Anda di halaman 1dari 5

Judul Acara Praktikum Photo Stitching/Mosaik

Nama Mohammad Fahriansyah Nilai Total


NIM 18/426870/GE/08806 Laporan :
Kelompok Praktikum Selasa, 15.00-17.00
Asisten 1. Atika Ratnaningsih
2. Adhelia Brilianty
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : Jam :
B : Kegiatan B: Praktikan Asisten
Praktikum
C : Laporan Praktikum C:
D : Tugas D: (Mohammad (
Fahriansyah) )

TUJUAN
1. Dapat memahami dan mengaplikasikan metode pembuatan mozaik foto

Nilai

ALAT DAN BAHAN


1. Citra foto udara
2. Citra UGM
3. Software Kolor Autopano Giga
4. ArcGIS
5. Perangkat Keras Komputer
Nilai
LANGKAH KERJA

Citra Foto udara dan Citra UGM

Pembuatan mozaik foto Pembuatan mosaik foto udara


udara hasil video sebagian hasil foto udara sebagian
Peta pertampalan citra atau
Peta mosaik sebagian wilayah UGM
wilayah UGM
mozaik foto udara sebagian
wilayah UGM dari video
wilayah UGM

INPUT PROSES OUTPUT

Nilai

HASIL PRAKTIKUM
1. Mosaik citra video menggunakan software Autopano Giga yang telah di
Georeferencing (Terlampir)
2. Mosaik citra foto udara menggunakan software Autopano Giga yang telah di
Georeferencing (Terlampir)

Nilai

PEMBAHASAN
Mosaik foto udara adalah gabungan dua atau lebih foto udara yang bertampalan
membentuk pandangan komposit/gabungan dari keseluruhan area yang diinput masing
masing foto udara (Wolf,1983). Seperti yang dipaparkan pada pengertian tersebut,
mosaik foto udara berguna untuk memberikan gambaran keseluruhan mengenai area
yang dipetakan, mengingat karakteristik foto udara (terutama SFAP) yang biasanya
tersaji dalam skala besar dengan luas cakupan yang sempit tiap fotonya (James,2010).
Mosaik foto udara banyak digunakan untuk berbagai kajian kuantitatif karena secara
planimetrik terjadi banyak kesalahan.
Ditinjau dari teknik pembuatannya, Wolf (1983) menyebutkan ada tiga jenis
mosaik, yaitu mosaik terkontrol, tidak terkontrol, dan semi terkontrol. Mosaik terkontrol
adalah mosaik yang dibuat dari foto yang telah direktifikasi sehingga semua foto telah
mempunyai skala yang sama. Mosaik tidak terkontrol adalah mosaik yang dibuat dari
foto tegak yang belum direktifikasi serta belum diseragamkan skalanya. Mosaik semi
terkontrol adalah mosaik yang disusun dengan menggunakan foto udara yang
mempunyai beberapa titik kontrol, tetapi foto tersebut tidak terektifikasi dan mempunyai
skala yang tidak seragam.
Mosaik terkontrol dan semi terkontrol memiliki kesamaan, yaitu memerlukan
ketersediaan titik kontrol. Keharusan untuk tersedianya titik kontrol tersebut mempunyai
konsekuensi waktu pemprosesan yang lama, yaitu saat identifikasi titik kontrol pada
setiap foto, dan biaya yang relatif mahal untuk penyediaan/pengadaan titik kontrol setiap
foto. Pembuatan mosaik tidak terkontrol secara konvensional, meskipun tidak
memerlukan titik kontrol, tetapi membutuhkan operatot untuk mengidentifikasi
titik/objek yang sama antar foto (tie points, TP) yang saling bertampalan. Cara ini sangat
tergantung pada tingkat ketelitian operator dan membutuhkan waktu yang lama.
Foto udara adalah hasil pemotretran suatu daerah dari ketinggian tertentu, dalam
ruang lingkup atmosfer menggunakan kamera. Misalnya pemotretran menggunakan
pesawat terbang, helikopter, balon udara, drone/UAV, dan wahana lainnya. Keuntungan
penggunaan foto udara adalah dapat menghasilkan gambar/citra yang lebih detail
(resolusi sekitar 15cm), tidak terkendala awan, karena pengoperasian wahana pada
ketinggian dibawah awan. Kelemahannya, foto udara terdiri dari kumpulan scene kecil
yang banyak, terlebih lagi untuk pemotretran dengan area yang sangat luas. Misalnya
untuk penggunaan UAV, hasil foto udara kurang bagus jika terdapat angin yang kencang,
karena hasil pemotretran kurang stabil. Kelemahan yang lain, foto udara harus dilakukan
juga dengan pengambilan GCP (Ground Control Point) di lapangan untuk melakukan
koreksi geometrik (orthorectification), karena untuk pemastian keakuratan geometrik.
Penyusunan mosaik foto udara bertujuan untuk mengatasikelemahan foto udara
dalam menjangkau area pemotretran yang luas, kumpulan scene kecil foto udara yang
banyak tersebut disusun menjadi satu kesatuan seperti satu foto besar yang mencangkup
area yang luas. Perkembangan teknologi pada era digital semakin mempermudah
penyusunan mosaik foto udara dengan menggunakan aplikasi Virtual Dub dan Autopano
Giga yang berfungsi untuk mengubah data pengindraan jauh berupa video yang diambil
dengan UAV kemudian tiap frame dipisah dan dijadikan banyak foto.
Kumpulan foto yang sudah diekstrak dari video tersebut kemudian disatukan
menjadi mosaik foto dengan aplikasi Autopano Giga, pada proses penyatuan foto udara
ini membutuhkan waktu yang cukup lama bergantung pada kualitas output. Setelah
menjadi sebuah mosaik foto hanya perlu dilakukan layouting dengan aplikasi layout
seperti ArcGIS. Dengan kemudahan tersebut, pembuatan sebuah data pengindraan jauh
menjadi lebih sederhana daripada survei langsung ke lapangan, walaupun untuk
mendapatkan keakuratan data dan kualitas output yang baik.
Nilai

KESIMPULAN
1. Penyusunan mosaik foto udara bertujuan untuk mengatasi kelemahan foto udara
dalam menjangkau area pemotretran yang luas. Pengaplikasiaan foto udara
menjadi mosaik foto udara adalah dengan dilakukan pertampalan foto udara
dengan menggunakan aplikasi Autopano Giga dan menghasilkan mosaik foto
udara.
Nilai

DAFTAR PUSTAKA
Aber, James S., Irene Marzolf., Johannes Ries. 2010. Small-Format Aerial
Photography :
Principles, Techniques and Geoscience Aplliacations. Amsterdam : Elsevier
Wolf, R. Wolf. 1983. Elemen Fotogrametri, dengan Interpretasi Foto Udara dan
Pengindraan Jauh. Edisi Kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nilai

Anda mungkin juga menyukai