2. ALTERNATIF 2
CL : 45 ° - 225 ° , arah NW - SE
- Angin Calms ( 0 - 4 ) Mph ------------------------------------ = 4.6 %
1.2 + 3.8 + -5 + 4.5
4 - +153.9
Mph
+ 1.6 +=5.5 + 4.5 + 32.8 + 1.1 + 3.3 + 4.7 + 2.9 + 7.2 + 4.3 = #VALUE! %
- 15 - 35 MPh = 1.1 + 0.4 + 1.8 + 1.7 + 1.9 + =
7.5 %
0.6
- 35 - 45 Mph = 0.6 + 1.3 + 1.5 + 0.9 + 0.7 +
= 5.4 %
0.4
- 45 - 65 Mph = 0.3 + 0.6 + 0.6 + 0.8 + 0.5 +
= #VALUE! %
Total Percentage Of Wind = #VALUE! %
3. ALTERNATIF 3
CL : 90 ° - 270 ° , arah W - E
- Angin Calms ( 0 - 4 ) Mph ------------------------------------ = 4.6 %
1.2 + 3.8 + -5 + 4.5
4 - +153.9
Mph
+ 1.6 +=5.5 + 4.5 + 32.8 + 1.1 + 3.3 + 4.7 + 2.9 + 7.2 + 4.3 = #VALUE! %
- 15 - 35 MPh = 0.7 + 1.6 + 1.1 + 0.6 + 1.7 + =
6.7 %
1
- 35 - 45 Mph = 0.3 + 1.6 + 0.6 + 0.4 + 1.3 +
= 4.4 %
0.2
- 45 - 65 Mph = 0.2 + 0.4 + 0.3 + + 0.7 +
= #VALUE! %
0.1
Total Percentage Of Wind = #VALUE! %
Dari ketiga alternatif tersebut diatas ternyata percentage of Wind yang terbesar adalah Alternatif 2
dengan Azimuth 45 ° - 225 , arah S NW-SE
(i) persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang rencana yang telah ditetapkan.
(ii) lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh terhadap kemungkinan pengembangan fasilitas utama pada
lapangan terbang seperti landasan pacu dan landasan penghubung.
(iii) hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi pesawat terbang dalam melakukan proses operasional
yakni lepas landas dan pendaratan.
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan lepas
landas secara normal. Ukuran panjang TOD adalah 115 % dari jalur landasan pacu dengan perincian
100 % yaitu landasan pacu itu sendiri dan 15 % berupa jarak tambahan yang direncanakan untuk mengatasi
kemungkinan overshoot take-off dari pesawat terbang.
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak rencana bagi pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara
sempurna dengan fine approach landing yakni sepanjang 100 % dari landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) adalah jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan
secara normal pada landasan pacu.
ukuran panjang SD adalah 60 % dari jarak pendaratan LD dan SD direncanakan menggunakan perkerasan
dengan kekuatan penuh (full strenght hardening pavement).
4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap
perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda - benda yang
menyilang kecuali penempatan lampu - lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu.
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi : overshoot
take off, dan overshoot landing.
5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak diluar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway
dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai
jalur landasan untuk memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas landas (take-off
failure) dan untuk pendaratan darurat (emergency landing).
6. Take-off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas
secara normal maupun dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang
jalur landasan pacu. Take -off Run direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength
hardening pavement)
7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang dengan karesteristik tertentu
untuk melakukan pengangkatan setelah kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen - komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari
pesawat terbang sebagai berikut :
ICAO menetapkan panjang dasar runway harus ditambah 7 % setiap 300 m naik dari permukaan
laut. Misalkan ketinggian daerah lapangan terbang yang akan direncanakan ada pada +
Panjang Runway = 460.0
3,261.36 m + x 3,261.36 x 7 %
300
= 3,611.41 m
Jadi temperatur standar pada ketinggian + 460.0 diatas permukaan air laut :
460.0
15 ⁰C - ( x 2 ⁰C )= 11.933 ⁰C
300
Jadi panjang runway setelah koreksi temperatur adalah :
3,261.36 + ( 1 % x 11.933 x 3,261.36 ) = 3650.55 m
5. STRIPES
Stripes adalah daerah bebeas di kedua runway yang ditetapkan oleh ICAO sebagai berikut :
- Diujung runway panjang minimum stripes 150 ft = 45.72 = 50
- Jarak antara stripes kiri dan kanan runway minimum sebesar 140 ft = 42.672
- Kemiringan stripes sampai dengan 150 m adalah 2.5 %
- Lengkung peralihan = 0.30 %
- Jarak pandangan bebas lengkung minimum = 3m
- Perubahan naik kemudian turun = 0.5 jarak runway
6. KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PERENCANAN
LAPANGAN TERBANG ADALAH :
1. Bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread) dan panjang badan (fuselage)
dari pesawat terbang rencana memperangaruhi ukuran lebar landasan pacu, lebar taxiway, jarak antara
runway dan taxiway, dimensi apron, diameter manuver perputaran pesawat terbang (jejari putar) dan letak
geudng terminal pada bandara.
2. Wheel base atau jarak antara roda pendarat utama (main gear) dan roda depan (nose gear) dan wheel
thread atau jarak antara roda pendarat utama mempengaruhi perencanaan ukuran lebar dan jarak dari
runway dan taxiway, dan ukuran plat beton untuk perkerasan beton.
3. Berat pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran panjang runway yang diperhitungkan menurut
kondisi take off dan landing, ketebalan struktur lapisan perkerasan pada runway dan taxiway, serta jenis
perkerasan pada apron.
RUNWAY STANDARS
- width of structural pavement = 150 '- 200 '.
