Anda di halaman 1dari 14

PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari


Bapak Omay Rohmana, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Dosen Mata Kuliah
Pelayanan Kesehatan Primer

Oleh:
Kelompok 1
3B Keperawatan

1. Ajep Tohajudin 6. Nihaya


2. Ayu Sri Fatonah 7. Pranindha Nia J.
3. Dina Indah F. 8. Rusliana
4. Dyah Puji Lestari 9. Soraya Zhafira B.
5. Dzanisya Widia N. 10. Trie Januar

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON
Jl.Pemuda Nomor 38 Kota Cirebon
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya-lah, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan
Posyandu.” Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan
Kesehatan Primer.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan baik berupa moral
maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Omay Rohmana, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku dosen mata kuliah
Pelayanan Kesehatan Primer yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan motivasi
kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, demi kesempurnaan
makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Cirebon, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Pengertian Posyandu ........................................................................... 2
B. Sejarah Lahirnya Posyandu ................................................................. 3
C. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu ..................................................... 4
D. Manfaat Posyandu ............................................................................... 4
E. Jenjang Posyandu ................................................................................ 5
F. Waktu dan Lokasi Posyandu ................................................................ 6
E. Pelayanan Posyandu ............................................................................ 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana
program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat.
Keberadaan Posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya promotif dan
preventif kepada masyarakat, utamanya terkait dengan upaya peningkatan status gizi
masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak. Peran dan dukungan Pemerintah kepada
Posyandu melalui Puskesmas sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai
kegiatan kesehatan di Posyandu.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggungjawab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran
kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi
informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah
pelaksanaan kegiatan posyandu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah tentang “Pelaksanaan Kegiatan Posyandu” adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian posyandu
2. Mengetahui sejarah lahirnya posyandu.
3. Mengetahui tujuan penyelenggaraan posyandu.
4. Mengetahui manfaat posyandu.
5. Mengetahui jenjang posyandu.
6. Mengetahui waktu dan lokasi posyandu.
7. Mengetahui pelayanan posyandu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana
program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat (Sulistyorini dkk, 2010).
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yaitu salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2012).
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang me-
libatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya. Posyandu juga sebagai perpanjangan
tangan puskesmas memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan se-
cara terpadu. Kegiatan dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar (Suhat &
Hasanah, 2014).

Gambar 2.1 kegiatan posyandu. Sumber: Kemenkes RI. (2012). Ayo ke Posyandu. Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan.
B. Sejarah Lahirnya Posyandu
Di bawah ini diuraikan sejarah posyandu menurut Kemenkes RI (2011) dalam buku ”
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu”.
Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari
kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen
Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD). Adapun yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan
kesehatan yang menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan
agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan penyelesaian
masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara lintas program dan
lintas sektor terkait. Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 mendahului kesepakatan
internasional tentang konsep yang sama, yang dikenal dengan nama Primary Health Care
(PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada tahun 1978.
Pada tahap awal, kegiatan PKMD yang pertama kali diperkenalkan di Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah, diselenggarakan dalam pelbagai bentuk. Kegiatan PKMD untuk
perbaikan gizi, dilaksanakan melalui Karang Balita, sedangkan untuk penanggulangan diare,
dilaksanakan melalui Pos Penanggulangan Diare, untuk pengobatan masyarakat di perdesaan
melalui Pas Kesehatan, serta untuk imunisasi dan keluarga berencana, melalui Pos lmunisasi
dan Pos KB Desa. Perkembangan berbagai upaya kesehatan dengan prinsip dari, oleh dan
untuk masyarakat yang seperti ini, di samping menguntungkan masyarakat, karena
memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, ternyata
juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain pelayanan kesehatan menjadi terkotak-
kotak, menyulitkan koordinasi, serta memerlukan lebih banyak sumber daya.
Untuk mengatasinya, pada tahun 1984 dikeluarkanlah lnstruksi Bersama antara Menteri
Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai
kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut dengan nama Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kegiatan yang dilakukan, diarahkan untuk lebih
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sesuai dengan konsep GOBI -
3F (Growth Monitoring, Oral Rehydration, Breast Feeding, lmunization, Female Education,
Family Planning, dan Food Suplementation), untuk Indonesia diterjemahkan ke dalam 5
kegiatan Posyandu, yaitu KIA, KB, lmunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.
Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara massal untuk
pertama kali oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta,
bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saat itu Posyandu tumbuh
dengan pesat. Pada tahun 1990, terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan
keluarnya lnstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan
Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk
meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu. Pengelolaan Posyandu dilakukan oleh satu
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama
antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda).

C. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu


Menurut Sulistyorini dkk (2010), tujuan diselenggrakannya posyandu antara lain:
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKB), Angka kematian ibu (ibu hamil,
melahirkan dan nifas). Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB)
masih cukup tinggi, meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan.
2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan keluarga berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
5. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga serta mempercepat penurunan
angka kematian ibu, bayi dan balita.

