Anda di halaman 1dari 46

KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

DWI YUNIKA LESTARI 1814401049

TK2/REGULER 1

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJAR 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayahnya kepada saya.
Sehingga saya dapat menyelsaikan makalah Asuhan Keperawatan pada
Pasien Defistit Keperawatan Diri.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuaatan
makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yanag telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan dari segi penyusunan kalimat dan tata bahasanya. Oleh
karena itu saya menerima segala saran dan kritik agar memperbaiki
makalah ini. Akhir kata saya berharap makalah ini dapat bermanfaat
terhadap pembaca.

Bandar lampung, 23 februari 2020

penulis
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 . Latar Belakang
Kesehatan Jiwa menurut undang undang nomer 3 tahun 1966
merupakan suatu kondisi yang memungkinan perkembangan fisik,
intelektual, emosiaonal yang optimal dari seseorang, dan
perkembangan itu selaras dengan perkembangan orang lain
(Suliswati et al. 2005)
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.
1.2 . Tujuan Penulisan
1. Untuk membahas tentang Defisit Perawatan Diri
2. Untuk Pengetahuan Dasar Praktek Lapangan
3. Untuk membahas Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Defisit
Perawatan Diri
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
2.1. DEFINISI
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
(Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa
Personal Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Wahit
Iqbal Mubarak (2007), juga mengemukakan bahwa higiene personal atau
kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan
dan kesehatan dirinya untuk memperolah kesejahteraan fisik dan
psikologis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan
mengalami defisit perawatan diri. Nurjannah (2004), dalam Wibowo
(2009), mengemukakan bahwa Defisit Perawatan Diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,
makan, toileting).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anonim(2009), Kurang
Perawatan Diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak
memperdulikan perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan
dalam keluarga dan masyarakat (Keliat, 2009).
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit
perawatan diri. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakberdayaan yang berhubungan dengan keadaannya sehingga
terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).
2.2. Jenis-jenis defisit perawatan diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

2.3 Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri yaitu:
1. Fisik
 Badan bau, pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
 Malas, tidak ada inisiatif
 Menarik diri, isolasi diri
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma
 Cara makan tidak teratur
 Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang
tempat
 Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit
Perawatan Diri adalah sebagai berikut:
 Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
 Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut
acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak
berdandan
 Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh kemampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak
pada tempatnya
 Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB/BAK (Keliat, 2009).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat juga
menimbulkan penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit
infeksi saluran pencernaan dan pernafasan serta adanya penyakit kulit,
atau timbul penyakit yang lainnya (Harist, 2011).

2.4 Predisposisi
a) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu
b) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri
c) Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
d) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri
2.5. Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri. (Depkes, 2000, dalam
Anonim, 2009) Sedangkan Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam
Anonim(2009), meyatakan bahwa kurangnya perawatan diri disebabkan
oleh :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran

2.6. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


diri seimbang tidak seimbang perawatan diri

2.7. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Isolasi Sosial Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa


Pohon Masalah Defisit perawatan Diri ( Fitria.2009 ).

2.8. Mekanisme Koping


Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan
interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang
lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress
interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen,
1998 dalam Lili Kadir, 2018).
2.9. Data yang perlu Dikaji
Masalah Perawatan Data yang perlu Dikaji
Data Subjektif
• Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau di
RS tidak tersedia alat mandi.
• Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
• Klien mengatakan ingin di suapi makan.
• Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK atau BAB.
Data Objektif
• Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan
kotor.
• Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).
• Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri…….
• Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK
2.10. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK
2. Tindakan Keperawatan untuk Klien
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK secara mandiri.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK secara mandiri.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri.
3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar
kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat.
Serangkaian intervensi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.;
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu
klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati)
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
klien dalam merawat diri
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