- widht of safety area = 200 ft
- width of shoulders = 25 ' - 50 '
TAXIWAY STANDARS
- width of structural pavement = 75 ft
- widht of safety area = 171 ft
- width of shoulders = 35 ft
Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and Engineering dari FAA tentang desain landasan
pacu pada tabel berikut :
Airplane Design Group
Komponen pada Runway
I II III IV V
75 ft 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft
Lebar Runway
23 m 30 m 30 m 30 m 45 m
10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft
Lebar Bahu Runway
3m 3m 3m 6m 7.5
95 ft 120 ft 120 ft 140 ft 200 ft
Lebar Blast Pad
29 m 36 m 36 m 42 m 60 m
60 ft 100 ft 150 ft 200 ft 200 ft
Panjang Blast Pad
18 m 30 m 45 m 60 m 60 m
300 ft 300 ft 300 ft 400 ft 500 ft
Lebar Daerah Aman
90 m 90 m 90 m 120 m 150 m
600 ft 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft
Panjang Daerah Aman
180 m 180 m 180 m 240 m 300 m
Tabel Ukuran komponen Runway sesuai dengan Airplane Design Group
boeing 707-320 termasuk Airplane Desaign Group IV (lihat tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)
Sehingga dari tabel Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Desaign Group diperoleh :
157.7 m
CL
CL
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi airplane design group
Airplane Design Group
Komponen pd taxiway
I II III IV V
75 ft 75 ft 100 ft 150 ft 150 ft
Jari-jari tikungan (R)
22,5 m 22,5 m 30 m 45 m 45 m
60 ft 60 ft 60 ft 85 ft 85 ft
Jari-jari tikungan tambahan (F)
18 m 18 ft 18 m 25,5 m 25,5 m
Panjang jalur tikungan tambahan 50 ft 50 ft 150 ft 250 ft 250 ft
(L) 15 m 15 m 45 m 75 m 75 m
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi airplane design group
25,5 m
75 m
lebar bahu taxiway
4,5 m
23
Perencanaan tikungan pada taxiway dengan pesawat terbang rencana
Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran wheel base (jarak antara roda utama
dan roda depan) dan komponen-komponennya maka dapat dihitung dengan persamaan berikut :
R = 0.388 x 2B
(W/ 2- D)
dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan (m)
B = Ukuran wheel base pesawat terbang rencana ( m )
D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama dan tepi jalur taxiway (m)
Maka : R = 0.388 x 2B
(W/ 2 )- D)
= 0.388 x 2 x ( 18 )
= ( 23 / 2 ) - 7)
= 13.9525
4.77
= 2.92505 ~ 3m
BAB IV
AIR FIELD LAY OUT
LENGKAP FASILITAS SIPIL DAN MILITER
A.Taxi Way
Taxi way direncakan dengan mempertimbangkan kemudahan dan efesiensinya terhadap operasional
pesawat memberikan keamanan dan comprotebel bagi para penumpang. Sebagai jalur lalu lintas pesawat
terbang dalam geraknya di darat,maka sebagai gambaran umum untuk merencankan sebagai berikut:
A.1 . Direncakan hubungan yang seksama antara runway dan taxy way dengan dimensi dan kateristik
pesawat,batas yang di berikan ini bermaksud setiap pesawat yang agar selelasnya mengosongkan runway.
A.2. Memnghindari atau di usahakan jangan terlalu banyak tikungan karena seperti diketahui pesawat
pada geraknya di darat banyak sekali membutuhkan energi, apalagi pesawat bermesin jet
A.3. Radius sisi bagian dalam suatu perkerasan di ambil minimum 50 meter , sehingga pesawat terbang
dapat bergerak dengan kecepatan antara 48-64 km/jam
A.4. Data dari ICAO
- Lebar taxiway ideal = 75 ft = 23 m
- jarak minimun taxyway ke runway = 145 m
- jarak minimum taxyway kerintangan lain = 39 m
- Kemiringan dalam arah memanjang = 1%
- Kemiringan dalam arah melintang = 1.5 %
- Kemiringan pada tikungan maksimum = 3%
Mengingat pesawat-pesawat yang akan take off harus melakukan pengetesan intrument terlebih dahulu, maka
agar tercapai efesiensi untuk dapat sekaligus mengetes berapa pesawat,taxyway pada ujung runway kita perlebar
sedemikian rupa sehingga pesawat yang telah selesai testing dapat segera menuju runway kemudian take off.
B. Apron
Apron adalah suatu ares untuk pakir pesawat terbang dan keperluan lainnya seperti bongkar muat barang,
turun naiknya penumpang,pengertian bahan bakar atau pemeriksaan ringan pesawat.
Ukuran luas apron harus di sesuaikan dengan kapasitas kegiatan bongkar angkutan muat barang / penumpang
sehingga dengan luas yang kita tetapkan untuk dapat menjamin kelancaran lalu-lintas udara s ecara keseluruan
misalnya apron tersebut dapat menampung kurang lebih sepuluh buah pesawat.
Konstruksi perkerasan untuk apron harus lebih tebal dari perkerasan yang dipakai untuk runway dan
taxiway, karena apron menahan muatan tetap/pesawat dalam keadaan berhenti.
Agar supaya pada apron tidak terlihat kesan penuh sesak.maka ada dua kemungkinan utama sebagai berikut :
BAB V
MENENTUKAN TEBAL PERKERASAN
Tebal perkerasan tergantung pada beban yang diharapkan akan ada serta daya dukung tanah setempat.
sehubungan dengan beban yang bekerja dalam hal ini tekanan roda, maka tekanan roda pada bidang permukaan
perkerasan tergantung pada juga luas bidang singgung roda terhadap permukaan perkerasan. Bidang singgung
roda dimaksud ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1. Critical Area
Critical Area artinya tekanan roda pada permukaan perkerasan dalam keadaan paling maksimum. Hal ini
bisa terjadi ketika pesawat sedang berhenti bergerak dengan kecepatan yang lamban, misalnya pada apron dan
taxiway atau bagian ujung dari runway.
2. Noncritical Area
Noncritical Area berarti kebalikan dari critical area, yang bisa ada pada saat pesawat dalam keadaan
kecepatan tinggi, misalnya saja pada bagian tengah dari runway.
Perhitungan tebal perkerasan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
- Cara analitis (Sistem penyebaran gaya)
- Cara grafis (ICAO menetapkan tebal-tebal ini)
CARA GRAFIK
1 Roda menerima beban = 75,050 lbs = 34042.68 kg
CBR Subgrade minimal = 5%
Dari grafik A, dengan CBR 5 %, Wheel Load 30 Kip, didapat tebal kontruksi perkerasan sekitar
= 27 " = 68 cm
Cara Grafik (menurut FAA)
Tanah dasar (subgrade) lapangan dikelompokan pada soil group F9, saluran dianggap poor drainage,
klasifikasi tanah termasuk E - 8
Berat pesawat 1 gear = 75,050 lbs, untuk 1 roda = 75 % x = 56,288 lbs
ari
Jadi untuk pesawat Boeing 707-320 tebal kontruksi perkerasan runway menurut perhitungan :
a. cara spreading, tebal perkerasan = 73 cm
b. cara CBR, tebal kontruksi perkerasan = 68 cm
c. cara FAA, tebal kontruksi perkerasan = 70 cm
untuk lebih aman sebaiknya diambil tebal kontruksi perkerasan = 73 cm
0.20
2
COMPACTED SAND CBR :
SUBGRADE CBR : 5
BAB VI
PERENCANAAN DRAINASE
Daerah lapangan terbang penting sekali direncanakan system drainase air hujan secepat-cepatnya agar jangan ada
genangan air yang mengganggu operasional bandara.
