MAKALAH
Oleh :
RINDA FAUZI SUANDI
NIM: 0604191003
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya-
lah, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Kebudayaan dan
Mentalitas Pembangunan dalam Dimensi Pancasila” Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Makalah ini berisi uraian umum tentang konsep kebudayaan, konsep mentalitas
pembangunan, dan konsep dimensi pancasila.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, demi kesempurnaan
makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu “bagaimana
pengaruh kebudayaan dan mentalitas pembangunan dalam dimensi Pancasila?”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lingkungan dan pengalamannya. Kebudayaan juga dipakai untuk andasan
dalam bertingkah laku.
2.1.1.6 Haji Agus Salim
Beliau mengemukakan bahwa kebudayaan adalah persatuan dari istilah budi
dan daya agar menjadi makna satu jiwa yang tidak dapat dipisah – pisahkan.
2.1.1.7 Effat Al – Syarqawi
Menurutnya, arti dari kebudayaan merupakan sebuah khazanah sejarah
bangsa yang dicerminkan pada pengakuan dan nilai – nilai di dalamnya,
yakni nilai – nilai yang dapat menggariskan sesuatu untuk kehidupan, tujuan
ideal, dan makna secara rohaniah yang dalam, serta bebas dari ruang dan
waktu.
2.1.1.8 Harjoso
Harjoso menguraikan arti kebudayaan menjadi beberapa poin, seperti
berikut ini:
a. Kebudayaan dalam msyarakat memiliki perbedaan dari yang satu ke
yang lainnya;
b. Kebudayaan diteruskan dan bisa diajarkan;
c. Kebudayaan dapat diuraikan menjadi komponen biologis, psikologis,
dan sosiologis dari keberadaan manusia;
d. Kebudayaan memiliki struktur dan cara tertentu;
e. Kebudayaan bisa dibagi atas aspek – aspek sosial dan psikologis;
f. Kebudayaan memiliki sifat yang dinamis;
g. Nilai pada kebudayaan mempunyai sifat yang relatif, dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain bisa berbeda – beda.
2.1.2 Ciri-Ciri Kebudayaan
Secara umum ciri – ciri kebudayaan adalah sebagai berikut ini:
a. Kebudayaan dapat dipelajari;
b. Kebudayaan dapat diwariskan;
c. Kebudayaan hidup dan berkembang dalam masyarakat;
d. Kebudayaan dapat berubah;
e. Kebudayaan bersifat terintegrasi.
4
Untuk kebudayaan daerah, ia memiliki ciri – ciri tersendiri, yaitu:
a. Terdapat peninggalan sejarah;
b. Adanya unsur kepercayaan;
c. Terdapat bahasa dan seni khas daerah;
d. Dianut oleh penduduk dalam daerah tersebut;
e. Terdiri dari unsur kebudayaan tradisional dan kebudayaan asli;
f. Memiliki adat istiadat;
g. Bersifat kedaerahan.
Seperti kebudayaan daerah, kebudayaan nasional pun memiliki ciri – cirinya
tersendiri:
a. Terdapat unsur – unsur yang bisa menyatukan bangsa
b. Mencerminkan kehidupan bangsa;
c. Kebanggaan seluruh rakyat Indonesia;
d. Adanya unsur budaya daerah yang diakui secara nasional;
(The Gorbalsla, 2018).
2.1.3 Wujud Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2004), wujud kebudayaan terbagi atas beberapa
hal, yaitu:
2.1.3.1 Nilai budaya
Nilai – nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak kecil, sulit untuk digoyahkan
dan menghasilkan gagasan di kemudian hari. Dapat berupa buah pikiran,
tingkah laku, maupun benda – benda tertentu.
2.1.3.2 Sistem budaya
Sifatnya abstrak, dalam perwujudannya berpola dan berdasarkan sistem
tertentu.
2.1.3.3 Sistem sosial
Kebudayaan dalam sistem sosial sifatnya konkret dan dapat diabadikan.
Sistem ini menggambarkan tingkah laku manusia yang terus berjalan dengan
pola tertentu dan aturan tertentu.
5
2.1.3.4 Kebudayaan fisik
Artinya memiliki bentuk dan bisa dilihat. Misalnya saja hasil budaya seperti
candi, baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah lainnya.