3.1. Asuhan Keperawatan jiwa pada Pasien Dpd

Kasus: Tn. A berusia 34 tahun,berasal dari Jakarta datang ke Panti


dengan masalah utama Isolasi Sosial. Dari hasil pengkajian tanggal 23
februari 2020 klien mengatakan saat itu sedang tidur di warung, tiba-
tiba dibangunkan oleh dua orang satpol pp dan dibilang jangan kabur
ikut saja kita ( satpol pp). Klien tidak pernah mengalami gangguan
jiwa dimasalalu, tidak ada pengobatan yang didapatkan  dan klien
dimarah oleh saudaranya karena merokok pada malam hari dirumah,
klien dan saudaranya sama-sama emosi dan saling memukul, Klien
juga tidak memiliki keluhan pada fisiknya.
Klien mengatakan masih memiliki orang tua lengkap dan klien dua
saudara, klien merupakan anak kedua, dalam keluarga klien
mendapatkan perlakuan yang baik namun saat rumah klien ( orang
tua) dijual maka klien berpisah dengan keluarganya karena klien
tinggal bersama saudaranya. Sedangkan setelah itu klien tidak tahu
sampai saat ini orang tua tinggal dimana. Dalam membuat keputusan
selalu dimusyawarahkan dan setelah itu ayah yang memutuskannya.
Klien mengatakan tidak terlalu banyak ingat dari pihak ayah karena
diambon. Klien juga mengatakan sering ngumpul dirumah nenek yang
dibogor waktu masih sekolah dulu pada usia belasan tahun sampai
usia 18 tahun. Klien beragama islam, waktu SMA dulu klien aktif
dalam kegiatan masjid namun setelah selesai SMA klien tidak pernah
ikut kegiatan masjid.
Dari hasil wawancara klien mengatakan diusir oleh saudaranya dari
rumah. Sehingga klien tinggal di jalanan dan tidak tahu harus kemana
dan melakukan apa, hanya terdiam dan bingung. klien mengatakan
tidak ada hal yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang tidak
disukai pada diri sendiri. klien mengatakan tidak tahu pendapat orang
tentang dirinya Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga
dan tidak tahu perkataan orang lain terhadap dirinya. Klien merasa
takut untuk berintraksi dengan orang lain dan bingung hendak bicara
apa. Klien mengatakan takut salah ngomong. Klien mengatakan
bingung saat hendak berbincang-bincang dengan orang lain. Klien
mengatakan punya teman 4 orang saja, 1 teman sekamar dan 3 lagi
teman merokok. Klien mengatakan jika lagi ada masalah tidak
bercerita kesiapapun hanya dipikirkan dan mencari solusi sendiri. 
Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 WIB, setiap
mandi ganti baju,  saat mandi kuku jarang digosok, Klien mengatakan
kalau badan terutama pergelangan kedua tangan, kaki dan siku  gatal
– gatal (koreng) dan tidak punya sandal.
Dari hasil observasi, klien saat di ajak berbicara tidak ada kontak
mata jika tidak diminta oleh perawat untuk menatap, klien saat di
berikan pertanyaan seperti tidak ingin menjawab sehingga lambat
mengeluarkan jawaban (kata-kata), klien terkadang mengulang
jawaban dan suka terdiam saat ditanya, klien hanya berbicara jika
ditanya. klien tampak menyendiri dipojok dekat pohon, Klien terlihat
duduk merangkul kaki, Klien terlihat bingung, Klien tampak sering
diam dan menunduk, Afek sesuai, klien tampak lesu tidak
bersemangat untuk beraktivitas, Saat interaksi kontak mata kurang,
Sering menunduk, Ekspresi wajah sedih
Klien tampak berbaju dan celana sesuai dan rapi, terlihat sela –
sela jari kedua tangan dan kaki bintik – bintik merah dan ada luka,
Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan  sedikit ketombe, Klien
tidak menggunakan sandal, Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1
kali pada pagi hari.
Daya ingat klien baik, ini terbukti dari hasil wawancara jika
ditanya oleh perawat klien selalu menjawab dan mampu mengingat
dengan baik teman-teman dan anggota keluarga serta tahapan sampai
klien berada dipanti bina laras. Klien dapat berkonsentrasi
dimana klien dapat menjelaskan pembicaraan dan mampu berhitung
dengan baik. Klien tidak mengalami gangguan penilaian bermakna.
Klien tidak membutuhkan bantuan dalam hal makan atau minum,
klien bisa makan atau minum sendiri dan tahu alat apa saja yang harus
digunakan saat makan atau minum. Begitu pun dalam hal BAB/BAK
pasien melakukannya tanpa bantuan dan klien tahu dimana harus
BAB/BAK. Klien juga mampu untuk mandi sendiri tahu alat apa yang
digunakan saat mandi namun karena terbatasnya alat terkadang pasien
tidak keramas dan sikat gigi.
Klien kurang mengetahui tentang penyakit jiwa dan obat-obatan
yang berkaitan dengan dirinya.
 
Ruang Rawat : 11 (cempaka)
Tanggal Dirawat : 10 Oktober 2019
No RM : 735
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 39 th
Alamat : Jakarta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl Pengkajian : 23 feb 2020
Dx Medis : Defisit perawatan diri
B. Alasan Masuk dan Faktor Presipitasi

klien mengatakan diusir oleh saudaranya dari rumah. Sehingga klien


tinggal di jalanan dan tidak tahu harus kemana dan melakukan apa,
hanya terdiam dan bingung. klien mengatakan tidak ada hal yang
disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang tidak disukai pada diri
sendiri. klien mengatakan tidak tahu pendapat orang tentang dirinya
Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga dan tidak tahu
perkataan orang lain terhadap dirinya. Klien merasa takut untuk
berintraksi dengan orang lain dan bingung hendak bicara apa. Klien
mengatakan takut salah ngomong. Klien mengatakan bingung saat
hendak berbincang-bincang dengan orang lain. Klien mengatakan
punya teman 4 orang saja, 1 teman sekamar dan 3 lagi teman
merokok. Klien mengatakan jika lagi ada masalah tidak bercerita
kesiapapun hanya dipikirkan dan mencari solusi sendiri. 

C. Faktor Predisposisi
1.Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

Type equation
Ya here .

 Tidak

Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasalalu, tidak ada


pengobatan yang didapatkan  dan klien dimarah oleh saudaranya karena
merokok pada malam hari dirumah, klien dan saudaranya sama-sama
emosi dan saling memukul, Klien juga tidak memiliki keluhan pada
fisiknya

D. Pemeriksaan fisik

1. Tanda vital
TD : 120/90 mmHg HR : 76x/menit
S : 36,5° C RR : 20x/menit
2. Antropometri
BB : 54 kg TB : 162 cm

E. PSIKOSOSAL
1. Genogram
Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Tinggal serumah

; Pasien ; Tn A

2. Konsep Diri
a. Citra Diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat
ditanya bagian tubuh yang paling disukai adalah tangannya
b. Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, alamat,
hobi).
c. Peran Diri

d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan
keluarga seperti dulu.
e. Harga Diri
klien saat di ajak berbicara tidak ada kontak mata jika tidak
diminta oleh perawat untuk menatap, klien saat di berikan
pertanyaan seperti tidak ingin menjawab sehingga lambat
mengeluarkan jawaban (kata-kata)

f. Hubungan Sosial
Klien merasa takut untuk berintraksi dengan orang lain dan
bingung hendak bicara apa. Klien mengatakan takut salah
ngomong. Klien mengatakan bingung saat hendak
berbincang-bincang dengan orang lain

3. Spiritual
Pasien mengatakan dulu iya rajin sholat 5 waktu, namun
sekarang tidak
F.Status Mental
1. Penampilan
Rapi
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Klien tampak berbaju dan celana sesuai dan rapi, terlihat sela –
sela jari kedua tangan dan kaki bintik – bintik merah dan ada luka,
Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan  sedikit ketombe, Klien
tidak menggunakan sandal, Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1
kali pada pagi hari.

