Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK MELALUI LAYANAN SAMSAT

DRIVE THRU (Studi Kasus Kantor Bersama Samsat Batu Kota)

NOVIA RAHMAWATI
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT

This research purposes to determine the effectiveness of tax collection on SAMSAT Drive
Thru services and to compare the revenue collection before and after the application of
SAMSAT Drive Thru service. This research was conducted in KB SAMSAT of Batu City ,
using secondary data fiscal year 2009 through 2013. This quantitative research the
effectiveness ratio and descriptive analyse used to describe the data and the percentage. The
value of revenue efectiveness ratio show that SAMSAT drive thru service increase in revenue,
this factors can be seen on the number of taxpayers of SAMSAT Drive Thru service, revenue,
standard of services, and the satisfaction of the taxpayers. Based on the calculation of the
ratio effectiveness and statistic descriptive analysis can be conclude that show that
SAMSAT Drive Thru service at KB SAMSAT of Batu City has been very effective.

Keywords: Effectiveness of Tax Collection, SAMSAT Drive Thru Service

I. PENDAHULUAN
Masyarakat selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun
perwujudannya sering tidak sesuai dengan harapan. Pelayanan publik berkualitas yang
diinginkan oleh masyarakat adalah pelayanan yang mudah, cepat, dan transparan. Hal ini
mendorong terciptanya paradigma baru dalam bidang pelayanan publik, yaitu dengan
meningkatkan kualitas kinerja dari instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik.
Instansi yang menerapkan inovasi untuk meningkatkan pelayanannya adalah Samsat Kota
Batu. Pada tahun 2009 Samsat Kota Batu membuat terobosan baru (inovasi pelayanan) yang
diberikan kepada wajib pajak yaitu sistem layanan Drive Thru.

Layanan Drive Thru merupakan salah satu bentuk penerapan dan pelaksanaan program
Quick Wins dan juga salah satu bentuk perbaikan pelayanan di Kantor Bersama Samsat Batu
Kota, dimana pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK) dilaksanakan di luar Kantor Bersama Sistem Administrasi

1
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan hanya membutuhkan waktu transaksi sekitar 5 (lima)
menit. layanan Drive Thru dilakukan untuk memutus mata rantai operasi para calo Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang mulai marak dan berkeliaran di sekitar Kantor
Samsat. Berikut adalah perkembangan obyek berdasarkan jenis kendaraan di Samsat Batu
yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 :

Tabel 1
Perkembangan Obyek Berdasarkan Jenis Kendaraan Di Samsat Batu Tahun 2012
No. Jenis Obyek Jumlah
1. Mobil Penumpang 8.891
2. Mobil Bus 88
3. Mobil Barang 4.958
4. Alat Berat 0
5. Sepeda Motor 68.839
Jumlah 82.776

Tabel 2

Perkembangan Obyek Berdasarkan Jenis Kendaraan Di Samsat Batu Tahun 2013

No. Jenis Obyek Jumlah


1. Mobil Penumpang 10.750
2. Mobil Bus 100
3. Mobil Barang 5.425
4. Alat Berat 0
5. Sepeda Motor 99.185
Jumlah 115.460
Sumber:2013 (Diolah)

Berdasarkan tabel 1 dan 2 jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor


meningkat pesat di Kota Batu pada tahun 2012 ditabel 1 mengalami peningkatan jumlah
kendaraan sebesar 68.839 dan pada tahun 2013 ditabel 2 ini jumlah kendaraan bermotor roda
dua mengalami peningkatan pesat yaitu sebesar 99.185 jumlah kendaraan. Dengan
meningkatnya jumlah perkembangan obyek kendaraan bermotor di kota batu diharapakan
laju pertumbuhan penerimaan pendapatan pajak kendaraan bermotor juga meningkat. Jika

2
laju pertumbuhan penerimaan pendapatan pajak kendaraan bermotor meningkat maka
pemerataan hasil pembangunan untuk kemakmuran masyarakat dapat dicapai. Namun tidak
dapat dipungkiri juga dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor maka
semakin tinggi juga tunggakan pajak kendaraan bermotor. Di wilayah Kota Batu untuk tahun
2012 yang menggunakan layanan induk (konvensional) dan layanan Drive Thru tercatat
tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 13.124 atau sebesar 17% yang sebagian besar
tunggakan tersebut berasal dari sepeda motor. Sedangkan pada tahun 2007 yang masih
menggunakan layanan induk (konvensional) tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar
10% dari 62.207 wajib pajak. Di wilayah Malang Utara pada tahun 2007 tunggakan pajak
kendaraan bermotor sebesar 10% yaitu sekitar 1.226 sedangkan pada tahun 2012 tunggakan
pajak kendaraan bermotor sebesar 15% yaitu sekitar 11.554 yang kebanyakan berasal dari
kendaraan pribadi wajib pajak sedangkan di wilayah Malang kota yang tercatat di Samsat
kota Malang pada tahun 2007 tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 10% yaitu sekitar
1.358 obyek pajak, untuk tahun 2012 tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 15% yaitu
sekitar 13.002 obyek pajak yang kebanyakan juga bersal dari kendaraan pribadi wajib pajak.
Dari jumlah tunggakan pajak kendaraan bermotor di tiga lokasi yaitu Samsat Batu, Samsat
Karangploso (Malang Utara), dan Samsat Malang kota dapat dilihat bahwa tunggakan pajak
kendaraan bermotor yang tinggi berasal dari wajib pajak dari Samsat Batu kota. Dari
fenomena tesebut, maka peneliti ingin mengetahui penerapan sistem pemungutan pajak
kendaraan bermotor melalui layanan Drive Thru berjalan secara efektif atau tidak.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemungutan pajak
pada layanan Samsat Drive Thru di KB Samsat Batu Kota dan untuk mengetahui
perbandingan penerimaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya penerapan layanan
Samsat Drive Thru pada KB Samsat Batu Kota, sehingga diharapkan dapat memberikan
evaluasi dan masukan dalam hal penerapan layanan Samsat Drive Thru.

II. KAJIAN PUSTAKA


Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 2, Pajak Kendaraan Bermotor,


yaitu pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor
adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan
darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang
berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak

3
kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang
dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu jenis Pajak Daerah dalam klasifikasi
Pajak Provinsi yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur melalui
UPT Dispenda Jawa Timur Malang Utara dan Batu Kota untuk melaksanakan pemungutan
pajak yang salah satu fungsinya adalah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Malang
dan Batu melalui bentuk bagi hasil untuk kepentingan Pemerintah Daerah Kota Malang dan
Batu. Pajak kendaraan bermotor dikenakan terhadap subjek pajak kendaraan bermotor yang
dilaksanakan melalui pemungutan pajak kendaraan bermotor di Kantor Bersama SAMSAT,
bersamaan dengan diterbitkannya Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNKB) atas
objek pajak kendaraan bermotor dengan ketetapan masa pajak 12 (dua belas) bulan berturut-
turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor yang dibayar sekaligus di muka.

Efektifitas

Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang
menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu
pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya,
maka dapat dikatakan efektif (Ravianto:1998). efektivitas pajak daerah menunjukkan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah
penerimaan pajak daerah yang ditargetkan. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat
keberhasilan suatu operasi sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika
kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan
masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan (Mahmudi:2010).
Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.
Efektifitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Efektifitas hanya melihat apakah suatu kegiatan atau program telah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa indikator yang mengukur
efektifitas dari layanan Samsat Drive Thru :
1) Wajib Pajak
Wajib pajak kendaraan bermotor adalah pribadi atau badan yang memiliki kendaraan
bermotor. Efektif tidaknya suatu layanan dapat dilihat dari besarnya jumlah wajib pajak

