayi dan keluarga

2
3
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria Hasil Intervensi

1 Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif NOC : NIC :


 Respiratory status : Ventilation Airway suction
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan  Respiratory status : Airway patency  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan  Aspiration Control  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. suctioning.
Kriteria Hasil :  Informasikan pada klien dan keluarga tentang
Batasan Karakteristik :  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suctioning
- Dispneu, Penurunan suara nafas suara nafas yang bersih, tidak ada  Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
- Orthopneu sianosis dan dyspneu (mampu  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
- Cyanosis mengeluarkan sputum, mampu bernafas memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
- Kesulitan berbicara  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada tidak merasa tercekik, irama nafas, setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Mata melebar frekuensi pernafasan dalam rentang  Monitor status oksigen pasien
normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
- Produksi sputum
 Mampu mengidentifikasikan dan  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
- Gelisah
mencegah factor yang dapat menghambat menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
- Perubahan frekuensi dan irama nafas
jalan nafas
Faktor-faktor yang berhubungan: Airway Management
 Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
- Lingkungan : merokok, menghirup asap thrust bila perlu
rokok, perokok pasif-POK, infeksi
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular,
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan
nafas buatan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,  Pasang mayo bila perlu
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
eksudat di alveolus, adanya benda asing di  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
jalan nafas.  Lakukan suction pada mayo
 Berikan bronkodilator bila perlu
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

4
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :


 Respiratory status : Ventilation Airway Management
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau  Respiratory status : Airway patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
ekspirasi tidak adekuat  Vital sign Status thrust bila perlu
Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Batasan karakteristik :  Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi suara nafas yang bersih, tidak ada nafas buatan
- Penurunan pertukaran udara per menit sianosis dan dyspneu (mampu  Pasang mayo bila perlu
- Menggunakan otot pernafasan tambahan mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Nasal flaring dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Dyspnea  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
- Orthopnea  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
tidak merasa tercekik, irama nafas,
- Perubahan penyimpangan dada  Lakukan suction pada mayo
frekuensi pernafasan dalam rentang
- Nafas pendek normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Berikan bronkodilator bila perlu
- Assumption of 3-point position  Tanda Tanda vital dalam rentang normal  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Pernafasan pursed-lip (tekanan darah, nadi, pernafasan)  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama keseimbangan.
- Peningkatan diameter anterior-posterior  Monitor respirasi dan status O2
- Pernafasan rata-rata/minimal
 Bayi : < 25 atau > 60 Terapi Oksigen
 Usia 1-4 : < 20 atau >  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
30  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Usia 5-14 : < 14 atau >  Atur peralatan oksigenasi
25  Monitor aliran oksigen
 Usia > 14 : < 11 atau >  Pertahankan posisi pasien
24  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Kedalaman pernafasan  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
 Dewasa volume oksigenasi
tidalnya 500 ml saat istirahat
 Bayi volume tidalnya 6-

5
8 ml/Kg Vital sign Monitoring
- Timing rasio  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Penurunan kapasitas vital  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
Faktor yang berhubungan : berdiri
- Hiperventilasi  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Deformitas tulang  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
- Kelainan bentuk dinding dada setelah aktivitas
- Penurunan energi/kelelahan  Monitor kualitas dari nadi
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Obesitas  Monitor suara paru
- Posisi tubuh  Monitor pola pernapasan abnormal
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Hipoventilasi sindrom nmb  Monitor sianosis perifer
- Nyeri  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
- Kecemasan melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Disfungsi Neuromuskuler  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis

3 Gangguan Pertukaran gas NOC : NIC :


 Respiratory Status : Gas exchange Airway Management
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam  Respiratory Status : ventilation  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida  Vital Sign Status thrust bila perlu
di dalam membran kapiler alveoli Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan peningkatan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
Batasan karakteristik : ventilasi dan oksigenasi yang adekuat nafas buatan
 Gangguan penglihatan  Memelihara kebersihan paru paru dan  Pasang mayo bila perlu
 Penurunan CO2 bebas dari tanda tanda distress  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Takikardi pernafasan  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Hiperkapnia  Mendemonstrasikan batuk efektif dan
 Keletihan  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
suara nafas yang bersih, tidak ada

6
 somnolen sianosis dan dyspneu (mampu  Lakukan suction pada mayo
 Iritabilitas mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Berika bronkodilator bial perlu
 Hypoxia dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Barikan pelembab udara
 kebingungan  Tanda tanda vital dalam rentang normal  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
 Dyspnoe keseimbangan.
 nasal faring  Monitor respirasi dan status O2
 AGD Normal
 sianosis Respiratory Monitoring
 warna kulit abnormal (pucat, kehitaman)
 Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
 Hipoksemia
respirasi
 hiperkarbia
 Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
 sakit kepala ketika bangun
penggunaan otot tambahan, retraksi otot
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal
supraclavicular dan intercostal
Faktor faktor yang berhubungan :  Monitor suara nafas, seperti dengkur
 ketidakseimbangan perfusi ventilasi  Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
 perubahan membran kapiler-alveolar hiperventilasi, cheyne stokes, biot
 Catat lokasi trakea
 Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan
paradoksis)
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
 Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
 auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

4 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :


 Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
Definisi :  Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
sehubungan dengan topic spesifik.  Pasien dan keluarga menyatakan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
pemahaman tentang penyakit, kondisi, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya prognosis dan program pengobatan cara yang tepat.

7
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi,  Pasien dan keluarga mampu 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
perilaku tidak sesuai. melaksanakan prosedur yang dijelaskan penyakit, dengan cara yang tepat
secara benar 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, kembali apa yang dijelaskan perawat/tim tepat
interpretasi terhadap informasi yang salah, kesehatan lainnya 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, dengan cara yang tepat
tidak mengetahui sumber-sumber informasi. 7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat

5 Disfungsi respon penyapihan ventilator NOC : NIC :


 Respiratory Status : Gas Exchage Mechanical Ventilation
Definisi : ketidakmampuan untuk mengatur pada  Respiratory Status : Ventilatory  Monitor adanya kelelahan dari otot pernafasan
tekanan terendah dukungan ventilasi mekanik  Vital Sign  Monitor adanya kegagalan respirasi
saat menjelang dan memperpanjang proses Kriteria Hasil :  Lakukanpengaturan monitor ventilasi secara rutin
penyapihan.  Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Monitro adanya penurunan dan peningkatan tekanan
suara nafas yang bersih, tidak ada inspirasi
Batasan karakteristik: sianosis dan dyspneu (mampu  Monitor hasil pembacaan ventilator dan suara nafas
1. Berat mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Gunakan tehnik aseptic

8
a.penurunan gas darah arteri dari batas dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Hentikan selang NGT sampai suction dan 30-60 menit
normal.  Tanda tanda vital dalam rentang normal sebelum fisioterapi dada
b. Peningkatan frekuensi pernafasan secara  Tingkatkan intake dan cairan adekuat
significant dari batas normal
c. Peningkatan tekanan darah dari batas Mechanicai ventilation weaning
normal (20 mmHg).  Monitro kapasitas vital, kekuatan inspirasi
d. Peningkatan denyut jantung dari batas  Pastikan pasien bebas dari tanda tanda infeksi
normal (20x/menit) sebelum dilepas
e. Pernafasan abdomen paradoks  Monitor status cairan dan elektrolit yang adekuat
f. Adanya bunyi nafas, terdengar sekresi jalan  Suktion jalan nafas
nafas.  Konsulkan ke fisioterapi dada
g. Sianosis  Gunakan tehnik relaksasi
h. Penurunan tingkat kesadaran
i. Nafas dangkal. Airway management
2. Sedang  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
a. TD sedikit meningkat <20mmHg thrust bila perlu
b. Peningkatan frekuensi pernafasan<5 x/menit  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Denyut nadi sedikit meningkat < 20x/menit
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
d. Pucat, sianosis
nafas buatan
e. Kecemasan, diaporesis, mata melebar
 Pasang mayo bila perlu
3. Ringan
a. hangat  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
b. kegelisahan, kelelahan  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
c. tidak nyaman untuk bernafas  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Lakukan suction pada mayo
Faktor faktor yang berhubungan:  Berikan bronkodilator bial perlu
Psikologi  Berikan pelembab udara(kassa Nacl lembab)
a. pasien merasa tidak efektif untukpenyapihan  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
b. tidak berdaya keseimbangan.
c. cemas, putus asa, takut  Monitor respirasi dan status O2
d. defisit pengetahuan
e. penurunan motivasi
f. penurunan harga diri
Situasional

9
a. episode masalah tidak terkontrol
b. riwayat usaha penyapihan tidak berhasil
c. lingkungan yang ,kurang baikriwayat
tergantung ventilator >4 hari-1 minggu
d. ketidakcocokan selang untuk mengurangi
bantuan ventilator
e. ketidakadekuatan dukungan sosial
Fisiologi
a. nutrisi yang tidak adekuat
b. gangguan pola tidur
c. ketidaknyamanan atau nyeri tidak terkontrol
d. bersihan jalan nafas tidak efektif

6 Resiko Aspirasi NOC : NIC:


 Respiratory Status : Ventilation Aspiration precaution
Definisi : Resiko masuknya sekret sekret  Aspiration control  Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan
gastrointestinal , oropharingeal, benda-benda  Swallowing Status kemampuan menelan
padat, atau cairan kedalam tracheobronkhial Kriteria Hasil :  Monitor status paru
 Klien dapat bernafas dengan mudah,  Pelihara jalan nafas
Faktor-faktor Resiko :  Lakukan suction jika diperlukan
- peningkatan tekanan dalam lambung tidak irama, frekuensi pernafasan
 Cek nasogastrik sebelum makan
- selang makanan normal
 Hindari makan kalau residu masih banyak
- situasi yang menghambat  Pasien mampu menelan, mengunyah  Potong makanan kecil kecil
- elevasi tubuh bagian atas tanpa terjadi aspirasi, dan  Haluskan obat sebelumpemberian
- penurunan tingkat kesadaran mampumelakukan oral hygiene  Naikkan kepala 30-45 derajat setelah makan
- adanya tracheostomy atau selang  Jalan nafas paten, mudah bernafas,
endotracheal tidak merasa tercekik dan tidak ada
- keperluan pengobatan suara nafas abnormal
- adanya kawat pada rahang
- peningkatan residu lambung
- menurunnya fungsi sfingter esofagus
- gangguan menelan
- NGT
- Operasi/trauma wajah, mulut, leher

10
- Batuk dan gag reflek
- Penurunan motilitas gastrointestinal
- Lambatnya pengosongan lambung

7 PK : Syok Septik Tujuan : setelah dilakukan tindakan a. Pantau adanya tanda dan gejala syok septic
keperawatan diharapkan dapat b. Kolaborasi pemberian antimikrobal, suplemen
meminimalkan terjadinya syok septik intravena, pemeriksaan laboratorium
kultur/sputum/pewarnaan gram, hitung darah lengkap,
tes serologis, laju sedimentasi, elektrolit

8 Hipertermia NOC : Thermoregulation NIC :


Kriteria Hasil : Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
Batasan Karakteristik:  Tidak ada perubahan warna kulit dan  Monitor warna dan suhu kulit
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
tidak ada pusing, merasa nyaman
 serangan atau konvulsi (kejang)  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 kulit kemerahan  Monitor WBC, Hb, dan Hct
 pertambahan RR  Monitor intake dan output
 takikardi  Berikan anti piretik
 saat disentuh tangan terasa hangat  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam
Faktor faktor yang berhubungan :  Selimuti pasien
- penyakit/ trauma  Lakukan tapid sponge
- peningkatan metabolisme  Berikan cairan intravena
- aktivitas yang berlebih  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- pengaruh medikasi/anastesi  Tingkatkan sirkulasi udara
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
untuk berkeringat menggigil
- terpapar dilingkungan panas
- dehidrasi
- pakaian yang tidak tepat Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

11
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

12
9 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh  Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
Intake  Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
keperluan metabolisme tubuh.  Adanya peningkatan berat badan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
vitamin C
ideal badan
 Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Mampu mengidentifikasi kebutuhan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
kurang dari RDA (Recomended Daily nutrisi untuk mencegah konstipasi
Allowance)  Tidak ada tanda tanda malnutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidak terjadi penurunan berat badan dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk yang berarti  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya yang dibutuhkan
kekurangan makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor lingkungan selama makan
- Keengganan untuk makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor turgor kulit
- Kurang berminat terhadap makanan

13
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang cukup banyak  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
(rontok)  Monitor makanan kesukaan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor kalori dan intake nuntrisi
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi lidah dan cavitas oral.
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
atau ekonomi.

14
15
BAB II
Dengue Syok Syndrome

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Defisit Volume Cairan
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Nyeri
4. Hipertermia
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Resiko infeksi
7. Kurang pengetahuan

B. Discharge Planning
1. Jelaskan terapi yang diberikan : Dosis, efek samping
2. Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan
untukmengatasi gejala
3. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

17
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Fluid balance Fluid management
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke  Hydration  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran  Nutritional Status : Food and Fluid  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
sodium Intake  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
Kriteria Hasil : mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
Batasan Karakteristik :  Mempertahankan urine output sesuai diperlukan
- Kelemahan dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
- Haus HT normal (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
- Penurunan turgor kulit/lidah  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh  Monitor vital sign
- Membran mukosa/kulit kering  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
dalam batas normal
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan kalori harian
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Kolaborasi pemberian cairan IV
- Pengisian vena menurun Elastisitas turgor kulit baik, membran
 Monitor status nutrisi
- Perubahan status mental mukosa lembab, tidak ada rasa haus  Berikan cairan
- Konsentrasi urine meningkat yang berlebihan  Berikan diuretik sesuai interuksi
- Temperatur tubuh meningkat  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Hematokrit meninggi  Dorong masukan oral
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
third spacing)
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Faktor-faktor yang berhubungan:
 Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
 Atur kemungkinan tranfusi
 Persiapan untuk tranfusi

2 Kelebihan Volume Cairan NOC : NIC :


 Electrolit and acid base balance Fluid management
Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat  Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Batasan karakteristik :  Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

18
- Berat badan meningkat pada waktu yang  Pasang urin kateter jika diperlukan
singkat Kriteria Hasil:  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
- Asupan berlebihan dibanding output  Terbebas dari edema, efusi, anaskara (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
- Tekanan darah berubah, tekanan arteri  Bunyi nafas bersih, tidak ada  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
pulmonalis berubah, peningkatan CVP dyspneu/ortopneu PAP, dan PCWP
- Distensi vena jugularis  Monitor vital sign
 Terbebas dari distensi vena jugularis,
- Perubahan pada pola nafas,  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara reflek hepatojugular (+)
 Memelihara tekanan vena CVP , edema, distensi vena leher, asites)
nafas abnormal (Rales atau crakles),  Kaji lokasi dan luas edema
kongestikemacetan paru, pleural effusion sentral, tekanan kapiler paru, output
jantung dan vital sign dalam batas  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Hb dan hematokrit menurun, perubahan
kalori harian
elektrolit, khususnya perubahan berat normal
 Monitor status nutrisi
jenis  Terbebas dari kelelahan,
Suara jantung SIII  Berikan diuretik sesuai interuksi
- kecemasan atau kebingungan
- Reflek hepatojugular positif  Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
 Menjelaskanindikator dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
- Oliguria, azotemia kelebihan cairan
- Perubahan status mental, kegelisahan,  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
kecemasan memburuk

Faktor-faktor yang berhubungan : Fluid Monitoring


- Mekanisme pengaturan melemah  Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
- Asupan cairan berlebihan eliminaSi
- Asupan natrium berlebihan  Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output

19
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema
 Beri obat yang dapat meningkatkan output urin

3 Nyeri NOC : NIC :


 Pain Level, Pain Management
Definisi :  Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Sensori yang tidak menyenangkan dan  Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
pengalaman emosional yang muncul secara Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
 Mampu mengontrol nyeri (tahu  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi
Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak penyebab nyeri, mampu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat menggunakan tehnik nonfarmakologi
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan. bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Batasan karakteristik : dengan menggunakan manajemen  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Laporan secara verbal atau non verbal nyeri menemukan dukungan
- Fakta dari observasi  Mampu mengenali nyeri (skala,  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Gerakan melindungi  Menyatakan rasa nyaman setelah  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Tingkah laku berhati-hati  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
nyeri berkurang
- Muka topeng farmakologi dan inter personal)
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
 Tanda vital dalam rentang normal
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
sulit atau gerakan kacau, menyeringai) intervensi
- Terfokus pada diri sendiri  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Fokus menyempit (penurunan persepsi  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
interaksi dengan orang dan lingkungan)  Tingkatkan istirahat
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan,  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
menemui orang lain dan/atau aktivitas, tindakan nyeri tidak berhasil
aktivitas berulang-ulang)  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
- Respon autonom (seperti diaphoresis,

20
perubahan tekanan darah, perubahan nafas,
nadi dan dilatasi pupil) Analgesic Administration
- Perubahan autonomic dalam tonus otot  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) nyeri sebelum pemberian obat
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas frekuensi
panjang/berkeluh kesah)  Cek riwayat alergi
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih dari satu
Faktor yang berhubungan :  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

4 Hipertermia NOC : Thermoregulation NIC :


Kriteria Hasil : Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
Batasan Karakteristik:  Tidak ada perubahan warna kulit  Monitor warna dan suhu kulit
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
dan tidak ada pusing
 serangan atau konvulsi (kejang)  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 kulit kemerahan  Monitor WBC, Hb, dan Hct
 pertambahan RR  Monitor intake dan output
 takikardi  Berikan anti piretik
 saat disentuh tangan terasa hangat  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam

21
 Selimuti pasien
Faktor faktor yang berhubungan :  Lakukan tapid sponge
- penyakit/ trauma  Kolaborasipemberian cairan intravena
- peningkatan metabolisme  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- aktivitas yang berlebih  Tingkatkan sirkulasi udara
- pengaruh medikasi/anastesi  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan menggigil
untuk berkeringat
- terpapar dilingkungan panas Temperature regulation
- dehidrasi  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- pakaian yang tidak tepat  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas

22
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

5 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh  Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
Intake  Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk  Nutritional Status : nutrient Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
keperluan metabolisme tubuh.  Weight control kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Adanya peningkatan berat badan
vitamin C
ideal sesuai dengan tujuan
 Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Berat badan ideal sesuai dengan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
kurang dari RDA (Recomended Daily tinggi badan untuk mencegah konstipasi
Allowance)  Mampumengidentifikasi kebutuhan  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat nutrisi dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Tidak ada tanda tanda malnutrisi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah  Menunjukkan peningkatan fungsi harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut pengecapan dari menelan  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Tidak terjadi penurunan berat badan  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang berarti
- Dilaporkan atau fakta adanya yang dibutuhkan
kekurangan makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

23
- Miskonsepsi  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor lingkungan selama makan
- Keengganan untuk makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor turgor kulit
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor mual dan muntah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Kehilangan rambut yang cukup banyak  Monitor makanan kesukaan
(rontok)  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, misinformasi konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna lidah dan cavitas oral.
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.
6 Resiko infeksi NOC : NIC :
 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
patogen  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko :
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Prosedur Infasif
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
 Mendeskripsikan proses penularan pasien
menghindari paparan patogen
penyakit, factor yang mempengaruhi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Trauma
penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
penatalaksanaannya, kperawtan
lingkungan
- Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Agen farmasi (imunosupresan) mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Malnutrisi alat
 Jumlah leukosit dalam batas normal

24
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Menunjukkan perilaku hidup sehat  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum buatan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan peristaltik)
 Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

7 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


 Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process

25
Definisi :  Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
sehubungan dengan topic spesifik.  Pasien dan keluarga menyatakan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
pemahaman tentang penyakit, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya kondisi, prognosis dan program cara yang tepat.
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
pengobatan
perilaku tidak sesuai. penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, melaksanakan prosedur yang 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
interpretasi terhadap informasi yang salah, dijelaskan secara benar tepat
kurangnya keinginan untuk mencari informasi,  Pasien dan keluarga mampu 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
tidak mengetahui sumber-sumber informasi. menjelaskan kembali apa yang dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 7. Hindari jaminan yang kosong
lainnya. 8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

26
27
BAB II
Glomerulonefritis

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Kelebihan volume cairan b/d perubahan mekanisme regulasi, peningkatan
permeabilitas dinding glomerolus
2. Intoleransi aktivitas b/d fatigue
3. Kerusakan intergritas kulit b/d edema dan menurunnya tingkat aktivitas
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan cairan,
diit, dan hilangnya protein
5. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi

B. Discharge Planning
1. Bekali keluarga dengan pengetahuan tentang penyakit anak dan rencana
pengobatannya
2. instruksikan tentang pengobatan anak selama di rumah
3. Instruksikan orang tua dan anak tentang bagaimana memantau tekanan darah
dan berat badan, dan mendapatkan urinalisis untukebberapa bulan, pemeriksaan
tindak lanjut harus diatur
4. minta orang tuamenghubungi dokter jika terdapat perubahan kondisi anak seperti
adanya tanda tanda infeksi, edema, perubahan kebiasaan makan, nyeri abdomen,
sakit kepala, perubahan tampilan atau jumlah urin atau letargi
5. jelaskan batasan batasan diet pada orang tua

28
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Kelebihan volume cairan b/d perubahan NOC : NIC :


mekanisme regulasi, peningkatan  Electrolit and acid base balance Fluid management
 Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
permeabilitas dinding glomerolus.  Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil:  Pasang urin kateter jika diperlukan
Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat  Terbebas dari edema, efusi,  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
Batasan karakteristik : anaskara (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
- Berat badan meningkat pada waktu yang  Bunyi nafas bersih, tidak ada  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
singkat dyspneu/ortopneu PAP, dan PCWP
- Asupan berlebihan dibanding output  Terbebas dari distensi vena  Monitor vital sign
- Tekanan darah berubah, tekanan arteri  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
jugularis, reflek hepatojugular (+)
pulmonalis berubah, peningkatan CVP CVP , edema, distensi vena leher, asites)
- Distensi vena jugularis
 Memelihara tekanan vena sentral,
tekanan kapiler paru, output  Kaji lokasi dan luas edema
- Perubahan pada pola nafas,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara jantung dan vital sign dalam batas
kalori harian
nafas abnormal (Rales atau crakles), normal
 Monitor status nutrisi
kongestikemacetan paru, pleural effusion  Terbebas dari kelelahan,
 Kolaborasikan pemberian diuretik sesuai indikasi
- Hb dan hematokrit menurun, perubahan kecemasan atau kebingungan
 Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
elektrolit, khususnya perubahan berat  Menjelaskanindikator kelebihan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
jenis cairan  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Suara jantung SIII
memburuk
- Reflek hepatojugular positif
- Oliguria, azotemia
- Perubahan status mental, kegelisahan, Fluid Monitoring
kecemasan  Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
- Mekanisme pengaturan melemah seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
- Asupan cairan berlebihan kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
- Asupan natrium berlebihan hati, dll )
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine

29
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema
 Beri obat yang dapat meningkatkan output urin

2 Intoleransi aktivitas b/d fatigue NOC : NIC :


Definisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis  Energy conservation Energy Management
maupun psikologis untuk meneruskan atau  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas Kriteria Hasil : aktivitas
sehari hari.  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik  Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan
tanpa disertai peningkatan terhadap keterbatasan
tekanan darah, nadi dan RR  Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Batasan karakteristik :  Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
a. melaporkan secara verbal adanya kelelahan  Mampu melakukan aktivitas sehari
 Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
atau kelemahan. hari (ADLs) secara mandiri secara berlebihan
b. Respon abnormal dari tekanan darah atau  Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
nadi terhadap aktifitas  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
c. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia 
atau iskemia Activity Therapy
d. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
beraktivitas. dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
Faktor factor yang berhubungan : mampu dilakukan
 Tirah Baring atau imobilisasi  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
 Kelemahan menyeluruh dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan

30
 Ketidakseimbangan antara suplei oksigen sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
dengan kebutuhan diinginkan
 Gaya hidup yang dipertahankan.  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
 Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
 Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

3 Kerusakan intergritas kulit b/d edema NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
dan menurunnya tingkat aktivitas Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis  Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Batasan karakteristik :  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
elastisitas, temperatur, hidrasi,
- Gangguan pada bagian tubuh sekali
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) pigmentasi)
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Gangguan permukaan kulit (epidermis)  Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
Faktor yang berhubungan :  Perfusi jaringan baik tertekan
Eksternal :  Menunjukkan pemahaman dalam  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Hipertermia atau hipotermia proses perbaikan kulit dan  Monitor status nutrisi pasien
- Substansi kimia mencegah terjadinya sedera  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Kelembaban udara berulang
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat  Mampu melindungi kulit dan
menimbulkan luka, tekanan, restraint) mempertahankan kelembaban
- Immobilitas fisik kulit dan perawatan alami
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit

31
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d pembatasan cairan,  Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
Intake  Kaji adanya alergi makanan
diit, dan hilangnya protein  Nutritional Status : nutrient Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk  Weight control kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
keperluan metabolisme tubuh. Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : vitamin C
sesuai dengan tujuan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Berikan substansi gula
 Beratbadan ideal sesuai dengan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
ideal tinggi badan
- Dilaporkan adanya intake makanan yang untuk mencegah konstipasi
 Mampumengidentifikasi kebutuhan  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
kurang dari RDA (Recomended Daily
Allowance)
nutrisi dengan ahli gizi)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Menunjukkan peningkatan fungsi harian.
menelan/mengunyah pengecapan dari menelan  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Tidak terjadi penurunan berat  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah badan yang berarti  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

32
mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta adanya Nutrition Monitoring
kekurangan makanan  BB pasien dalam batas normal
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  Monitor adanya penurunan berat badan
rasa  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
makanan  Monitor lingkungan selama makan
- Miskonsepsi  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kehilangan BB dengan makanan cukup makan
- Keengganan untuk makan  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kram pada abdomen  Monitor turgor kulit
- Tonus otot jelek  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor mual dan muntah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor makanan kesukaan
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
(rontok) konjungtiva
- Suara usus hiperaktif  Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Kurangnya informasi, misinformasi  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.
5 Kecemasan berhubungan dengan kurang NOC : NIC :
pengetahuan dan hospitalisasi  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
 Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definisi : Kriteria Hasil :  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Perasaan gelisah yang tak jelas dari pasien
 Klien mampu mengidentifikasi dan
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
mengungkapkan gejala cemas
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak selama prosedur
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan  Mengidentifikasi, mengungkapkan
 Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

33
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. dan menunjukkan tehnik untuk mengurangi takut
Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman mengontol cemas  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
yang akan datang dan memungkinkan individu  Vital sign dalam batas normal tindakan prognosis
untuk mengambil langkah untuk menyetujui  Postur tubuh, ekspresi wajah,  Dorong keluarga untuk menemani anak
terhadap tindakan bahasa tubuh dan tingkat aktivitas  Lakukan back / neck rub
Ditandai dengan  Dengarkan dengan penuh perhatian
menunjukkan berkurangnya
 Gelisah  Identifikasi tingkat kecemasan
kecemasan
 Insomnia  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Resah kecemasan
 Ketakutan  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Sedih ketakutan, persepsi
 Fokus pada diri  Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Kekhawatiran  Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
 Cemas

34
BAB II
Diabetes Mellitus

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Defisit Volume Cairan
2. Pola Nafas tidak efektif
3. Resiko Infeksi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Cemas
6. Kurang pengetahuan

B. Discharge Planning
1. Berikan penjelasan secara lisan dan tulisan tentang perawatan dan pengobatan
yang diberikan.
2. Ajarkan dan evaluasi untuk mengenal gejala syok dan asidosis diabetik dan
penanganan kedaruratan
3. Simulasikan cara pemberian terapi insulin mulai dari persiapan alat sampai
penyuntikan dan lokai
4. Ajarkan memonitor atau memeriksa glukosa darah dan glukosa dalam urine
5. Perencanaan diit, buat jadwal
6. Perencanaan latihan, jelaskan dampak latihan dengan diabetik
7. Ajarkan gabaimana untukmencegah hiperglikemi dan hipoglikemi
daninfomasikan gejala gejala yang muncul darikeduanya.
8. Jelaskan komplikasi yang muncul
9. Ajarkan mencegah infeksi : keberihan kaki, hindari perlukaan,gunakan sikat gigi
yang halus.

36
No Diagnosa Keperawatan Itujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Fluid balance Fluid management
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke  Hydration  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran  Nutritional Status : Food and Fluid  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
sodium Intake  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
Kriteria Hasil : mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
Batasan Karakteristik :  Mempertahankan urine output sesuai diperlukan
- Kelemahan dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor vital sign
- Haus HT normal  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Penurunan turgor kulit/lidah kalori harian
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
- Membran mukosa/kulit kering  Kolaborasikan pemberian cairan IV
dalam batas normal
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Monitor status nutrisi
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Pengisian vena menurun Elastisitas turgor kulit baik, membran
 Dorong masukan oral
- Perubahan status mental mukosa lembab, tidak ada rasa haus
 Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
- Konsentrasi urine meningkat yang berlebihan
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Temperatur tubuh meningkat  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Hematokrit meninggi  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada meburuk
third spacing)
 Atur kemungkinan tranfusi
Faktor-faktor yang berhubungan:
 Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :


 Respiratory status : Ventilation Airway Management
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau  Respiratory status : Airway patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
ekspirasi tidak adekuat  Vital sign Status thrust bila perlu
Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Batasan karakteristik :  Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi suara nafas yang bersih, tidak ada nafas buatan

37
- Penurunan pertukaran udara per menit sianosis dan dyspneu (mampu  Pasang mayo bila perlu
- Menggunakan otot pernafasan tambahan mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Nasal flaring dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Dyspnea  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Orthopnea tidak merasa tercekik, irama nafas,  Lakukan suction pada mayo
- Perubahan penyimpangan dada frekuensi pernafasan dalam rentang  Berikan bronkodilator bila perlu
- Nafas pendek normal, tidak ada suara nafas abnormal)
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Assumption of 3-point position  Tanda Tanda vital dalam rentang normal
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Pernafasan pursed-lip (tekanan darah, nadi, pernafasan)
keseimbangan.
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
 Monitor respirasi dan status O2
- Peningkatan diameter anterior-posterior
- Pernafasan rata-rata/minimal
 Bayi : < 25 atau > 60 Terapi oksigen
 Usia 1-4 : < 20 atau >  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
30  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Usia 5-14 : < 14 atau >  Atur peralatan oksigenasi
25  Monitor aliran oksigen
 Usia > 14 : < 11 atau >  Pertahankan posisi pasien
24  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Kedalaman pernafasan  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
 Dewasa volume oksigenasi
tidalnya 500 ml saat istirahat
 Bayi volume tidalnya 6- Vital sign Monitoring
8 ml/Kg  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Timing rasio  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Penurunan kapasitas vital  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Faktor yang berhubungan :  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Hiperventilasi  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
- Deformitas tulang setelah aktivitas
- Kelainan bentuk dinding dada  Monitor kualitas dari nadi
- Penurunan energi/kelelahan  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal  Monitor suara paru
- Obesitas  Monitor pola pernapasan abnormal

38
- Posisi tubuh  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor sianosis perifer
- Hipoventilasi sindrom  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
- Nyeri melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Kecemasan  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis

3 Resiko Infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
patogen  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
 Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif  Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
menghindari paparan patogen  Menunjukkan kemampuan untuk pasien
- Trauma mencegah timbulnya infeksi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan  Jumlah leukosit dalam batas normal  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
lingkungan kperawtan
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Ruptur membran amnion  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Agen farmasi (imunosupresan)  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Malnutrisi alat
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum buatan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)

39
pH, perubahan peristaltik)  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Penyakit kronik  Monitor hitung granulosit, WBC
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh  Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
Intake  Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk  Nutritional Status : nutrient Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
keperluan metabolisme tubuh. kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Adanya peningkatan berat badan
vitamin C
ideal sesuai dengan tujuan
 Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Beratbadan ideal sesuai dengan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat

40
kurang dari RDA (Recomended Daily tinggi badan untuk mencegah konstipasi
Allowance)  Mampumengidentifikasi kebutuhan  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat nutrisi dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah  Menunjukkan peningkatan fungsi harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
pengecapan dari menelan
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Tidak terjadi penurunan berat badan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya yang berarti yang dibutuhkan
kekurangan makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  BB pasien dalam batas normal
rasa  Monitor adanya penurunan berat badan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor makanan kesukaan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
(rontok)  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Suara usus hiperaktif konjungtiva
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Faktor-faktor yang berhubungan : lidah dan cavitas oral.
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.

41
5 Cemas NOC : NIC :
Definisi :  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Perasaan gelisah yang tak jelas dari  Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak  Impulse control pasien
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan Kriteria Hasil :  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya.  Klien mampu mengidentifikasi dan selama prosedur
Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman mengungkapkan gejala cemas  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
yang akan datang dan memungkinkan individu  Mengidentifikasi, mengungkapkan  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
untuk mengambil langkah untuk menyetujui dan menunjukkan tehnik untuk mengurangi takut
terhadap tindakan  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
mengontol cemas
Ditandai dengan tindakan prognosis
 Vital sign dalam batas normal
 Gelisah  Dorong keluarga untuk menemani anak
 Insomnia
 Postur tubuh, ekspresi wajah,
 Lakukan back / neck rub
 Resah
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Ketakutan menunjukkan berkurangnya
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Sedih kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Fokus pada diri kecemasan
 Kekhawatiran  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Cemas ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

6 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


 Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
Definisi :  Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
sehubungan dengan topic spesifik.  Pasien dan keluarga menyatakan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
pemahaman tentang penyakit, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya cara yang tepat.
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, kondisi, prognosis dan program
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
perilaku tidak sesuai. pengobatan
penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

42
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, melaksanakan prosedur yang 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
interpretasi terhadap informasi yang salah, dijelaskan secara benar tepat
kurangnya keinginan untuk mencari informasi,  Pasien dan keluarga mampu 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
tidak mengetahui sumber-sumber informasi. menjelaskan kembali apa yang dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 7. Hindari jaminan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
lainnya.
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

43
44
BAB II
Gagal Jantung

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi,
dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup.
2. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli.
3. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan
perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
4. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan
natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal.
5. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam
lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
6. Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah, ketidakmampuan memenuhi
metabolisme otot rangka, kongesti pulmonal yang menimbulkan hipoksinia,
dyspneu dan status nutrisi yang buruk selama sakit kritis.
7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang
dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan
perubahan gaya hidup.

B. Discharge Planning
1. Beri pendidikan tentang kondisi yang spesifik
2. Berikan instruksi spesifik tentang obat dan efek sampingnya
3. Ajarkan tentang tehnik memberi makan dan kebutuhan nutrisi

46
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Penurunan curah jantung b/d respon NOC : NIC :


fisiologis otot jantung, peningkatan  Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau  Circulation Status  Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
peningkatan isi sekuncup  Catat adanya disritmia jantung
 Vital Sign Status
 Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
Kriteria Hasil:
putput
 Tanda Vital dalam rentang normal
 Monitor status kardiovaskuler
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)
 Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
 Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
jantung
kelelahan
 Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
 Tidak ada edema paru, perifer, dan
 Monitor balance cairan
tidak ada asites
 Monitor adanya perubahan tekanan darah
 Tidak ada penurunan kesadaran
 Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
 Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
 Monitor toleransi aktivitas pasien
 Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus paradoksus
 Monitor adanya pulsus alterans
 Monitor jumlah dan irama jantung

47
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Perfusi jaringan tidak efektif b/d NOC : NIC :


menurunnya curah jantung, hipoksemia  Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen
jaringan, asidosis dan kemungkinan  Tissue Prefusion : cerebral sensasi perifer)
thrombus atau emboli Kriteria Hasil :  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
a. mendemonstrasikan status sirkulasi terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Definisi :  Monitor adanya paretese
yang ditandai dengan :
Penurunan pemberian oksigen dalam kegagalan  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
memberi makan jaringan pada tingkat kapiler  Tekanan systole dandiastole
dalam rentang yang diharapkan ada lsi atau laserasi
Batasan karakteristik :  Gunakan sarun tangan untuk proteksi
Renal  Tidak ada ortostatikhipertensi
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
- Perubahan tekanan darah di luar batas  Tidak ada tanda tanda  Monitor kemampuan BAB
parameter peningkatan tekanan intrakranial  Kolaborasi pemberian analgetik
- Hematuria (tidak lebih dari 15 mmHg)  Monitor adanya tromboplebitis
- Oliguri/anuria b. mendemonstrasikan kemampuan  Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
- Elevasi/penurunan BUN/rasio kreatinin kognitif yang ditandai dengan:
Gastro Intestinal  berkomunikasi dengan jelas dan
- Secara usus hipoaktif atau tidak ada sesuai dengan kemampuan
- Nausea
 menunjukkan perhatian,
- Distensi abdomen
konsentrasi dan orientasi
- Nyeri abdomen atau tidak terasa lunak
(tenderness)  memproses informasi
Peripheral  membuat keputusan dengan
- Edema benar
- Tanda Homan positif c. menunjukkan fungsi sensori motori

48
- Perubahan karakteristik kulit (rambut, cranial yang utuh : tingkat kesadaran
kuku, air/kelembaban) mambaik, tidak ada gerakan
- Denyut nadi lemah atau tidak ada gerakan involunter
- Diskolorisasi kulit
- Perubahan suhu kulit
- Perubahan sensasi
- Kebiru-biruan
- Perubahan tekanan darah di ekstremitas
- Bruit
- Terlambat sembuh
- Pulsasi arterial berkurang
- Warna kulit pucat pada elevasi, warna
tidak kembali pada penurunan kaki
Cerebral
- Abnormalitas bicara
- Kelemahan ekstremitas atau paralis
- Perubahan status mental
- Perubahan pada respon motorik
- Perubahan reaksi pupil
- Kesulitan untuk menelan
- Perubahan kebiasaan
Kardiopulmonar
- Perubahan frekuensi respirasi di luar
batas parameter
- Penggunaan otot pernafasan tambahan
- Balikkan kapiler > 3 detik (Capillary refill)
- Abnormal gas darah arteri
- Perasaan ”Impending Doom” (Takdir
terancam)
- Bronkospasme
- Dyspnea
- Aritmia
- Hidung kemerahan
- Retraksi dada

49
- Nyeri dada
Faktor-faktor yang berhubungan :
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terputus
- Exchange problems
- Aliran vena terputus
- Hipoventilasi
- Reduksi mekanik pada vena dan atau
aliran darah arteri
- Kerusakan transport oksigen melalui
alveolar dan atau membran kapiler
- Tidak sebanding antara ventilasi dengan
aliran darah
- Keracunan enzim
- Perubahan afinitas/ikatan O2 dengan Hb
- Penurunan konsentrasi Hb dalam darah

3 Gangguan pertukaran gas b/d kongesti NOC : NIC :


paru, hipertensi pulmonal, penurunan  Respiratory Status : Gas exchange Airway Management
perifer yang mengakibatkan asidosis  Respiratory Status : ventilation  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
laktat dan penurunan curah jantung.  Vital Sign Status thrust bila perlu
Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam  Mendemonstrasikan peningkatan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida ventilasi dan oksigenasi yang adekuat nafas buatan
di dalam membran kapiler alveoli  Memelihara kebersihan paru paru dan  Pasang mayo bila perlu
bebas dari tanda tanda distress  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Batasan karakteristik : pernafasan  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Gangguan penglihatan  Mendemonstrasikan batuk efektif dan
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Penurunan CO2 suara nafas yang bersih, tidak ada
 Takikardi  Lakukan suction pada mayo
sianosis dan dyspneu (mampu
 Hiperkapnia mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Berika bronkodilator bial perlu
 Keletihan dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Barikan pelembab udara
 somnolen  Tanda tanda vital dalam rentang normal  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan

50
 Iritabilitas keseimbangan.
 Hypoxia  Monitor respirasi dan status O2
 kebingungan
 Dyspnoe Respiratory Monitoring
 nasal faring  Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
 AGD Normal respirasi
 sianosis  Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
 warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) penggunaan otot tambahan, retraksi otot
 Hipoksemia supraclavicular dan intercostal
 hiperkarbia  Monitor suara nafas, seperti dengkur
 sakit kepala ketika bangun  Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal hiperventilasi, cheyne stokes, biot
 Catat lokasi trakea
Faktor faktor yang berhubungan :
 Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan
 ketidakseimbangan perfusi ventilasi
paradoksis )
 perubahan membran kapiler-alveolar
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
 Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
 Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

AcidBase Managemen
 Monitro IV line
 Pertahankanjalan nafas paten
 Monitor AGD, tingkat elektrolit
 Monitor status hemodinamik(CVP, MAP, PAP)
 Monitor adanya tanda tanda gagal nafas
 Monitor pola respirasi
 Lakukan terapi oksigen
 Monitor status neurologi
 Tingkatkan oral hygiene

51
4 Kelebihan volume cairan b/d NOC : NIC :
berkurangnya curah jantung, retensi  Electrolit and acid base balance Fluid management
cairan dan natrium oleh ginjal,  Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
hipoperfusi ke jaringan perifer dan  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
hipertensi pulmonal Kriteria Hasil:  Pasang urin kateter jika diperlukan
 Terbebas dari edema, efusi,  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat
anaskara (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Batasan karakteristik :
 Bunyi nafas bersih, tidak ada  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
- Berat badan meningkat pada waktu yang
dyspneu/ortopneu PAP, dan PCWP
singkat
 Terbebas dari distensi vena  Monitor vital sign
- Asupan berlebihan dibanding output
- Tekanan darah berubah, tekanan arteri jugularis, reflek hepatojugular (+)  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
pulmonalis berubah, peningkatan CVP  Memelihara tekanan vena sentral, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
- Distensi vena jugularis tekanan kapiler paru, output jantung  Kaji lokasi dan luas edema
- Perubahan pada pola nafas,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
dan vital sign dalam batas normal
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara kalori harian
 Terbebas dari kelelahan, kecemasan
nafas abnormal (Rales atau crakles),  Monitor status nutrisi
atau kebingungan
kongestikemacetan paru, pleural effusion  Berikan diuretik sesuai interuksi
 Menjelaskanindikator kelebihan
- Hb dan hematokrit menurun, perubahan  Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
elektrolit, khususnya perubahan berat
cairan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
jenis  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Suara jantung SIII memburuk
- Reflek hepatojugular positif
- Oliguria, azotemia Fluid Monitoring
- Perubahan status mental, kegelisahan,  Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
kecemasan eliminaSi
 Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
Faktor-faktor yang berhubungan : seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
- Mekanisme pengaturan melemah kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
- Asupan cairan berlebihan hati, dll )
- Asupan natrium berlebihan  Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR

52
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema

5 Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian NOC : NIC :


atau kecacatan, perubahan peran dalam  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
lingkungan social atau ketidakmampuan  Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
yang permanen.  Impulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Kriteria Hasil : pasien
Definisi :  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Klien mampu mengidentifikasi dan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari selama prosedur
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai mengungkapkan gejala cemas
 Mengidentifikasi, mengungkapkan  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak
dan menunjukkan tehnik untuk  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan
mengontol cemas mengurangi takut
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya.
Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman  Vital sign dalam batas normal  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
yang akan datang dan memungkinkan individu  Postur tubuh, ekspresi wajah,
untuk mengambil langkah untuk menyetujui  Dorong keluarga untuk menemani anak
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
terhadap tindakan  Lakukan back / neck rub
menunjukkan berkurangnya
Ditandai dengan  Dengarkan dengan penuh perhatian
kecemasan
 Gelisah  Identifikasi tingkat kecemasan
 Insomnia  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Resah kecemasan
 Ketakutan  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Sedih ketakutan, persepsi
 Fokus pada diri  Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Kekhawatiran  Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
 Cemas