Untuk memenuhi hal ini, saluran-saluran pembuang harus dibuat cukup besar sesuai dengan curah hujan setempat
dan intensitas yang maksimal.
Sebagai dasar perencanaan dapat diambil contoh sebagai berikut :
- Intensitas hujan rata-rata dalam satu tahun sebesar 1,300 mm/tahun
- hari hujan dalam 1 tahun sebanyak 120 hari
à Jadi rata-rata hujan per hari adalah : 1,300
x 120 = 427.39726 mm/hari
365
à rata-rata hujan dalam intensitas per jam adalah : 427.4
= 17.8082192 mm/jam
24
untuk daerah lapangan terbang rumus rational pada ilmu hidrologi dipakai :
TABEL
ANGKA PENGALIRAN
Type of Surface C
Dimensioning Saluran :
a). Saluran tertutup tepi runway (Type 1)
● Dimensi saluran
Q=AxV; V= 0.5 m/det
Buis beton b= 0.5 h
jarak 100 m w A = bxh à 0.5 x h = 0.5 h2
h Q = 0.5 h2 x 0.5 m/det = 0.25 h2 m3/det
0.134 m /det =
3
0.25 h 2
m /det
3
h2 = 1.87029863
h = √ 1.87029863 = 1.36758861975689 ~ 1.40
b b = 0.5 h = 0.7 m ~ 0.70
B= 4.25 m
w = 0.3 m
H= 2m h = 1.7 m
b = 1/2 h
0.85 m
BAB VII
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Untuk menghitung volume galian dan timbunan kita lakukan pentahapan sebagi berikut :
1. Untuk mendapatkan volume yang lebih teliti kita lakukan pemotongan arah memanjang dan arah melintang pada
areal rencana yang sudah ada kontrollines. Untuk pemotongan kearah melintang dibuat beberapa seksi.
2. Untuk mengetahui ketinggian maximal dari kontrol tanah lokasi rencana diakan pemotongan arah memanjang
dengan menggambil tempat tertinggi
3. Tentukan peil rencana untuk runway, taxyway, dan appron seperti dalam rencana ini kami mengambil,
ketinggian adalah = + 460.0 m
4. Pada prinsipnya setiap potongan melintang dapat dibuat lebih teliti lagi dengan menggambil strooke tiap
potongan lebih kecil dari 100m, sehingga kesalahan perhitungan dapat diperkecil.
5. Untuk menghitung luas cut and fill pada masing - masing section dapat dilakukan banyak cara, antara lain
dengan rumus batasan integral dan cara konvensional menggunakan rumus - rumus ilmu ukur tanah.
5. Untuk menghitung sehingga di dapatkan keadaan yang ekonomis, maka kita mengambil lebih dari satu peil rencana.
ARAH : 17` - 35
ARAH : 8- 26
PENAMPANG ( M2) VOLUME ( M3 )
PROFIL JARAK
CUT FILL CUTE FILL
1 - 1 156.3 47.56 950 148,485 45,182
2 - 2 132.8 - 1100 146,080 77,770
3 - 3 264 70.7 215 56,760 2,498.30
4 - 4 166.56 11.62 75 12,492 1,054.50
5 - 5 110.25 14.06 625 68,906 18,362.50
6 - 6 157 29.38 855 138,945 42,099.45
7 - 7 24 47.57 500 12,000 8,125
JUMLAH 583,668 195,092
VOLUME PEKERJAAN.
1. Pekerjaan tebas tebang =( 4250.0 x 500 )+( 650 x 1950 )+( 700 x 300 )+(
+( 2400 x 10 ) x 2
= 7353000 m2 ~ 735.3 Ha
2. Volume galian tanah (penggusuran dan perataan ) = 1,042,908 m3
3. Tanah timbunan dan didapatkan = 302,200 m3
4. Stabilisasi tanah dasar untuk landasan, apron dan taxiway :
- Runway = 60 x 2,743 x 2= 329,160 m2
- Taxiway = 80 x 3,360 = 268,800 m2
- Appron = 400 x 200 x 2= 160,000 m2
jumlah = 757,960 m2
BAHAN-BAHAN :
1. Pasir pasang Rp 100,000 /m3
2. sirtu ( sand & gravel ) Rp 120,000 /m3
3. Koral Beton Rp 110,000 /m3
4. Batu pecah 5/7 Rp 86,000 /m3
5. Batu pecah 3/5 Rp 92,000 /m3
6. Batu Pecah 2/3 Rp 105,000 /m3
7. Batu pecah 1/2 Rp 120,000 /m3
8. abu batu (Filler) Rp 102,000 /m3
9. Tanah urug (setempat) Rp 17,000 /m3
10. Lempengan Rumput Rp 15,500 /m3
11. Batu bata Rp 700 /bh
12. Semen Portland Rp 70,000 /zak
13. Kayu bekisting (kayu kelas IV) Rp 80,000 /m3
14. Paku Rp 6,000 /kg
15. Aspal hotmix Rp 4,500 /kg
16. Aspal Tack coat Rp 4,000 /kg
17. Kawat ikat Rp 8,000 /kg
18. Besi beton Rp 9,000 /kg
SEWA ALAT :
1. Buldozer D.60.E Rp 356,931 /m3
2. Motor grader Rp 320,606 /m3
3. Vibratory roller Rp 310,842 /m3
4. Tandem Roler Rp 310,842 /m3
5. Dump truck Komatsu TKD Rp 195,520 /m3
6. Wheel Loader Rp 313,174 /m3
7. Beton Molen Rp 21,000 /m3
8. Vibrator Rp 12,000 /m3
9. Mesin potong besi Rp 10,000 /m3
UPAH TENAGA :
1. Pekerja Rp 85,000 /hari
2. Mandor Rp 90,000 /hari
3. Tukang batu Rp 75,000 /hari
4. Tukang kayu Rp 75,000 /hari
5. Tukang besi Rp 75,000 /hari
6. Kepala tukang Rp 95,000 /hari
7. Operator alat mekanis Rp 110,000 /hari
I. PEK. PENDAHULUAN
1 Mobilisasi alat Ls 150,000,000
2 Pengukuiran dan pemasangan patok Ls 40,000,000
3 Pembuatan kantor proyek 200 m2 310,000 62,000,000
4 Pembuatan Gudang & base camp 500 m2 200,000 100,000,000
5 Tebas tebang & pembersihan lapangan 800 ha 640,000 512,000,000
JUMLAH I 864,000,000
II. PEK. TANAH
1 Galian tanah (penggusuran) 1,042,908 m3 14,277 14,889,855,388
2 Timbunan tanah + pemadatan 302,200 m3 55,553 16,788,121,791
3 stabilisasi tanah dasar untuk landasan 757,960 m2 8,562 6,489,653,520
JUMLAH II 38,167,630,698
III. PEKERJAAN KONTRUKSI LANDASAN
1 Lapisan compacted sand & gravel 151,592 m3 177,453 26,900,449,420
2 Lapisan sub base course 151,592 m3 167,578 25,403,478,420