2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras √ Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai
pembicaraan
klien saat di berikan pertanyaan seperti tidak ingin menjawab
sehingga lambat mengeluarkan jawaban (kata-kata),

3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
Gelisah √ Tremor
Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme

4. Alam Perasaan

Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
5. Afek
√ Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan
Tidak kooperatif
√ Kontak mata kurang
Curiga

7. Proses Pikir
a. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi Isolasi sosial
Phobia Ide yang terkait Pesimisme
Hipokondria Pikiran Magis Bunuh
Diri
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar Pikir
Curiga Kontrol pikir

b. Arus Pikir
Sirkumstansial Flight of idea
Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Pengulangan
pembicaraan/perseverasi
Inkoheren Logorea

Tingkat Kesadaran
Bingung Disorientasi waktu
Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
Pasien menyadari bahwa dirinya berada di panti sosial, pasien
mampu mengingat nama temannya di panti yang sudah diajak
berkenalan, orientasi waktu dan tempat
8. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabusi
Daya ingat klien baik, ini terbukti dari hasil wawancara jika
ditanya oleh perawat klien selalu menjawab dan mampu
mengingat dengan baik teman-teman dan anggota keluarga serta
tahapan sampai klien berada dipanti bina laras. 

9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Pasien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara
sederhana misalnya berhitung dari 1 sampai 10.
10.Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Pasien mengatakan menyadari bahwa dirinya sakit dan dibawa
ke panti sosial
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Makanan disiapkan oleh perawat dirumah sakit pasien mau
makan 3x sehari 1 porsi habis, pasien dapat makan sendiri.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah, selama dirumah sakit
pasien BAB 1kali sehari dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK
4-5 x/hari dan dapat dilakukan sendiri di toilet.
3. Mandi
Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan
sendiri dikmar mandi memakai sabun tetapi tidak handukan ,
gosok gigi 1kali sehari dapat dilakukan sendiri dikamar mandi.
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali
dalam 2 atau 3 hari sekali.
5. Istirahat Tidur
Pasien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang
terbangun ditengah malam, serta gelisah karena sering
mendengar suara bisikan.
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor
oleh perawat , pasien selalu meminum obatnya sampai habis,
pasien mengatakan mendapatkan obat sejumlah 2
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera pulang
H.Mekanisme Koping

Mekanisme koping saat ini pasien yaitu maladaptif, pasien


menghindar dari orang lain dan Klien mengatakan kalau badan
terutama pergelangan kedua tangan, kaki dan siku  gatal – gatal
(koreng) dan tidak punya sandal.

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah berhubungan dengan lingkungan, pasien tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain
J. Kurang pengetahuan tentang
Pasein mengatakan ada masalah dengan lingkungan, pasien tidak
suka berbicara dengan orang lain dan lebih suka di rumah.
ANALISA DATA
 
Nama klien: Tn. A
Ruang: Cempaka
Hari, tanggal: Senin, 17 feb 2020
 
     
N DATA MASALAH
O  
1 Data subjektif Isolasi sosial
- Klien mengatakan malas dan takut mau bergaul dengan
orang lain, lebih enak sendiri. 
- Klien mengatakan hanya memiliki 4 teman dekat, kalau
berkenalan  takut dipelototin. 
Data objektif
- Klien tampak sendiri dipojok dekat pohon
- Saat interaksi kontak mata kurang
- Klien terlihat duduk merangkul kaki 
- Klien terlihat bingung 
- Klien tampak sering diam dan menunduk 
- Afek sesuai 
 
2 Data subjektif  Harga diri
- Klien mengatakan tidak ada hal yang disukai dari rendah 
dirinya.
- Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga
dan tidak tahu perkataan orang lain terhadap dirinya. 
Data objektif 
- Saat interaksi kontak mata kurang
- Sering menunduk  
- Ekspresi wajah sedih
 

3 Data subjektif  Defisit


- Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 perawatan diri
WIB, setiap mandi ganti baju,  saat mandi kuku jarang
digosok.
- Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan
kedua tangan, kaki dan siku  gatal – gatal (koreng) dan
tidak punya sandal. 
Data objektif : 
- Klien tampak berbaju dan celana sessuai dan rapi.
- Terlihat sela – sela jari kedua tangan dan kaki bintik –
bintik merah dan ada luka. 
- Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan  sedikit
ketombe
- Klien tidak menggunakan sandal.
- Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1 kali pada
pagi hari. 
 

