DISUSUN OLEH :
TINGKAT II/REGULER I
A. Analisa Situasi
Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya. (nic
noc.2007). Keadaan dimana seorang individumengalami peningkatan suhutubuh atas
37,80ºC peroral atau 38,80ºC perrektal karena faktor eksternal(Carpenito, 1995).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan
mekanismetermorgulasi.(ensiklopedia keperawatan).Jadi hipertermi adalah keadaan suhu
tubuh seseorang yang meningkat diatasrentang normalnya karena faktor eksternal atau
akibat kehilanganmekanisme termorgulasi.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dan
pasien dapat mengerti tentang hipertermia pada DHF.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Pemtaran Video
F. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Video
4. Power Point
5. Leaflet
G. Kegiatan Pembelajaran
Waktu Kegiatan Penyuluh Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan Salam pembuka Menjawab salam
Perkenalan Menyimak
perkenalan
Menyampaikan Menyimak tujuan
tujuan penyuluhan yang disampaikan
penyuluh
Kontrak waktu Mendengarkan
kontrak waktu
Menjelaskan tata Mendengarkan tata
tertib tertib
5 menit Arsepsi Menanyakan Menjawab
tentang DHF dan pertanyaan dari
hipertermia penyuluh
(pengertian dan
tujuan)
25 menit Penyampaian materi Menyampaikan Menyimak,
materi secara garis mendengarkan
besar materi
a. Pengertian, tanda
dan gejala, etiologi,
dan komplikasi DHF
b. Pengertian
hipertermia pada
DHF
c. Tanda dan gejala
hipertermia pada
DHF
d. Penatalaksanaan
hipertermia pada
DHF
e. Pertolongan pertama
pada DHF di rumah
f. Cara mengompres
hangat
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
a. Materi sesuai dengan tujuan
b. Ruangan yang dipakai kondusif
c. Sarana prasarana berfungsi dengan baik
2. Evaluasi proses :
a. Peserta hadir tepat waktu dan dapat mengikuti kegiatan sampai akhir
b. Peserta proaktif dalam penyuluhan
c. Penyuluh atau mahasiswa dapat melakukan tugas sesuai dengan rencana
d. Suasana kegiatan kondusif dan sesuai dengan yang diharapkan
3. Evaluasi hasil :
a. Peserta dapat memeragakan ulang cara kompres hangat yang benar
80% keluarga klien dapat menjelaskan tentang materi yang diberikan oleh penyuluh.
MATERI PENYULUHAN
HIPERTERMIA PADA ANAK DENGAN DHF
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan
hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan
haematemesis (Nelson, 1993 ; 296).
Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang
hebat (Ngastiyah, 1995 ; 349).
c. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang
kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati
teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada
penderita.
d. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada
masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk.
3. Etiologi DHF
1) Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe
1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat
dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk
dalam genus flavovirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak
dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel
mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel-sel
Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
2) Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang
lainnya (Arief Mansjoer & Suprohaita; 2000;420).
4. Komplikasi DHF
Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi
serius, seperti dengue shock syndrome (DSS). Selain menampakkan gejala
demam berdarah, DSS juga memunculkan gejala seperti:
Tekanan darah menurun
Pelebaran pupil
Napas tidak beraturan
Mulut kering
Kulit basah dan terasa dingin
Denyut nadi lemah
Jumlah urine menurun.
Tingkat kematian DSS yang segera ditangani adalah sekitar 1-2%. Namun
sebaliknya, bila tidak cepat mendapat penanganan, tingkat kematian DSS bisa
mencapai 40%. Karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis, bila
Anda mengalami gejala demam berdarah. Pada kondisi yang parah, demam
berdarah bisa menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-
paru, penggumpalan darah, syok, hingga kematian.
1. Pertama-tama, sediakan baskom kecil berisi air hangat dengan suhu kurang lebih 38
derajat Celsius, lalu basahi handuk atau waslap dengan air hangat tersebut.
2. Bukalah baju anak saat mengompres. Letakkan handuk hangat jangan hanya di dahi saja,
karena kurang efektif. Tapi letakkan juga di lipatan-lipatan pembuluh darah besar, seperti
di ketiak dan lipatan paha agar panas tubuh dapat cepat keluar lewat pori-pori.
3. Kompres bagian tubuh tersebut kurang lebih selama 10 menit. Bila handuk sudah tidak
lagi hangat, rendam lagi handuk dalam air hangat. Kompres lagi sampai suhu tubuh anak
menurun.
4. Selesai mengompres, keringkan bagian tubuh yang dikompres dengan cara menekan-
nekan kulit dengan handuk kering, jangan digosok. Kenakan kembali baju Si Kecil.
Pilihlah baju yang tipis dan longgar untuk membantu proses penguapan panas. Tutupi
anak dengan selimut tipis apabila ia kedinginan atau menggigil.
Referensi
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 1. Jakarta: ECG