Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKET KEPERAWATAN

Etiket Perawat Dalam Berhubungan Dengan Profesi Sesama Perawat

Disusun Oleh :

Kelompok 12

Ihsan Muhammad Adha (1814401137)


Fathul Muin Amir (1814401138)
Rahmatin Veniya (1814401139)
Widdatul Milati (1814401140)

Prodi D-III Keperawatan Tanjung Karang


Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Tahun Ajaran 2019/2020

i
 KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang kami panjatkan
rasa puji syukur atas berkat dan rahmat serta ridho dari Allah SWT. kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Etiket Keperawatan.

Makalah ini dibuat bukan untuk pemenuhan tugas semata, namun di sisi lain diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat membantu para pembaca dalam pemahaman tentang seorang perawat harus
dapat bekerja sama dengan teman sejawat/ perawat lainnya untuk memberikan pelayanan yang
baik pada individu,Keluarga, kelompok maupun masyarakat.. Disamping itu, makalah ini dapat
selesai atas dukungan moral dan materil dari pihak lain, maka dari itu kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 21 Juli 2019

Kelompok 12.

ii
DAFTAR ISI

Judul................................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Umum............................................................................................2
1.4 Tujuan Khusus...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Profesionalisme..........................................................................................3
2.2 Ciri-ciri Profesionalisme............................................................................3
2.3 Pengertian praktik keperawatan professional.............................................4
2.4 Nilai-nilai profesional praktik keperawatan...............................................4
2.5 Sikap perawat dengan teman sejawat ........................................................5
2.6 Hubungan Kerja Perawat Dengan Sejawat.................................................6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................7
Daftar Pustaka......................................................................................................8

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu cita-cita
bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena suatu keterpaksaan
atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan
pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang
perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan
mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang
perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi
dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada
klien.
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan masyarakat
mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang
mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat
dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini
tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan
profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa
baik di mata masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan professional seorang perawat harus dapat
bekerja sama dengan teman sejawatnya/ perawat lainnya untuk memberikan pelayanan yang baik
pada individu,Keluarga, kelompok maupun masyarakat. Seorang perawat profesional seharusnya
dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional
dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki
pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi.
Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal
karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
- Apa itu profesionalisme ?
- Jelaskan tentang praktik keperawatan professional ?
- Jelaskan tentang pola hubungan perawat dengan teman sejawat?

1.3 Tujuan Umum


Memberikan gambaran secara umum tentang profesionalisme seorang perawat, sehingga
mahasiswa mampu menerapkan dalam praktik keperawatan

1.4 Tujuan Khusus


-          Menjelaskan tentang pengertian profesionalisme
-          Menjelaskan tentang praktik keperawatan profesional
-          Menjelaskan tentang pola hubungan perawat dengan teman sejawat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Profesionalisme
Profesi adalah pekerjaan yang menuntut pendidikan keahlian intelektual tingkat tinggi dan
tanggung jawab etis yang mandiri dalam prakteknya. Profesional adalah seseorang yang
menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang
dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya Profesionalisme adalah komitmen para
profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya
sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan
professional. Sedangkan ada juga definisi lain tentang Profesionalisme yaitu
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja
tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian
selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

2.2   Ciri-ciri Profesionalisme
Ada 4 ciri‐ciri profesionalisme:
1.    Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yangbersangkutan dengan bidang
tadi.
2.    Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik
atas dasar kepekaan.
3.    Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.

3
4.    Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi
diri dan perkembangan pribadinya.

2.3    Pengertian praktik keperawatan professional


Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status,
menentukan diagnosa, merencanakan dan mengimplementasi strategi keperawatan untuk
mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan.(National
Council of State Board of Nursing/NCSBN). Praktik keperawatan profesional tertuang juga
dalam Nurse Practice Art New York 1972. Praktik keperawatan terdapat dalam American
Nursing Association/ANA).

2.4   Nilai-nilai profesional praktik keperawatan


Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan dibagi menjadi :
1.      Nilai intelektual
Terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
a.       Body of knowladge yang melandasi praktik profesional
b.      Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan.
c.       Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.