3 Lapisan base course 106,114 m3 142,378 15,108,352,014
4 Lapisan binder course (ATB) 90,955 m3 668,203 60,776,562,066
5 Lapisan surface course (HRS) 56,089 m3 1,207,916 67,750,842,440
JUMLAH III 195,939,684,359
IV. PEKERJAAN DRAINAGE
1 Saluran tertutup 160/75 7,200 m' 112,000 806,400,000
2 Saluran tertutup 140/45 2,800 m' 98,000 274,400,000
3 Saluran tertutup 130/60 6,400 m' 94,000 601,600,000
4 Saluran tertutup 140/60 13,400 m' 88,400 1,184,560,000
5 Culvert Ø 50 cm 400 m' 96,000 38,400,000
6 beton kansteen 21,400 m' 42,000 898,800,000
TOTAL IV 3,804,160,000
V. PEK. FASILITAS BANGUNAN
1 Bangunan hanggar 4,000 m2 420,000 1,680,000,000
2 Terminal building 2,000 m2 810,000 1,620,000,000
3 Bangunan tower control 1 Unit 340,000,000 340,000,000
4 Bangunan air field 2 Unit 235,000,000 470,000,000
5 Bangunan metereologi station 1 Unit 299,000,000 299,000,000
6 Bangunan gas station 1 Unit 225,000,000 225,000,000
7 Bangunan gate house 8 m2 745,000 5,960,000
JUMLAH V 4,639,960,000
VI. PEKERJAAN FASILITAS PENUNJANG
1 Lapangan parkir umum 70,000 m2 115,000 8,050,000,000
2 Fire Safety building 300 m2 10,500,000 3,150,000,000
3 Pek. Instalasi listrik Ls 0
4 Pek. Instalasi air bersih Ls 0
5 Jalan inpeksi 1,500 m' 199,000 298,500,000
6 Pagar besi strip 5,000 m' 167,000 835,000,000
7 Pagar kawat duri 10,000 m' 75,200 752,000,000
8 Pekerjaan landscaping 140,000 m2 12,000 1,680,000,000
TOTAL VI 14,765,500,000
VII. BIAYA UMUM
1 Biaya transportasi dan akomodasi selama
pelaksanaan
Ls 110,000,000
REKAPITULASI BIAYA
TERBILANG :
KETERANGAN RENCANA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN :
4. Pekerjaan Drainage :
- Volume pekerjaan = 29,800 m3
- Kapasitas kerja = 10 m/hari
- pekerjaan dilaksanakan dalam 10 group
29,800
Lama pekerjaan = = 298 hari
10 x 10
2 ⁰C setiap naik
= 50
3154.45 m
(lihat tabel 3.3 dan 3.4)
25,5 m
M
boeing 707-320
R
% adalah cukup baik
13 %
98 %
35 %
15 %
%
0.133668 m3/det
m3/det
1.40 m
0.70 m
1.40 = 0.28
2 1/2 h
4.25 m
)= 4.85 m
xh)
1.50 = 0.5634
100 x 500 )
KAPASITAS
m2/jam
m3/jam
m3/jam
m3/jam
ton
m2/jam
m2/jam
m2/jam
m2/jam
m2/jam
m2/jam
m2/jam
m2/jam
Ton/H
Ton/H
Kva
1,250,000,000
30,000,000
1,220,000,000
125,000,000
1,095,000,000
73,000
8,333
2,917
84,250
3,750
27,375
0
5,000
190,000
226,125
310,375
46,556
356,931
280,000,000
8,000,000
272,000,000
28,000,000
244,000,000
16,267
1,867
784
18,917
1,000
6,100
0
4,000
140,000
151,100
170,017
25,503
195,520
850,000,000
25,000,000
825,000,000
85,000,000
740,000,000
49,333
5,667
1,700
56,700
3,125
18,500
0
4,000
190,000
215,625
272,325
40,849
313,174
950,000,000
15,000,000
935,000,000
95,000,000
840,000,000
49,412
5,588
1,663
56,663
1,875
26,250
0
4,000
190,000
222,125
278,788
41,818
320,606
950,000,000
15,000,000
935,000,000
95,000,000
840,000,000
46,667
5,278
1,478
53,422
1,875
21,000
0
4,000
190,000
216,875
270,297
40,545
310,842
2,200,000,000
0
2,200,000,000
220,000,000
1,980,000,000
49,500
5,500
2,200
57,200
30,938
0
4,000
190,000
224,938
282,138
42,321
324,458
600,000,000
0
600,000,000
60,000,000
540,000,000
36,000
4,000
1,135
41,135
16,875
0
5,000
190,000
211,875
253,010
37,952
290,962
14,277
0
14,277
6,263
15,642
3,206
6,217
22,100
2,125
55,553
6,263
15,642
3,206
6,217
144,000
2,125
177,453
6,263
15,642
3,206
6,217
132,000
4,250
167,578
6,263
15,642
3,206
6,217
55,200
51,600
4,250
142,378
3,132
9,734
15,642
8,729
6,217
18,651
61,200
63,000
472,500
8,500
900
668,203
3,132
12,978
15,642
11,638
18,651
9,325
120,000
20,400
562,500
420,000
12,750
900
1,207,916
10,500
480
15,642
11,638
18,651
9,325
93,500
55,000
560,000
16,000
12,000
900,000
8,000
340,000
36,000
30,000
30,000
30,000
2,176,736
JUMLAH HARGA (Rp)
150,000,000
40,000,000
62,000,000
100,000,000
512,000,000
864,000,000
14,889,855,388
16,788,121,791
6,489,653,520
38,167,630,698
26,900,449,420
25,403,478,420
15,108,352,014
60,776,562,066
67,750,842,440
195,939,684,359
806,400,000
274,400,000
601,600,000
1,184,560,000
38,400,000
898,800,000
3,804,160,000
1,680,000,000
1,620,000,000
340,000,000
470,000,000
299,000,000
225,000,000
5,960,000
4,639,960,000
8,050,000,000
3,150,000,000
0
0
298,500,000
835,000,000
752,000,000
1,680,000,000
14,765,500,000
110,000,000
75,000,000
58,000,000
85,000,000
328,000,000
864,000,000
38,167,630,698
195,939,684,359
4,639,960,000
14,765,500,000
328,000,000
254,704,775,057
25,470,477,506
280,175,252,563
28,017,525,256
308,192,777,819.0
308,192,777,819
RJAAN :
20 hari
TABEL 1
CL : 45 ° - 225 ° , arah NW - SE
- Angin Calms ( 0 - 4 ) Mph ------------------------------------ = 3.23 %
- 4 - 15 Mph = 33.3 = 33.3 %
- 15 - 35 MPh = 0.8 + 1.2 + 1.1 + 1.1 + 1.4 + =
6.2 %
0.6
- 35 - 45 Mph = 1.1 + 0.8 + 2.1 + 3.9 + 1.9 +
= 11.4 %
1.6
- 45 - 65 Mph = 0.9 + 0.6 + 0.7 + 1.2 + 1.0 +
= 4.6 %
0.2