POHON MASALAH
Isolasi Sosial  -> Harga Diri Rendah -> Defisit Perawatan Diri

 DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial 
2. Harga diri rendah 
3. Defisit perawatan diri 
BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN
 
Pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
diagnose keperawatan defist perawatan diri dilakukan sejak tanggal 17
feb s/d f19eb 2020 di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan
Sentosa 1 Cengkareng Barat Jakarta adalah, sebagai berikut :

Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Hari / Tanggal: senin, 17 feb 2020
Pukul: 14.00-14.25 WIB
Tujuan Umum: Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri
dan cara-cara melakukan perawatan diri.
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang
diberikan pada Tn. A dengan DPD adalah Mendiskusikan pentingnya
kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi, potong kuku), makan yang
baik/benar, Mendiskusikan cara-cara menjaga kebersihan diri dan cara
makan yang baik/benar, Menyarankan klien untuk memperagakan
kembali apa yang telah, dicontohkan, Menganjurkan klien untuk latihan
kegiatan cara-cara kebersihan diri dan cara makan yang benar dan
Menyarankan klien untuk memasukkan kegiatan latihan ke dalam
jadwal harian.
Evaluasi :
Subjektif : Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan
baik apa yang telah didiskusikan tadi bersama perawat, gatal diatas
siku, jari-jari dan kaki sudah dikasih salep, makan cuci tangan,
gogok gigi biasa hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo.
Objektif : Tampak klien mampu melakukan diskusikan dengan
baik, mampu menyebut pentingnya menjaga kebersihan diri, walau
harus dibantu perawat, dalam menyebutkan cara-cara menjaga
kebersihan diri dan cara makan yang benar namun tidak semua
tahu/benar, mampu mengulang apa yang telah disampaikan walau
sedikit harus dimotivasi. 
Analisa : Masalah DPD belum teratasi 
Planning klien : Menyarankan klien  untuk latihan kegiatan cara
menjaga kebersihan diri yang benar dan cara makan yang benar dan
Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke dalam jadwal
harian klien. 
 
Hari / Tanggal: selasaa, 18 feb 2020
Pukul: 10.35-10.55 WIB
Tujuan Umum: Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri
dan cara-cara melakukan perawatan diri.
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang
diberikan pada Tn. A dengan DPD adalah Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien tentang latihan kebersihan diri : gosok gigi,
mandi, keramas, potong kuku dan cara makan yang benar dan
Mendiskusikan cara eliminasi : BAB/BAK yang baik/benar.
Evaluasi :
Subjektif : Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan
diri di hari Sabtu dan minggu dan cari makan yang baik, klien
mengatakan senang dapat melakukan kegiatan, klien mengatakan
cara BAB/BAK yang benar, klien mengatakan cara Bak yang benar,
klien mengatakan senang dapat informasi dan berdiskusi dengan
perawat, gogok gigi 2x, makan cuci tangan, mandi, keramas tapi
tidak pakai shampo dari yang atas ke bawah mengosok
badan. Objektif : Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebut
cara-cara eliminasi walau tidak semua benar, klien mampu
mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan oleh perawat,
walau kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik,
tampak rambut rapi, bersih, kuku bersih pendek, nafas tidak bau,
gatal-gatal sudah mengering.
Analisa : masalah DPD belum teratasi
Planning klien: Menyarankan klien  untuk latihan kegiatan cara
menjaga kebersihan diri yang benar dan cara makan yang benar dan
Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke dalam jadwal
harian klien. 
 
Hari / Tanggal: rabu 19 feb 2020
Pukul: 10.35-10.55 WIB
Tujuan Umum          : Klien mengetahui tentang pentingnya
perawatan diri dan cara-cara melakukan perawatan diri.
Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang
diberikan pada Tn. A dengan DPD adalah Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien, Mendiskusikan cara bedandan,
Mencontohkan cara berdandan,  menyarankan pasien
mempraktekkan cara berdandan, Menyarankan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian .
Evaluasi :
Subjektif :  Klien mengatakan BAK pada closed/wc, sudah BAB
dan cuci tangan setelahnya, memahami apa yang telah didiskusikan
bersama, menyebutkan cara-cara berdandan, tidak ada minyak
rambut, tidak ada sisir, baju sudah disiapkan oleh petugasnya
Objektif : Tampak klien mampu menyebutkan cara berdandan,
berpakaian, bersisir, dan bercukur diingatkan, mampu
memperagakan kembali dengan apa yang telah dicontohkan, latihan
BAK/BAB yang benar telah dilakukan dan telah dimasukan
kedalam jadwal kegiatan harian
Analisa : masalah DPD teratasi
Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berdandan yang
benar dan Menyarankan klien untuk memasukan latihan kedalam
jadwal kegiatan harian.
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
 
Nama : Tn. ARuang : Cempaka RM No. 735
Tindakan Keperawatan Evaluasi 
17 feb 2020 pukul 14.00 WIB Subjektif :
Data pasien : Klien mengatakan akan berusaha melakukan
- Klien mengatakan kalau badan, dengan baik apa yang telah didiskusikan tadi
terutama pendengaran kaki, tangan, bersama perawat, gatal diatas siku, jari-jari
siku, sela jari-jari kaki gatal-gatal dan kaki sudah dikasih salep, makan cuci
(koreng), klien mengatakan kuku tangan, gogok gigi biasa hanya 1 x saja/hari,
jarang digosok saat mandi, jarang cuci keramas jika ada shampo.
rambut, gosok gigi hanya pagi saja,  
tampak rambut berminyak dan sedikit Objektif :
ketombe, pergelangan kaki, jari-jari
kaki, suka gatal-gatal (koreng) tercium Tampak klien mampu melakukan diskusikan
bau asam (keringat) pada area rambut, dengan baik, mampu menyebut pentingnya
ujung kuku hitam agak panjang. menjaga kebersihan diri, walau harus dibantu
  perawat, dalam menyebutkan cara-cara
menjaga kebersihan diri dan cara makan yang
Diagnosa keperawatan : Defisit benar namun tidak semua tahu/benar, mampu
Perawatan Diri (Kebersihan Diri) mengulang apa yang telah disampaikan walau
  sedikit harus dimotivasi. 
Tindakan keperawatan :   
- Mendiskusikan pentingnya Analisa :
kebersihan diri (mandi, keramas, Masalah DPD belum teratasi 
gosok gigi, potong kuku), makan yang
baik/benar.  
- Mendiskusikan cara-cara menjaga Planning klien :
kebersihan diri dan cara makan yang
baik/benar. - Menyarankan klien  untuk latihan
- Menyarankan klien untuk kegiatan cara menjaga kebersihan diri yang
memperagakan kembali apa yang telah benar dan cara makan yang benar.
dicontohkan. - Menganjurkan untuk memasuki kegiatan
- Menganjurkan klien untuk latihan latihan ke dalam jadwal harian klien. 
kegiatan cara-cara kebersihan diri dan  
cara makan yang benar.
- Menyarankan klien untuk
memasukkan kegiatan latihan ke Ttd 
dalam jadwal harian.  
 