2.      Nilai komitmen moral


Prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral sebagai berikut :
a.       Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional perawat harus selalu
mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik
dan tidak merugikan klien (johnstone,1994)

4
b.      Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya,
ekonomi, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan
keunikan yang dimiliki.
c.       Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha menempati janji, memberikan
harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual
klien.

3.      Otonomi, kendali, dan tanggung gugat


a.    Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan tindakan secara mandiri.
b.    Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatuatau orang.
c.    Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan professional, seorang perawat harus dapat
bekerja sama dengan teman sejawatnya/ perawat lainnya untuk memberikan pelayanan yang baik
pada individu,Keluarga, kelompok maupun masyarakat

2.5 Sikap Perawat Terhadap Teman Sejawat


Menurut Ellis, Hartley (1980), masalah etika meliputi self-education (evalusi diri),
evaluasi kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang, merekomendasikan klien
kepada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, serta masalah peran perawat dan
mengobati. Dalam pembahasan disini lebih menitikberatkan pada upaya apa yang harus
dilakukan oleh seorang perawat dalam menghadapi maslah yang mungkin muncul dalam
prakteknya sehari-hari.
Dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari perawat dituntut untuk bisa
menjalankannya sebaik-baiknya, tidak lepas dari hal itu maka diperlukan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik diperlukan untuk membina hubungan antar indi vidu, merupakan proses
belajar untuk membagi pengalaman dan juga ditujukan untuk memperbaiki perilaku.
Evaluasi Diri
Evaluasi diri mempunyai hubungan erat dengan pengembangan karier, aspek hukum,
dan pendidikan berkelanjutan. Evaluasi diri merupakan tanggung jawab etika bagi semua
perawat. Dengan evaluasi diri, perawat dapat mengetahui kelemahan, kekurangan, dan juga

5
kelebihannya sebagai perawat praktisi. Evaluasi diri merupakan salah satu cara melindungi klien
dari pemberian perawatan yang buruk.
Ellis dan Hartley menyatakan bahwa evaluasi diri terkadang tidak mudah dilakukan oleh
beberapa perawat. Berbagai cara dipakai untuk melakukan evaluasi diri. Perawat dapat berbesar
hati apabila hasil yang evaluasi diri banyak menunjukkan aspek positif atau perkembangan,
namun tidak dianjurkan kecewa atau putus asa bila belum ada perkembangan. Perlu diingat
bahwa evaluasi diri dilakukan agar perawat menjadi istimewa atau kompeten dalam memberikan
asuhan keperawatan. Metode pengendap nilai-nilai etik melalui:
• Cauntering
Bertatap muka dengan diri sendiri untuk mengenali citra diri sebagai nakes / perawat dan
mencari panutan nilai-nilai yan diyakini.
• Stresching
Meluaskan kesadaran akan wawasan keberadaan dan kemampuan kita dan mempertahankan apa
yang sudah baik serta berani merubah yang tidak sesuai
• Praying
Mengakui ketebatasan kita dihadapan Tuhan, terbuka secara jujur, rendah

2.6      Hubungan Kerja Perawat Dengan Sejawat


Sebagai anggota  profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan teman
sesama perawat demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap pasien / klien.
Perawat  dalam menjalankan tugasnya  harus dapat mebina hubungan baik dengan sesama
perawat yang ada dilingkungan kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat
harus terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjebak dalam
sikap saling curiga dan benci .Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih
asuh, silih asih, dan silih asah .
1.        Silih asuh dimaksudkan bahwa sesama perawat dapat saling membimbing, menasehati,
menghormati, dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan , sehingga
terbina hubungan kerja yang serasi.
2.        Silih asih dimaksudkan bahwa setiap perawat dalam menjalankan tugasnya dapat saling
menghargai satu sama lain, saling kasih mengasihi sebagai sesama anggota profesi, saling

6
bertenggang rasa dan bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan yang 
dapat membuat sikap  saling curiga dan benci
3.        Silih asah dimaksud bahwa perawat yang merasa lebih pandai/ tahu dalam hal ilmu
pengetahuan, dapat membagi ilmu yang dimilikinya kepada rekan sesama  perawat tanpa pamrih.