Total Percentage Of Wind = 58.73 %
3. ALTERNATIF 3
CL : 90 ° - 270 ° , arah W - E
- Angin Calms ( 0 - 4 ) Mph ------------------------------------ = 3.23 %
- 4 - 15 Mph = 33.3 = 33.3 %
- 15 - 35 MPh = 2.1 + 1.3 + 0.8 + 0.6 + 1.0 + =
7.0 %
1.2
- 35 - 45 Mph = 1.4 + 1.3 + 1.1 + 1.6 + 1.3 +
= 10.2 %
3.5
- 45 - 65 Mph = 0.77 + 0.5 + 0.9 + 0.2 + 0.8 +
= 3.5 %
0.3
Total Percentage Of Wind = 57.2 %
Dari ketiga alternatif tersebut diatas ternyata percentage of Wind yang terbesar adalah Alternatif 1
dengan Azimuth 180 ° - 360 ° , arah S - N
(i) persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang rencana yang telah ditetapkan.
(ii) lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh terhadap kemungkinan pengembangan fasilitas utama pada
lapangan terbang seperti landasan pacu dan landasan penghubung.
(iii) hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi pesawat terbang dalam melakukan proses operasional
yakni lepas landas dan pendaratan.
Komponen pada landasan pacu yang diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan proses
operasional pesawat terbang secara aman adalah :
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan lepas
landas secara normal. Ukuran panjang TOD adalah 115 % dari jalur landasan pacu dengan perincian
100 % yaitu landasan pacu itu sendiri dan 15 % berupa jarak tambahan yang direncanakan untuk mengatasi
kemungkinan overshoot take-off dari pesawat terbang.
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak rencana bagi pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara
sempurna dengan fine approach landing yakni sepanjang 100 % dari landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) adalah jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan
secara normal pada landasan pacu.
ukuran panjang SD adalah 60 % dari jarak pendaratan LD dan SD direncanakan menggunakan perkerasan
dengan kekuatan penuh (full strenght hardening pavement).
4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap
perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda - benda yang
menyilang kecuali penempatan lampu - lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu.
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi : overshoot
take off, dan overshoot landing.
5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak diluar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway
dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai
jalur landasan untuk memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas landas (take-off
failure) dan untuk pendaratan darurat (emergency landing).
6. Take-off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas
secara normal maupun dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang
jalur landasan pacu. Take -off Run direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength
hardening pavement)
7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang dengan karesteristik tertentu
untuk melakukan pengangkatan setelah kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen - komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari
pesawat terbang sebagai berikut :
4. PANJANG RUNWAY
Berdasarkan klasifikasi ICAO tahun 1947 ditetapkan bahwa panjang runway minimum = 10,700 x 0.3048
= 3,261 m dengan lebar minimum = 200 x 0.3048 = 60.96 m. Panjang dasar runway ini
belum termasuk koreksi terhadap ketinggian suatu daerah terhadap permukaan air laut dan koreksi keadaan
temperatur.
ICAO menetapkan panjang dasar runway harus ditambah 7 % setiap 300 m naik dari permukaan
laut. Misalkan ketinggian daerah lapangan terbang yang akan direncanakan ada pada + 460.0 jadi
Panjang Runway = 460.0
3,261.36 m + x 3,261.36 x 7 %
300
= 3,611.41 m
Jadi temperatur standar pada ketinggian + 460.0 diatas permukaan air laut :
460.0
15 ⁰C - ( x 2 ⁰C )= 11.93 ⁰C
300
Jadi panjang runway setelah koreksi temperatur adalah :
3,261.36 + ( 1 % x 11.933 x 3,261.36 ) = 3650.55 m
5. STRIPES
Stripes adalah daerah bebeas di kedua runway yang ditetapkan oleh ICAO sebagai berikut :
- Diujung runway panjang minimum stripes 150 ft = 45.72 = 50
- Jarak antara stripes kiri dan kanan runway minimum sebesar 140 ft = 42.67 = 50
- Kemiringan stripes sampai dengan 150 m adalah 2.5 %
- Lengkung peralihan = 0.30 %
- Jarak pandangan bebas lengkung minimum = 3m
- Perubahan naik kemudian turun = 0.5 jarak runway
6. KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PERENCANAN
LAPANGAN TERBANG ADALAH :
1. Bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread) dan panjang badan (fuselage)
dari pesawat terbang rencana memperangaruhi ukuran lebar landasan pacu, lebar taxiway, jarak antara
runway dan taxiway, dimensi apron, diameter manuver perputaran pesawat terbang (jejari putar) dan letak
geudng terminal pada bandara.