 
Rencana tindak lanjut perawat :
Perawat 
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
tentang cara menjaga kebersihan diri
dan cara makan yang benar  
- Diskusikan cara eliminasi BAK/BAB
 
yang baik.
- Contohkan pada klien cara eliminasi
yang baik.
- Anjurkan klien untuk memasukkan
kegiatan latihan ke dalam jadwal
kegiatan harian.
 
 

Nama : Tn. ARuang : CempakaRM No. 735


Tindakan Keperawatan Evaluasi 
Selasa,18 feb 2020 pukul 14.35 WIB Subjektif :
Data pasien : Klien mengatakan sudah latihan menjaga
- Klien mengatakan akan berusaha kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu
melakukan dengan baik apa yang dan cari makan yang baik, klien mengatakan
telah didiskusikan bersama perawat, senang dapat melakukan kegiatan, klien
gatal-gatal di area siku, jari-jari, dan mengatakan cara BAB/BAK yang benar,
kaki sudah dikasih salep, makan cuci klien mengatakan cara Bak yang benar,
tangan, gosok gigi biasa hanya 1 x klien mengatakan senang dapat informasi
saja/hari, keramas jika ada shampo. dan berdiskusi dengan perawat, gogok gigi
- Tampak klien mampu melakukan 2x, makan cuci tangan, mandi, keramas tapi
diskusi dengan baik, mampu tidak pakai shampo dari yang atas ke bawah
menyebut pentingnya menjaga mengosok badan. 
kebersihan diri walau harus dibantu  
perawat dalam menyebutkannya, Objektif :
menyebutkan cara-cara menjaga
kebersihan diri dan cara makan yang Tampak klien mampu
benar namun tidak semua tahu/benar, mengungkapkan/menyebut cara-cara
mampu mengulang apa yang telah eliminasi walau tidak semua benar, klien
disampaikan walau sedikit harus mampu mengungkapkan kembali apa yang
dimotivasi.  telah disampaikan oleh perawat, walau
  kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi
dengan baik, tampak rambut rapi, bersih,
Diagnosa keperawatan : Defisit kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-
Perawatan Diri (Kebersihan Diri) gatal sudah mengering.
   
Tindakan keperawatan :  Analisa : 
- Mengevaluasi jadwal kegiatan masalah DPD belum teratasi
harian klien tentang latihan  
kebersihan diri : gosok gigi, mandi, Planning klien: 
keramas, potong kuku dan cara
makan yang benar. - Menyarankan klien  untuk latihan
- Mendiskusikan cara eliminasi : kegiatan cara menjaga kebersihan diri
BAB/BAK yang baik/benar. yang benar dan cara makan yang benar.
  - Menganjurkan untuk memasuki
kegiatan latihan ke dalam jadwal harian
Rencana tindak lanjut perawat : klien. 
- Evaluasi jadwal kegiatan harian
klien tentang cara menjaga kebersihan Ttd 
diri  dan cara makan yang benar
- Diskusikan cara eliminasi Perawat 
BAK/BAB yang baik.  
- Contohkan pada klien cara eliminasi
yang baik.
- Anjurkan klien untuk memasukkan
kegiatan latihan ke dalam jadwal
kegiatan harian.
 
 
 
 
 
 
 
Nama : Tn. ARuang : CempakaRM No. 735
Implementasi  Evaluasi 
Rabu 19 feb 2020, 14.00 WIB Subjektif : 
Kondisi klien :  Klien mengatakan BAK pada closed/wc,
Klien mengatakan sudah latihan menjaga sudah BAB dan cuci tangan setelahnya,
kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu memahami apa yang telah didiskusikan
dan cari makan yang baik, klien mengatakan bersama, menyebutkan cara-cara berdandan,
senang dapat melakukan kegiatan, klien tidak ada minyak rambut, tidak ada sisir,
mengatakan cara BAB/BAK yang benar, baju sudah disiapkan oleh petugasnya
klien mengatakan cara Bak yang benar, Objektif :
klien mengatakan senang dapat informasi Tampak klien mampu menyebutkan cara
dan berdiskusi dengan perawat, gogok gigi berdandan, berpakaian, bersisir, dan
2x, makan cuci tangan, mandi, keramas tapi bercukur diingatkan, mampu memperagakan
tidak pakai shampo dari yang atas ke bawah kembali dengan apa yang telah dicontohkan,
mengosok badan. Tampak klien mampu latihan BAK/BAB yang benar telah
mengungkapkan/menyebut cara-cara dilakukan dan telah dimasukan kedalam
eliminasi walau tidak semua benar, klien jadwal kegiatan harian
mampu mengungkapkan kembali apa yang
telah disampaikan oleh perawat, walau Analisa :
kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi Masalah DPD teratasi
dengan baik, tampak rambut rapi, bersih,
kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal- Planning klien : 
gatal sudah mengering. - Menyarankan klien untuk latihan
Diagnose keperawatan : DPD berdandan yang benar
- Menyarankan klien untuk memasukan
Tindakan Keperawatan :  latihan kedalam jadwal kegiatan harian
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  
klien
- Mendiskusikan  cara bedandan
- Mencontohkan cara berdandan yang
baik
- Menyarankan pasien mempraktekkan
cara berdandan yang benar
- Menyarankan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian 
Rencana Tindak Lanjut Perawat:
- Mendiskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien
- Membantu pasien menilai kemampuan
yang masih dapat digunakan
- Membantu pasien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan
- Melatih pasien sesuai kemampuan
yang dipilih
- Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
- Mengajurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
 