53
6 Intoleransi aktivitas b/d curah jantung NOC : NIC :
yang rendah, ketidakmampuan  Energy conservation Energy Management
memenuhi metabolisme otot rangka,  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
kongesti pulmonal yang menimbulkan Kriteria Hasil : aktivitas
hipoksinia, dyspneu dan status nutrisi  Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
yang buruk selama sakit terhadap keterbatasan
tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR  Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Intoleransi aktivitas b/d fatigue  Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
 Mampu melakukan aktivitas sehari
Definisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
hari (ADLs) secara mandiri secara berlebihan
maupun psikologis untuk meneruskan atau
menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas  Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
sehari hari.  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapy
Batasan karakteristik :  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
e. melaporkan secara verbal adanya kelelahan dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
atau kelemahan.  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
f. Respon abnormal dari tekanan darah atau mampu dilakukan
nadi terhadap aktifitas  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
g. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
atau iskemia  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
h. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
beraktivitas. diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
Faktor factor yang berhubungan : kursi roda, krek
 Tirah Baring atau imobilisasi  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Kelemahan menyeluruh  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
 Ketidakseimbangan antara suplei oksigen luang
dengan kebutuhan  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
 Gaya hidup yang dipertahankan. kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

54
7 Kurang pengetahuan b/d keterbatasan NOC : NIC :
pengetahuan penyakitnya, tindakan yang  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
dilakukan, obat obatan yang diberikan,  Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
komplikasi yang mungkin muncul dan Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
perubahan gaya hidup 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
 Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
Definisi : cara yang tepat.
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif kondisi, prognosis dan program
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
sehubungan dengan topic spesifik. pengobatan
penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya melaksanakan prosedur yang 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, dijelaskan secara benar tepat
perilaku tidak sesuai.  Pasien dan keluarga mampu 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
menjelaskan kembali apa yang dengan cara yang tepat
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, dijelaskan perawat/tim kesehatan 7. Hindari harapan yang kosong
interpretasi terhadap informasi yang salah, lainnya. 8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, kemajuan pasien dengan cara yang tepat
tidak mengetahui sumber-sumber informasi. 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

55
56
BAB II
Anemia

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai
oksigen berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,
anoreksia
3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
4. Resiko infeksi
5. Resiko gangguan integritas kulit b/d keterbatasan mobilitas

B. Discharge Planning
1. Berikan instruksi pada orang tua tentang cara cara melindungi anak dari infeksi
b. Batasi kontak dengan agens terinfeksi
c. Identifikasi tanda dan gejala infeksi
2. Berikan instruksi pada orang tua untukmemantau tanda tanda komplikasi
3. Berikan instruksi pada orang tua tentang pemberian obat
a. pantau respon terapeutik anak
b. pantau adanya respon yang tidak menguntungkan
4. Berikan informasi tentang system penunjang masyarakat kepada anak dan
keluarga untuk adaptasi jangka panjang
a. masuk kembali ke sekolah
b. Kelompok orang tua
c. Kelompok anak dansaudara kandungnya
d. Nasehat keuangan

58
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Perfusi jaringan tidak efektif b/d NOC : NIC :
penurunan konsentrasi Hb dan darah, Circulation status Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor
Tissue Prefusion : cerebral tekanan intrakranial)
suplai oksigen berkurang Kriteria Hasil :  Berikan informasi kepada keluarga
1. mendemonstrasikan status sirkulasi  Set alarm
yang ditandai dengan :  Monitor tekanan perfusi serebral
 Tekanan systole  Catat respon pasien terhadap stimuli
dandiastole dalam rentang yang  Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon
neurology terhadap aktivitas
diharapkan
 Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
 Tidak ada  Monitor intake dan output cairan
ortostatikhipertensi  Restrain pasien jika perlu
 Tidak ada tanda  Monitor suhu dan angka WBC
tanda peningkatan tekanan  Kolaborasi pemberian antibiotik
intrakranial (tidak lebih dari 15  Posisikan pasien pada posisi semifowler
mmHg)  Minimalkan stimuli dari lingkungan
2. mendemonstrasikan kemampuan
kognitif yang ditandai dengan: Peripheral Sensation Management (Manajemen
 berkomunikasi sensasi perifer)
dengan jelas dan sesuai dengan  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
kemampuan terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
 menunjukkan  Monitor adanya paretese
perhatian, konsentrasi dan  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
ada lsi atau laserasi
orientasi
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
 memproses  Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
informasi  Monitor kemampuan BAB
 membuat  Kolaborasi pemberian analgetik
keputusan dengan benar  Monitor adanya tromboplebitis
3. menunjukkan  Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
fungsi sensori motori cranial yang

59
utuh : tingkat kesadaran mambaik,
tidak ada gerakan gerakan involunter

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,  Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
anoreksia Intake  Kaji adanya alergi makanan
 Weight control  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : vitamin C
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Beratbadan ideal sesuai dengan
 Berikan substansi gula
ideal tinggi badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Mampumengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidk ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Menunjukkan peningkatan fungsi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah pengecapan dari menelan harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Tidak terjadi penurunan berat badan  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah yang berarti  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang dibutuhkan
makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor lingkungan selama makan
- Keengganan untuk makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor turgor kulit
- Kurang berminat terhadap makanan

60
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Suara usus hiperaktif  Monitor makanan kesukaan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
Faktor-faktor yang berhubungan : konjungtiva
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Monitor kalori dan intake nuntrisi
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau lidah dan cavitas oral.
ekonomi.  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

3 Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik NOC : NIC :


 Self care : Activity of Daily Living Self Care assistane : ADLs
Definisi : (ADLs)  Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang
Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada Kriteria Hasil : mandiri.
diri  Klien terbebas dari bau badan  Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
 Menyatakan kenyamanan terhadap kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk makan.
mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, kemampuan untuk melakukan ADLs
 Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh
ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan  Dapat melakukan ADLS dengan
untuk melakukan self-care.
untuk toileting bantuan  Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
Faktor yang berhubungan : kelemahan, kerusakan  Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/ bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
otot-otot saraf  Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian,
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.

4 Resiko infeksi NOC : NIC :

61
 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Risk control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
patogen  Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko :  Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Prosedur Infasif saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
infeksi
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk pasien
menghindari paparan patogen  Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Trauma
 Jumlah leukosit dalam batas normal  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
 Menunjukkan perilaku hidup sehat kperawtan
lingkungan
 Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Ruptur membran amnion
- Agen farmasi (imunosupresan)  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Malnutrisi alat
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum buatan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan peristaltik)  Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase

62
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

5 Resiko gangguan integritas kulit b/d NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
keterbatasan mobilitas Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis  Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Batasan karakteristik :  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
 Melaporkan adanya gangguan
- Gangguan pada bagian tubuh sekali
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) sensasi atau nyeri pada daerah kulit
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Gangguan permukaan kulit (epidermis) yang mengalami gangguan  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
Faktor yang berhubungan :  Menunjukkan pemahaman dalam tertekan
Eksternal : proses perbaikan kulit dan  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Hipertermia atau hipotermia mencegah terjadinya sedera  Monitor status nutrisi pasien
- Substansi kimia berulang  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Kelembaban udara  Mampumelindungi kulit dan
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat mempertahankan kelembaban kulit
menimbulkan luka, tekanan, restraint) dan perawatan alami
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :

63
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

64
BAB II
Asma

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d bronkospasme
2. Gangguan pertukaran gas b/d spasme bronkus
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspneu

B. Discharge Planning
1. Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar gambar
2. Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah
3. Hindari factor pemicu : Kebersihan lantai rumah, debu debu, karpet, bulu
binatang dsb
4. Jelaskan tanda tanda bahaya yang akan muncul
5. Ajarkanpenggunaan nebulizer
6. Keluarga perlumemahami tentang pengobatan, nama obat, dosis, efek samping,
waktu pemberian.
7. Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut, stress
8. Jelaskanpentingnya istirahat danlatihan, termasuk latihan nafas
9. jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat

66
N Diagnosa keperawatan Tujuan Dan Krietria Hasil Intervensi
o
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d NOC : NIC :
bronkospasme  Respiratory status : Ventilation Airway Management
 Respiratory status : Airway patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan  Aspiration Control thrust bila perlu
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. Kriteria Hasil :  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas buatan
Batasan Karakteristik : nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan  Pasang mayo bila perlu
- Dispneu, Penurunan suara nafas dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Orthopneu mampu bernafas dengan mudah, tidak
-  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Cyanosis ada pursed lips)
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, irama nafas,  Lakukan suction pada mayo
- Kesulitan berbicara  Berikan bronkodilator bila perlu
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Mata melebar  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
 Mampu mengidentifikasikan dan mencegah
- Produksi sputum keseimbangan.
factor yang dapat menghambat jalan nafas
- Gelisah
 Monitor respirasi dan status O2
- Perubahan frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang berhubungan:


- Lingkungan : merokok, menghirup asap
rokok, perokok pasif-POK, infeksi
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular,
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya benda asing di
jalan nafas.

67
2 Gangguan pertukaran gas b/d spasme NOC : NIC :
bronkus  Respiratory Status : Gas exchange Airway Management
 Respiratory Status : ventilation  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Gangguan pertukaran gas b/d kongesti  Vital Sign Status thrust bila perlu
paru, hipertensi pulmonal, penurunan Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
perifer yang mengakibatkan asidosis  Mendemonstrasikan peningkatan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
laktat dan penurunan curah jantung. ventilasi dan oksigenasi yang adekuat nafas buatan
 Memelihara kebersihan paru paru dan  Pasang mayo bila perlu
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam bebas dari tanda tanda distress  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di pernafasan  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
dalam membran kapiler alveoli  Mendemonstrasikan batuk efektif dan
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
suara nafas yang bersih, tidak ada
Batasan karakteristik :  Lakukan suction pada mayo
sianosis dan dyspneu (mampu
 Gangguan penglihatan mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Berika bronkodilator bial perlu
 Penurunan CO2 dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Barikan pelembab udara
 Takikardi  Tanda tanda vital dalam rentang normal  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
 Hiperkapnia keseimbangan.
 Keletihan  Monitor respirasi dan status O2
 somnolen
 Iritabilitas Respiratory Monitoring
 Hypoxia  Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
 kebingungan respirasi
 Dyspnoe  Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
 nasal faring penggunaan otot tambahan, retraksi otot
 AGD Normal supraclavicular dan intercostal
 sianosis  Monitor suara nafas, seperti dengkur
 warna kulit abnormal (pucat, kehitaman)  Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
 Hipoksemia hiperventilasi, cheyne stokes, biot
 hiperkarbia  Catat lokasi trakea
 sakit kepala ketika bangun  Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal paradoksis )
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
Faktor faktor yang berhubungan :
adanya ventilasi dan suara tambahan
 ketidakseimbangan perfusi ventilasi
 Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi

68
 perubahan membran kapiler-alveolar crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
 Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d dyspneu  Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
Intake  Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Nutritional Status : nutrient Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
metabolisme tubuh.  Weight control kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Adanya peningkatan berat badan
vitamin C
ideal sesuai dengan tujuan
 Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Berat badan ideal sesuai dengan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
kurang dari RDA (Recomended Daily tinggi badan untuk mencegah konstipasi
Allowance)  Mampu mengidentifikasi kebutuhan  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat nutrisi dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah  Menunjukkan peningkatan fungsi harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut pengecapan dari menelan  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Tidak terjadi penurunan berat badan  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang berarti
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang dibutuhkan
makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor lingkungan selama makan
- Keengganan untuk makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
- Kram pada abdomen jam makan
- Tonus otot jelek  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor turgor kulit

69
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor mual dan muntah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor makanan kesukaan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor kalori dan intake nuntrisi
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi lidah dan cavitas oral.
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
atau ekonomi.

70
BAB II
Hipertensi

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada anak dan keluarga tentang penatalaksanaan hipertensi :
a. penjelasan menganai hipertensi
b. pengobatan
c. batasan diet dan pengendalian berat badan
d. masukan garam
e. latihan

72
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Resiko tinggi terhadap penurunan curah NOC : NIC :
jantung b/d peningkatan afterload,  Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas  Circulation Status  Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
ventrikuler, iskemia miokard  Catat adanya disritmia jantung
 Vital Sign Status
 Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
putput
 Monitor status kardiovaskuler
 Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
jantung
 Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
 Monitor balance cairan
 Monitor adanya perubahan tekanan darah
 Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
 Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
 Monitor toleransi aktivitas pasien
 Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan stress

Fluid Management
 Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Pasang urin kateter jika diperlukan
 Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
 Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas urin )
 Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,

73
PAP, dan PCWP
 Monitor vital sign sesuai indikasi penyakit
 Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi vena leher, asites)
 Monitor berat pasien sebelum dan setelah dialisis
 Kaji lokasi dan luas edema
 Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
kalori harian
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
cairan sesuai program
 Monitor status nutrisi
 Berikan cairan
 Kolaborasi pemberian diuretik sesuai program
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
 Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
 Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
 Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
 Atur kemungkinan tranfusi
 Persiapan untuk tranfusi

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
 Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )

74
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP<HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor membran mukosa dan turgor kulit, serta rasa
haus
 Catat monitor warna, jumlah dan
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema
 Beri cairan sesuai keperluan
 Kolaborasi pemberian obat yang dapat meningkatkan
output urin
 Lakukan hemodialisis bila perlu dan catat respons
pasien

Vital Sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus paradoksus
 Monitor adanya pulsus alterans
 Monitor jumlah dan irama jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan

75
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, NOC : NIC :


ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan  Energy conservation Activity Therapy
oksigen.  Activity tolerance  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
 Self Care : ADLs dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
Definisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
maupun psikologis untuk meneruskan atau Kriteria Hasil : mampu dilakukan
menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
sehari hari. dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
tanpa disertai peningkatan
 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
tekanan darah, nadi dan RR sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
Batasan karakteristik :  Mampu melakukan aktivitas sehari diinginkan
i. melaporkan secara verbal adanya kelelahan hari (ADLs) secara mandiri  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
atau kelemahan. kursi roda, krek
j. Respon abnormal dari tekanan darah atau  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
nadi terhadap aktifitas  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
k. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia luang
atau iskemia  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
l. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat kekurangan dalam beraktivitas
beraktivitas.  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
Faktor factor yang berhubungan : penguatan
 Tirah Baring atau imobilisasi  Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
 Kelemahan menyeluruh
 Ketidakseimbangan antara suplei oksigen
dengan kebutuhan

76
 Gaya hidup yang dipertahankan.
3 Nyeri NOC : NIC :
 Pain Level, Pain Management
Definisi :  Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman  Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional yang muncul secara aktual atau Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Mampu mengontrol nyeri (tahu
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri
Internasional): serangan mendadak atau pelan penyebab nyeri, mampu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat menggunakan tehnik nonfarmakologi
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
dengan durasi kurang dari 6 bulan. bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Batasan karakteristik : dengan menggunakan manajemen  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Laporan secara verbal atau non verbal nyeri menemukan dukungan
- Fakta dari observasi  Mampu mengenali nyeri (skala,  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Gerakan melindungi  Menyatakan rasa nyaman setelah  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Tingkah laku berhati-hati  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
nyeri berkurang
- Muka topeng farmakologi dan inter personal)
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
 Tanda vital dalam rentang normal
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
sulit atau gerakan kacau, menyeringai) intervensi
- Terfokus pada diri sendiri  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
dengan orang dan lingkungan)  Tingkatkan istirahat
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan,  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
menemui orang lain dan/atau aktivitas, tindakan nyeri tidak berhasil
aktivitas berulang-ulang)  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
- Respon autonom (seperti diaphoresis,
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, Analgesic Administration
nadi dan dilatasi pupil)  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
- Perubahan autonomic dalam tonus otot nyeri sebelum pemberian obat
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan

77
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, frekuensi
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas  Cek riwayat alergi
panjang/berkeluh kesah)  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum analgesik ketika pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
Faktor yang berhubungan : beratnya nyeri
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

4 Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan  Nutritional Status : food and Fluid Weight Management
Intake  Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan
Definisi : Intake nutrisi melebihi kebutuhan  Nutritional Status : nutrient Intake antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan
metabolik tubuh  Weight control penurunan BB
Kriteria Hasil :  Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis
Batasan karakteristik : yang dapat mempengaruhi BB
- Lipatan kulit tricep > 25 mm untuk wanita  Mengerti factor yang meningkatkan
 Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan,
dan > 15 mm untuk pria berat badan
gaya hidup dan factor herediter yang dapat
- BB 20 % di atas ideal untuk tinggi dan  Mengidentfifikasi tingkah laku mempengaruhi BB
kerangka tubuh ideal dibawah kontrol klien  Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
- Makan dengan respon eksternal  Memodifikasi diet dalam waktu yang berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB
(misalnya : situasi sosial, sepanjang hari) lama untuk mengontrol berat badan  Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
- Dilaporkan atau diobservasi adanya  Penurunan berat badan 1-2  Perkirakan BB badan ideal pasien
disfungsi pola makan (misal : pounds/mgg
memasangkan makanan dengan aktivitas  Menggunakan energy untuk aktivitas Nutrition Management
yang lain) sehari hari  Kaji adanya alergi makanan

78
- Tingkat aktivitas yang menetap  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
- Konsentrasi intake makanan pada kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
menjelang malam  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Faktor yang berhubungan : vitamin C
Intake yang berlebihan dalam hubungannya  Berikan substansi gula
terhadap kebutuhan metabolisme tubuh  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Weight reduction Assistance


 Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan BB
 Perkirakan bersama pasien mengenai penurunan
BB
 Tentukan tujuan penurunan BB
 Beri pujian/reward saat pasien berhasil mencapai
tujuan
 Ajarkan pemilihan makanan

79
BAB II
Meningoencephalitis

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b/d edema serebral/penyumbatan aliran
darah
2. Nyeri akut b/d proses infeksi
3. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
4. Resiko trauma b/d kejang
5. Resiko infeksi b/d daya tahan tubuh bekurang

B. Discharge Planning
Intervensi yang tercantum pada penatalaksanaan akut juga berlaku untuk perawatan
jangka panjang.

80
N Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Perfusi jaringan serebral tidak efektif b/d NOC : NIC :
edema serebral/penyumbatan aliran darah Circulation status Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor
Tissue Prefusion : cerebral tekanan intrakranial)
 Berikan informasi kepada keluarga
Kriteria Hasil :  Set alarm
1. mendemonstrasikan status sirkulasi  Monitor tekanan perfusi serebral
yang ditandai dengan :  Catat respon pasien terhadap stimuli
 Tekanan systole  Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon
neurology terhadap aktivitas
dandiastole dalam rentang
 Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
yang diharapkan  Monitor intake dan output cairan
 Tidak ada  Restrain pasien jika perlu
ortostatikhipertensi  Monitor suhu dan angka WBC
 Tidk ada tanda  Kolaborasi pemberian antibiotik
tanda peningkatan tekanan  Posisikan pasien pada posisi semifowler
intrakranial (tidak lebih dari 15  Minimalkan stimuli dari lingkungan
mmHg)
2. mendemonstrasikan kemampuan Peripheral Sensation Management (Manajemen
kognitif yang ditandai dengan: sensasi perifer)
 berkomunikasi dengan jelas  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
dan sesuai dengan terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
kemampuan  Monitor adanya paretese
 menunjukkan perhatian,  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
ada lsi atau laserasi
konsentrasi dan orientasi
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
 memproses informasi  Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
 membuat keputusan dengan  Monitor kemampuan BAB
benar  Kolaborasi pemberian analgetik
3. menunjukkan fungsi sensori motori  Monitor adanya tromboplebitis
cranial yang utuh : tingkat kesadaran  Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
mambaik, tidak ada gerakan gerakan

81
involunter

2 Nyeri akut b/d proses infeksi NOC : NIC :


 Pain Level, Pain Management
 pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Definisi :  comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
emosional yang muncul secara aktual atau  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Mampu mengontrol nyeri (tahu
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri penyebab nyeri, mampu
mengetahui pengalaman nyeri pasien
Internasional): serangan mendadak atau pelan menggunakan tehnik nonfarmakologi
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
dengan durasi kurang dari 6 bulan.  Melaporkan bahwa nyeri berkurang tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
dengan menggunakan manajemen  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Batasan karakteristik : nyeri menemukan dukungan
- Laporan secara verbal atau non verbal  Mampu mengenali nyeri (skala,  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Fakta dari observasi intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri  Menyatakan rasa nyaman setelah  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gerakan melindungi  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
nyeri berkurang
- Tingkah laku berhati-hati farmakologi dan inter personal)
- Muka topeng
 Tanda vital dalam rentang normal
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, intervensi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Terfokus pada diri sendiri  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Tingkatkan istirahat
dengan orang dan lingkungan)  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, tindakan nyeri tidak berhasil
menemui orang lain dan/atau aktivitas,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti diaphoresis, Analgesic Administration
perubahan tekanan darah, perubahan nafas,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
nadi dan dilatasi pupil) nyeri sebelum pemberian obat

82
- Perubahan autonomic dalam tonus otot  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) frekuensi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Cek riwayat alergi
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
panjang/berkeluh kesah) analgesik ketika pemberian lebih dari satu
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Faktor yang berhubungan :  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

3 Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan NOC : NIC :


neuromuskuler  Joint Movement : Active Exercise therapy : ambulation
 Mobility Level  Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat
Definisi :  Self care : ADLs respon pasien saat latihan
Keterbatasan dalam kebebasan untuk pergerakan  Transfer performance  Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana
fisik tertentu pada bagian tubuh atau satu atau lebih ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Kriteria Hasil :
ekstremitas  Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan
Batasan karakteristik :  Klien meningkat dalam aktivitas
dan cegah terhadap cedera
- Postur tubuh yang tidak stabil selama fisik
 Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang
melakukan kegiatan rutin harian  Mengerti tujuan dari peningkatan teknik ambulasi
- Keterbatasan kemampuan untuk mobilitas  Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
melakukan keterampilan motorik kasar  Memverbalisasikan perasaan  Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
- Keterbatasan kemampuan untuk dalam meningkatkan kekuatan dan secara mandiri sesuai kemampuan
melakukan keterampilan motorik halus kemampuan berpindah  Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
- Tidak ada koordinasi atau pergerakan  Memperagakan penggunaan alat penuhi kebutuhan ADLs ps.
yang tersentak-sentak Bantu untuk mobilisasi (walker)  Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.