D. Manfaat Posyandu
Berikut manfaat Posyandu bagi masyarakat dan kader menurut Kemenkes RI (2012):
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi
ibu, bayi, dan anak balita.
b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi
buruk.
c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)
serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak
balita.
2. Bagi Kader
a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.
c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang
kesehatan.
d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

E. Jenjang Posyandu
Jenjang posyandu menurut "KONSEP ARRIF" dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai
berikut (Sulistyorini dkk, 2010):
1. Posyandu Pratama, memiliki ciri-ciri:
a. Kegiatan belum mantap
b. Kegiatan belum rutin
c. Jumlah kader terbatas
2. Posyandu Madya, memiliki ciri-ciri:
a. Kegiatan lebih teratur
Gambar 2.2 5 orang kader
b. Jumlah kader 5 orang posyandu.
Sumber: Kemenkes RI. (2012). Ayo
ke Posyandu. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan
3. Posyandu Purnama, memiliki ciri-ciri:
a. Kegiatan sudah teratur
b. Cakupan program/kegiatannya baik
c. Jumlah kader 5 orang
d. Mempunyai progran tambahan
4. Posyandu Mandiri, memiliki ciri-ciri:
a. Kegiatan secara teratur dan mantap
b. Cakupan program/kegiatanya baik
c. Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap

F. Waktu dan Lokasi Posyandu


Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika
diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan
waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap
desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran,
atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan
kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat
(Kemenkes RI, 2012).

G. Pelayanan Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada
saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu
menurut Kemenkes RI (2012):
1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
Menurut Sulistyorini dkk (2010) pelaksanaan kegiatan di posyandu dikenal dengan
nama “sistem 5 meja”, di mana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kegiatan
khusus. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja
untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus mencakup 5 pokok kegiatan:
1. Meja 1 pendaftaran balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
2. Meja 2 penimbangan balita
3. Meja 3 pencatatan hasil penimbangan
4. Meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
5. Meja 5 pelaksanaan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit

Menurut Sulistyorini dkk (2010) adapun rincian kegiatan di masing-masing meja yaitu
sebagai berikut:
1. Kegiatan di meja 1
e. Pendaftaran balita
1) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita.
2) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di
KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan.
3) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS
lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak
dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu
balita diminfa membawa anaknya ke tempat penimbangan.

Gambar 2.3 pendaftaran balita. Sumber: Kemenkes RI. (2012). Ayo ke Posyandu. Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan.
f. Pendaftaran ibu hamil
1) Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
2) Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4 untuk
mendapatkan pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas di meja 5.
3) Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, dan ibu
menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas di meja 5.
2. Kegiatan di meja 2
a. Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik
kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
b. Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menuju meja 3 (meja pencatatan).

Gambar 2.4 penimbangan anak dan balita Sumber: Kholifah S.N & Widagdo, NS.
W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: BPPSDM Kesehatan.
3. Kegiatan di meja 3
a. Buka KMS balita yang bersangkutan.
b. Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
c. Pada penimbangan pertama, istilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
d. Bila ada kartu kelahiran, catatlahbulan lahir anak dari kartu tersebut.
e. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan
ibunya.
f. Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang. Perkirakan bulan
lahir anak dan catat.
4. Kegiatan di meja 4
a. penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mitalah KMS anak, perhatikan umur dan
hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.
b. penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga pada ibu memeriksakan kehamilan
sebanyak minimal 5 kali kehamilan pada petugas kesehatan, atau bidan didesa.
c. penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI kapsul yodium dan
vitamin A.
5. Kegiatan di meja 5
Kegiatan dimeja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, iminusasi
serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin oleh petugas dari puskesmas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana
program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat.
Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya
kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan
Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang besar, dalam
menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita.

B. Saran
Setelah memahami pelaksanaan posyandu yang sederhana, meliputi pengertian posyandu,
sejarah lahirnya posyandu, tujuan pelayanan posyandu, manfaat posyandu, jenjang posyandu,
waktu dan lokasi posyandu, serta pelayanan posyandu, diharapkan dapat menjujunjung
fungsi tugas dan tanggung jawab bila ia mengemban tugas sebagai perawat kesehatan
masyarakat baik dalam proses belajar maupun yang telah bekerja dipusat kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI .(2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Kementerian Kesehatan


Rl.
Kemenkes RI. (2012). Ayo ke Posyandu. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan.
Kholifah S.N & Widagdo, NS. W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta:
BPPSDM Kesehatan.
Suhat & Hasanah, Ruyatul. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader
Dalam Kegiatan Posyandu. Journal Unnes, 1, 73 – 79.
Sulistyorini, C.I., Pebrianti, S., & Proverawati, A. (2010) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai