Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah posyandu di Indonesia menurut Kemenkes (2011) berjumlah
sekitar 268.439 yang aktif dengan jumlah kader 131.383 orang. Kegiatan
Posyandu diselenggarakan dan digerakan oleh kader dan bimbingan teknis
dari petugas kesehatan. Kader merupakan anggota masyarakat yang bersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu
secara sukarela.
Kader dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat pembentukan posyandu.
Jumlah kader setiap individu masing-masing sebanyak 5 orang sesuai dengan
jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem 5
meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu: Pendaftaran, penimbangan, pencatatan/
pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan pelayanan
kesehatan(Depkes RI, 2009).
Tenaga utama pelaksana posyandu adalah kader posyandu, yang
kualitasnya dapat menetukan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan
yang dilakukan. Kader posyandu memiliki peranan yang penting terhadap
status gizi anak belita. Tugas-tugas kader yang dapat membantu perbaikan gizi
sehingga mempengaruhi status gizi balita yaitu: penimbangan balita,
pencatatan dan interpretasi ke KMS, penyuluhan gizi dan pemberian makanan
tambahan. Kinerja kader dapat dilihat dari strata Posyandu yang telah dicapai,
untuk meningkatkan kinerja kader harus terus dikembangkan yang meliputi
pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas yang diemban,
dalam pengelola Posyandu agar dapat berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009).
Kualitas Posyandu masih ditemukan kendala antara lain keterampilan
kader yang belum memadai, dimana kader Posyandu adalah anggota
masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
megelola Posyandu.
Berdasarkan latar belakang dari data dan masalah yang ada kelompok
tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Penyegaran Kader”.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara melakukan penyegaran kader?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui cara mralukan penyegaran kader dengan benar
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi kader kesehatan
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami persyaratan menjadi
kader
c. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tugas kader
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Pelatihan kader
posyandu

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi kader Kesehatan


Kader adalah masyarakat setempat yang dipilih dan dtinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela, kader secara sukarela bersedia
berperan melaksanakan dan mengelola kegiatan keluarga berencana di desa
(Karwati, 2011)

2
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan
untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan
(Sulistyorini, C Ismawati., S, Pebriyanti dan A Proverawati, 2010).

B. Persyaratan Kader
Menurut (Sulistyorini, C Ismawati., S, Pebriyanti dan A Proverawati,
2010) Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.
Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan
ikhlas, mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan
mengikuti kegiatan posyandu. Seorang warga dapat diangkat menjadi seorang
kader posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Dapat membaca dan menulis
2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. Mempunyai waktu yang cukup
5. Bertempat tinggi diwilayah posyandu
6. Bertampilan ramah dan simpatik
7. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu

C. Tugas Kader Posyandu


Adapun tugas kader posyandu secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan bulanan poyandu:
a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu
1) Tugas tugas kader posyandu pada saat persiapan hari buka
posyandu, meliputi :
a) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi,
KMS, alat peraga,LILA, alat pengukur, obat-obat yang
dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan/materi penyuluhan.
b) Mengundang dan menggerakan masyarakat yaitu memberitahu
ibu-ibu untuk datang ke posyandu.
c) Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk
memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka
posyandu.
d) Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian
tugas antara kader posyandu baik untuk persiapan maupun
pelaksanaan kegiatan.

3
2) Tugas kader pada kegiatan bulanan posyandu
a) Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga dengan
tugas pelayanan 5 meja, meliputi:
1. Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau balita, yaitu
menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang
diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu
menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu
Hamil.
2. Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan
mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan pada KMS.
3. Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau
memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik
kertas ke dalam KMS anak tersebut.
4. Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau
keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang
bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada setiap
ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil
pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.
5. Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang
biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan
lain-lain. pelayanan yang diberikan antara lain: pelayanan
imunisasi, pelayanan keluarga berencana, pengobatan
pemberian pil penambahan darah (zat besi), vitamin A dan
obat-obatan lainnya.
3) Kegiatan setelah pelayanan bulanan posyandu
a) Tugas –tugas kader setelah hari buka posyandu, meliputi:
1. Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku bantu
kader.
a. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan
merencanakan kegiatan hari posyandu pada bulan

4
berikutnya. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluahan
kelompok) bersama ibu-ibu yang rumahnya berdekatan
(kelompok dasawisnu).
b. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan)
merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang
ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
2. Melaksanakan kegiatan di luar posyandu:
a. Melaksanakan kunjungan rumah
1) Setelah kegiatan didalam posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang
akan dikunjungi ditentukan bersama
2) Tentukan keluarga yang akan kunjungi oleh masing-masing kader.
Sebaiknya diajak pula beberapa ibu untuk ikut kunjungan rumah.
3) Mereka yang perlu dikunjungi adalah:
a) Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 (dua) bulan
berturut
turut di posyandu.
b) Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin.
c) Berat badannya tidsk naik 2 (dua) bulan berturut-turut.
d) Berat badannya dibawah garis merah KMS.
e) Sasaran posyandu yang sakit.
f) Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan posyandu 2 (dua)
bulan berturut-turut.
g) Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk ke puskesmas.
h) Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.
i) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul
iodium.
j) Balita yang terlalu gemuk.
b. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam
kegiatan posyandu. Bisa langsung ditengah masyarakat. Ataupun
melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat.