83
- Keterbatasan ROM  Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
- Kesulitan berbalik (belok) berikan bantuan jika diperlukan
- Perubahan gaya berjalan (Misal :
penurunan kecepatan berjalan, kesulitan
memulai jalan, langkah sempit, kaki
diseret, goyangan yang berlebihan pada
posisi lateral)
- Penurunan waktu reaksi
- Bergerak menyebabkan nafas menjadi
pendek
- Usaha yang kuat untuk perubahan gerak
(peningkatan perhatian untuk aktivitas lain,
mengontrol perilaku, fokus dalam
anggapan ketidakmampuan aktivitas)
- Pergerakan yang lambat
- Bergerak menyebabkan tremor
Faktor yang berhubungan :
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang kegunaan
pergerakan fisik
- Indeks massa tubuh diatas 75 tahun
percentil sesuai dengan usia
- Kerusakan persepsi sensori
- Tidak nyaman, nyeri
- Kerusakan muskuloskeletal dan
neuromuskuler
- Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan
dan stamina
- Depresi mood atau cemas
- Kerusakan kognitif
- Penurunan kekuatan otot, kontrol dan atau
masa
- Keengganan untuk memulai gerak

84
- Gaya hidup yang menetap, tidak
digunakan, deconditioning
- Malnutrisi selektif atau umum
4 Resiko trauma b/d kejang NOC : NIC :
 Knowledge : Personal Safety Environmental Management safety
 Safety Behavior : Faal Prevention  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
 Safety Behavior : Falls occurance  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
 Safety Behavior : Physical Injury riwayat penyakit terdahulu pasien
 Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
 Memasang side rail tempat tidur
 Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
 Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
dijangkau pasien.
 Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan yang cukup
 Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

5 Resiko infeksi b/d daya tahan tubuh NOC : NIC :


bekurang.  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
 Risk control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Pertahankan teknik isolasi
patogen Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
Faktor-faktor resiko :
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Prosedur Infasif
 Menunjukkan kemampuan untuk pasien
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk

85
menghindari paparan patogen mencegah timbulnya infeksi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Trauma  Jumlah leukosit dalam batas normal  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan  Menunjukkan perilaku hidup sehat kperawtan
lingkungan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Ruptur membran amnion  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Agen farmasi (imunosupresan) alat
- Malnutrisi  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
- Peningkatan paparan lingkungan patogen sesuai dengan petunjuk umum
- Imonusupresi  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Ketidakadekuatan imum buatan kandung kencing
- Tidak adekuat pertahanan sekunder  Tingktkan intake nutrisi
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
respon inflamasi)
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan peristaltik)  Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

86
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

87
BAB II
Penurunan Kesadaran
A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
1. Resiko Aspirasi b/d tidak efektifnya kebersihan jalan nafas dan tidak adanya reflek
muntah
2. Resiko Injury b/d immobilisasi, penekanan sensorik patologi intrakranial dan
ketidaksadaran
3. Defisit perawatan diri b/d immobilisasi diri, kerusakan persepsi dan kognitif
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk
memakan makanan sekunder dan ketidaksadaran

88
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Resiko Aspirasi b/d tidak efektifnya NOC : NIC:
kebersihan jalan nafas dan tidak adanya  Respiratory Status : Aspiration precaution
reflek muntah Ventilation  Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan
 Aspiration control kemampuan menelan
Definisi : Risiko masuknya secret secret Kriteria Hasil :  Monitor status paru
gastrointestinal, secret secret oropharingeal, benda  Pelihara jalan nafas
 Pasien mampumenelan tanpa
benda padat atai cairan kedalam tracheobronkhial.  Lakukan suction jika diperlukan
terjadi aspirasi
 Cek nasogastrik sebelum makan
Faktor factor resiko :  Jalan nafas paten dan suara nafas
 Hindari makan kalau residu masih banyak
 Peningkatan tekanan dalam lambung bersih  Potong makanan kecil kecil
 Selang makanan  Haluskan obat sebelumpemberian
 Situasi yang menghambat  Naikkan kepala 30-45 derajat setelah makan
 Elevasi bagian tubuh atas
 Penurunan tingkat kesadaran
 Adanya tracheostomy atau selang
endotrakheal
 Keperluan pengobatan
 Adanya kawat rahang
 Peningkatan residu lambung
 Menurunnya fungsi spingter esophagus
 Gangguan menelan
 NGT
 Operasi, trauma wajah, mulut, leher
 Batuk, gag reflek
 Penurunan motilitas gastrointestinal
 Lambatnya pengosongan lambung

89
2 Resiko Injury b/d immobilisasi, penekanan NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (Manajemen
sensorik patologi intrakranial dan Kriteria Hasil : lingkungan)
ketidaksadaran Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
Definsi : dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
cara/metode untukmencegah
Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi riwayat penyakit terdahulu pasien
injury/cedera
kondisi lingkungan dengan respon adaptif indifidu  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
dan sumber pertahanan. Klien mampu menjelaskan factor resiko
memindahkan perabotan)
dari lingkungan/perilaku personal
 Memasang side rail tempat tidur
Faktor resiko : Mampumemodifikasi gaya hidup  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
Eksternal untukmencegah injury  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
- Mode transpor atau cara perpindahan Menggunakan fasilitas kesehatan yang dijangkau pasien.
- Manusia atau penyedia pelayanan ada  Membatasi pengunjung
kesehatan (contoh : agen nosokomial) Mampu mengenali perubahan status  Memberikan penerangan yang cukup
- Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan kesehatan  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
faktor psikomotor  Mengontrol lingkungan dari kebisingan
- Fisik (contoh : rancangan struktur dan  Memindahkan barang-barang yang dapat
arahan masyarakat, bangunan dan atau membahayakan
perlengkapan)  Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
- Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan) pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
- Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi penyebab penyakit.
dalam masyarakat, mikroorganisme)
- Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi,
alkohol, kafein nikotin, bahan pengawet,
kosmetik, celupan (zat warna kain))
Internal
- Psikolgik (orientasi afektif)
- Mal nutrisi
- Bentuk darah abnormal, contoh :
leukositosis/leukopenia, perubahan faktor
pembekuan, trombositopeni, sickle cell,
thalassemia, penurunan Hb, Imun-
autoimum tidak berfungsi.
- Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak

90
berfungsinya sensoris)
- Disfugsi gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)
- Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh,
berhubungan dengan mobilitas)

3 Defisit perawatan diri b/d immobilisasi diri, NOC : NIC :


kerusakan persepsi dan kognitif  Self care : Activity of Daily Living Self Care assistance : ADLs
(ADLs)  Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang
Definisi : Kriteria Hasil : mandiri.
Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada  Klien terbebas dari bau  Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
diri kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
badan
makan.
Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk  Menyatakan kenyamanan
 Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh
mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, terhadap kemampuan untuk untuk melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan melakukan ADLs  Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
untuk toileting  Dapat melakukan ADLS yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
dengan bantuan  Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
Faktor yang berhubungan : kelemahan, kerusakan bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/  Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian,
otot-otot saraf untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan  Nutritional Status : Nutrition Management
untuk memakan makanan sekunder dan  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
ketidaksadaran Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
 Nutritional Status : nutrient Intake kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

91
metabolisme tubuh.  Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : vitamin C
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Adanya peningkatan berat badan  Berikan substansi gula
ideal sesuai dengan tujuan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Beratbadan ideal sesuai dengan untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
tinggi badan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Mampumengidentifikasi kebutuhan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah nutrisi harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Menunjukkan peningkatan fungsi  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan pengecapan dari menelan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan  Tidak terjadi penurunan berat badan yang dibutuhkan
makanan yang berarti Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  BB pasien dalam batas normal
rasa  Monitor adanya penurunan berat badan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor makanan kesukaan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, misinformasi konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna lidah dan cavitas oral.
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

92
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

93
BAB II
BBLR

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1 Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan
lendir, reflek batuk
3. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang,
paparan lingkungan dingin/panas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
ingest/digest/absorb
5. Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
6. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin
7. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh
8. PK : Hipoglikemia

94
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas NOC : NIC :
organ pernafasan  Respiratory status : Ventilation Airway Management
 Respiratory status : Airway patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau  Vital sign Status thrust bila perlu
ekspirasi tidak adekuat Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
Batasan karakteristik : suara nafas yang bersih, tidak ada nafas buatan
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi sianosis dan dyspneu (mampu  Pasang mayo bila perlu
- Penurunan pertukaran udara per menit mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Menggunakan otot pernafasan tambahan dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Nasal flaring  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
- Dyspnea  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
tidak merasa tercekik, irama nafas,
- Orthopnea  Lakukan suction pada mayo
frekuensi pernafasan dalam rentang
- Perubahan penyimpangan dada normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Berikan bronkodilator bila perlu
- Nafas pendek  Tanda Tanda vital dalam rentang normal  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Assumption of 3-point position (tekanan darah, nadi, pernafasan)  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Pernafasan pursed-lip keseimbangan.
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama  Monitor respirasi dan status O2
- Peningkatan diameter anterior-posterior
- Pernafasan rata-rata/minimal Oxygen Therapy
 Bayi : < 25 atau > 60  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Usia 1-4 : < 20 atau > 30  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Usia 5-14 : < 14 atau >  Atur peralatan oksigenasi
25  Monitor aliran oksigen
 Usia > 14 : < 11 atau >  Pertahankan posisi pasien
24  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Kedalaman pernafasan  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
 Dewasa volume tidalnya oksigenasi
500 ml saat istirahat
 Bayi volume tidalnya 6-8 Vital sign Monitoring
ml/Kg  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Timing rasio  Catat adanya fluktuasi tekanan darah

95
- Penurunan kapasitas vital  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Faktor yang berhubungan :  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Hiperventilasi  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
- Deformitas tulang setelah aktivitas
- Kelainan bentuk dinding dada  Monitor kualitas dari nadi
- Penurunan energi/kelelahan  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal  Monitor suara paru
- Obesitas  Monitor pola pernapasan abnormal
- Posisi tubuh  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor sianosis perifer
- Hipoventilasi sindrom  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
- Nyeri melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Kecemasan  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis

2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d NOC : NIC :


obstruksi jalan nafas oleh penumpukan  Respiratory status : Ventilation Airway suction
lendir, reflek batuk.  Respiratory status : Airway patency  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
 Aspiration Control suctioning.
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan  Informasikan pada klien dan keluarga tentang
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan Kriteria Hasil : suctioning
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.  Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
suara nafas yang bersih, tidak ada  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
Batasan Karakteristik : sianosis dan dyspneu (mampu memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Dispneu, Penurunan suara nafas mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
- Orthopneu dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Cyanosis  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) tidak merasa tercekik, irama nafas,  Monitor status oksigen pasien
- Kesulitan berbicara frekuensi pernafasan dalam rentang  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion

96
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
- Mata melebar  Mampu mengidentifikasikan dan menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
- Produksi sputum mencegah factor yang dapat menghambat
- Gelisah jalan nafas
- Perubahan frekuensi dan irama nafas Airway Management
 Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Faktor-faktor yang berhubungan: thrust bila perlu
- Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok,  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
perokok pasif-POK, infeksi  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, nafas buatan
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,  Pasang mayo bila perlu
asma.  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya  Lakukan suction pada mayo
eksudat di alveolus, adanya benda asing di  Kolaborasikan pemberian bronkodilator bila perlu
jalan nafas.  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

3 Risiko ketidakseimbangan temperatur NOC : NIC :


tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang,  Hydration Temperature Regulation (pengaturan suhu)
paparan lingkungan dingin/panas  Adherence Behavior  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Immune Status  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Definisi : Risiko kegagalan mempertahankan suhu  Infection status  Monitor TD, nadi, dan RR
tubuh dalam batas normal.  Monitor warna dan suhu kulit
 Risk control
Faktor factor resiko:  Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Perubahan metabolisme dasar
 Risk detection
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Penyakit atau trauma yang mempengaruhi  Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
pengaturan suhu kehangatan tubuh
 Pengobatan pengobatan yang  Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
menyebabkan vasokonstriksi dan panas

97
vasodilatasi  Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
 Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu kemungkinan efek negatif dari kedinginan
lingkungan  Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
 Ketidakaktifan atau aktivitas berat penanganan emergency yang diperlukan
 Dehidrasi  Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
 Pemberian obat penenang diperlukan
 Paparan dingin atau hangat/lingkungan  Berikan anti piretik jika perlu
yang panas

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan  Nutritional Status : Nutrition Management
ingest/digest/absorb  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Nutritional Status : nutrient Intake kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Weight control
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : vitamin C
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Adanya peningkatan berat badan
 Berikan substansi gula
ideal sesuai dengan tujuan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Beratbadan ideal sesuai dengan untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) tinggi badan  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Mampumengidentifikasi kebutuhan dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk nutrisi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah  Tidk ada tanda tanda malnutrisi harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Menunjukkan peningkatan fungsi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah pengecapan dari menelan  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
 Tidak terjadi penurunan berat badan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang dibutuhkan
makanan
yang berarti
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi

98
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Keengganan untuk makan  Monitor lingkungan selama makan
- Kram pada abdomen  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Tonus otot jelek makan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Suara usus hiperaktif  Monitor makanan kesukaan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
Faktor-faktor yang berhubungan : konjungtiva
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Monitor kalori dan intake nuntrisi
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau lidah dan cavitas oral.
ekonomi.  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

5 Ketidakefektifan pola minum bayi b/d NOC : NIC :


prematuritas  Breastfeeding Estabilshment : infant Breastfeeding assistance
 Knowledge : breastfeeding  Fasilitasi kontak ibu dengan bayi sawal mungkin
 Breastfeeding Maintenance (maksimal 2 jam setelah lahir )
 Monitor kemampuan bayi untuk menghisap
Kriteria Hasil :
 Dorong orang tua untuk meminta perawat untuk
 Klien dapat menyusui dengan efektif menemani saat menyusui sebanyak 8-10 kali/hari
 Memverbalisasikan tehnik untk  Sediakan kenyamanan dan privasi selama menyusui
mengatasi masalah menyusui  Monitor kemampuan bayi untukmenggapai putting
 Bayi menandakan kepuasan  Dorong ibu untuk tidak membatasi bayi menyusu
menyusu  Monitor integritas kulit sekitar putting
 Ibu menunjukkan harga diri yang  Instruksikan perawatan putting untukmencegah lecet
positif dengan menyusui  Diskusikan penggunaan pompa ASI kalau bayi
tidakmampu menyusu
 Monitor peningkatan pengisian ASI
 Jelaskan penggunaan susu formula hanya jika

99
diperlukan
 Instruksikan ibu untuk makan makanan bergizi selama
menyusui
 Dorong ibu untuk minum jika sudah merasa haus
 Dorong ibu untuk menghindari penggunaan rokok
danPil KB selama menyusui
 Anjurkan ibu untuk memakai Bra yang nyaman,
terbuat dari cootn dan menyokong payudara
 Dorong ibu untukmelanjutkan laktasi setelah pulang
bekerja/sekolah

6 Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin NOC : NIC :


 Thermoregulation Temperature regulation
 Thermoregulation : neonate  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Kriteria Hasil :  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor TD, nadi, dan RR
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah

100
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

7 Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan NOC : NIC :


system kekebalan tubuh.  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
 Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
patogen Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
Faktor-faktor resiko :
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Prosedur Infasif
 Menunjukkan kemampuan untuk pasien
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
mencegah timbulnya infeksi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
menghindari paparan patogen
 Jumlah leukosit dalam batas normal  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Trauma
 Menunjukkan perilaku hidup sehat kperawtan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Ruptur membran amnion  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Agen farmasi (imunosupresan) alat
- Malnutrisi  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
- Peningkatan paparan lingkungan patogen sesuai dengan petunjuk umum
- Imonusupresi  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Ketidakadekuatan imum buatan kandung kencing

101
- Tidak adekuat pertahanan sekunder  Tingktkan intake nutrisi
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Berikan terapi antibiotik bila perlu
respon inflamasi)
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor hitung granulosit, WBC
pH, perubahan peristaltik)
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Penyakit kronik
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

8 PK : Hipoglikemia Tujuan : perawat dapat menangani dan  Pantau kadar gula darah sebelum pemberian obat
meminimalkan episode hipoglikemi hipoglikemik dan atau sebelum makan dan satu jam
sebelum tidur
 Pantau tanda dan gejala hipoglikemi (kadar gula darah
kurang dari 70 mg/dl, kulit dingin, lembab dan pucat,
takikardi,peka terhadap rangsang, tidak sadar, tidak

102
terkoordinasi, bingung, mudah mengantuk)
 Jika klien dapat menelan, berikans etengah gelas jus
jeruk, cola atau semacam golongan jahe setiap 15
menit sampai kadar glukosa darahnya meningkat
diatas 69 mg/dl
 Jika klien tidak dapat menelan, berikanglukagon
hidroklorida subkutan 50 ml glukosa 50% dalam air IV
sesuai protocol

103
BAB II
Hiperbilirubinemia

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Defisit Volume cairan b/d kehilangan aktif volume cairan (evaporasi), diare.
2. Hipertermi b/d paparan lingkungan panas (efek fototerapi), dehidrasi
3. Diare b/d efek fototerapi
4. Resiko kerusakan integritas kulit b/d pigmentasi (jaundice), hipertermi, perubahan
turgor kulit, eritema.
5. PK : Asidosis

B. Discharge Planning
1. Ajarkan orang tua cara merawat bayi agar tidak terjadi infeksi dan jelaskan
tentang daya tahan tubuh
2. Jelaskan pada orang tua pentingnya pemberian ASI apabila sudah tidak ikterik.
Namunbila penyebabnya bukan dari jaundice ASI tetap diteruskan pemberiannya.
3. jelaskan pada orang tua tentang komplikasi yang mungkin terjadi dan segera
lapor dokter/perawat
4. jelaskan untukpemberian imunisasi
5. Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan

104
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Defisit Volume cairan b/d kehilangan aktif NOC: NIC :
volume cairan (evaporasi), diare.  Fluid balance Fluid management
 Hydration  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Nutritional Status : Food and Fluid  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke Intake  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
Kriteria Hasil :
sodium diperlukan
 Mempertahankan urine output sesuai
dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor vital sign
Batasan Karakteristik :  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Kelemahan HT normal
kalori harian
- Haus  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
 Kolaborasikan pemberian cairan IV
- Penurunan turgor kulit/lidah dalam batas normal
 Monitor status nutrisi
- Membran mukosa/kulit kering  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Elastisitas turgor kulit baik, membran
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Dorong masukan oral
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Pengisian vena menurun  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
yang berlebihan
- Perubahan status mental  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Konsentrasi urine meningkat  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Temperatur tubuh meningkat  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Hematokrit meninggi meburuk
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada  Atur kemungkinan tranfusi
third spacing)  Persiapan untuk tranfusi
Faktor-faktor yang berhubungan: Hypovolemia Management
- Kehilangan volume cairan secara aktif  Monitor status cairan termasuk intake dan ourput
- Kegagalan mekanisme pengaturan cairan
 Pelihara IV line
 Monitor tingkat Hb dan hematokrit
 Monitor tanda vital
 Monitor responpasien terhadap penambahan cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien untuk menambah intake oral
 Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala

105
kelebihanvolume cairan
 Monitor adanya tanda gagal ginjal
2 Hipertermi b/d paparan lingkungan panas NOC : Thermoregulation NIC :
(efek fototerapi), dehidrasi Kriteria Hasil : Fever treatment
 Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
 Tidak ada perubahan warna kulit dan  Monitor warna dan suhu kulit
Batasan Karakteristik:  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
tidak ada pusing
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 serangan atau konvulsi (kejang)  Monitor WBC, Hb, dan Hct
 kulit kemerahan  Monitor intake dan output
 pertambahan RR  Berikan anti piretik
 takikardi  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
 saat disentuh tangan terasa hangat demam
 Selimuti pasien
Faktor faktor yang berhubungan :  Lakukan tapid sponge
- penyakit/ trauma  Berikan cairan intravena
- peningkatan metabolisme  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- aktivitas yang berlebih  Tingkatkan sirkulasi udara
- pengaruh medikasi/anastesi  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan menggigil
untuk berkeringat
- terpapar dilingkungan panas Temperature regulation
- dehidrasi  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- pakaian yang tidak tepat  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan

106
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3 Diare b/d efek fototerapi NOC: NIC :


 Bowel elimination Diarhea Management
 Fluid Balance  Evaluasi efek samping pengobatan terhadap
 Hydration gastrointestinal
 Electrolyte and Acid base Balance  Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare
Kriteria Hasil :  Instruksikan pasien/keluarga untukmencatat warna,
 Feses berbentuk, BAB sehari sekali- jumlah, frekuenai dan konsistensi dari feses
 Evaluasi intake makanan yang masuk
tiga hari
 Identifikasi factor penyebab dari diare
 Menjaga daerah sekitar rectal dari  Monitor tanda dan gejala diare

107
iritasi  Observasi turgor kulit secara rutin
 Tidak mengalami diare  Ukur diare/keluaran BAB
 Menjelaskan penyebab diare dan  Hubungi dokter jika ada kenanikan bising usus
rasional tendakan  Instruksikan pasien untukmakan rendah serat, tinggi
 Mempertahankan turgor kulit protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
 Instruksikan untuk menghindari laksative
 Ajarkan tehnik menurunkan stress
 Monitor persiapan makanan yang aman

4 Resiko kerusakan integritas kulit b/d NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
pigmentasi (jaundice), hipertermi, Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
perubahan turgor kulit, eritema. Kriteria Hasil : longgar
 Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
elastisitas, temperatur, hidrasi,  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
pigmentasi)
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
 Perfusi jaringan baik tertekan
 Menunjukkan pemahaman dalam  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
proses perbaikan kulit dan  Monitor status nutrisi pasien
mencegah terjadinya sedera  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
berulang
 Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami

5 PK : Asidosis Asidosis Metabolik


1. Pantau tanda dan gejala asidosis metabolik
a. pernafasan cepat danlambat
b. sakit kepala
c. mual dan muntah
d. bikarbonat plasma dan pH arteri darah

108
rendah
e. perubahan tingkah laku, mengantuk
f. kalsium serum meningkat
g. klorida serum meningkat
h. penurunan HCO3
2. Untuk klien klien dengan asidosis metabolik
a. mulai dengan penggantian cairan IV
sesuai program tergantung dari penyebab
dasarnya.
b. Jika etiologinya DM, rujuk pada PK:
hipo/hiperglikemia
c. Kaji tanda dangejala hipokalsemia,
hipokalemia, dan alkalosis setelah
asidosisnya terkoreksi
d. Lakukan koreksi pada setiap gangguan
ketidakseimbangan elektrolit sesuai
dengan program dokter
e. Pantau nilai gas darah arteri dan pH
urine.

Untuk asidosis Respiratorik


1. Pantau tanda dan gejala asidosis respiratorik
a. takikardi
b. disritmia
c. berkeringat
d. mual/muntah
e. gelisah
f. dyspneu
g. peningkatan usaha nafas
h. penurunan frekuensi pernafasan
i. peningkatan PCO2
j. peningkatan kalsium serum
k. penurunan natrium klorida
2. untuk klien klien dengan asidosis respiratorik

109
a. perbaiki ventilasi melalui pengubahan
posisi pada semifowler, latihan nafas
dalam
b. konsul kemungkinan penggunaan
ventilasi mekanis
c. berikan oksigen setelah klien dapat
bernafas dengan baik
d. tingkatkan pemberian hidrasi yang optimal

110
BAB II
Asfiksia Neonatorum

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Pola nafas tidak efektif b/d kelemahan otot pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi lendir
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dar ikebutuhan tubuh b/d kelemahan
4. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin, BBL

112
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Pola nafas tidak efektif b/d kelemahan otot NOC : Airway Management
pernafasan  Respiratory status : Ventilation  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
 Respiratory status : Airway patency thrust bila perlu
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau  Vital sign Status  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
ekspirasi tidak adekuat Kriteria Hasil :  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas buatan
Batasan karakteristik : nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan  Pasang mayo bila perlu
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Penurunan pertukaran udara per menit mampu bernafas dengan mudah, tidak ada  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Menggunakan otot pernafasan tambahan pursed lips)  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
- Nasal flaring  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tambahan
- Dyspnea tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
- Orthopnea  Lakukan suction pada mayo
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
- Perubahan penyimpangan dada  Berikan bronkodilator bila perlu
suara nafas abnormal)
- Nafas pendek  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Tanda Tanda vital dalam rentang normal
- Assumption of 3-point position (tekanan darah, nadi, pernafasan  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Pernafasan pursed-lip keseimbangan.
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama  Monitor respirasi dan status O2
- Peningkatan diameter anterior-posterior
- Pernafasan rata-rata/minimal Oxygen Therapy
 Bayi : < 25 atau > 60  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Usia 1-4 : < 20 atau > 30  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Usia 5-14 : < 14 atau >  Atur peralatan oksigenasi
25  Monitor aliran oksigen
 Usia > 14 : < 11 atau >  Pertahankan posisi pasien
24  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Kedalaman pernafasan  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
 Dewasa volume tidalnya oksigenasi
500 ml saat istirahat
 Bayi volume tidalnya 6-8 Vital sign Monitoring
ml/Kg  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Timing rasio  Catat adanya fluktuasi tekanan darah

113
- Penurunan kapasitas vital  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Faktor yang berhubungan :  Auskultasi TD pada kedua lengan dan
- Hiperventilasi bandingkan
- Deformitas tulang  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
- Kelainan bentuk dinding dada setelah aktivitas
- Penurunan energi/kelelahan  Monitor kualitas dari nadi
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Obesitas  Monitor suara paru
- Posisi tubuh  Monitor pola pernapasan abnormal
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Hipoventilasi sindrom  Monitor sianosis perifer
- Nyeri  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
- Kecemasan melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Disfungsi Neuromuskuler  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis

2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d NOC : Airway suction


obstruksi lendir  Respiratory status : Ventilation  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
 Respiratory status : Airway patency  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
Definisi : Ketidakmampuan untuk suctioning.
membersihkan sekresi atau obstruksi dari Kriteria Hasil :  Informasikan pada klien dan keluarga tentang
saluran pernafasan untuk mempertahankan  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara suctioning
kebersihan jalan nafas. nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan  Minta klien nafas dalam sebelum suction
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, dilakukan.
Batasan Karakteristik : mampu bernafas dengan mudah, tidak ada  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
- Dispneu, Penurunan suara nafas pursed lips) memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Orthopneu  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
- Cyanosis tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi tindakan
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) pernafasan dalam rentang normal, tidak ada  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam

114
- Kesulitan berbicara suara nafas abnormal) setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada  Mampu mengidentifikasikan dan mencegah  Monitor status oksigen pasien
- Mata melebar factor yang dapat menghambat jalan nafas  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
- Produksi sputum suksion
- Gelisah  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila
- Perubahan frekuensi dan irama nafas pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Lingkungan : merokok, menghirup asap Airway Management
rokok, perokok pasif-POK, infeksi  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, thrust bila perlu
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
nafas, asma.  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas buatan
nafas, sekresi tertahan, banyaknya  Pasang mayo bila perlu
mukus, adanya jalan nafas buatan,  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
sekresi bronkus, adanya eksudat di
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
alveolus, adanya benda asing di jalan
nafas.
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
 Lakukan suction pada mayo
 Berikan bronkodilator bila perlu
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d kelemahan  Nutritional Status :  Kaji adanya alergi makanan
 Nutritional Status : food and Fluid  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Intake jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Nutritional Status : nutrient Intake  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : vitamin C

115
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah Kriteria Hasil :  Berikan substansi gula
ideal  Adanya peningkatan berat badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
- Dilaporkan adanya intake makanan yang sesuai dengan tujuan serat untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat badan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
 Mampumengidentifikasi kebutuhan
menelan/mengunyah makanan harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut nutrisi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Menunjukkan peningkatan fungsi  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan pengecapan dari menelan yang dibutuhkan
makanan  Tidak terjadi penurunan berat badan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi yang berarti Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
- Miskonsepsi dilakukan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Keengganan untuk makan  Monitor lingkungan selama makan
- Kram pada abdomen  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
- Tonus otot jelek jam makan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
- Diare dan atau steatorrhea patah
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor mual dan muntah
- Suara usus hiperaktif  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar
- Kurangnya informasi, misinformasi Ht
 Monitor makanan kesukaan
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi konjungtiva
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau  Monitor kalori dan intake nuntrisi
ekonomi.  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila

116
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4 Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin, NOC : NIC :


BBL  Thermoregulation Temperature regulation
 Thermoregulation : neonate  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Kriteria Hasil :  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor TD, nadi, dan RR
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru

117
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

118
BAB II
AIDS

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Kelelahan b/d status penyakit, anemia, malnutrisi
2. Nyeri akut/kronis b/d infeksi, nyeri abdomen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan pencernaan
4. Diare b/d proses pemyakit

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada anak dan keluarga untuk menghubungi tim kesehatan bila terdapat tanda
tanda atau gejala infeksi
2. Ajarkan pada anak dan keluarga untuk mengamati respon terhadap pengobatan dan
memberitahu dokter tentangadanya efek samping
3. Ajarkan pada anak dan keluarga tentang penjadwalan pemeriksaan lebih lanjut.

120
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Kelelahan b/d status penyakit, anemia, NOC : NIC :
malnutrisi  Endurance Energy Management
 Concentration  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
 Energy conservation aktivitas
 Nutritional status : energy  Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
Kriteria Hasil : terhadap keterbatasan
 Memverbalisasikan peningkatan energi  Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
 Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
dan merasa lebih baik
 Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
 Menjelaskan penggunaan energi untuk secara berlebihan
mengatasi kelelahan  Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
 Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

2 Nyeri akut/kronis b/d infeksi, nyeri NOC : Pain Management


abdomen  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Definisi :  Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
emosional yang muncul secara aktual atau
 Mampu mengontrol nyeri (tahu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan mengetahui pengalaman nyeri pasien
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri penyebab nyeri, mampu
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Internasional): serangan mendadak atau pelan menggunakan tehnik nonfarmakologi  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan bantuan) tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
dengan durasi kurang dari 6 bulan.  Melaporkan bahwa nyeri berkurang  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
dengan menggunakan manajemen menemukan dukungan
Batasan karakteristik : nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Laporan secara verbal atau non verbal  Mampu mengenali nyeri (skala, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Fakta dari observasi intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri  Menyatakan rasa nyaman setelah  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
- Gerakan melindungi farmakologi dan inter personal)
nyeri berkurang
- Tingkah laku berhati-hati  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

121
- Muka topeng  Tanda vital dalam rentang normal intervensi
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Terfokus pada diri sendiri  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Tingkatkan istirahat
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
dengan orang dan lingkungan) tindakan nyeri tidak berhasil
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang) Analgesic Administration
- Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nyeri sebelum pemberian obat
nadi dan dilatasi pupil)  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
- Perubahan autonomic dalam tonus otot frekuensi
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)  Cek riwayat alergi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas analgesik ketika pemberian lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah)  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Faktor yang berhubungan : optimal
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d gangguan  Nutritional Status :  Kaji adanya alergi makanan
 Nutritional Status : food and Fluid  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
pencernaan Intake kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

122
 Nutritional Status : nutrient Intake  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan
vitamin C
metabolisme tubuh.
Kriteria Hasil :  Berikan substansi gula
 Adanya peningkatan berat badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
Batasan karakteristik :
untuk mencegah konstipasi
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah sesuai dengan tujuan
 Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
ideal  Beratbadan ideal sesuai dengan dengan ahli gizi)
- Dilaporkan adanya intake makanan yang tinggi badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Mampumengidentifikasi kebutuhan harian.
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat nutrisi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
menelan/mengunyah
 Menunjukkan peningkatan fungsi  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Luka, inflamasi pada rongga mulut
pengecapan dari menelan yang dibutuhkan
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah
mengunyah makanan  Tidak terjadi penurunan berat badan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang berarti Nutrition Monitoring
makanan  BB pasien dalam batas normal
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  Monitor adanya penurunan berat badan
rasa  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
makanan  Monitor lingkungan selama makan
- Miskonsepsi  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kehilangan BB dengan makanan cukup makan
- Keengganan untuk makan  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kram pada abdomen  Monitor turgor kulit
- Tonus otot jelek  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor mual dan muntah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor makanan kesukaan
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Suara usus hiperaktif konjungtiva
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila

123
Faktor-faktor yang berhubungan : lidah dan cavitas oral.
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

4 Diare b/d proses pemyakit NOC: NIC :


 Bowel elimination Diarhea Management
 Fluid Balance  Evaluasi efek samping pengobatan terhadap
 Hydration gastrointestinal
 Electrolyte and Acid base Balance  Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare
Kriteria Hasil :  Instruksikan pasien/keluarga untukmencatat warna,
 Feses berbentuk, BAB sehari sekali- jumlah, frekuenai dan konsistensi dari feses
 Evaluasi intake makanan yang masuk
tiga hari
 Identifikasi factor penyebab dari diare
 Menjaga daerah sekitar rectal dari  Monitor tanda dan gejala diare
iritasi  Observasi turgor kulit secara rutin
 Tidak mengalami diare  Ukur diare/keluaran BAB
 Menjelaskan penyebab diare dan  Hubungi dokter jika ada kenanikan bising usus
rasional tendakan  Instruksikan pasien untukmakan rendah serat, tinggi
 Mempertahankan turgor kulit protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
 Instruksikan untuk menghindari laksative
 Ajarkan tehnik menurunkan stress
 Monitor persiapan makanan yang aman

124
125
BAB II
Diare
A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
4. Cemas b/d perubahan status kesehatan

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman (missal oralit).
2. Ajarkan mengenai tanda tanda dehidrasi, ubun ubundan mata cekung, turgor
kulit tidak elastis, membran mukosa kering
3. Jelaskan obat obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

126
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif NOC: NIC :
 Fluid balance Fluid management
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Hydration  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke  Nutritional Status : Food and Fluid  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran Intake  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
sodium Kriteria Hasil : mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
 Mempertahankan urine output sesuai diperlukan
Batasan Karakteristik :  Monitor vital sign
dengan usia dan BB, BJ urine normal,
- Kelemahan  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Haus HT normal
kalori harian
- Penurunan turgor kulit/lidah  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
 Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
- Membran mukosa/kulit kering dalam batas normal
 Monitor status nutrisi
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
 Dorong masukan oral
darah, penurunan volume/tekanan nadi Elastisitas turgor kulit baik, membran
 Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
- Pengisian vena menurun mukosa lembab, tidak ada rasa haus
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Perubahan status mental yang berlebihan
- Konsentrasi urine meningkat  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Temperatur tubuh meningkat  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Hematokrit meninggi meburuk
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada  Atur kemungkinan tranfusi
third spacing)  Persiapan untuk tranfusi
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif Hypovolemia Management
- Kegagalan mekanisme pengaturan  Monitor status cairan termasuk intake dan ourput
cairan
 Pelihara IV line
 Monitor tingkat Hb dan hematokrit
 Monitor tanda vital
 Monitor responpasien terhadap penambahan cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien untuk menambah intake oral
 Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala

127
kelebihanvolume cairan
 Monitor adanya tanda gagal ginjal
2 Risiko kerusakan integritas kulit b/d NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
ekskresi/BAB sering Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis  Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Batasan karakteristik : elastisitas, temperatur, hidrasi,  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
- Gangguan pada bagian tubuh sekali
pigmentasi)
- Kerusakan lapisa kulit (dermis)  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
- Gangguan permukaan kulit (epidermis)
 Perfusi jaringan baik tertekan
Faktor yang berhubungan :
Eksternal :  Menunjukkan pemahaman dalam  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Hipertermia atau hipotermia proses perbaikan kulit dan  Monitor status nutrisi pasien
- Substansi kimia mencegah terjadinya sedera  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Kelembaban udara berulang
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat  Mampu melindungi kulit dan
menimbulkan luka, tekanan, restraint) mempertahankan kelembaban
- Immobilitas fisik kulit dan perawatan alami
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi

128
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d penurunan intake  Nutritional Status :  Kaji adanya alergi makanan
makanan  Nutritional Status : food and Fluid  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Intake kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Nutritional Status : nutrient Intake  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
metabolisme tubuh.  Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik :  Berikan substansi gula
 Adanya peningkatan berat badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah sesuai dengan tujuan untuk mencegah konstipasi
ideal
 Beratbadan ideal sesuai dengan  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Dilaporkan adanya intake makanan yang
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) tinggi badan dengan ahli gizi)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Mampumengidentifikasi kebutuhan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang digunakan untuk nutrisi harian.
menelan/mengunyah  Tidk ada tanda tanda malnutrisi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Menunjukkan peningkatan fungsi  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah pengecapan dari menelan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan  Tidak terjadi penurunan berat badan yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang berarti
makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor lingkungan selama makan
- Keengganan untuk makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor turgor kulit
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor mual dan muntah

129
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor makanan kesukaan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor kalori dan intake nuntrisi
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi lidah dan cavitas oral.
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
ekonomi.

4 Cemas b/d perubahan status kesehatan NOC : NIC :


 Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Definisi :  Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari  Impulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai Kriteria Hasil : pasien
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak  Klien mampu mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
 Mengidentifikasi, mengungkapkan
ini merupakan peringatan adanya ancaman yang  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
akan datang dan memungkinkan individu untuk dan menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas mengurangi takut
mengambil langkah untuk menyetujui terhadap  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan  Vital sign dalam batas normal
tindakan prognosis
Ditandai dengan  Postur tubuh, ekspresi wajah,
 Dorong keluarga untuk menemani anak
 Gelisah bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Lakukan back / neck rub
 Insomnia menunjukkan berkurangnya
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Resah kecemasan
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Ketakutan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Sedih kecemasan
 Fokus pada diri  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Kekhawatiran ketakutan, persepsi
 Cemas  Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

130
131
BAB II
Febris/demam
A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
1. Hipertemia b/d proses penyakit
2. Resiko injury b/d infeksi mikroorganisme
3. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaporesis

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua mengenal tanda tanda kekambuhan dan laporkan
dokter /perawat
2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai denga dosis dan waktu
3. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
4. Instruksikan untuk kontrol ulang
5. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor pencetus

132
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Hipertemia b/d proses penyakit NOC : Thermoregulation NIC :
Kriteria Hasil : Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
Batasan Karakteristik:  Tidak ada perubahan warna kulit dan  Monitor warna dan suhu kulit
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal tidak ada pusing  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 serangan atau konvulsi (kejang)
 Monitor WBC, Hb, dan Hct
 kulit kemerahan
 Monitor intake dan output
 pertambahan RR  Kolaborasikan pemberian anti piretik
 takikardi  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
 saat disentuh tangan terasa hangat demam
 Selimuti pasien
Faktor faktor yang berhubungan :  Lakukan tapid sponge
- penyakit/ trauma  Berikan cairan intravena
- peningkatan metabolisme  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- aktivitas yang berlebih  Tingkatkan sirkulasi udara
- pengaruh medikasi/anastesi  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan menggigil
untuk berkeringat
- terpapar dilingkungan panas Temperature regulation
- dehidrasi  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- pakaian yang tidak tepat  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan

133
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Resiko injury b/d infeksi mikroorganisme NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (Manajemen
Kriteria Hasil : lingkungan)
Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
cara/metode untukmencegah dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
Klien mampu menjelaskan factor resiko  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
dari lingkungan/perilaku personal
 Memasang side rail tempat tidur
Mampumemodifikasi gaya hidup  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

134
untukmencegah injury  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
Menggunakan fasilitas kesehatan yang dijangkau pasien.
ada  Membatasi pengunjung
Mampu mengenali perubahan status  Memberikan penerangan yang cukup
kesehatan  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

3 Resiko defisit volume cairan b/d intake NOC: Fluid management


 Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
yang kurang dan diaporesis
 Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Nutritional Status : Food and Fluid  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke Kriteria Hasil : diperlukan
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran  Mempertahankan urine output sesuai  Monitor vital sign
sodium dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
kalori harian
HT normal
Batasan Karakteristik :  Lakukan terapi IV
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
- Kelemahan  Monitor status nutrisi
dalam batas normal
- Haus  Berikan cairan
- Penurunan turgor kulit/lidah
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Membran mukosa/kulit kering Elastisitas turgor kulit baik, membran
 Dorong masukan oral
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan mukosa lembab, tidak ada rasa haus
 Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
darah, penurunan volume/tekanan nadi yang berlebihan
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Pengisian vena menurun  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Perubahan status mental  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Konsentrasi urine meningkat meburuk
- Temperatur tubuh meningkat
 Atur kemungkinan tranfusi
- Hematokrit meninggi
 Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada

135
third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

136
BAB II
Vomitus

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d hipovolemia
4. Resiko kerusakan integritas kulit b/d gangguan status metabolic
5. Cemas b/d perubahan status kesehatan

138
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Defisit volume cairan b/d kehilangan NOC: Fluid management
cairan aktif  Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Nutritional Status : Food and Fluid  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran diperlukan
Kriteria Hasil :
sodium  Monitor vital sign
 Mempertahankan urine output sesuai
dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
Batasan Karakteristik : kalori harian
- Kelemahan HT normal
- Haus  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh  Kolaborasikan pemberian cairan IV
 Monitor status nutrisi
- Penurunan turgor kulit/lidah dalam batas normal
 Dorong masukan oral
- Membran mukosa/kulit kering  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
Elastisitas turgor kulit baik, membran
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Pengisian vena menurun  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
yang berlebihan
- Perubahan status mental  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Konsentrasi urine meningkat meburuk
- Temperatur tubuh meningkat  Atur kemungkinan tranfusi
- Hematokrit meninggi  Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada
third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

2 Ketidakseimbangn nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan

139
Batasan karakteristik : sesuai dengan tujuan vitamin C
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi  Berikan substansi gula
ideal badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat dengan ahli gizi)
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah  Tidak terjadi penurunan berat badan harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut yang berarti  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang dibutuhkan
makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor lingkungan selama makan
- Keengganan untuk makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor turgor kulit
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor mual dan muntah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor makanan kesukaan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor kalori dan intake nuntrisi
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi lidah dan cavitas oral.
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

140
ekonomi.