4
yang menggunakan layanan tersebut. Dengan membandingkan target dan realisasi
jumlah wajib pajak yang menggunakan layanan Drive Thru.
2) Penerimaan
Penerimaan yang dimaksud disini adalah besarnya pendapatan yang diterima dari proses
layanan Drive Thru. Efektif tidaknya penerimaan dari layanan adalah dengan
membandingkan realisasi penerimaan layanan drive thru dengan target penerimaan
layanan drive thru.
3) Standar pelayanan
Standar pelayanan didefinisikan sebagai tata cara yang sifatnya baku yang telah
ditetapkan oleh sebuah organisasi yang harus diperhatikan oleh penerima pelayanan
(wajib pajak) dan pemberi pelayanan (petugas). Dalam hal ini dapat dilihat apakah
standar pelayanan yang diterapkan oleh instansi (SAMSAT) sederhana atau berbelit-
belit. Standar pelayanan ini meliputi kecepatan pelayanan, persyaratan pelayanan, dan
kepastian biaya.
4) Kepuasan masyarakat (wajib pajak)
Kepuasan masyarakat merupakan apa yang telah dirasakan oleh pengguna jasa atas
pelayanan yang telah diberikan petugas dibandingkan dengan apa yang mereka harapkan
dari pelayanan tersebut. Pengukuran kepuasan masyarakat merupakan elemen penting
bagi pelayanan publik dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien, dan
lebih efektif. Apabila wajib pajak merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang
disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif. Kepuasan masyarakat
ini meliputi tanggung jawab petugas pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas
pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, keamanan pelayanan, dan lain-lain.

Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya layanan Samsat Drive Thru ini adalah
meningkatkan, memudahkan, dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
adanya layanan ini yang mengutamakan transparansi pelayanan publik khususnya pelayanan
pajak kendaraan bermotor (STNK) harus dilaksanakan secara cepat, tepat, mudah, akurat, dan
transparan karena instansi terkait ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dengan
memutuskan rantai calo pajak kendaraan bermotor.

Layanan Samsat Drive Thru

Drive Thru adalah pelayanan pengesahan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan),
pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu

5
Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang tempat pelaksanaannya di luar Gedung Kantor Bersama
SAMSAT dan memungkinkan Wajib Pajak (WP) melakukan transaksi tanpa harus turun dari
kendaraan bermotor yang dikendarainya seperti pelayanan restoran cepat saji (Ega P. : 2011).
Layanan Drive Thru merupakan suatu implementasi komitmen Polri untuk membangun
kepercayaan dari masyarakat melalui pelayanan yang transparan. Selain menghemat waktu,
pelayanan dengan sistem ini dapat memberantas adanya pungutan liar.
Sistem Drive Thru adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan baik kendaraan roda
dua maupun roda empat yang tempatnya di luar gedung kantor bersama Samsat dan
memungkinkan pemilik kendaraan melakukan transaksi tanpa harus turun dari kendaraan
bermotor yang dikendarainya namun tidak meninggalkan aspek securiti terhadap registrasi
dan identifikasi kendaraan itu sendiri. Persyaratan pengesahan STNK pada layanan Samsat
Drive Thru adalah wajib pajak harus membawa identitas asli (KTP) yang sesuai dengan nama
pemilik yang tercantum di STNK dan membawa STNK asli yang akan di sahkan. Dalam
layanan Samsat Drive Thru yang perlu diperhatikan adalah layanan Samsat Drive Thru tidak
melayani kendaraan blokir, khusus melayani kendaraan bermotor roda dua dan roda empat
bukan angkutan penumpang umum. Dulu, layanan Samsat Drive Thru hanya melayani
pemilik kendaraan bermotor sesuai dengan identitas yang ada pada STNK dan tidak bisa
diwakilkan namun sekarang ada perubahan kebijakan bahwa pengesahan dan pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor dapat diwakilkan asal identitas (KTP asli) sesuai dengan nama
pemilik yang tercantum pada STNK.
III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu peneliti mendeskripsikan efektifitas


penerapan pemungutan pajak melalui layanan Drive Thru. Penelitian ini bersifat studi kasus
dengan ruang lingkup penelitian pada Kantor Bersama Samsat Batu Kota khususnya layanan
Samsat Drive Thru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan
menggunakan data angka-angka yang diperoleh dari UPT Dinas Pendapatan Jawa Timur
Malang Utara dan Batu Kota dan Kantor Bersama Samsat Batu Kota. Data kuantitatif
tersebut adalah data target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tahun 2009-
2013, data jumlah wajib pajak layanan drive thru tahun 2009-2013, data jumlah obyek
layanan Drive Thru tahun 2009-2013, dan data pendapatan layanan Drive Thru tahun 2009-
2013.

6
Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio efektifitas yang
digunakan untuk mengukur efektifitas dari layanan Samsat Drive Thru dan rasio
pertumbuhan yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan penerimaan pajak kendaran
bermotor di tahun 2009-2013, ssebagai berikut :

Analisis Tingkat Efektifitas Pemungutan pajak melalui Layanan Samsat Drive Thru

Analisis Efektifitas yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor berhasil mencapai potensi yang seharusnya
dicapai pada suatu periode tertentu ( Halim, 2004:166 ). Besarnya efektivitas pajak dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Efektivitas =

Keterangan :
RPPKB = Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
TPPKB = Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
Tabel 3
Interpretasi Nilai Efektivitas
Persentase Kriteria

>100% Sangat Efektif

90-100% Efektif
80-90% Cukup Efektif
60-80% Kurang Efektif
<60% Tidak Efektif
Analisis Rasio Pertumbuhan

Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah dalam tahun
anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya
mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif atau negatif.

PPP = x 100%

7
Keterangan :

PPP = Perkembangan Penerimaan Pajak Daerah

PPth-n = Penerimaan Pajak Daerah tahun bersangkutan

PPth-n-1 = Penerimaan Pajak Daerah tahun sebelumnya

Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2008) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Efektifitas Pemungutan Pajak Melalui Layanan Samsat Drive Thru
Tabel 4
Efektifitas Wajib Pajak Pengguna Layanan Samsat Drive Thru

Target Realisasi
Tahun Penerimaan Penerimaan Selisih %
(org) (org)
14.600 36.853 22.253 252,417
2009
15.695 27.510 11.815 175,278
2010
16.425 21.865 5.440 133,120
2011
17.520 31.511 13.991 179,857
2012
18.250 43.207 24.957 236,750
2013
195,484

Dari tabel 4 diketahui efektifitas dari wajib pajak yang menggunakan layanan Samsat
Drive Thru di Samsat Batu Kota. Tahun 2009 realisasi penerimaan lebih besar dari target
penerimaan dengan selisih sebesar 22.253 dengan tingkat efektifitas sebesar 252,417%,

8
tahun 2010 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih
sebesar 11.815 dengan tingkat efektifitas sebesar 175,278%, tahun 2011 realisasi
penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar 5.440 dengan
tingkat efektifitas sebesar 133,120%, tahun 2012 realisasi penerimaan lebih besar dari
target penerimaan dengan selisih sebesar 13.991 dengan tingkat efektifitas sebesar
179,857%, tahun 2013 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan
selisih sebesar 24.957 dengan tingkat efektifitas sebesar 236,750%. Dari hasil tabel
tersebut pada tahun 2009-2013 yaitu sebesar 195,4% dapat dikatakan bahwa wajib pajak
pengguna layanan Samsat Drive Thru sangat efektif. Hal ini dikarenakan adanya
kemudahan yang diberikan kepada wajib pajak dalam proses pengurusan pembayaran
pajak kendaraan bermotor yang semula ribet dan lama prosesnya, tapi kini dengan
adanya layanan Samsat Drive Thru dipermudah dan tidak membutuhkan proses yang
lama.
Tabel 5
Efektifitas Penerimaan Pendapatan Layanan Samsat Drive Thru
Tahun 2009-2013
Target Realisasi
Tahun Penerimaan Penerimaan Selisih %
(Rp) (Rp)
6.225.215.000 9.178.703.375 2.953.488.375 147,444
2009
6.476.733.000 7.005.457.625 528.724.625 108,163
2010
-
8.253.466.000 4.668.937.790 3.584.528.210 56,569
2011
-
9.273.000.000 7.952.416.575 1.320.583.425 85,758
2012
9.850.000.000 11.834.415.885 1.984.415.885 120,146
2013
40.078.414.000 40.639.931.250 103,616

Sumber : Data diolah, 2014


Dari tabel 5 diketahui pencapaian target dan realisasi penerimaan pendapatan melalui
layanan Samsat Drive Thru di wilayah Samsat Batu Kota, tahun 2009 realisasi
penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp. 2.953.488.375