Koordinasi dan komunikasi tidak hanya diperlukan antar tenaga professional kesehatan,
tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk perawat. Dengan demikian, perawat mampu
melaksanakan peran dan fungsinya secara berkesinambungan. Telah disadari bersama bahwa
tenaga keperawatan harus bekerja sepanjang waktu untuk member pelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar klien. Perawat merupakan profesi yang harus setia setiap saat di sisi klien
sehingga kerjasama, koordinasi, dan komunikasi antar perawat yang terlibat dalam tim
perawatan klien harus dilakukan untuk mencegah terputusnya proses keperawatan yang di
selenggarakan.

Gangguan komunikasi antar perawat dapat mengakibatkan proses keperawatan terhenti, kinerja
asuhan keperawatan juga akan menurun. Agar kerjasama ini berhasil dengan baik, diperlukan hal
hal berikut
• Pesesuaian pemahaman tentang tujuan perawatan yang akan dilakukan dan
pemahamantentang masing masing tugas anggota tim keperawatan.
• Pendelegasian wewenang.
• Kesediaan untuk menerima umpan balik antar anggota tim keperawatan.
• Terciptanya rasa solidaritas kelompok.
• Terciptanya iklim kerja yang kondusif dalam tim.

2.7 Contoh Kasus


Paulina, A.M.K., seorang perawat lulusan salah satu Akademi Keperawatan, baru saja bertugas
di salah satu rumah sakit di suatu kabupaten (RS tipe C). Di rumah sakit tersebut, tenaga
kesehatan nya sangat terbatas. Pada umumnya, tenaga adalah lulusan Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK) sedang yang lulusan akper hanya dua orang. Kepala bidang Keperawa tan di jabat oleh
lullusan SPK yang sudah 20 tahun bertugas di sana.

7
Kedatangan Paulina cukup membuat para perawat kurang menyenangi nya karena Paulina sering
di panggil oleh direktur untuk berdiskusi tentang bagaimana meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di rumah sakit taesebut.
Dalam membina hubungan antar perawat yang ada, baik lulusan SPK maupun lulusan AKPER,
perlu adanya sikap saling menghargai dan saling toleransi sehingga Paulina dapat mengadakan
pendekatan yang baik kepada kepala bidang keperawatan dan juga perawat perawat lain yang
ada.
Begitupula bidang keperawatan, yang dalam hal ini menjabat sebagai manager utama bidang
keperawatan, harus dapat menunjukkan sikap yang bijaksana, walaupun terdapat kesenjangan
dari segi pendidikan.
Dengan demikian, hubungan yang baik dan rasa saling menghargai dan menghormati antar
perawat dapat terbina.
BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Koordinasi dan komunikasi tidak hanya diperlukan antar tenaga professional kesehatan,
tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk perawat. Dengan demikian, perawat mampu
melaksanakan peran dan fungsinya secara berkesinambungan. Telah disadari bersama bahwa
tenaga keperawatan harus bekerja sepanjang waktu untuk memberi pelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar klien.

3.2 Saran
Perawat harus dapat bekerja sama dengan teman sesama perawat demi meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan terhadap pasien / klien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Hj.Mimin Emi Suhawmi, Mpd.Etika Keperawatan. Jakarta :EGC


NILA, Ismani SKM. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
Priharjo, Robert. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta : Kanisius
https://nursing-academy.blogspot.com/2011/09/etika-dalam-keperawatan.html?m=1

http://muhammadidulakbar.blogspot.com/2013/11/etika-keperawatan.html

http://dhedik-17.blogspot.com/2012/12/hubungan-perawat-dengan-sejawat-perawat.html?m=1

P.A Potter dan A.G. Perry. Fundamental Of Nursing. Edisi 4. St. Louis : Mosby, 1997

Etika Keperawatan, Hj. Nila Ismaini, SKM

Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Kode Etik Profesi Keperawatan. Jakarta,1998.


Etika Keperawatan, Ermawati Dalami.
Etika Keperawatan, Dra. Hj.Mimin Emi Suhaemi, Mpd

Anda mungkin juga menyukai