5
c. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan
berbagai usaha kegiatan masyarakat.
3. Melakukan kegiatan bulanan posyandu:
a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu:
1) Sehari sebelum palaksanaan posyandu, kader memberikan informasi
kepada seluruh peserta posyandu mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan di posyandu.
2) Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. Bila adat-adat yang
belum tersedia, dapat diusahakan dengan meminjam, meminta
bantuan pada petugas kesehatan atau bila mungkin membuat sendiri.
3) Membagi tugas diantara para kader, dan bila perlu bantuan dapat
menyertakan ibu-ibu yang lain.
b. Kegiatan bulanan posyandu.
c. Kegiatan setelah bulan Posyandu
1) Mencatat seluruh hasil kegiatan posyandu
2) Membahas kegiatan-kegiatan posyandu lainnyaj
3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan pada bulan
berikutnya. Misalnya penyuluhan KB, Makan Pendamping ASI,
Imuniasi, pelayanan kesehtan, arisan, pengajian dan lain-lain.

Ketika kader dalam melaksanakan tugasnya menemui kesulitan, maka kader


dapat mendiskusikan kesulitan mereka dengan para tokoh masyarakat, tokoh
agama, kepala desa (lurah), Lembaga Syadaya Masyarakat (LSM), petugas
LKMD, Perangkat RT dan RW, tim pengggerak PKK, dan petugas KB(PLKB).
(Sulistyorini, C Ismawati., S, Pebriyanti dan A Proverawati, 2010).

D. Pelatihan Kader Posyandu


Seorang calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum
menjadi kader posyandu. Hal ini dikarenakan ketika menjadi seorang kader
dalam tugasnya akan sering melakukan berbagai penyuluhan. Penyuluhan-

6
penyuluhan ini biasanya dilakukan oleh kade rposyandu, dalam bentuk
penyuluhan perorangan dengan tatap muka, penyuluhan kelompok dan
penyuluhan disertai peragaan (demonstrasi). Sehingga kader harus menguasai
berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan yaitu :
1. Keterampilan komunikasi interpesonal
Keterampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya
seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu
menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif agar informasi dapat
diterima masyarakat dan dimengerti dengan baik dan dilaksanakan.
2. Keterampilan
Keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posyandu
(pencatatan, pelaporan, penimbangan dan lain-lain). Kader perlu
memahami sistem perencanaan yang benar, agar dapat memperoleh data
yang mampu membantu kader mengidentifikasi masyarakat yang prlu
dikunjungi dan memperoleh perhatian khusus.
3. Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi
Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi dapat
membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan informasi dengan
benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi
dan melaksanakan sebagai kader posyandu.
Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan tentang konsep pelaksanaan
posyandu serta materi-materi yang berkaitan dengan kesehatan dasar dan gizi,
yaitu seperti tersebut dibawah ini:
1. Konsep posyandu balita
2. Gizi seimbang penentuan status gizi balita, cara ,menentukan status gizi
balita, serta cara penentuan Bawah Garis Merah (BGM), serta pengukuran
status gizi dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).
3. Pemafaatan dan pemberian ASI ekslusif
4. Makanan Pendamping ASI yang sehat
5. Penyakit yang sering diderita oleh balita, Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) dan pengobatan balita di rumah
6. Stimulasi tumbuh kembang anak, dan

7
7. Pengukuran atropometri (Sulistyorini, C Ismawati., S, Pebriyanti dan A
Proverawati, 2010).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kader adalah seseorang tenaga sukarela yang direkrut dari dan oleh
masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu,
sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas,
mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup
melaksanakan kegiatan posyandu. Seorang calon kadar wajib mengikuti
pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu dikarenakan ketika
menjadi seorang kader dan tugasnya akan sering melakukan penyuluhan.
Penyuluhan ini biasanya dilakukan oleh kader posyandu dalam bentuk
pnyuluhan perorangan dengan tatap muka, penyuluhan kelompok, dan
penyuluhan disertai peragaan (demonstrasi). Sehingga kader harus menguasai
berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan.
B. Saran
Dengan adanya tulisan ini, kami harapkan dapat bermanfaat bagi pembaca
sehingga pembaca lebih memahami bagaimana penyegaran kader posyandu dan
mengetahui bagaimana penerapannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyorini Cahyo I., S.Pebriyanti., A.Proverawati. POSYANDU (Pos pelayanan


Terpadu) dan DESA SIAGA. Yogyakarta: Nuha Medika.

Karwati, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Trans Info diakses melalui
www.Stikessu.ac.id/penelitian/download_penelitian_mahasiswa pada tanggal
23 September 2019

Anda mungkin juga menyukai