9
dengan tingkat efektifitas sebesar 147,44% dikatakan sangat efektif. Tahun 2010 realisasi
penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp. 528.724.625
dengan tingkat efektifitas sebesar 108,16% dikatakan sangat efektif. Tahun 2011 realisasi
penerimaan lebih kecil dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp. -3.584.528.210
dengan tingkat efektifitas sebesar 56,56% dikatakan tidak efektif. Tahun 2012 realisasi
penerimaan lebih kecil dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp. -1.320.583.425
dengan tingkat efektifitas sebesar 85,75% dikatakan cukup efektif. Tahun 2013 realisasi
penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp. 1.984.415.885
dengan tingkat efektifitas sebesar 120,14% dikatakan sangat efektif. Berdasarkan hasil
efektifitas penerimaan layanan Samsat Drive Thru pada tahun 2009-2013 yaitu sebesar
103,61% dapat dikatakan bahwa penerimaan pendapatan layanan Samsat Drive Thru
sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan pajak kendaraan bermotor. Hal ini
dikarenakan wajib pajak puas dengan pelayanan yang diberikan melalui layanan Samsat
Drive Thru.
Analisis Rasio Pertumbuhan
Tabel 6
Rasio Realisasi Pertumbuhan
Pajak Kendaraan Bermotor
Tahun 2009-2013
Realisasi
Tahun Penerimaan Pertumbuhan
(Rp) (%)
2009 39.659.521.500

2010 49.482.483.010 24,76

2011 56.781.446.000 14,75

2012 68.906.379.371 21,35

2013 85.739.731.553 24,43

300.569.561.434

Sumber : Data diolah 2014


Dari tabel 6 diketahui rasio pertumbuhan dari penerimaan realisasi dari
pajak kendaraan bermotor dari tahun 2009-2013 mengalami fluktuatif. Rasio

10
pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2009-2010 yaitu sebesar 24,76%
sedangkan rasio pertumbuhan terkecil pada tahun 2010-2011 sebesar 14,75%. Hal
ini dikarenakan adanya kemudahan yang diberikan oleh pihak dealer kendaraan
bermotor kepada konsumen dengan cara angsuran dengan uang muka yang relatif
terjangkau, bertambahnya jenis kendaraan bermotor dengan kualitas dan harga
yang relatif murah dari tahun ke tahun, serta adanya penerapan surat
pemberitahuan pajak kendaraan bermotor (super PKB).

Analisis Perbandingan Penerimaan Pendapatan sebelum dan sesudah adanya


Penerapan Layanan Samsat Drive Thru

Tabel 7
Pencapaian Target dan Realisasi
Pajak Kendaraan Bermotor sebelum adanya Drive Thru
Tahun 2006-2008
Target Realisasi
Tahun Penerimaan Penerimaan Selisih % %
(Rp) (Rp) sebelum sesudah
2006 21.980.000.000 24.760.400.000 2.780.400.000 112,64
2007 27.820.000.000 28.960.300.000 1.140.300.000 104,09
2008 29.650.000.000 31.240.000.000 1.590.000.000 105,36
2009 33.546.080.000 39.659.521.500 6.113.441.500 118,22
2010 42.340.874.000 49.482.483.010 7.141.609.010 116.86
2011 52.295.456.000 56.781.446.000 4.485.990.000 108,57
2012 66.693.873.000 68.906.379.371 2.212.506.371 103,31
2013 85.426.631.001 85.739.731.553 313.097.552 100,36
107,37 109,47

Dari tabel 7 diketahui pencapaian target dan realisasi pajak kendaraan bermotor di
wilayah Samsat Batu Kota sebelum dan sesudah adanya Drive Thru, dari hasil tersebut
dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan penerimaan pendapatan sebelum dan sesudah
adanya layanan Samsat Drive Thru yaitu adanya peningkatan penerimaan pendapatan
sesudah adanya layanan Samsat Drive Thru meskipun tidak drastis kenaikannya. Dari
hasil tabel 4.6 rata-rata efektifitas penerimaan pendapatan sebelum adanya layanan
Samsat Drive Thru (tahun 2006-2008) sebesar 107,37 % sedangkan rata-rata efektifitas
penerimaan pendapatan sesudah adanya layanan Samsat Drive Thru (tahun 2009-2013)
sebesar 109,47 %, berarti ada peningkatan sebesar 2,10 %. Peningkatan penerimaan
pendapatan tersebut dikarenakan adanya kemudahan dalam pengurusan membayar pajak