3 Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d NOC : NIC :


hipovolemia Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen
Tissue Prefusion : cerebral sensasi perifer)
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
Kriteria Hasil : terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
mendemonstrasikan status sirkulasi yang  Monitor adanya paretese
ditandai dengan :  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
 Tekanan systole ada lsi atau laserasi
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
dandiastole dalam rentang
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
yang diharapkan  Monitor kemampuan BAB
 Tidak ada  Kolaborasi pemberian analgetik
ortostatikhipertensi  Monitor adanya tromboplebitis
 Tidk ada tanda  Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
tanda peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih dari 15
mmHg)
mendemonstrasikan kemampuan kognitif
yang ditandai dengan:
 berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan
kemampuan
 menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
 memproses informasi
 membuat keputusan dengan
benar

141
menunjukkan fungsi sensori motori cranial
yang utuh : tingkat kesadaran mambaik,
tidak ada gerakan gerakan involunter

4 Resiko kerusakan integritas kulit b/d NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
gangguan status metabolic Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis  Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Batasan karakteristik :
elastisitas, temperatur, hidrasi,  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
- Gangguan pada bagian tubuh sekali
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) pigmentasi)
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Gangguan permukaan kulit (epidermis)  Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
Faktor yang berhubungan :  Perfusi jaringan baik tertekan
Eksternal :  Menunjukkan pemahaman dalam  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Hipertermia atau hipotermia proses perbaikan kulit dan  Monitor status nutrisi pasien
- Substansi kimia mencegah terjadinya sedera  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Kelembaban udara berulang
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat  Mampu melindungi kulit dan
menimbulkan luka, tekanan, restraint) mempertahankan kelembaban
- Immobilitas fisik kulit dan perawatan alami
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan

142
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

5 Cemas b/d perubahan status kesehatan NOC : NIC :


 Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Definisi :  Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari  Impulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai Kriteria Hasil : pasien
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Klien mampu mengidentifikasi dan
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan selama prosedur
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal mengungkapkan gejala cemas
 Mengidentifikasi, mengungkapkan  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
ini merupakan peringatan adanya ancaman yang
dan menunjukkan tehnik untuk  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
akan datang dan memungkinkan individu untuk
mengontol cemas mengurangi takut
mengambil langkah untuk menyetujui terhadap
tindakan  Vital sign dalam batas normal  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
Ditandai dengan  Postur tubuh, ekspresi wajah,
 Gelisah  Dorong keluarga untuk menemani anak
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Insomnia  Lakukan back / neck rub
menunjukkan berkurangnya
 Resah  Dengarkan dengan penuh perhatian
kecemasan
 Ketakutan  Identifikasi tingkat kecemasan
 Sedih  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Fokus pada diri
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Kekhawatiran
ketakutan, persepsi
 Cemas
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi
kecemasan

143
BAB II
CytoMegaloVirus

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Resiko penyebaran infeksi b/d penurunan system imun, aspek kronis penyakit
2. Resiko pola nafas tidak afektif b/d penurunan energi dalam bernafas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat,
stomatitis, gangguan absorbsi, kelemahan, kehilangan nafsu makan.
4. Nyeri akut b/d proses penyakit
5. Kurang pengetahuan mengenai penularan, penanganan dan perjalanan penyakit

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua tentang cara cara pencegahan penyebaran infeksi
 Nasehati orang tua tentang kemungkinan bahwa virus tetap disekresikan
selama lebih dari satu tahun
 Teman yang sedang hamil tidak boleh merawat anak tersebut (mis :
mengganti popok anak)
 Cuci tangan dengan baik setelah mengganti popok dan jangan mambuang
popok di sembarang tempat
2. Ajarkan pada orang tua tentang penatalaksanaan jangka panjang
 Kuatkan informasi tentang virus
 Jika ada sekuele neurologik, kognitif atau perkembangan rujuklah ke lembaga
berbasis masyarakat
 Tekankan pentingnya pemantauan medis setelah periode akut

144
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Resiko penyebaran infeksi b/d penurunan NOC : NIC :
system imun, aspek kronis penyakit.  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
 Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
patogen Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
Faktor-faktor resiko :
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Prosedur Infasif
 Mendeskripsikan proses penularan pasien
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
penyakit, factor yang mempengaruhi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
menghindari paparan patogen
penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Trauma
penatalaksanaannya, kperawtan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Ruptur membran amnion mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Agen farmasi (imunosupresan) alat
 Jumlah leukosit dalam batas normal
- Malnutrisi  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Peningkatan paparan lingkungan patogen sesuai dengan petunjuk umum
- Imonusupresi  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Ketidakadekuatan imum buatan kandung kencing
- Tidak adekuat pertahanan sekunder  Tingktkan intake nutrisi
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Berikan terapi antibiotik bila perlu
respon inflamasi)
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor hitung granulosit, WBC
pH, perubahan peristaltik)  Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Penyakit kronik  Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p

145
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

2 Resiko pola nafas tidak afektif b/d NOC : NIC :


penurunan energi dalam bernafas.  Respiratory status : Ventilation Airway Management
 Respiratory status : Airway patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau  Vital sign Status thrust bila perlu
ekspirasi tidak adekuat Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
Batasan karakteristik : suara nafas yang bersih, tidak ada nafas buatan
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi sianosis dan dyspneu (mampu  Pasang mayo bila perlu
- Penurunan pertukaran udara per menit mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Menggunakan otot pernafasan tambahan dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Nasal flaring  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
- Dyspnea  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
tidak merasa tercekik, irama nafas,
- Orthopnea  Lakukan suction pada mayo
frekuensi pernafasan dalam rentang
- Perubahan penyimpangan dada normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Berikan bronkodilator bila perlu
- Nafas pendek  Tanda Tanda vital dalam rentang normal  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Assumption of 3-point position (tekanan darah, nadi, pernafasan)  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Pernafasan pursed-lip keseimbangan.
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama  Monitor respirasi dan status O2
- Peningkatan diameter anterior-posterior

146
- Pernafasan rata-rata/minimal
 Bayi : < 25 atau > 60 Oxygen Therapy
 Usia 1-4 : < 20 atau > 30  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Usia 5-14 : < 14 atau >  Pertahankan jalan nafas yang paten
25  Atur peralatan oksigenasi
 Usia > 14 : < 11 atau >  Monitor aliran oksigen
24  Pertahankan posisi pasien
- Kedalaman pernafasan  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Dewasa volume tidalnya  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
500 ml saat istirahat oksigenasi
 Bayi volume tidalnya 6-8
ml/Kg Vital sign Monitoring
- Timing rasio  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Penurunan kapasitas vital  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
Faktor yang berhubungan : berdiri
- Hiperventilasi  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Deformitas tulang  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
- Kelainan bentuk dinding dada setelah aktivitas
- Penurunan energi/kelelahan  Monitor kualitas dari nadi
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Obesitas  Monitor suara paru
- Posisi tubuh  Monitor pola pernapasan abnormal
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Hipoventilasi sindrom  Monitor sianosis perifer
- Nyeri  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
- Kecemasan melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Disfungsi Neuromuskuler  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management

147
kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat,  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
stomatitis, gangguan absorbsi, Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kelemahan, kehilangan nafsu makan. Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Adanya peningkatan berat badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan sesuai dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
metabolisme tubuh. vitamin C
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
Batasan karakteristik : badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
ideal nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Tidak ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Tidak terjadi penurunan berat badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat yang berarti harian.
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
menelan/mengunyah  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah yang dibutuhkan
mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan Nutrition Monitoring
makanan  BB pasien dalam batas normal
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  Monitor adanya penurunan berat badan
rasa  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
makanan  Monitor lingkungan selama makan
- Miskonsepsi  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Kehilangan BB dengan makanan cukup makan
- Keengganan untuk makan  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kram pada abdomen  Monitor turgor kulit
- Tonus otot jelek  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor mual dan muntah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor makanan kesukaan
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

148
- Suara usus hiperaktif konjungtiva
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Faktor-faktor yang berhubungan : lidah dan cavitas oral.
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

4 Nyeri akut b/d proses penyakit NOC : Pain Management


 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Definisi :  Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman  Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
emosional yang muncul secara aktual atau Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
 Mampu mengontrol nyeri (tahu
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri mengetahui pengalaman nyeri pasien
Internasional): serangan mendadak atau pelan penyebab nyeri, mampu
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat menggunakan tehnik nonfarmakologi  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
dengan durasi kurang dari 6 bulan. bantuan) tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Batasan karakteristik : dengan menggunakan manajemen menemukan dukungan
- Laporan secara verbal atau non verbal nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Fakta dari observasi  Mampu mengenali nyeri (skala, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gerakan melindungi  Menyatakan rasa nyaman setelah  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
- Tingkah laku berhati-hati farmakologi dan inter personal)
nyeri berkurang
- Muka topeng  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
 Tanda vital dalam rentang normal
intervensi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Terfokus pada diri sendiri  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Tingkatkan istirahat
dengan orang dan lingkungan)  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan

149
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, tindakan nyeri tidak berhasil
menemui orang lain dan/atau aktivitas,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti diaphoresis, Analgesic Administration
perubahan tekanan darah, perubahan nafas,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
nadi dan dilatasi pupil) nyeri sebelum pemberian obat
- Perubahan autonomic dalam tonus otot  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) frekuensi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Cek riwayat alergi
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
panjang/berkeluh kesah) analgesik ketika pemberian lebih dari satu
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Faktor yang berhubungan :  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

5 Kurang pengetahuan mengenai NOC : NIC :


penularan, penanganan dan perjalanan  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
penyakit.  Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
Definisi :  Pasien dan keluarga menyatakan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif pemahaman tentang penyakit, kondisi, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
sehubungan dengan topic spesifik. prognosis dan program pengobatan cara yang tepat.
 Pasien dan keluarga mampu  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya melaksanakan prosedur yang dijelaskan penyakit, dengan cara yang tepat
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi,  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

150
perilaku tidak sesuai. secara benar  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan tepat
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, kembali apa yang dijelaskan perawat/tim  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
interpretasi terhadap informasi yang salah, kesehatan lainnya dengan cara yang tepat
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak  Hindari harapan yang kosong
mengetahui sumber-sumber informasi.  Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

151
152
BAB II
Thypoid

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Hipertemia b/d proses infeksi salmonella thyposa
2. Resiko defisit volume cairan b/d pemasukan yang kurang, mual,
muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
kurang akibat mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan akibat
diare.
4. Gangguan pola defeksi : diare b/d proses peradangan pada dinding usus
halus
5. Perubahan pola defeksi : konstipasi b/d proses peradangan pada dinding
usus halus,
6. Resiko tinggi trauma fisik b/d gangguan mental, delirium/psikosis

B. Discharge Planning
1. Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai dengan tngkat
perkembangan dan kondisi fisik anak
2. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping
3. Menjelaskan gejala gejela kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut
4. Tekankan untukmelakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

154
155
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Hipertemia b/d proses infeksi salmonella NOC : Thermoregulation NIC :
thyposa Kriteria Hasil : Fever treatment
 Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
 Tidak ada perubahan warna kulit dan  Monitor warna dan suhu kulit
Batasan Karakteristik: tidak ada pusing, merasa nyaman  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 serangan atau konvulsi (kejang)  Monitor WBC, Hb, dan Hct
 kulit kemerahan  Monitor intake dan output
 pertambahan RR  Kolaborasi pemberian anti piretik
 takikardi  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
 saat disentuh tangan terasa hangat demam
 Selimuti pasien
Faktor faktor yang berhubungan :  Lakukan tapid sponge
- penyakit/ trauma  Kolaboraikan dengan dokter mengenai pemberian
- peningkatan metabolisme cairan intravena sesuai program
- aktivitas yang berlebih  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- pengaruh medikasi/anastesi  Tingkatkan sirkulasi udara
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
untuk berkeringat menggigil
- terpapar dilingkungan panas
- dehidrasi Temperature regulation
- pakaian yang tidak tepat  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas

156
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Resiko defisit volume cairan b/d NOC: Fluid management


pemasukan yang kurang, mual,  Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
muntah/pengeluaran yang berlebihan,  Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
diare, panas tubuh  Nutritional Status : Food and Fluid  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, diperlukan
Kriteria Hasil :
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran  Mempertahankan urine output sesuai  Monitor vital sign
sodium dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake

157
HT normal kalori harian
Batasan Karakteristik :  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh  Lakukan terapi IV
- Kelemahan dalam batas normal  Monitor status nutrisi
- Haus  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,  Berikan cairan
- Penurunan turgor kulit/lidah Elastisitas turgor kulit baik, membran  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Membran mukosa/kulit kering  Dorong masukan oral
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
darah, penurunan volume/tekanan nadi yang berlebihan
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Pengisian vena menurun
 Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Perubahan status mental
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Konsentrasi urine meningkat
- Temperatur tubuh meningkat meburuk
- Hematokrit meninggi  Atur kemungkinan tranfusi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada  Persiapan untuk tranfusi
third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

3 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC : Nutrition Management


dari kebutuhan tubuh b/d intake kurang  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
akibat mual, muntah, anoreksia, atau Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
output yang berlebihan akibat diare. Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Adanya peningkatan berat badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
sesuai dengan tujuan
metabolisme tubuh. vitamin C
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
Batasan karakteristik : badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
ideal nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Tidak ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Tidak terjadi penurunan berat badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat yang berarti harian.
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

158
menelan/mengunyah  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah yang dibutuhkan
mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  BB pasien dalam batas normal
rasa  Monitor adanya penurunan berat badan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor makanan kesukaan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, misinformasi konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna lidah dan cavitas oral.
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

4 Gangguan pola defeksi : diare b/d proses NOC: NIC :


peradangan pada dinding usus halus  Bowel elimination Diarhea Management
 Fluid Balance  Evaluasi efek samping pengobatan terhadap
 Hydration gastrointestinal
 Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare

159
 Electrolyte and Acid base Balance  Instruksikan pasien/keluarga untukmencatat warna,
Kriteria Hasil : jumlah, frekuenai dan konsistensi dari feses
 Feses berbentuk, BAB sehari sekali-  Evaluasi intake makanan yang masuk
tiga hari  Identifikasi factor penyebab dari diare
 Menjaga daerah sekitar rectal dari  Monitor tanda dan gejala diare
 Observasi turgor kulit secara rutin
iritasi
 Ukur diare/keluaran BAB
 Tidak mengalami diare  Hubungi dokter jika ada kenanikan bising usus
 Menjelaskan penyebab diare dan  Instruksikan pasien untukmakan rendah serat, tinggi
rasional tendakan protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
 Mempertahankan turgor kulit  Instruksikan untuk menghindari laksative
 Ajarkan tehnik menurunkan stress
 Monitor persiapan makanan yang aman

5 Resiko tinggi trauma fisik b/d gangguan NOC: NIC :


mental, delirium/psikosis  Knowlwdge : personel safety Environmental Management safety
 Safety behavior : falls Prevention  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
 Safety Behavior : Falls Occurance  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
 Safety behavior : Physical injury dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
riwayat penyakit terdahulu pasien
 Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
(misalnya memindahkan perabotan)
 Memasang side rail tempat tidur
 Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
 Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
dijangkau pasien.
 Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan yang cukup
 Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan

160
dan penyebab penyakit

6 Perubahan pola defeksi : konstipasi b/d NOC: NIC: Constipation/ Impaction Management
proses peradangan pada dinding usus  Bowel elimination  Monitor tanda dan gejala konstipasi
halus,  Hydration  Monior bising usus
Kriteria Hasil :  Monitor feses: frekuensi, konsistensi dan volume
 Mempertahankan bentuk feses lunak  Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan
setiap 1-3 hari peningkatan bising usus
 Mitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis
 Bebas dari ketidaknyamanan dan
 Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap
konstipasi pasien
 Mengidentifikasi indicator untuk  Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
mencegah konstipasi  Dukung intake cairan
 Kolaborasikan pemberian laksatif

161
162
BAB II
Pneumonia

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d inflamasi dan obstruksi jalan nafas
2. Defisit Volume cairan b/d intake oral tidak adekuat, takipneu, demam
3. Intoleransi aktivitas b/d isolasi respiratory
4. Defisit pengetahuan b/d perawatan anak pulang

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat
a. dosis, rute dan waktu yang cocok danmenyelesaikan dosis seluruhnya
b. efek samping
c. respon anak
2. Berikan informasi pada orang tau tentang cara cara pengendalian infeki derta
cara pencegahannya
a. hindari pemajanan kontak infeksius
b. ikuti jadwal imunisasi

164
165
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d inflamasi dan NOC : NIC :
 Respiratory status : Ventilation Airway suction
obstruksi jalan nafas
 Respiratory status : Airway patency  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan Kriteria Hasil : suctioning.
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.  Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suara nafas yang bersih, tidak ada suctioning
Batasan Karakteristik : sianosis dan dyspneu (mampu bernafas  Minta klien nafas dalam sebelum suction
- Dispneu, Penurunan suara nafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) dilakukan.
- Orthopneu  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
- Cyanosis tidak merasa tercekik, irama nafas, memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) frekuensi pernafasan dalam rentang  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
- Kesulitan berbicara normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada  Mampu mengidentifikasikan dan setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Mata melebar mencegah factor yang dapat menghambat  Monitor status oksigen pasien
- Produksi sputum jalan nafas  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
- Gelisah suksion
- Perubahan frekuensi dan irama nafas  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi
Faktor-faktor yang berhubungan: O2, dll.

- Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, Airway Management


perokok pasif-POK, infeksi  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, thrust bila perlu
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
asma.
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,
nafas buatan
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya  Pasang mayo bila perlu
eksudat di alveolus, adanya benda asing di  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas.  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

166
 Lakukan suction pada mayo
 Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

2 Defisit Volume cairan b/d intake oral tidak NOC: Fluid management
adekuat, takipneu, demam  Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Nutritional Status : Food and Fluid  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran diperlukan
Kriteria Hasil :
sodium  Monitor vital sign
 Mempertahankan urine output sesuai
dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
Batasan Karakteristik : kalori harian
- Kelemahan HT normal
 Lakukan terapi IV
- Haus  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
 Monitor status nutrisi
- Penurunan turgor kulit/lidah dalam batas normal
 Berikan cairan
- Membran mukosa/kulit kering  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Elastisitas turgor kulit baik, membran
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Dorong masukan oral
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Pengisian vena menurun  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
yang berlebihan
- Perubahan status mental  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Konsentrasi urine meningkat  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Temperatur tubuh meningkat  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Hematokrit meninggi meburuk
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada  Atur kemungkinan tranfusi
third spacing)  Persiapan untuk tranfusi
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

167
3 Intoleransi aktivitas b/d isolasi respiratory NOC : NIC :
Intoleransi aktivitas b/d fatigue  Energy conservation Activity Therapy
 Self Care : ADLs  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
Definisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis Kriteria Hasil : dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
maupun psikologis untuk meneruskan atau  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas mampu dilakukan
tanpa disertai peningkatan
sehari hari.  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
tekanan darah, nadi dan RR
dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
 Mampu melakukan aktivitas sehari
Batasan karakteristik :  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
hari (ADLs) secara mandiri sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
m. melaporkan secara verbal adanya kelelahan
atau kelemahan. diinginkan
n. Respon abnormal dari tekanan darah atau  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
nadi terhadap aktifitas kursi roda, krek
o. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
atau iskemia  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
p. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat luang
beraktivitas.  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
Faktor factor yang berhubungan :  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
 Tirah Baring atau imobilisasi penguatan
 Kelemahan menyeluruh  Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
 Ketidakseimbangan antara suplei oksigen
dengan kebutuhan Energy Management
 Gaya hidup yang dipertahankan.  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
 Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
 Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
 Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
 Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
 Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

168
 Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

4 Defisit pengetahuan b/d perawatan anak NOC : NIC :


pulang  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
 Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
 Pasien dan keluarga menyatakan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
pemahaman tentang penyakit, kondisi, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
prognosis dan program pengobatan cara yang tepat.
 Pasien dan keluarga mampu  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
melaksanakan prosedur yang dijelaskan penyakit, dengan cara yang tepat
secara benar  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim tepat
kesehatan lainnya  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
 Hindari harapan yang kosong
 Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

169
170
BAB II
Idiopatik Trombo Purpura (ITP)

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Resiko Injury b/d kecenderungan perdarahan sekunder
2. Resiko infeksi b/d imunosupresi
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan
nafsu makan.
4. PK : Anemia

B. Discharge Planning
1. Berikan pada orang tua dan anak instruksi instruksi pemberian obat
a. waktu dan rute pemberian
b. pemantauan adanya efek yang tidak diinginkan
2. Instruksikan pada orang tua dan anak untuk memantau adanya tanda tanda dan gejala
trombositopenia dan melaporkannya dengan segera missal petekia, ekimosis, darah dalam urine
atau feses dan sakit kepala
3. Minta orang tua untuk memantau aktivitas anak
a. anjurkan aktivita yang tenang, anak tidak boleh mengikuti olahraga kontak fisik sampai
jumlah trombositnya normal
b. seimbangkan waktu istirahat dan aktivitas, tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
c. Instruksikan orang tua untuk menghindari kontak anak dengan orang yang sedang
terinfeksi terutama ISPA

172
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Resiko Injury b/d kecenderungan NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (Manajemen
perdarahan sekunder Kriteria Hasil : lingkungan)
Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
cara/metode untukmencegah dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
Klien mampu menjelaskan factor resiko  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
dari lingkungan/perilaku personal
 Memasang side rail tempat tidur
Mampumemodifikasi gaya hidup  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
untukmencegah injury  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
Menggunakan fasilitas kesehatan yang dijangkau pasien.
ada  Membatasi pengunjung
Mampu mengenali perubahan status  Memberikan penerangan yang cukup
kesehatan  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

2 Resiko infeksi b/d imunosupresi NOC : NIC :


 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
patogen  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko :
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Prosedur Infasif
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
 Mendeskripsikan proses penularan pasien
menghindari paparan patogen
penyakit, factor yang mempengaruhi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Trauma

173
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
lingkungan penatalaksanaannya, kperawtan
- Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Agen farmasi (imunosupresan) mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Malnutrisi  Jumlah leukosit dalam batas normal alat
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum buatan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan peristaltik)  Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi

174
 Laporkan kultur positif
3 Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih NOC : Nutrition Management
dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
nafsu makan Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Adanya peningkatan berat badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
sesuai dengan tujuan
vitamin C
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan

175
 Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4 PK : Anemia Perawat dapat melakukan pencegahan 1. Pantau tanda dan gejala anemia
untuk meminimalkan terjadinya anemia  Adanya letargi
berkelanjutan  Adanya kelemahan
 Keletihan
 Peningkatan pucat
 Dyspneu saat melakukan aktivitas
2. Monitor kadar Hb
3. Kolaborasi perlunya pemberian transfusi

176
177
BAB II
Morbili

A. Masalah yang lazim muncul pada klien


1. Resiko penyebaran infeksi b/d organisme purulen
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan secret
3. Kerusakan integritas kulit b/d penurunan imunitas
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat
5. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
6. Nyeri akut b/d agen injury

B. Discharge Planning
1. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping.
2. Anjurkan orang tua untukmelengkapi imunisasi jika belum lengkap
3. Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwalInformasikan jika terjadi
tanda tanda kekambuhan (demam, batuk)

178
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Resiko penyebaran infeksi b/d organisme NOC : NIC :
purulen  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
 Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
patogen Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
 Klien bebas dari tanda dan  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
Faktor-faktor resiko :
gejala infeksi berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
- Prosedur Infasif
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk  Mendeskripsikan proses  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
menghindari paparan patogen penularan penyakit, factor yang  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Trauma mempengaruhi penularan serta kperawtan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan penatalaksanaannya,  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
lingkungan  Menunjukkan kemampuan untuk  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
- Ruptur membran amnion mencegah timbulnya infeksi  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
- Agen farmasi (imunosupresan) dengan petunjuk umum
 Jumlah leukosit dalam batas
- Malnutrisi  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
normal
- Peningkatan paparan lingkungan patogen kandung kencing
 Menunjukkan perilaku hidup
- Imonusupresi  Tingktkan intake nutrisi
sehat
- Ketidakadekuatan imum buatan  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan sekunder
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
respon inflamasi)  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit  Monitor hitung granulosit, WBC
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja  Monitor kerentanan terhadap infeksi
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Batasi pengunjung
pH, perubahan peristaltik)
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
- Penyakit kronik
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase

179
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d NOC : NIC :


penumpukan secret.  Respiratory status : Ventilation Airway suction
 Respiratory status : Airway patency  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan Kriteria Hasil : suctioning.
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.  Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suara nafas yang bersih, tidak ada suctioning
Batasan Karakteristik : sianosis dan dyspneu (mampu  Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
- Dispneu, Penurunan suara nafas bernafas dengan mudah, tidak ada  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
- Orthopneu pursed lips) memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Cyanosis  Menunjukkan jalan nafas yang paten  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) (klien tidak merasa tercekik, irama  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Kesulitan berbicara nafas, frekuensi pernafasan dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada rentang normal, tidak ada suara nafas  Monitor status oksigen pasien
abnormal)  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
- Mata melebar
 Mampu mengidentifikasikan dan  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
- Produksi sputum
mencegah factor yang dapat menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
- Gelisah
menghambat jalan nafas
- Perubahan frekuensi dan irama nafas
Airway Management
Faktor-faktor yang berhubungan:  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
- Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok,
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
perokok pasif-POK, infeksi
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas

180
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, buatan
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,  Pasang mayo bila perlu
asma.  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya  Lakukan suction pada mayo
eksudat di alveolus, adanya benda asing di  Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
jalan nafas.
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

3 Kerusakan integritas kulit b/d penurunan NOC : Tissue Integrity : Skin and NIC : Pressure Management
imunitas Mucous Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
 Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
elastisitas, temperatur, hidrasi,  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
pigmentasi)
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
 Perfusi jaringan baik tertekan
 Menunjukkan pemahaman  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
dalam proses perbaikan kulit  Monitor status nutrisi pasien
dan mencegah terjadinya
sedera berulang
 Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

181
 Adanya peningkatan berat badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Batasan karakteristik : sesuai dengan tujuan  Berikan substansi gula
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Berat badan ideal sesuai dengan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
ideal tinggi badan untuk mencegah konstipasi
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Mampu mengidentifikasi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) dengan ahli gizi)
kebutuhan nutrisi
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Tidak ada tanda tanda malnutrisi harian.
menelan/mengunyah  Tidak terjadi penurunan berat  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada rongga mulut badan yang berarti  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
mengunyah makanan dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  BB pasien dalam batas normal
rasa  Monitor adanya penurunan berat badan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor makanan kesukaan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, misinformasi konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna dan cavitas oral.
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

182
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

5 Kurang pengetahuan b/d kurangnya NOC : NIC :


informasi  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
 Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Definisi : Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif  Pasien dan keluarga menyatakan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
sehubungan dengan topic spesifik. pemahaman tentang penyakit, berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara
kondisi, prognosis dan program yang tepat.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya pengobatan  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi,  Pasien dan keluarga mampu penyakit, dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai. melaksanakan prosedur yang  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
dijelaskan secara benar  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif,  Pasien dan keluarga mampu tepat
interpretasi terhadap informasi yang salah, menjelaskan kembali apa yang  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak dijelaskan perawat/tim kesehatan cara yang tepat
mengetahui sumber-sumber informasi. lainnya  Hindari harapan yang kosong
 Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

183
6 Nyeri akut b/d agen injury NOC : Pain Management
 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
Definisi :  Pain control, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman  Comfort level presipitasi
emosional yang muncul secara aktual atau Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
 Mampu mengontrol nyeri (tahu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri pengalaman nyeri pasien
Internasional): serangan mendadak atau pelan penyebab nyeri, mampu
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat menggunakan tehnik  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan nonfarmakologi untuk  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
dengan durasi kurang dari 6 bulan. mengurangi nyeri, mencari ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
bantuan)  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
Batasan karakteristik :  Melaporkan bahwa nyeri dukungan
- Laporan secara verbal atau non verbal berkurang dengan  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
- Fakta dari observasi menggunakan manajemen nyeri suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri  Mampu mengenali nyeri (skala,  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gerakan melindungi intensitas, frekuensi dan tanda  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
- Tingkah laku berhati-hati farmakologi dan inter personal)
nyeri)
- Muka topeng  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
 Menyatakan rasa nyaman
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai) setelah nyeri berkurang  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Terfokus pada diri sendiri  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Tingkatkan istirahat
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
dengan orang dan lingkungan) tindakan nyeri tidak berhasil
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang) Analgesic Administration
- Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri

184
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, sebelum pemberian obat
nadi dan dilatasi pupil)  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
- Perubahan autonomic dalam tonus otot frekuensi
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)  Cek riwayat alergi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas analgesik ketika pemberian lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah)  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Faktor yang berhubungan : optimal
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

185
186
BAB II
Atresia Anii

A. Masalah yang lazim muncul pada klien


1. Cemas b/d pembedahan dan mempunyai anak yang tidak sempurna
2. Inkontinensia Bowel b/d struktur anus yang tidak komplit
3. Kerusakan integritas kulit b/d kolostomi
4. Kurang pengetahuan b/d perawatan di rumah dan pembedahan
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mencerna makanan
6. Resiko infeksi b/d pembedahan
7. Resiko defisit volume cairan b/d pengurangan intake cairan

B. Discharge Planning
 Berikan puian saat melakukan perawatan dan jawab pertanyaan secara jujur
apa yang dibutuhkan keluarga
 Ajarkan mengenai tanda dan gejala infeksi (demam, kemerahan di daerah luka,
terasa panas)
 Ajarkan bagaimana menganai pengamanan pada bayi dan melakukan dilatasi
anal
 Berikan instruksi secara tertulis dan verbal tentang alat alat yang dibutuhkan
untu perawatan di rumah
 Tekankan tetap mengadakan stimulasi pada bayi untuk mensupport tumbuh
kembang

188
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Cemas b/d pembedahan dan mempunyai NOC : NIC :
anak yang tidak sempurna  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
 Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definisi :  Impulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Perasaan gelisah yang tak jelas dari Kriteria Hasil : pasien
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Klien mampu mengidentifikasi dan
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak selama prosedur
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan mengungkapkan gejala cemas
 Mengidentifikasi, mengungkapkan  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal
dan menunjukkan tehnik untuk  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
ini merupakan peringatan adanya ancaman yang
mengontol cemas mengurangi takut
akan datang dan memungkinkan individu untuk
mengambil langkah untuk menyetujui terhadap  Vital sign dalam batas normal  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
tindakan  Postur tubuh, ekspresi wajah,
Ditandai dengan  Dorong keluarga untuk menemani anak
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Gelisah  Lakukan back / neck rub
menunjukkan berkurangnya
 Insomnia  Dengarkan dengan penuh perhatian
kecemasan
 Resah  Identifikasi tingkat kecemasan
 Ketakutan  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Sedih kecemasan
 Fokus pada diri  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Kekhawatiran
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Cemas
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

2 Inkontinensia Bowel b/d struktur anus NOC: NIC :


yang tidak komplit  Bowel Continence Bowel Inkontinence care
 Bowel Elimination  Perkirakan penyebab fisik dan psikologi dari
Kriteria Hasil : inkontimemsia fekal
 BAB teratur, mulai dari setiap hari  Jelaskan penyebab masalah dan rasional dari
sampai 3-5 hari tindakan
 Jelaskan tujuan dari managemen bowel pada

189
 Defekasi lunak, feses berbentuk pasien/keluarga
 Penurunan insiden inkontinensia  Diskusikan prosedur dan criteria hasil yang diharapkan
usus bersama pasien
 Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat keluaran
feses
 Cuci area perianal dengansabun dan air lalukeringkan
 Jaga kebersihan baju dan tempat tidur
 Lakukan program latihan BAB
 Monitor efek samping pengobatan.

Bowel Training
 Rencanakan program BAB dengan pasien dan pasien
yang lain
 Konsul ke dokter jika pasien memerlukan suppositoria
 Ajarkan ke pasien/keluarga tentang prinsip latihan
BAB
 Anjurkan pasien untuk cukup minum
 Dorong pasien untuk cukup latihan
 Jaga privasi klien
 Kolaborasi pemberian suppositoria jika memungkinkan
 Evaluasi status BAB secara rutin
 Modifikasi program BAB jika diperlukan

3 Kerusakan integritas kulit b/d kolostomi NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis Kriteria Hasil : longgar
 Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
Batasan karakteristik :  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
dipertahankan (sensasi,
- Gangguan pada bagian tubuh  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
elastisitas, temperatur, hidrasi,
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) jam sekali
- Gangguan permukaan kulit (epidermis) pigmentasi)
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
Faktor yang berhubungan :  Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
Eksternal :  Perfusi jaringan baik yang tertekan
- Hipertermia atau hipotermia  Menunjukkan pemahaman dalam  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

190
- Substansi kimia proses perbaikan kulit dan  Monitor status nutrisi pasien
- Kelembaban udara mencegah terjadinya sedera  pasien dengan sabun dan air hangat
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat berulang
menimbulkan luka, tekanan, restraint)  Mampu melindungi kulit dan
- Immobilitas fisik mempertahankan kelembaban
- Radiasi
kulit dan perawatan alami
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor (elastisitas kulit)

4 Kurang pengetahuan b/d perawatan di NOC : NIC :


rumah dan pembedahan.  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
 Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Definisi : Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif  Pasien dan keluarga menyatakan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
sehubungan dengan topic spesifik. pemahaman tentang penyakit, kondisi, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
prognosis dan program pengobatan cara yang tepat.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya  Pasien dan keluarga mampu  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, melaksanakan prosedur yang dijelaskan penyakit, dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai. secara benar  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan  identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, kembali apa yang dijelaskan perawat/tim tepat

191
interpretasi terhadap informasi yang salah, kesehatan lainnya  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak dengan cara yang tepat
mengetahui sumber-sumber informasi.  Hindari jaminan yang kosong
 Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat.

5 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
mencerna makanan Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
sesuai dengan tujuan
vitamin C
Batasan karakteristik :  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
ideal  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
- Dilaporkan adanya intake makanan yang nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Tidak ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)

192
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidak terjadi penurunan berat badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang digunakan untuk yang berarti harian.
menelan/mengunyah  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  BB pasien dalam batas normal
rasa  Monitor adanya penurunan berat badan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor makanan kesukaan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, misinformasi konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna lidah dan cavitas oral.
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

6 Resiko infeksi b/d pembedahan NOC : NIC :


 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

193
patogen  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko :  Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Prosedur Infasif infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk  Mendeskripsikan proses penularan pasien
menghindari paparan patogen  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
penyakit, factor yang mempengaruhi
- Trauma  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan penularan serta
penatalaksanaannya, kperawtan
lingkungan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Agen farmasi (imunosupresan)
alat
- Malnutrisi  Jumlah leukosit dalam batas normal
 Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Menunjukkan perilaku hidup sehat
sesuai dengan petunjuk umum
- Imonusupresi
 Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Ketidakadekuatan imum buatan
kandung kencing
- Tidak adekuat pertahanan sekunder
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan peristaltik)  Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup

194
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

7 Resiko defisit volume cairan b/d NOC:


pengurangan intake cairan  Fluid balance Fluid management
 Hydration  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Nutritional Status : Food and Fluid  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke Intake  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran Kriteria Hasil : mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
sodium diperlukan
 Mempertahankan urine output sesuai
Batasan Karakteristik : dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Monitor vital sign
HT normal  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Kelemahan kalori harian
- Haus  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
 Kolaborasi pemberian cairan IV
- Penurunan turgor kulit/lidah dalam batas normal
 Monitor status nutrisi
- Membran mukosa/kulit kering  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
 Kolaborasikan pemberian cairan
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan Elastisitas turgor kulit baik, membran
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Pengisian vena menurun  Dorong masukan oral
yang berlebihan
- Perubahan status mental  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
- Konsentrasi urine meningkat  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Temperatur tubuh meningkat  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Hematokrit meninggi  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada meburuk
third spacing)  Atur kemungkinan tranfusi
Faktor-faktor yang berhubungan:  Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan volume cairan secara aktif

195
- Kegagalan mekanisme pengaturan

196
BAB II
Megakolon Kongenital
A. Masalah yang lazim muncul pada klien
Pra Bedah
1. Cemas b/d krisis situasional
2. Resiko injuri b/d penurunan motilitas usus
Pasca Bedah
1. Resiko Infeksi b/d tindakan invasive
2. Nyeri akut b/d cidera fisik akibat pembedahan
3. Defisit Volume cairan
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,kebutuhan pengobatan b/d
keterbatasan kognitif
B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua memantau adanya tanda dan gejala komplikasi jangka
panjang berikut ini:
 Stenosis dan konstriksi
 Inkontinensia
 Pengosongan usus yang tidak adekuat
2. Ajarkan tentang perawatan kolostomi pada orang tua dan anak
 Persiapan kulit
 Penggunaan, perawatan dan pembersihan alat kolostomi
 Komplikasi stoma (perdarahan, gagal defekasi, diare meningkat, prolaps,
feses seperti pita)
 Irigasi kolostomi
3. Beri dan kuatkan informasi informasi tentang penatalaksanaan diet
 Makanan rendah sisa
 Masukan cairan tanpa batas
 Tanda tanda ketidakseimbangan elektrolit atau dehidrasi
4. Dorong orang tua dan anak mengekspresikan perasaannya tentang kolostomi
 Tampilan
 Bau
 Ketidaksesuaian antara anak mereka dengan anak ideal
5. Terapi obat obatan, meliputi penggunaan resep dan analgesik yang dijual bebas
6. Rujuk ke prosedur institusi spesifik untuk informasi yang dapat diberikan pada
orang tua tentang perawatan di rumah

198
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
Pra Bedah NOC : NIC :
1 Cemas b/d krisis situasional  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
 Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definisi :  Impulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Perasaan gelisah yang tak jelas dari Kriteria Hasil : pasien
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai  Klien mampu mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal  Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan menunjukkan tehnik untuk  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
ini merupakan peringatan adanya ancaman yang mengurangi takut
akan datang dan memungkinkan individu untuk mengontol cemas
 Vital sign dalam batas normal  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
mengambil langkah untuk menyetujui terhadap
tindakan prognosis
tindakan  Postur tubuh, ekspresi wajah,
 Dorong keluarga untuk menemani anak
Ditandai dengan bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Lakukan back / neck rub
 Gelisah menunjukkan berkurangnya
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Insomnia kecemasan
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Resah
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Ketakutan
kecemasan
 Sedih
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Fokus pada diri
ketakutan, persepsi
 Kekhawatiran
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Cemas
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

2 Resiko injuri b/d penurunan motilitas usus NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (Manajemen
Kriteria Hasil : lingkungan)
Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
cara/metode untukmencegah dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
Klien mampu menjelaskan factor resiko  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)

199
dari lingkungan/perilaku personal  Memasang side rail tempat tidur
Mampumemodifikasi gaya hidup  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
untukmencegah injury  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
Menggunakan fasilitas kesehatan yang dijangkau pasien.
ada  Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan yang cukup
Mampu mengenali perubahan status
 Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
kesehatan  Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

Pasca Bedah NOC : NIC :


3 Resiko Infeksi b/d tindakan invasive  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Resiko Infeksi b/d tindakan invasive  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
 Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
patogen
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
Faktor-faktor resiko :
 Mendeskripsikan proses penularan pasien
- Prosedur Infasif
penyakit, factor yang mempengaruhi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
menghindari paparan patogen
- Trauma penatalaksanaannya, kperawtan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
lingkungan mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Ruptur membran amnion alat
 Jumlah leukosit dalam batas normal
- Agen farmasi (imunosupresan)  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Malnutrisi sesuai dengan petunjuk umum
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Imonusupresi kandung kencing
- Ketidakadekuatan imum buatan  Tingktkan intake nutrisi

200
- Tidak adekuat pertahanan sekunder  Berikan terapi antibiotik bila perlu
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan
respon inflamasi) Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja  Monitor hitung granulosit, WBC
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor kerentanan terhadap infeksi
pH, perubahan peristaltik)
 Batasi pengunjung
- Penyakit kronik
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

4 Nyeri akut b/d cidera fisik akibat NOC : Pain Management


pembedahan  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Definisi :  Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
emosional yang muncul secara aktual atau
 Mampu mengontrol nyeri (tahu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan mengetahui pengalaman nyeri pasien
penyebab nyeri, mampu

201
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri menggunakan tehnik nonfarmakologi  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Internasional): serangan mendadak atau pelan untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan  Melaporkan bahwa nyeri berkurang tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
dengan durasi kurang dari 6 bulan. dengan menggunakan manajemen  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
nyeri
Batasan karakteristik :  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Laporan secara verbal atau non verbal  Mampu mengenali nyeri (skala, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Fakta dari observasi intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri  Menyatakan rasa nyaman setelah  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
- Gerakan melindungi nyeri berkurang farmakologi dan inter personal)
- Tingkah laku berhati-hati  Tanda vital dalam rentang normal  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Muka topeng intervensi
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Terfokus pada diri sendiri  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Tingkatkan istirahat
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
dengan orang dan lingkungan) tindakan nyeri tidak berhasil
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang) Analgesic Administration
- Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nyeri sebelum pemberian obat
nadi dan dilatasi pupil)  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
- Perubahan autonomic dalam tonus otot frekuensi
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)  Cek riwayat alergi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas analgesik ketika pemberian lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah)  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Faktor yang berhubungan : optimal
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan

202
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

5 Defisit Volume cairan NOC: Fluid management


 Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,  Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke  Nutritional Status : Food and Fluid  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
sodium diperlukan
Kriteria Hasil :
 Mempertahankan urine output sesuai  Monitor vital sign
Batasan Karakteristik :  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Kelemahan dengan usia dan BB, BJ urine normal,
kalori harian
- Haus HT normal
 Lakukan terapi IV
- Penurunan turgor kulit/lidah  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
 Monitor status nutrisi
- Membran mukosa/kulit kering dalam batas normal
 Berikan cairan
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Elastisitas turgor kulit baik, membran
- Pengisian vena menurun  Dorong masukan oral
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Perubahan status mental  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
yang berlebihan
- Konsentrasi urine meningkat  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Temperatur tubuh meningkat  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Hematokrit meninggi  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada meburuk
third spacing)  Atur kemungkinan tranfusi
Faktor-faktor yang berhubungan:  Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

203
6 Kurang pengetahuan tentang kondisi, NOC : NIC :
prognosis,kebutuhan pengobatan b/d  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
keterbatasan kognitif.  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit yang spesifik
Definisi :  Kowledge : health Behavior  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif Kriteria Hasil : ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
sehubungan dengan topic spesifik. cara yang tepat.
 Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi,  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya penyakit, dengan cara yang tepat
prognosis dan program pengobatan
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi,  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu
perilaku tidak sesuai.  identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar tepat
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif,  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
interpretasi terhadap informasi yang salah, dengan cara yang tepat
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak  Hindari harapan yang kosong
kesehatan lainnya
mengetahui sumber-sumber informasi.  Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat.

204
205
BAB II
Meningitis

A. Masalah yang lazim muncul pada klien


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler
2. Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah vena arteri
4. Hipertermi b/d proses penyakit
5. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan secara aktif, kurangnya intake cairan
6. Kelebihan volume cairan b/d sekresi ADH yang tidak proporsional
7. Resiko injury b/d kejang tonik klonik, disorientasi
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh b/d mual, muntah,
anoreksia
9. Kurang pengetahuan b/d proses penyakit, prosedur perawatan, pengobatan
10. Kerusakan integritas kulit b/d immobilitas fisik, status nutrisi
11. Cemas b/d perubahan status kesehatan
12. PK : Peningkatan Tekanan IntraKranial
13. PK : Hipertermia

B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat dan pemantauan efek
samping
2. Ajarkan pada orang tua untuk emmantau komplikasi jangka panjang serta
tanda dan gejalanya

206
207
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d NOC : NIC :
disfungsi neuromuskuler.  Respiratory status : Ventilation Airway suction
 Respiratory status : Airway patency  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan  Aspiration Control  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan suctioning.
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. Kriteria Hasil :  Informasikan pada klien dan keluarga tentang
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suctioning
Batasan Karakteristik : suara nafas yang bersih, tidak ada  Minta klien nafas dalam sebelum suction
- Dispneu, Penurunan suara nafas sianosis dan dyspneu (mampu dilakukan.
- Orthopneu mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
- Cyanosis dengan mudah, tidak ada pursed lips) memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
- Kesulitan berbicara tidak merasa tercekik, irama nafas,  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada frekuensi pernafasan dalam rentang setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Monitor status oksigen pasien
- Mata melebar
 Mampu mengidentifikasikan dan mencegah  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
- Produksi sputum
factor yang dapat menghambat jalan nafas suksion
- Gelisah
- Perubahan frekuensi dan irama nafas  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi
Faktor-faktor yang berhubungan: O2, dll.

- Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, Airway Management


perokok pasif-POK, infeksi  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, thrust bila perlu
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
asma.
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,
nafas buatan
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya
 Pasang mayo bila perlu
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya benda asing di  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas.  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

208
 Lakukan suction pada mayo
 Berikan bronkodilator bila perlu
 Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

2 Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi NOC : NIC :


neuromuskuler  Respiratory status : Ventilation Airway Management
 Respiratory status : Airway patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
 Vital sign Status thrust bila perlu
Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
suara nafas yang bersih, tidak ada nafas buatan
sianosis dan dyspneu (mampu  Pasang mayo bila perlu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
tidak merasa tercekik, irama nafas,
 Lakukan suction pada mayo
frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)  Kolaborasikan pemberian bronkodilator bila perlu
 Tanda Tanda vital dalam rentang normal  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
(tekanan darah, nadi, pernafasan)  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2

Oxygen Therapy
 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Pertahankan jalan nafas yang paten
 Atur peralatan oksigenasi
 Monitor aliran oksigen
 Pertahankan posisi pasien
 Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi

209
 Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3 Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d NOC : Peripheral Sensation Management (Manajemen


penurunan aliran darah vena arteri Circulation status sensasi perifer)
Tissue Prefusion : cerebral  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Kriteria Hasil :  Monitor adanya paretese
mendemonstrasikan status sirkulasi yang  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
ada lsi atau laserasi
ditandai dengan :
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
 Tekanan systole
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
dandiastole dalam rentang  Monitor kemampuan BAB
yang diharapkan  Kolaborasi pemberian analgetik
 Tidak ada  Monitor adanya tromboplebitis
ortostatikhipertensi  Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi

210
 Tidk ada tanda
tanda peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih dari 15
mmHg)
mendemonstrasikan kemampuan kognitif
yang ditandai dengan:
 berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan
kemampuan
 menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
 memproses informasi
 membuat keputusan dengan
benar
menunjukkan fungsi sensori motori cranial
yang utuh : tingkat kesadaran mambaik,
tidak ada gerakan gerakan involunter

4 Hipertermi b/d proses penyakit NOC : Thermoregulation NIC :


Kriteria Hasil : Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
Batasan Karakteristik:  Tidak ada perubahan warna kulit dan  Monitor warna dan suhu kulit
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
tidak ada pusing, merasa nyaman
 serangan atau konvulsi (kejang)  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 kulit kemerahan  Monitor WBC, Hb, dan Hct
 pertambahan RR  Monitor intake dan output
 takikardi  Berikan anti piretik
 saat disentuh tangan terasa hangat  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam
Faktor faktor yang berhubungan :  Selimuti pasien
- penyakit/ trauma  Lakukan tapid sponge

211
- peningkatan metabolisme  Berikan cairan intravena
- aktivitas yang berlebih  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- pengaruh medikasi/anastesi  Tingkatkan sirkulasi udara
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
untuk berkeringat menggigil
- terpapar dilingkungan panas
- dehidrasi Temperature regulation
- pakaian yang tidak tepat  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan

212
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

5 Defisit volume cairan b/d kehilangan NOC: Fluid management


cairan secara aktif, kurangnya intake  Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
cairan  Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Nutritional Status : Food and Fluid  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke Kriteria Hasil : diperlukan
dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran  Monitor vital sign
 Mempertahankan urine output sesuai
sodium  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
dengan usia dan BB, BJ urine normal,
kalori harian
Batasan Karakteristik : HT normal
 Lakukan terapi IV
- Kelemahan  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
 Monitor status nutrisi
- Haus dalam batas normal
 Berikan cairan
- Penurunan turgor kulit/lidah  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Membran mukosa/kulit kering Elastisitas turgor kulit baik, membran
 Dorong masukan oral
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan mukosa lembab, tidak ada rasa haus
darah, penurunan volume/tekanan nadi  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
yang berlebihan
- Pengisian vena menurun  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Perubahan status mental  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Konsentrasi urine meningkat  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Temperatur tubuh meningkat meburuk
- Hematokrit meninggi  Atur kemungkinan tranfusi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada  Persiapan untuk tranfusi
third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:

213
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan

6 Kelebihan volume cairan b/d sekresi ADH NOC : NIC :


yang tidak proporsional  Electrolit and acid base balance Fluid management
 Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil:  Pasang urin kateter jika diperlukan
 Terbebas dari edema, efusi, anaskara  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
 Bunyi nafas bersih, tidak ada (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
dyspneu/ortopneu  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
 Terbebas dari distensi vena jugularis, PAP, dan PCWP
reflek hepatojugular (+)  Monitor vital sign
 Memelihara tekanan vena  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
sentral, tekanan kapiler paru, output CVP , edema, distensi vena leher, asites)
jantung dan vital sign dalam batas  Kaji lokasi dan luas edema
 Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
normal
kalori harian
 Terbebas dari kelelahan,
 Monitor status nutrisi
kecemasan atau kebingungan
 Berikan diuretik sesuai interuksi
 Menjelaskanindikator
 Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
kelebihan cairan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
 Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )
 Monitor berat badan

214
 Monitor serum dan elektrolit urine
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema

7 Risiko injury b/d kejang tonik klonik, NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (Manajemen
disorientasi Kriteria Hasil : lingkungan)
Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
cara/metode untukmencegah dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
Klien mampu menjelaskan factor resiko  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
dari lingkungan/perilaku personal
 Memasang side rail tempat tidur
Mampumemodifikasi gaya hidup  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
untukmencegah injury  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
Menggunakan fasilitas kesehatan yang dijangkau pasien.
ada  Membatasi pengunjung
Mampu mengenali perubahan status  Memberikan penerangan yang cukup
kesehatan  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau

215
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

8 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d mual, muntah,  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
anoreksia Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
sesuai dengan tujuan
vitamin C
Batasan karakteristik :  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
ideal  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
- Dilaporkan adanya intake makanan yang nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)  Tidak ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidak terjadi penurunan berat badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang digunakan untuk yang berarti harian.
menelan/mengunyah  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  BB pasien dalam batas normal
rasa  Monitor adanya penurunan berat badan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama makan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

216
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor makanan kesukaan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Suara usus hiperaktif  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, misinformasi konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
Faktor-faktor yang berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna lidah dan cavitas oral.
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau
ekonomi.

9 Kurang pengetahuan b/d proses penyakit, NOC : NIC :


prosedur perawatan, pengobatan  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
 Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
Definisi : Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif  Pasien dan keluarga menyatakan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
sehubungan dengan topic spesifik. pemahaman tentang penyakit, kondisi, ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
prognosis dan program pengobatan cara yang tepat.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya  Pasien dan keluarga mampu  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, melaksanakan prosedur yang dijelaskan penyakit, dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai. secara benar  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan  identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, kembali apa yang dijelaskan perawat/tim tepat
interpretasi terhadap informasi yang salah, kesehatan lainnya  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak dengan cara yang tepat
mengetahui sumber-sumber informasi.  Hindari harapan yang kosong
 Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang

217
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat.
10 Kerusakan integritas kulit b/d immobilitas NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
fisik, status nutrisi Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis  Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi, elastisitas,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Batasan karakteristik :  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
- Gangguan pada bagian tubuh sekali
- Kerusakan lapisa kulit (dermis)  Tidak ada luka/lesi pada kulit
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Gangguan permukaan kulit (epidermis)  Perfusi jaringan baik  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
Faktor yang berhubungan :  Menunjukkan pemahaman dalam tertekan
Eksternal : proses perbaikan kulit dan  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Hipertermia atau hipotermia mencegah terjadinya sedera  Monitor status nutrisi pasien
- Substansi kimia berulang  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Kelembaban udara  Mampu melindungi kulit dan
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat mempertahankan kelembaban kulit
\menimbulkan luka, tekanan, restraint) dan perawatan alami
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol

218
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

11 Cemas b/d perubahan status kesehatan NOC : NIC :


 Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Definisi :  Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari  Impulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai Kriteria Hasil : pasien
respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Klien mampu mengidentifikasi dan
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
ini merupakan peringatan adanya ancaman yang  Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan menunjukkan tehnik untuk  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
akan datang dan memungkinkan individu untuk mengurangi takut
mengambil langkah untuk menyetujui terhadap mengontol cemas
 Vital sign dalam batas normal  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan
tindakan prognosis
Ditandai dengan  Postur tubuh, ekspresi wajah,
 Dorong keluarga untuk menemani anak
 Gelisah bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Lakukan back / neck rub
 Insomnia menunjukkan berkurangnya
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Resah kecemasan
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Ketakutan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Sedih
kecemasan
 Fokus pada diri
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Kekhawatiran ketakutan, persepsi
 Cemas  Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

219
BAB II
Nefrotik Syndrome

A. Masalah yang lazim muncul pada klien


1. Kelebihan volume cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko infeksi
4. Kerusakan integritas kulit
5. Nyeri
6. PK : Hipoalbuminemi
7. PK : sepsis
8. PK : Efusi Pleura
9. PK : Asites

B. Discharge Planning
Berikan pada anak dan orang tua instruksi lisan dan tulisan yang sesuai dengan
perkembangan mengenai penatalaksaan di rumah tentang hal hal berikut ini :
1. Proses penyakit (termasuk perkiraan perkembangan dan gejala kekambuhan
2. pengobatan (dosis, rute, jadwal, efek samping dan komplikasi)
3. perawatan kulit
4. nutrisi
5. pencegahan infeksi
6. penatalaksanaan nyeri
7. pembatasan aktivitas
8. pemeriksaan lebih lanjut

220
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Kelebihan volume cairan NOC : NIC :
 Electrolit and acid base balance Fluid management
 Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil:  Pasang urin kateter jika diperlukan
 Terbebas dari edema, efusi, anaskara  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
 Bunyi nafas bersih, tidak ada (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
dyspneu/ortopneu  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
 Terbebas dari distensi vena jugularis, PAP, dan PCWP
reflek hepatojugular (+)  Monitor vital sign
 Memelihara tekanan vena  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
sentral, tekanan kapiler paru, output CVP , edema, distensi vena leher, asites)
jantung dan vital sign dalam batas  Kaji lokasi dan luas edema
 Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
normal
kalori harian
 Terbebas dari kelelahan,
 Monitor status nutrisi
kecemasan atau kebingungan
 Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi
 Menjelaskanindikator
 Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
kelebihan cairan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
 Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine

221
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : vitamin C
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
ideal badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidak ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang digunakan untuk  Tidak terjadi penurunan berat badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
menelan/mengunyah yang berarti harian.
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan yang dibutuhkan
makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi Nutrition Monitoring
rasa  BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor adanya penurunan berat badan
makanan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Miskonsepsi

222
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Keengganan untuk makan  Monitor lingkungan selama makan
- Kram pada abdomen  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
- Tonus otot jelek makan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Suara usus hiperaktif  Monitor makanan kesukaan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
Faktor-faktor yang berhubungan : konjungtiva
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Monitor kalori dan intake nuntrisi
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau lidah dan cavitas oral.
ekonomi.  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

3 Resiko infeksi NOC : NIC :


 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
patogen  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko :
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Prosedur Infasif
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
 Mendeskripsikan proses penularan pasien
menghindari paparan patogen
- Trauma penyakit, factor yang mempengaruhi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
penatalaksanaannya, kperawtan
lingkungan
- Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Agen farmasi (imunosupresan) mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Malnutrisi alat
 Jumlah leukosit dalam batas normal
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
 Menunjukkan perilaku hidup sehat

223
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum buatan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan peristaltik)
 Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

4 Kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis Kriteria Hasil : longgar

224
 Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
Batasan karakteristik : dipertahankan (sensasi, elastisitas,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Gangguan pada bagian tubuh temperatur, hidrasi, pigmentasi)  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
- Kerusakan lapisa kulit (dermis)  Tidak ada luka/lesi pada kulit sekali
- Gangguan permukaan kulit (epidermis)  Perfusi jaringan baik  Monitor kulit akan adanya kemerahan
Faktor yang berhubungan :  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
 Menunjukkan pemahaman dalam
Eksternal : tertekan
- Hipertermia atau hipotermia proses perbaikan kulit dan  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Substansi kimia mencegah terjadinya sedera  Monitor status nutrisi pasien
- Kelembaban udara berulang  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat  Mampu melindungi kulit dan
menimbulkan luka, tekanan, restraint) mempertahankan kelembaban kulit
- Immobilitas fisik dan perawatan alami
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor (elastisitas kulit)
5 Nyeri NOC : Pain Management
 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Definisi :  Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman  Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
emosional yang muncul secara aktual atau Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

225
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan  Mampu mengontrol nyeri (tahu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri penyebab nyeri, mampu mengetahui pengalaman nyeri pasien
Internasional): serangan mendadak atau pelan menggunakan tehnik nonfarmakologi  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
dengan durasi kurang dari 6 bulan. tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Batasan karakteristik : dengan menggunakan manajemen menemukan dukungan
- Laporan secara verbal atau non verbal nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Fakta dari observasi  Mampu mengenali nyeri (skala, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gerakan melindungi  Menyatakan rasa nyaman setelah  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
- Tingkah laku berhati-hati nyeri berkurang farmakologi dan inter personal)
- Muka topeng  Tanda vital dalam rentang normal  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, intervensi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Terfokus pada diri sendiri  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Tingkatkan istirahat
dengan orang dan lingkungan)  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, tindakan nyeri tidak berhasil
menemui orang lain dan/atau aktivitas,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
aktivitas berulang-ulang) Analgesic Administration
- Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nyeri sebelum pemberian obat
nadi dan dilatasi pupil)  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
- Perubahan autonomic dalam tonus otot frekuensi
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)  Cek riwayat alergi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas analgesik ketika pemberian lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah)  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Faktor yang berhubungan : optimal

226
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
7 PK : sepsis Tujuan : 1. Pantau tanda dan gejala septicemia
Perawatan akan menangani dan  Suhu > 38 C atau < 36 C
memantau komplikasi yaitu septikemi  Frekuensi jantung lebih dari 90 x/mnt
 Frekuensi pernapasan lebih dari 20 x/mnt
atau PaCO2 < 32 torr ( < 4,3 kPa)
 SDP > 12. 000 sel/ mm2, < 4.000 sel/mm3 ;
atau lebih dari 10 % dalam bentuk imatur
(pita).
2. Pantau lansia terhadap perubahan dalam
mental, kelemahan, malaise, normotermi
atau hipertermia dan anoreksia.
3. Sesuai dengan program pengobatan dokter
berikan obat anti infeksi, pantau dan tangani
pemberian oksigen serta pengirimannya,
imunomodulasi dan dukungan nutrisi.
4. Jika ada indikasi, rujuk ke PK : syok
Hipovolemik untuk informasi lebih lanjut.

227
BAB II
Heart disease

A. Masalah yang lazim muncul pada klien


1. Perubahan cardiac output : turun b/d struktur jantung abnormal
2. Kelebihan volume cairan b/d akumulasi cairan (edema)
3. Intoleransi aktivitas b/d imbalance suplai oksigen dengan kebutuhan

B. Discharge Planning
1. Beri pendidikan tentang kondisi yang spesifik
2. Berikan instruksi spesifik mengenai obat dan efek sampingnya
3. Ajarkan tentang tehnik memberi makan dan kebutuhan nutrisi
4. Rujuk sesuai indikasi untuk program stimulasi bayi atau kelompok
pendukung orang tua

228
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Perubahan cardiac output : turun b/d NOC : NIC :
struktur jantung abnormal  Cardiac Pump Effectiveness Cardiac Care
 Circulatory status  Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
 Tissue perfusion : peripheral  Catat adanya disritmia jantung
 Vital Sign Status  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
Kriteria Hasil : putput
 Menunjukkan keadekuatan  Monitor status kardiovaskuler
 Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
output jantung ditunjukkan dengan
jantung
tekanan darah dan nadi normal, nadi  Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
perifer kuat, kemampuan untuk  Monitor balance cairan
mentoleransi aktivitas tanpa dispneu,  Monitor adanya perubahan tekanan darah
sinkope dan nyeri dada  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
 Bebas dari efek samping antiaritmia
pengobatan yang digunakan untuk  Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
mencapai keadekuatan output jantung kelelahan
 Menjelaskan tindakan dan  Monitor toleransi aktivitas pasien
peringatan penyakit jantung  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan stress

Fluid Management
 Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Pasang urin kateter jika diperlukan
 Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
 Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas urin )
 Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,

229
PAP, dan PCWP
 Monitor vital sign sesuai indikasi penyakit
 Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi vena leher, asites)
 Monitor berat pasien sebelum dan setelah dialisis
 Kaji lokasi dan luas edema
 Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
kalori harian
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
cairan sesuai program
 Monitor status nutrisi
 Kolaborasikanpemberian cairan IV
 Kolaborasi pemberian diuretik sesuai program
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
 Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
 Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
 Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
 Atur kemungkinan tranfusi
 Persiapan untuk tranfusi

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
 Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )

230
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP<HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor membran mukosa dan turgor kulit, serta rasa
haus
 Catat monitor warna, jumlah dan
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema
 Beri cairan sesuai keperluan
 Kolaborasi pemberian obat yang dapat meningkatkan
output urin
 Lakukan hemodialisis bila perlu dan catat respons
pasien

Vital Sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus paradoksus
 Monitor adanya pulsus alterans
 Monitor jumlah dan irama jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan

231
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Kelebihan volume cairan b/d akumulasi NOC : NIC :


cairan (edema)  Electrolit and acid base balance Fluid management
 Fluid balance  Timbang popok/pembalut jika diperlukan
 Hydration  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil:  Pasang urin kateter jika diperlukan
 Terbebas dari edema, efusi, anaskara  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
 Bunyi nafas bersih, tidak ada (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
dyspneu/ortopneu  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
 Terbebas dari distensi vena jugularis, PAP, dan PCWP
reflek hepatojugular (+)  Monitor vital sign
 Memelihara tekanan vena  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
sentral, tekanan kapiler paru, output CVP , edema, distensi vena leher, asites)
jantung dan vital sign dalam batas  Kaji lokasi dan luas edema
 Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
normal
kalori harian
 Terbebas dari kelelahan,
 Monitor status nutrisi
kecemasan atau kebingungan
 Berikan diuretik sesuai interuksi
 Menjelaskanindikator
 Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
kelebihan cairan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSi

232
 Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan elektrolit urine
 Monitor serum dan osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake dan output
 Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari odema

3 Intoleransi aktivitas b/d imbalance suplai NOC : NIC :


oksigen dengan kebutuhan  Energy conservation Energy Management
 Self Care : ADLs Activity Therapy
Kriteria Hasil :  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
tanpa disertai peningkatan  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
tekanan darah, nadi dan RR mampu dilakukan
 Mampu melakukan aktivitas sehari  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
hari (ADLs) secara mandiri
 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
 Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang

233
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual

234
235
BAB II
Varicella

A. Masalah yang lazim muncul pada klien


1. Kerusakan integritas kulit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Nyeri akut
4. Hipertermi
5. Resiko infeksi

236
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Batasan karakteristik :  Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
- Gangguan pada bagian tubuh dipertahankan (sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) elastisitas, temperatur, hidrasi,  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
- Gangguan permukaan kulit (epidermis) sekali
pigmentasi)
Faktor yang berhubungan :  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
Eksternal :  Perfusi jaringan baik
- Hipertermia atau hipotermia tertekan
 Menunjukkan pemahaman dalam  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Substansi kimia proses perbaikan kulit dan  Monitor status nutrisi pasien
- Kelembaban udara
mencegah terjadinya sedera  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat
menimbulkan luka, tekanan, restraint) berulang
- Immobilitas fisik  Mampu melindungi kulit dan
- Radiasi mempertahankan kelembaban
- Usia yang ekstrim kulit dan perawatan alami
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

237
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management
kebutuhan tubuh  Nutritional Status : food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
metabolisme tubuh.  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : vitamin C
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
 Berikan substansi gula
ideal badan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya intake makanan yang  Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA (Recomended Daily nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
Allowance)  Tidak ada tanda tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat  Tidak terjadi penurunan berat badan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang digunakan untuk yang berarti harian.
menelan/mengunyah  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan Nutrition Monitoring
makanan  BB pasien dalam batas normal
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi  Monitor adanya penurunan berat badan
rasa  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
makanan  Monitor lingkungan selama makan
- Miskonsepsi  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
- Kehilangan BB dengan makanan cukup jam makan
- Keengganan untuk makan  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kram pada abdomen  Monitor turgor kulit
- Tonus otot jelek  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor mual dan muntah
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor makanan kesukaan
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

238
- Suara usus hiperaktif konjungtiva
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
Faktor-faktor yang berhubungan : lidah dan cavitas oral.
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.

3 Nyeri akut NOC : Pain Management


 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Definisi :  Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman  Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
emosional yang muncul secara aktual atau Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
 Mampu mengontrol nyeri (tahu
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri mengetahui pengalaman nyeri pasien
Internasional): serangan mendadak atau pelan penyebab nyeri, mampu
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat menggunakan tehnik nonfarmakologi  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan untuk mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
dengan durasi kurang dari 6 bulan. bantuan) tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Batasan karakteristik : dengan menggunakan manajemen menemukan dukungan
- Laporan secara verbal atau non verbal nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Fakta dari observasi  Mampu mengenali nyeri (skala, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gerakan melindungi  Menyatakan rasa nyaman setelah  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
- Tingkah laku berhati-hati farmakologi dan inter personal)
nyeri berkurang
- Muka topeng  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
 Tanda vital dalam rentang normal
intervensi
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Terfokus pada diri sendiri  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi  Tingkatkan istirahat
dengan orang dan lingkungan)  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan

239
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, tindakan nyeri tidak berhasil
menemui orang lain dan/atau aktivitas,  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
aktivitas berulang-ulang) Analgesic Administration
- Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nyeri sebelum pemberian obat
nadi dan dilatasi pupil)  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
- Perubahan autonomic dalam tonus otot frekuensi
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)  Cek riwayat alergi
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas analgesik ketika pemberian lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah)  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Faktor yang berhubungan : optimal
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
4 Hipertermia NOC : Thermoregulation NIC : i akut
Kriteria Hasil : Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal  Suhu tubuh dalam rentang normal  Monitor suhu sesering mungkin
 Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor IWL
Batasan Karakteristik:  Tidak ada perubahan warna kulit dan  Monitor warna dan suhu kulit
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
tidak ada pusing, merasa nyaman
 serangan atau konvulsi (kejang)  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 kulit kemerahan  Monitor WBC, Hb, dan Hct
 pertambahan RR  Monitor intake dan output
 takikardi  Berikan anti piretik
 saat disentuh tangan terasa hangat  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam

240
Faktor faktor yang berhubungan :  Selimuti pasien
- penyakit/ trauma  Lakukan tapid sponge
- peningkatan metabolisme  Berikan cairan intravena
- aktivitas yang berlebih  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- pengaruh medikasi/anastesi  Tingkatkan sirkulasi udara
- ketidakmampuan/penurunan kemampuan  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
untuk berkeringat menggigil
- terpapar dilingkungan panas
- dehidrasi Temperature regulation
- pakaian yang tidak tepat  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas

241
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 dentifikasi penyebab dari perubahan vital sign

5 Resiko Infeksi NOC : NIC :


 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
patogen  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko :
 Klien bebas dari tanda dan gejala  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
- Prosedur Infasif
infeksi saat berkunjung dan setelah berkunjung
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk
 Mendeskripsikan proses penularan meninggalkan pasien
menghindari paparan patogen
- Trauma penyakit, factor yang mempengaruhi  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
penatalaksanaannya, kperawtan
lingkungan
- Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Agen farmasi (imunosupresan) mencegah timbulnya infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
- Malnutrisi alat
 Jumlah leukosit dalam batas normal
- Peningkatan paparan lingkungan patogen  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum buatan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan  Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)  Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

242
pH, perubahan peristaltik)  Monitor hitung granulosit, WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

243

Anda mungkin juga menyukai