 
BAB VI
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN 1 SP 1 DPD
 
A.Proses Keperawatan 
1.Kondisi Klien 
Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kaki, tangan
dan siku gagal-gatal (koreng), sela jari kaki klien mengatakan kuku
jarang digosok saat mandi, jarang cuci rambut, gosok gigi hanya
pagi saja, tampak rambut berminyak dan sedikti ketombe,
pergelangan kaki, tangan, jari-jari kaki gatal-gatal (korengan),
tercium bau asam (keringat) pada area rambut, ujung kuku tampak
hitam agak panjang.
2.Diagnosa Keperawatan 
Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)
3.Tujuan Khusus 
a.Klien mengetahui pentingnya perawatan diri 
b.Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri 
c.Klien dapat melaksanakan perawatan dengan bantuan perawat
d.Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri
4.Tindakan Keperawatan 
a.Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (keramas, dan gosok
gigi) mandi, potong kuku, berhias, makan.
b.Mendiskusikan cara menjaga kebersihan diri (keramas dan
gosok gigi) cara makan yang baik, cukur.
c.Mencontohkan cara menjaga kebersihan diri (keramas, dan
sebagainya)
d.Menyarankan klien untuk memperagakan kembali apa yang
telah dicontohkan perawat.
e.Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan kebersihan diri dan
cara makan yang baik.
f.Menyarankan untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian klien.
B.Proses Pelaksanaan Tindakan 
I.Fase Orientasi 
1.Salam terapeutik 
“Selamat siang pak Arthur?” (salam terapeutik)
2.Evaluasi / Validasi 
“Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Semalam tidurnya
nyenyak tidak pak?”
3.Kontrak 
a.Topik
“Pak Arthur, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
pentingnya perawatan diri, bagaimana cara-caranya, serta
bagaimana melaksanakannya”.
b.Tempat
“Kita berbincang-bincangnya mau dimana pak? Bagaimana
kalau di depan barak ini saja?”
c.Waktu 
“Pak Arthur, mau berapa lama kita bincang-bincangnya?
Bagaimana kalau 25 menit?”
d.Tujuan 
“Pak Arthur, tujuan pertemuan kita berbincang-bincang kali ini
adalah untuk memberikan informasi dimana akan membantu
bapak untuk lebih mampu menjaga kebersihan diri bapak
dengan mengetahui pentingnya perawatan diri dan bagaimana
caranya sampai bapak mampu melakukan dengan benar dan
mandiri.
II.Fase Kerja 
“Pak Arthur, boleh kita mulai bincang-bincang kita kali ini?”
“Baiklah pak”
“Bapak, coba sampaikan pada suster apa saja yang dirasakan jika
kita mampu mandi dengan bersih, bisa keramas dengan baik, bisa
gosok gigi dengan benar dan rajin potong kuku jika sudah panjang
dan terlihat hitam/kotor?”
“Iya… bagus sekali pak arthur, suster tambahkan lagi ya untungnya/
manfaatnya/pentingnya?”
“Nah… barusan bapak sudah mampu menyampaikan pentingnya
perawatan diri di tambah dengan penjelasan suster juga tadi”
“Sekarang cara-cara melakukan perawatan diri : mandi, gosok gigi,
keramas, dan potong kuku, cara makan yang baik saat makan, yang
bapak tahu seperti apa?”
“Bagus sekali pak, ya…. Terus?’
“Suster tambah lagi ya pak, biar lebih bagus lagi cara-caranya,
punya pak Arthur tadi sudah sangat bagus”
“Iya pak, seperti itu ya?”
“Jadi jangan sampai lupa dan harus selalu dilakukan dengan benar
ya pak Arthur?” siap melaksanakannya?”
III.Fase Terminasi 
1. a.Evaluasi Subjektif 
“Tadikan sudah kita diskusikan bersama pentingnya perawatan
diri, cara berhias dan makan yang benar/baik, bisakah bapak
ulangi lagi apa yang telah kita bincang-bincang tadi?”
b.Evaluasi Objektif 
“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita bincang-
bincang tentang perawatan diri, berhias/berdadan, dan cara
makan yang benar tadi.?”
2. Tindak Lanjut
“Untuk bincang-bincang kita hari ini apakah sangat
menyenangkan dan dapat dipahami serta dilaksanakan pak
Arthur?”
3. Kontrak yang akan datang 
a.Topik
“Pak Arthur, besok pagi kita akan berbincang-bincang lagi
dengan diskusi tentang cara BAB/BAK yang benar ya?”
sebelum kita diskusi tentang cara BAK/BAK, akan evaluasi
jadwal harian bapak dulu, baru setelah diskusi dan kemudian
jangan lupa untuk memasukkan kegiatan-kegiatan latihan bapak
ke dalam jadwal hariannya?”
b.Tempat
“Kita mau berbincang-bincangnya dimana pak?” baiklah di
depan barak Cempaka belakang ini ya pak?”
c.Waktu 
“Besok mau jam berapa pak? Bagaimana jika jam 10 an saja
pak Arthur?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN 2 SP 2 DPD
 
A.Proses Keperawatan 
1.Kondisi Klien 
Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan baik apa yang
telah didiskusikan bersama perawat, klien mengatakan jari-jari, siku,
kaki sudah dikasih salep, makan cuci tangan, sikat gigi biasanya
hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo.
Tampak klien mampu  melakukan diskusi dengan baik, mampu
menyebut pentingnya menjaga kebersihkan diri walau harus dibantu
perawat dalam menyebut, menyebutkan cara-cara menjaga
kebersihan diri, cara makan yang benar namun tidak semua
tahu/benar, mampu mengulang apa yang telah disampaikan walau
sedikit harus dimotivasi.
2.Diagnosa Keperawatan 
Defisit Perawatan Diri  
3.Tujuan Khusus 
a. Klien mengetahui cara eliminasi yang baik/benar
b. Klien mampu melakukan cara eliminasi yang baik/benar
c. Klien dapat melaksanakan cara eliminasi yang baik/benar
4.Tindakan Keperawatan 
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang latihan
kebersihan diri : mandi, kermas, gunting kuku, gosok gigi yang
benar.
b. Mendiskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang baik
c. Mencontohkan pada klien cara eliminasi yang baik
d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali cara
eliminasi yang baik
e. Menyarankan klien untuk memasukkan latihan ke dalam jadwal
kegiatan harian.
 
 
B.Proses Pelaksanaan Tindakan 
I.Fase Orientasi 
1.Salam terapeutik 
“Selamat siang pak Arthur”  
2.Evaluasi / Validasi 
“Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidur nyenyak
semalam” bagaimana latihan yang suster berikan? Sudah
dilakukan?
3.Kontrak 
a.Topik
“Pak Arthur, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
cara eliminasi (BAB/BAK) yang baik sesuai janji kita kemarin
ya pak? Sebelum membicarakan itu kita evaluasi dulu jadwal
latihan perawatan/kebersihan diri yang benar setelah itu tetap
harus memasukkan lagi setiap latihan ke dalam jadwal bapak
ya?”.
b.Tempat
“Kita berbincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika disini
saja?”
c.Waktu 
“Pak Arthur, mau berapa lama kita bincang-bincangnya?
Bagaimana kalau 25 menit?”
d.Tujuan 
“Tujuan pertemuan kita kali ini yaitu ingin berbagai informasi
tentang cara eliminasi yang baik supaya bapak mengetahui cara-
cara serta mampu mencontohkan dan menerapkan langsung
secara baik dan benar ya pak Arthur?”
 
 
II.Fase Kerja 
“Pak Arthur biasanya jika hendak BAB/BAK seperti apa? Coba
sampaikan kepada suster ?”
“Oh.. bagus sekali pak, tapi lebih manteb jika setelah BAB harus
cuci tangan supaya kuman-kumannya  tidak lengket di tangan ya
pak”
“Biasanya bapak kalau BAB dimana ?”
“Jika BAK biasanya selesai langsung pasang celana lagi apa disiram
dulu pak> selesai BAB biasanya cebok seperti apa pak?”
“Sudah bagus pak Arthur, namun saat mau cebok selesai BAB harus
menggunakan air yang bersih dan pastikan tidak ada tersisa tinja dan
air kencing ditubuh pak Arthur ya?” cebok dari tempat yang bersih
ke yang kotor ya pak” siram sampai tidak ada lagi sisa tinja atau air
kencing, dengan demikian bapak juga mencegah menyebarnya
kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/air kencing.
“Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, pakaian bapak
harus dirapikan kembali sebelum keluar ya? Misalnya jika celana
ada resleting, harus ditutup dulu dengan rapi, setelah itu wajib cuci
tangan menggunakan sabun dengan cara 7 langkah yang sudah
diajarkan kemarin”
“Siap pak Arthur?” 
III.Fase Terminasi 
1.a.Evaluasi Subjektif 
“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita berbincang-
bincang tentang cara BAB/BAK yang baik dan
mencontohkannya tadi?”
b.Evaluasi Objektif 
“Tadikan sudah kita diskusikan bersama cara eliminasi
(BAB/BAK) yang baik, bisakah bapak mengulanginya kembali
apa yang telah kita bincang-bincang barusan?”
 
2.Tindak Lanjut
“Diskusi/bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat
dipahami pak Arthur?”
3.Kontrak yang akan datang 
a.Topik
“Pak Arthur, besok pagi kita bincang-bincang tentang apa saja?
Bagaimana jika tentang berhias/berdandan?”, tentang cara
berdandan/ berhias, mencontohkan cara berdandan setelah itu
masukkan latihan kegiatan ke jadwal hariannya ya?”
b.Tempat
“Mau bincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika dibawah
pohon kecil itu?”
c.Waktu 
“Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?”
bagaimana jika jam 10.00 wib saja?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN 3 SP 3 DPD
 
A.Proses Keperawatan 
1.Kondisi Klien 
Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan diri di hari
sabtu dan minggu dan cara makan yang baik, klien mengatakan
senang dapat melakukan kegiatan, klien mengatakan cara
BAB/BAK yang benar, mengatakan cara BAK yang benar, klien
mengatakan senang dapat informasi dan berdiskusi dengan perawat,
gosok gigi 2 x, makan cuci tangan, mandi, kermas tetapi tidak pakai
shampo.
Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebutkan cara-cara
eliminasi walau tidak semua benar, klien mampu mengungkapkan
kembali apa yang telah disampaikan oleh perawat walau kadang
dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik, tampak rambut
rapi, bersih, kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-gatal sudah
mengering.
2.Diagnosa Keperawatan 
Defisit Perawatan Diri  
3.Tujuan Khusus 
a. Klien mengetahui cara berdandan
b. Klien mampu melakukan cara berdandan yang baik
c. Klien dapat melaksanakan cara berdandan yang baik
4.Tindakan Keperawatan 
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan BAK/BAB
yang benar.
b. Mendiskusikan cara berdandan
c. Mencontohkan pada klien cara berdandan yang baik
d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali cara
berdandan yang benar.
e. Menyarankan klien untuk memasukkan jadwal kegiatan latihan
ke dalam jadwal harian.
 
B.Proses Pelaksanaan Tindakan 
I.Fase Orientasi 
1.Salam terapeutik 
“Selamat siang pak Arthur” 
2.Evaluasi / Validasi 
“Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidurnya nyenyak
semalam” Bagaimana latihannya ada dilakukan tidak pak?”
3.Kontrak 
a.Topik
“Pak Arthur, pada pagi ini kita akan bincang-bincang tentang
cara berdandan yang baik ya… setelah itu jangan lupa
memasukkan jadwal harian bapak ya?”.
b.Tempat
“Kita mau berbincang-bincang dimana pak Arthur? Bagaimana
jika disini saja ?”
c.Waktu 
“Pak Arthur kita bincang-bincangnya kurang lebih 20 menit ya
pak?”
d.Tujuan 
“Dimana tujuan pertemuan kita kali ini adalah supaya bapak
mengetahui cara berdandan yang baik sehingga mampu
menerapkan untuk sehari-harinya?.
II.Fase Kerja 
“Pak Arthur biasanya kalau berdandan itu seperti apa saja ?”
“Iya bagus sekali”
“Selain yang bapak sebutkan tadi ada juga, yaitu berpenampilan
harus rapi, sesuai, cukuran, sisiran, kalau ada minyak rambut juga ya
pak?”
“Sekarang suster contohin ya, baju, celana, sisiran, minyak ramut,
jiak ada kumis dan jenggot harus dicukur dulu ya pak, biar rapi,
seperti ini?”
“Suster sudah mencontohkan barusan, coba bapak ulangi sekarang”
“Hebat sekali pak Arthur”
“Tidak sulit kan pak cara berdandan yang baik?” 
“Siap latihan nanti pak sampai seterusnya ya pak?
III.Fase Terminasi 
1.a.Evaluasi Subjektif 
“Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita berbincang-
bincang tentang cara berdandan yang baik barusan?”
b.Evaluasi Objektif 
“Tadikan sudah kita diskusikan tentang cara-cara berdandan
yang baik, bisakah bapak mengulangi kembali?”
2.Tindak Lanjut
“Bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami
tidak pak Arthur?”
3.Kontrak yang akan datang 
a.Topik
“Pak Arthur, besok kita akan berbincang-bincang tentang apa
ya? Bagaimana jika tentang kemampuan dan aspek positif yang
bapak miliki saja? Setelah itu bapak menilai dari hal-hal positif
yang baik bapak miliki yang mana yang akan/ingin bapak latih
sesuai kemampuan bapak?”
b.Tempat
“Kita bincang-bincangnay dimana pak? Bagaimana jika didekat
tempat air itu saja?”
c.Waktu 
“Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?”
bagaimana jika jam 10 an saja?
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klien dengan gangguan isolasi sosial memiliki karakteristik
menarik diri dari orang lain, sulit membina hubungan saling percaya
pada awal interaksi. Klien mengalami hambatan dalam berdiskusi
tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain, dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain, bahkan tidak ada motivasi dalam
berkenalan  dan  berinteraksi dengan orang lain, saat interaksi kontak
mata kurang apabila tidak diberi stimulasi, serta sering menunduk.  
Harga diri rendah dan koping keluarga yang tidak efektif dapat
menjadi salah satu pencetus timbulnya isolasi sosial seperti
sulit, malas dan takut berinteraksi dengan orang lain dimana suatu
keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain
menyatakan sikap negatif atau mengancam.. 
Peran perawat dalam  memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan isolasi sosial yaitu membina hubungan saling percaya,
menunjukkan sikap empati, dan menerima klien apa adanya, memberi
perhatian, memberi sentuhan, memberi reinforcement,  kontak sering
tapi singkat, menggunakan pertanyaan tertutup dengan jawaban
pilihan dan memenuhi kebutuhan dasar. Mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial,  berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain,
hindarkan penilaian yang negatif, utamakan memberi pujian yang
realistis setiap kemampuan berkenalan dan jawaban  yang diberikan
klien , walaupun respon dan setiap jawaban klien tidak yang seperti
diharapkan. 
DAFTAR PUSTAKA
 
Ernawati, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.
 
Farida, Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
 
Keliat, Budi Anna & akemat.2009. Model Praktik Keperawatan
Profesional Jiwa.EGC.Jakarta
 

Anda mungkin juga menyukai