11
kendaraan bermotor dan transparansi biaya yang dikeluarkan wajib pajak dalam proses
pengurusan membayar pajak kendaraan bermotor serta peningkatan kualitas pelayanan
yang diberikan petugas.

Analisis Statistik Deskriptif


a) Indikator standar pelayanan Samsat Drive Thru
Standar pelayanan Samsat Drive Thru ini terdiri dari kemudahan layanan Drive
Thru, kecepatan layanan Drive Thru, ketepatan jam kerja layanan Drive Thru, tata
letak layanan Drive Thru, kelengkapan persyaratan layanan Drive Thru, penampilan,
keramahan dan kesopanan petugas layanan Drive Thru, kesediaan petugas dalam
berkomunikasi dan mendengar keluhan wajib pajak, kemampuan petugas dalam
memberikan informasi yang diminta oleh wajib pajak mengenai layanan Drive Thru,
serta ketrampilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak.
Tanggapan wajib pajak mengenai standar pelayanan Drive Thru telah digambarkan
dalam grafik di bawah ini.
Grafik 1

80
60 Tidak Mudah
40 Kurang Mudah
Mudah
20 Sangat Mudah
0
Mudah
Tidak Mudah

Dari grafik 1 dapat diketahui bahwa tanggapan/respon dari wajib pajak mengenai
standar pelayanan Drive Thru telah sesuai dengan standar yang ditentukan. Wajib
pajak merasa mendapatkan kemudahan dan kecepatan dalam membayar pajak
kendaraan bermotor melalui layanan Drive Thru ini serta petugas selalu memberikan
pelayanan yang ramah, sopan, dan selalu bersedia memberikan informasi dan
mendengarkan keluhan wajib pajak ketika wajib pajak mengalami kesulitan dalam
proses pembayaran pajak kendaraan bermotor.

12
b) Indikator kepuasan wajib pajak layanan Samsat Drive Thru
Kepuasan wajib pajak layanan Samsat Drive Thru ini meliputi keyakinan wajib
pajak terhadap petugas, keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada
wajib pajak, keamanan dan kenyamanan wajib pajak terhadap layanan Drive Thru,
tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak,
kewajaran dan kesesuaian biaya yang dikeluarkan wajib pajak, serta kepuasan wajib
pajak. Tanggapan wajib pajak mengenai kepuasan wajib pajak telah digambarkan
dalam grafik dibawah ini.
Grafik 2

80
70
60 Tidak Yakin
50
40 Kurang Yakin
30
20 Yakin
10
0 Sangat Yakin

Dari grafik 2 diketahui bahwa wajib pajak merasa yakin dan memperoleh pelayanan
yang sama dari petugas Drive Thru, wajib pajak juga merasa aman dan nyaman
melakukan proses pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui Drive Thru, serta
adanya transparansi biaya yang dikeluarkan oleh wajib pajak sehingga wajib pajak
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan petugas melalui Drive Thru.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari empat indikator yang saya gunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
efektifitas dari pemungutan pajak pada layanan Samsat Drive Thru KB Samsat Batu
Kota menunjukkan bahwa pemungutan pajak melalui layanan Drive Thru efektif.
Keempat indikator tersebut yaitu wajib pajak pengguna layanan Drive Thru,
penerimaan layanan Drive Thru, standar pelayanan dan kepuasan wajib pajak layanan
Drive Thru.

13
2. Hasil perbandingan penerimaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya penerapan
layanan Samsat Drive Thru yaitu terjadinya peningkatan penerimaan pendapatan
sebesar 2% setelah adanya layanan Samsat Drive Thru dapat dikatakan efektif karena
telah dapat memutus rantai calo meskipun belum maksimal .