2. Wheel base atau jarak antara roda pendarat utama (main gear) dan roda depan (nose gear) dan wheel
thread atau jarak antara roda pendarat utama mempengaruhi perencanaan ukuran lebar dan jarak dari
runway dan taxiway, dan ukuran plat beton untuk perkerasan beton.
3. Berat pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran panjang runway yang diperhitungkan menurut
kondisi take off dan landing, ketebalan struktur lapisan perkerasan pada runway dan taxiway, serta jenis
perkerasan pada apron.
RUNWAY STANDARS
- width of structural pavement = 150 ' - 200 ' .
- widht of safety area = 200 ft
- width of shoulders = 25 ' - 50 '
TAXIWAY STANDARS
- width of structural pavement = 75 ft
- widht of safety area = 200 ft
- width of shoulders = 35 ft
Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and Engineering dari FAA tentang desain landasan
pacu pada tabel berikut :
DOUGLAS DC-7C termasuk Airplane Desaign Group IV (lihat tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)
Sehingga dari tabel Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Desaign Group diperoleh :
3,611 m
LOD 4153.1245 m
207.7 m
CL
CL
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi airplane design group
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi airplane design group
25,5 m
75 m
lebar bahu taxiway
4,5 m
23 M
Perencanaan tikungan pada taxiway dengan pesawat terbang rencana DOUGLAS DC-7C
Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran wheel base (jarak antara roda utama
dan roda depan) dan komponen-komponennya maka dapat dihitung dengan persamaan berikut :
R = 0.388 x 2B
(W/ 2- D)
dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan (m)
B = Ukuran wheel base pesawat terbang rencana ( m )
D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama dan tepi jalur taxiway (m)
Maka : R = 0.388 x 2B
(W/ 2 ) - D )
= 0.388 x 2 x ( 17 )
= ( 23 / 2 ) - 5 )
= 13.192
6.5
= 2.0295 ~ 3 m
BAB IV
AIR FIELD LAY OUT
LENGKAP FASILITAS SIPIL DAN MILITER
A.Taxi Way
Taxi way direncakan dengan mempertimbangkan kemudahan dan efesiensinya terhadap operasional
pesawat memberikan keamanan dan comprotebel bagi para penumpang. Sebagai jalur lalu lintas pesawat
terbang dalam geraknya di darat,maka sebagai gambaran umum untuk merencankan sebagai berikut:
A.1 . Direncakan hubungan yang seksama antara runway dan taxy way dengan dimensi dan kateristik
pesawat,batas yang di berikan ini bermaksud setiap pesawat yang agar selelasnya mengosongkan runway.
A.2. Memnghindari atau di usahakan jangan terlalu banyak tikungan karena seperti diketahui pesawat
pada geraknya di darat banyak sekali membutuhkan energi, apalagi pesawat bermesin jet seperti DC 7C
A.3. Radius sisi bagian dalam suatu perkerasan di ambil minimum 50 meter , sehingga pesawat terbang
dapat bergerak dengan kecepatan antara 48-64 km/jam
A.4. Data dari ICAO
- Lebar taxiway ideal = 75 ft = 23 m
- jarak minimun taxyway ke runway = 145 m
- jarak minimum taxyway kerintangan lain = 39 m
- Kemiringan dalam arah memanjang = 1%
- Kemiringan dalam arah melintang = 1.5 %
- Kemiringan pada tikungan maksimum = 3%
Mengingat pesawat-pesawat yang akan take off harus melakukan pengetesan intrument terlebih dahulu, maka
agar tercapai efesiensi untuk dapat sekaligus mengetes berapa pesawat,taxyway pada ujung runway kita perlebar
sedemikian rupa sehingga pesawat yang telah selesai testing dapat segera menuju runway kemudian take off.
B. Apron
Apron adalah suatu ares untuk pakir pesawat terbang dan keperluan lainnya seperti bongkar muat barang,
turun naiknya penumpang,pengertian bahan bakar atau pemeriksaan ringan pesawat.
Ukuran luas apron harus di sesuaikan dengan kapasitas kegiatan bongkar angkutan muat barang / penumpang
sehingga dengan luas yang kita tetapkan untuk dapat menjamin kelancaran lalu-lintas udara s ecara keseluruan
misalnya apron tersebut dapat menampung kurang lebih sepuluh buah pesawat.
Konstruksi perkerasan untuk apron harus lebih tebal dari perkerasan yang dipakai untuk runway dan
taxiway, karena apron menahan muatan tetap/pesawat dalam keadaan berhenti.
Agar supaya pada apron tidak terlihat kesan penuh sesak.maka ada dua kemungkinan utama sebagai berikut :
B.1. Ukuran Operasional stand
Ukuran operasional stand yanh diperlukan adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
- Kenyamanan penumpang pada tingkat yang paling umum
- Jurusan parking yang cocok untuk suatu jenis pesawat
- Type layout parking yang ideal
- tersedianya sistem penyampaian mekanis yang cukup
B.2 Banyaknya stand
Banyaknya stand tergantung pada :
- susunan terminal dan sistem layout
- Frekwensi penerbangan dan type operasional
- Banyaknya jumlah kegiatan yang bisa terjadi
BAB V
MENENTUKAN TEBAL PERKERASAN
Tebal perkerasan tergantung pada beban yang diharapkan akan ada serta daya dukung tanah setempat.
sehubungan dengan beban yang bekerja dalam hal ini tekanan roda, maka tekanan roda pada bidang permukaan
perkerasan tergantung pada juga luas bidang singgung roda terhadap permukaan perkerasan. Bidang singgung
roda dimaksud ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1. Critical Area
Critical Area artinya tekanan roda pada permukaan perkerasan dalam keadaan paling maksimum. Hal ini
bisa terjadi ketika pesawat sedang berhenti bergerak dengan kecepatan yang lamban, misalnya pada apron dan
taxiway atau bagian ujung dari runway.
2. Noncritical Area
Noncritical Area berarti kebalikan dari critical area, yang bisa ada pada saat pesawat dalam keadaan
kecepatan tinggi, misalnya saja pada bagian tengah dari runway.
Perhitungan tebal perkerasan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
- Cara analitis (Sistem penyebaran gaya)
- Cara grafis (ICAO menetapkan tebal-tebal ini)
CARA GRAFIK
1 Roda menerima beban = 27,497 lbs = 12472.441 kg
CBR Subgrade minimal = 5%
Dari grafik A, dengan CBR 5 %, Wheel Load 30 Kip, didapat tebal kontruksi perkerasan sekitar
= 27 " = 68 cm
Cara Grafik (menurut FAA)
Tanah dasar (subgrade) lapangan dikelompokan pada soil group F9, saluran dianggap poor drainage,
klasifikasi tanah termasuk E - 8
Berat pesawat 1 gear = 27,497 lbs, untuk 1 roda = 75 % x 20,622 lbs
cdfvdvv cv
ari
Jadi untuk pesawat DOUGLAS DC 7C tebal kontruksi perkerasan runway menurut perhitungan :
a. cara spreading, tebal perkerasan = 31 cm
b. cara CBR, tebal kontruksi perkerasan = 68 cm
c. cara FAA, tebal kontruksi perkerasan = 78 cm
SUBGRADE CBR : 5%
BAB VI
PERENCANAAN DRAINASE
Daerah lapangan terbang penting sekali direncanakan system drainase air hujan secepat-cepatnya agar jangan ada
genangan air yang mengganggu operasional bandara.
Untuk memenuhi hal ini, saluran-saluran pembuang harus dibuat cukup besar sesuai dengan curah hujan setempat dan
intensitas yang maksimal.
Sebagai dasar perencanaan dapat diambil contoh sebagai berikut :
- Intensitas hujan rata-rata dalam satu tahun sebesar 4,150 mm/tahun
- hari hujan dalam 1 tahun sebanyak 120 hari
à Jadi rata-rata hujan per hari adalah : 990
x 120 = 325.48 mm/hari
365
à rata-rata hujan dalam intensitas per jam adalah : 325.48
= 13.562 mm/jam
24
untuk daerah lapangan terbang rumus rational pada ilmu hidrologi dipakai :
TABEL
ANGKA PENGALIRAN
Type of Surface C
Dimensioning Saluran :
a). Saluran tertutup tepi runway (Type 1)
Lebar daerah aliran :
● Runway + berm perkerasan : ( 45 x 0.5 ) + 7.5 = 30 m
● Panjang daerah aliran = 100 m (tiap 100 m dipasang buis beton untuk dialirkan ke saluran pembuang )
● Luas daerah pengaliran : A = 30 x 100 = 3000 m2 = 0.003 km2
● Debit untuk satu saluran : Q = 0.278 C .i.A
= 0.278 x 0.90 x 13.56164 x 0.003 = 0.0101794 ~ 0.1018 m3/det
● Dimensi saluran
Q=AxV; V= 0.5 m/det
Buis beton b= 0.5 h
jarak 100 m w A = bxh à 0.5 x h = 0.5 h2
h Q = 0.5 h2 x 0.5 m/det = 0.25 h2 m3/det
0.102 m3/det = 0.25 h2 m3/det
h = 2
2.4559
h = √ 2.4559 = 1.5671 ~ 1.60 m
b b = 0.5 h = 0.8 m ~ 0.80 m
B= 1.8 m
w = 0.3 m
H= 2m h = 1.8 m
b = 1/2 h
0.9 m
BAB VII
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Untuk menghitung volume galian dan timbunan kita lakukan pentahapan sebagi berikut :
1. Untuk mendapatkan volume yang lebih teliti kita lakukan pemotongan arah memanjang dan arah melintang pada
areal rencana yang sudah ada kontrollines. Untuk pemotongan kearah melintang dibuat beberapa seksi.
2. Untuk mengetahui ketinggian maximal dari kontrol tanah lokasi rencana diakan pemotongan arah memanjang
dengan menggambil tempat tertinggi
3. Tentukan peil rencana untuk runway, taxyway, dan appron seperti dalam rencana ini kami mengambil,
ketinggian adalah = + 460.0 m
4. Pada prinsipnya setiap potongan melintang dapat dibuat lebih teliti lagi dengan menggambil strooke tiap
potongan lebih kecil dari 100m, sehingga kesalahan perhitungan dapat diperkecil.
5. Untuk menghitung luas cut and fill pada masing - masing section dapat dilakukan banyak cara, antara lain
dengan rumus batasan integral dan cara konvensional menggunakan rumus - rumus ilmu ukur tanah.
5. Untuk menghitung sehingga di dapatkan keadaan yang ekonomis, maka kita mengambil lebih dari satu peil rencana.
ARAH : 17` - 35
ARAH : 8- 26
PENAMPANG ( M2) VOLUME ( M3 )
PROFIL JARAK
CUT FILL CUTE FILL
1 - 1 156.3 147.56 950 234,400 145,182
2 - 2 132.8 - 1100 146,080 -
3 - 3 264 70.7 215 342,777 2,498.30
4 - 4 166.56 111.62 75 67,890 1,054.50
5 - 5 110.25 134.06 625 68,906 18,362.50
6 - 6 157 129.38 855 138,945 42,099.45
7 - 7 24 97.57 500 78,900 118,125
JUMLAH 1,077,898 327,322
VOLUME PEKERJAAN.
1. Pekerjaan tebas tebang =( 4200.0 x 500 )+( 650 x 1950 )+( 680 x 300 )+( 100 x 500 )
+( 2380 x 10 ) x 2
= 7290600 m2 ~ 729.1 Ha
2. Volume galian tanah (penggusuran dan perataan ) = 1,077,898 m3
3. Tanah timbunan dan didapatkan = 327,331 m3
4. Stabilisasi tanah dasar untuk landasan, apron dan taxiway :
- Runway = 60 x 3,611 x 2= 433,370 m2
- Taxiway = 80 x 3,360 = 268,800 m2
- Appron = 400 x 200 x 2= 160,000 m2
jumlah = 862,170 m2
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Buldozer D.60.E
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Dump truck Komatsu TKD
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Wheel Loader
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Motor grader
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Vibratory roller
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Asphalt mixing plant
Nama proyek : PEMBANGUNAN LAPANGAN TERBANG UNTUK BOEING B.52 STRATO FOSTRESS
Jenis Alat : Asphalt finisher
BAHAN-BAHAN :
1. Pasir pasang Rp 100,000 /m3
2. sirtu ( sand & gravel ) Rp 120,000 /m3
3. Koral Beton Rp 105,000 /m3
4. Batu pecah 5/7 Rp 85,000 /m3
5. Batu pecah 3/5 Rp 92,000 /m3
6. Batu Pecah 2/3 Rp 104,000 /m3
7. Batu pecah 1/2 Rp 121,000 /m3
8. abu batu (Filler) Rp 102,000 /m3
9. Tanah urug (setempat) Rp 16,000 /m3
10. Lempengan Rumput Rp 15,000 /m3
11. Batu bata Rp 400 /bh
12. Semen Portland Rp 65,000 /zak
13. Kayu bekisting (kayu kelas IV) Rp 80,000 /m3
14. Paku Rp 6,000 /kg
15. Aspal hotmix Rp 5,000 /kg
16. Aspal Tack coat Rp 4,000 /kg
17. Kawat ikat Rp 8,000 /kg
18. Besi beton Rp 9,000 /kg
SEWA ALAT :
1. Buldozer D.60.E Rp 388,698 /m3
2. Motor grader Rp 394,309 /m3
3. Vibratory roller Rp 356,314 /m3
4. Tandem Roler Rp 356,314 /m3
5. Dump truck Komatsu TKD Rp 204,742 /m3
6. Wheel Loader Rp 370,330 /m3
7. Beton Molen Rp 21,000 /m3
8. Vibrator Rp 12,000 /m3
9. Mesin potong besi Rp 9,000 /m3
UPAH TENAGA :
1. Pekerja Rp 80,000 /hari
2. Mandor Rp 90,000 /hari
3. Tukang batu Rp 75,000 /hari
4. Tukang kayu Rp 75,000 /hari
5. Tukang besi Rp 75,000 /hari
6. Kepala tukang Rp 95,000 /hari
7. Operator alat mekanis Rp 110,000 /hari
JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME HARGA SATUAN(Rp)
(Rp)
I. PEK. PENDAHULUAN
1 Mobilisasi alat Ls 110,000,000
2 Pengukuiran dan pemasangan patok Ls 40,000,000
3 Pembuatan kantor proyek 200 m2 310,000 62,000,000
4 Pembuatan Gudang & base camp 500 m2 200,000 100,000,000
5 Tebas tebang & pembersihan lapangan 800 ha 640,000 512,000,000
JUMLAH I 824,000,000
II. PEK. TANAH
1 Galian tanah (penggusuran) 1,077,898 m3 15,548 16,759,080,130
2 Timbunan tanah + pemadatan 327,331 m3 59,255 19,396,085,853
3 stabilisasi tanah dasar untuk landasan 862,170 m2 8,562 7,381,895,403
JUMLAH II 43,537,061,386
III. PEKERJAAN KONTRUKSI LANDASAN
1 Lapisan compacted sand & gravel 172,434 m3 192,855 33,254,792,742
2 Lapisan sub base course 155,191 m3 164,855 25,583,979,103
3 Lapisan base course 142,258 m3 145,055 20,635,273,033
4 Lapisan binder course (ATB) 112,082 m3 726,646 81,444,006,760
5 Lapisan surface course (HRS) 47,419 m3 1,278,862 60,642,789,695
JUMLAH III 221,560,841,334
IV. PEKERJAAN DRAINAGE
1 Saluran tertutup 160/75 7,200 m' 112,000 806,400,000
2 Saluran tertutup 140/45 2,800 m' 98,000 274,400,000
3 Saluran tertutup 130/60 6,400 m' 94,000 601,600,000
4 Saluran tertutup 140/60 13,400 m' 88,400 1,184,560,000
5 Culvert Ø 50 cm 400 m' 96,000 38,400,000
6 beton kansteen 21,400 m' 42,000 898,800,000
TOTAL IV 3,804,160,000
V. PEK. FASILITAS BANGUNAN
1 Bangunan hanggar 4,000 m2 420,000 1,680,000,000
2 Terminal building 2,000 m2 810,000 1,620,000,000
3 Bangunan tower control 1 Unit 340,000,000 340,000,000
4 Bangunan air field 2 Unit 235,000,000 470,000,000
5 Bangunan metereologi station 1 Unit 299,000,000 299,000,000
6 Bangunan gas station 1 Unit 225,000,000 225,000,000
7 Bangunan gate house 8 m2 745,000 5,960,000
JUMLAH V 4,639,960,000
VI. PEKERJAAN FASILITAS PENUNJANG
1 Lapangan parkir umum 70,000 m2 115,000 8,050,000,000
2 Fire Safety building 300 m2 10,500,000 3,150,000,000
3 Pek. Instalasi listrik Ls 0
4 Pek. Instalasi air bersih Ls 0
5 Jalan inpeksi 1,500 m' 199,000 298,500,000
6 Pagar besi strip 5,000 m' 167,000 835,000,000
7 Pagar kawat duri 10,000 m' 75,200 752,000,000
8 Pekerjaan landscaping 140,000 m2 12,000 1,680,000,000
TOTAL VI 14,765,500,000
VII. BIAYA UMUM
1 Biaya transportasi dan akomodasi selama
pelaksanaan
Ls 110,000,000
TERBILANG :
4. Pekerjaan Drainage :
- Volume pekerjaan = 29,800 m3
- Kapasitas kerja = 10 m/hari
- pekerjaan dilaksanakan dalam 10 group
29,800
Lama pekerjaan = = 298 hari
10 x 10
= 35.33 ft3
= 0.1571 kN/m3 1.2
= 0.016 ton/m3 = 16.02 kg/m3
= 0.272 kN/m3 = 272 kN/m3
= 6894.76 N/m2 = 6.9 kN/m2
1 kg/cm2 = 98.066 kN/m2
1 ton/ft2 = 107.25 kN/m2
= 703.1 kg/m2
= 4.882 kg/m2 = 0.016 ft tekanan air
= 1 N/mm2
= 0.0147 kN/m
= 453.59 gr = 0.454 kg= 0.001 kip
= 4.448 N
27497 12473
503400
TABLE CONVERSION