2.1.4 Fungsi Kebudayaan
Menurut The Gorbarsla (2018), kebudayaan berfungsi untuk mengatur
masyarakatnya, tentang bagaimana harus bertindak dan menentukan sikap saat
dihadapkan pada sesuatu, sehingga kehidupan menjadi lebih selaras. Fungsi lainnya
yaitu:
2.1.4.1 Pedoman hubungan manusia atau kelompok
Sebuah kelompok tertentu dapat berjalan dengan satu arah dan satu tujuan
karena mempunyai kebudayaan yang sama. Contohnya adalah masyarakat
Yogyakarta yang mempunyai kebudayaan Grebeg Maulud untuk
memperingati Maulid nabi Muhammad SAW. Satu Jogja sepakat bahwa itu
adalah budaya yang sudah ada sejak dahulu, tujuannya jelas, dan dianggap
sebagai salah satu pemersatu masyarakat.
2.1.4.2 Memenuhi kebutuhan masyarakat
Budaya bukan hanya persoalan adat istiadat, tapi juga pola perilaku.
Termasuk dalam bagaimana masyarakat tersebut dapat bertahan hidup dengan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti berkebun untuk masyarakat
pegunungan dan para pencari ikan di daerah pesisir pantai. Keduanya
bertahan hidup dengan kebudayaan dan tata caranya sendiri yang berfungsi
sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya.
2.1.4.3 Mendorong perubahan masyarakat
Kebudayaan dapat digunakan untuk merubah masyarakat. Terutama berlaku
untuk kebudayaan baru yang mulai masuk pada ranah masyarakat tertentu.
Contoh nyatanya adalah Budaya Korea yang masuk ke Indonesia, sedikit
banyak merubah pola perilaku sebagian masyarakat yang menyukai
kebudayaan tersebut. Baik diwujudkan dalam gaya hidup, bahasa, maupun
kesenian.
6
2.2 Konsep Mentalitas Pembangunan
2.2.1 Pengertian
Pengertian mentalitas pembangunan sendiri berarti suatu keadaan dimana
kemampuan suatu masyarakat untuk membangun dan mengembangkan masyarakat
tersebut melalui sistem budaya yang unggul (Koentjaraningrat, 2004).
2.2.2 Aspek Penunjang
Beberapa aspek penunjang mentalitas pembangunan menurut Achmad (2013) adalah
sebagai berikut:
2.2.2.1 Gotong royong
Gotong royong sebagai salah satu aspek penunjang mentalitas pembangunan.
Gotong royong sendiri mempunyai pengertian aktivitas pengerahan tenaga
tanpa bayaran untuk suatu program yang bermanfaat untuk umum atau yang
berguna untuk pemerintah. Sebenarnya konsep gotong royong sendiri sudah
ada di Indonesia sejak jaman penjajahan, bahkan jauh sebelum itu, yaitu
jaman kerajaan. Lalu dalam perkembangannya, konsep gotong royong
dijadikan salah satu nilai luhur bangsa ini. Gogotong royong menunjang
mentalitas pembangunan karena rakyat mengerjakan suatu proyek denagn
rasa rela karena yakin itu akan bermanfaat bagi mereka kelak.
2.2.2.2 Partisipasi rakyat
Partisipasi rakyat dalam hal mentalitas pembangunan juga sangat di perlukan.
Jika mereka tidak berpartisipasi secara aktif dalam membangun mentalitas
pembangunan maka mentalitas pembangunan kita akan semakin terpuruk.
Memang, mungkin sekarang masih banyak rakyat kita yang kurang kesadaran
terhadap mentalitas pembangunan dan kebudayaan kita, tapi juga tidak sedikit
orang orang yag sudah mulai sadar dan aktif dalam menggalakakan kesadaran
masyarakat akan pentingnya mentalitas pembangunan itu sendiri.
7
2.3 Konsep Dimensi Pancasila
Berikut ini dimensi pancasila sebagai ideologi terbuka bangsa Indonesia adalah
(Berkah, 2019):
2.3.1 Dimensi Idealitas
Pertama dimensi pancasila adalah dimensi idelitas yang memiliki makna
Pancasila terkandung pada nilai dasar sebagai ideologi. Selain itu menurut
dimensi pancasila idealitas ini bahwa Pancasila sebagai cita-cita ideal yang
akan diwujudkan pada semua bidang kehidupan yang ada di Indoensia.
2.3.2 Dimensi Normatif
Kedua dimensi pancasila yang harus anda ketahui adalah dimensi normatif.
Makna dari dimensi pancasila normatif ini bahwa dimensi idealitas yang ada
pada Pancasila kemudian diajarkan dengan bentuk norma. Yang merupakan
bagian dari norma kenegaraan.
2.3.3 Dimensi Realitas
Ketiga dimensi pancasila yang harus anda ketahui adalah dimensi realitas.
Dimensi pancasila realitas ini memiliki makna bahwa nilai yang terkandung
pada ideologi Pancasila sudah mengakar dalam kehidupan nyata seluruh
masyarakat Indonesia.
2.3.4 Dimensi Fleksibilitas
Terakhir dimensi pancasila adalah dimensi fleksibilitas yang harus and
ketahui. Dimensi pancasila fleksibilitas ini memiliki makan bahwa ideologi
memiliki keluwesan. Sehingga mampu berjalan serta berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman dan juga pemikiran baru. Namun tidak
menghilangkan hakikat dan nilai dasar yang terkandung pada Pancasila.
Selain dimensi pancasila yang harus diketahui adalah pengertian dari
ideologi Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia. Ideologi Pancasila
merupakan nilai luhur agama dan juga kebudayaan Indonesia. Pancasila memiliki
kedudukan sebagai dasar negara dan juga sebagai ideologi Republik Indonesia.
Ideologi Pancasila bisa diartikan sebagai kumpulan dari nilai dan juga norma yang
berdasarkan dengan sila-sila Pancasila. Ada lima sila yang dikenal pada Pancasila
adalah:
8
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dimensi Pancasila yang diatur dan dijabarkan secara jelas namun juga
fungsi Pancasila sebagai ideologi negara. Berikut ini beberapa fungsi Pancasila
adalah:
1. Pancasila sebagai alat untuk menyatukan bangsa Indonesia
2. Selain itu pancasila memperkokoh dan juga memelihara rasa kesatuan dan
persatuan seluruh rakyat Indonesia
3. Pancasila menjadi dasar untuk membimbing dan juga mengarahkan bangsa
Indonesia dalam mencapai sebuah tujuan
4. Ideologi Pancasila dan dasar negara Pancasila menumbuhkan kemauan untuk
memelihara dan mengembangkan identitas bangsa Indonesia
5. Pancasila menerangi dan juga mengawasi keadaan, sebagai upaya untuk
mewujudkan cita-cita yang ada pada Pancasila
6. Sebagai pedoman bagi seluruh bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari
Pancasila sebagai ideologi terbuka bangsa Indonesia memiliki makna yang
mendalam pastinya. Adapun makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
adalah:
1. Nilai yang tercantum pada Pancasila sebagai cita-cita normatif untuk seluruh
sistem penyelenggaraan suatu negara.
2. Nilai yang ada pada Pancasila sebagai nilai yang telah disepakati bersama dan
menjadi salah satu alat atau saran untuk menyatukan seluruh masyarakat
Indonesia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Lingkupnya
mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan,
susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan
seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud abstrak.
Pengertian mentalitas pembangunan sendiri berarti suatu keadaan dimana kemampuan
suatu masyarakat untuk membangun dan mengembangkan masyarakat tersebut melalui
sistem budaya yang unggul.
Dasar Negara Indonesia Memiliki 4 dimensi Pancasila diantaranya :
1) Dimensi Idealis
2) Dimensi Normatif
3) Dimensi Realitas
Dimensi Fleksibilitas
3.2 Saran
Beberapa hal yang dapat penulis sarankan melalui makalah yang berjudul
“Pengaruh Kebudayaan dan Mentalitas Pembangunan dalam Dimensi Pancasila.”
antara lain sebagai berikut:
3.1.1 Kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau
keberlanjutan suatu bangsa. Kalau ada yang menyimpangdalam kebudayaan maka
yang harus diubah adalah tingkah laku budaya dan bukannya nilai dan norma-norma
kebudayaan.
3.1.2 Setiap individu hendaknya melatih mentalitasnya masing-masing sehingga dapat
bertahan dan dapat menjalani hidup yang serba bersaing ini.
3.1.3 Pancasila sebagai pandangan hidup yang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang
luhur harus menjadi pendorong pembangunan Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Fauzi. (2013). Kebudayaan mentalitas dan Pembangunan. [Online]. Diakses dari
https://fauziachmad.blog.uns.ac.id/2013/05/23/kebudayaan-mentalitas-dan-pembangunan/
diperoleh pada 16 Juli 2020.
Berkah. (2019). Dimensi Pancasila dan Pengertian Fungsi Makna Serta Nilai Yang Terkandung.
[Online]. Diakses dari https://pewe.id/dimensi-pancasila diperoleh pada 16 Juli 2020.
The Gorbalsla. (2018). Pengertian Kebudayaan: Unsur-unsur, fungsi, wujud, contoh. [Online].
Diakses dari https://thegorbalsla.com/pengertian-kebudayaan/ diperoleh pada 16 Juli 2020.
11