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu :

a. Diharapkan bagi pengelola Kantor Bersama Samsat selalu berupaya untuk


meningkatkan kemajuan pelayanan KB Samsat, yaitu dengan memberikan
sosialisasi yang lebih jelas agar masyarakat mudah memahami tata cara melakukan
pembayaran di Drive thru baik melalui media cetak, elektronik maupun secara
mouth to mouth marketing. Memaksimalkan layanan Drive Thru dengan
meningkatkan kualitas sistem perangkat komputer yang ada agar dapat memberikan
layanan menyeluruh sehingga tidak terbatas pada pengesahan STNK tahunan saja
sehingga desentralisasi pelayanan dapat terwujud. Selain itu, adanya kenaikan target
wajib pajak agar tidak terlalu overload.
b. Dalam upaya untuk memberikan pelayanan secara maksimal kepada para wajib
pajak, diharapkan para petugas layanan Drive Thru selalu tetap menjaga disiplin
terutama terkait dengan waktu pelayanan yang diberikan, lebih teliti dalam
memperhatikan data-data yang mau diinput.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menyempurnakannya dengan menambah
indikator-indikator lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Halim. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.

Affandi, Ahmad. 2008. Efektifitas Pelayanan Publik oleh Kantor Bersama SAMSAT
Mojokerto Melalui Samsat Link. Skripsi. Malang : Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya.

Arikunto, Suharsini. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipto.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : BP UNDIP.
Hardiwiandita, Yustika. 2008. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan Layanan
Drive Thru dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Publik (Studi di Kantor Bersama
SAMSAT Malang Kota). Skripsi. Malang : Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

14
Hidayat, Rachmat. 2012. Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sulawesi Tengah :
Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

Indra, Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Ilyas, B, Wirawan dan Burton Richard. 2001. Hukum Pajak. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
empat.

Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jatim No. 843 Tahun 2012 tentang perubahan
pertama atas keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Nomor 1105
Tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Jawa Timur.
Mahmudi. 2007. Analisis laporan Keuangan Pemerintahan Daerah. Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mardiasmo. 2000. Akuntansi sektor Publik. Yogyakarta : Andi.

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis.

Permana, Ega. 2011. Implementasi Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Melalui
Layanan Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Malang :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Resmi, Siti. 2004. Pajak, Teori, dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.

Santosa, Singgih. 2002. SPSS-Mengolah Data Statistik Secara Profesional.


Jakarta : PT Elek Media Kompetindo.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Edisi 4. Buku 1. Jakarta : Salemba
Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Edisi 4. Buku 2. Jakarta : Salemba
Empat.

Soemitro, Rochmat Prof Dr S H. 2000. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat.

Sri Ema, Kalsum. 2012. Pengaruh Wajib Pajak, Kendaraan Bermotor, dan Pendapatan Per
kapita Terhadap Penerimaan BBN-KB di Provinsi Riau. Tesis. Malang : Program
magister ilmu ekonomi pascasarjarna FEB UB.
Triantoro, Arrian. 2010. Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame dan Kontribusinya Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung. Jurnal Fokus Ekonomi vol.5 No.1 juni
2010 hal.1-24.

15
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang – Undang
Nomor 6 Tahun 1993 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2006. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Zain, Mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan. Jakarta :Salemba Empat.


http://id.wikipedia.org/ (diakses pada 12 Januari 2013)
www.beritapajak.com (diakses 01 Maret 2013)
www.kompas.com (diakses 27 Oktober 2013)
www.dipendajatim.go.id. Diakses pada 12 Maret 2014

. Profil Kantor Bersama Samsat Batu Kota. 2012. Diakses pada


15 Maret 2014

. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur. 2012.


Diakses pada 15 Maret 2014

. Detail Berita tentang Produk Unggulan Dipenda


Jatim. 2012. Diakses pada 15 Maret 2013
. SOP Layanan Samsat Drive Thru. 2012. Diakses
pada 15 Maret 2014
. Info Pajak Kendaraan Bermotor. 2012. Diakses
pada 15 Maret 2014
. Pengertian Efektifitas dan Cara Mengukur Efektifitas. 2013.
Diakses pada 10 April 2014

16

Anda mungkin juga menyukai