TA 2020 /2021
======================================================
(UTS ini lanjutan latihan yang telah dikirim di classroom)
Mata Kuliah : AIK II
Bobot SKS : 1 (satu)
Semester : II (dua)
Fakultas : Fak. Hukum
Jurusan : Ilmu Hukum
Pengajar : H.Imam Abda’I, SH,SE,MM
Nama : Hans Raynadhi
NIM : 201910110311 (338)
B. STANDAR KOMPETENSI
a. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman aqidah dan ibadah yang sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulillah SAW.
b. Mahasiswa menghayati pengetahuan tentang aqidah dan ibadah serta terampil mengamalkan
dalam aktifitas sehari-hari sehingga terpancar dalam sikap dan perilaku mereka
c. Mahasiswa akan dapat memahami prinsip-prinsip dan terminologi umum tentang Aqidah dan
Ibadah.
d. Mahasiswa akan dapat menjelaskan terminologi umum tentang Aqidah dan tatacara Ibadah
secara benar.
e. Mahasiswa akan dapat menunjukkan perkembangan keilmuan berkenaan dengan Aqidah dan
Ibadah.
PETUNJUK :
c. Kerjakan soal dibawah ini , dengan jawaban diketik di bawah
dalam satu file ini :
a. Kirim File ini ke Classroom
b. Kirim File ini ke Email Imamabdai2@gmail.com
(seperti Doc. Resume yang telah dikirim)
CATATAN : PENGUMPULAN WAJIB SELESAI BESOK JAM 13.00
EVALUASI TEMA 1
LATIHAN SOAL : TEMA : Manusia dan Kehidupan
1. Apa yang anda ketahui tentang asal usul kejadian manusia dan proses
kejadiannya, beri penjelasan dan dasar/dalil yang menguatkan ?
Pandangan saya mengenai teori Darwin, pada dasarnya Darwin ini mengajukan
sebuah teori evolusi, tetapi itu semua hanya sebuah teori evolusi bukan sebuah
fakta evolusi, seperti kita ketahui bahwa Teori ilmiah adalah penjelasan umum
atau model imaginatif tentang hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip-
prinsip. Teori ilmiah berguna untuk memudahkan memahami, memprediksi,
atau mengendalikan fenomena alam. Sedangkan sebuah Fakta ilmiah adalah
deskripsi akurat tentang apa yang teramati, atau pernyataan objektif yang dapat
dikonfirmasikan kebenarannya tentang sesuatu yang benar-benar ada atau
peristiwa yang benar-benar terjadi.
Darwin menulis sebuah buku yang berjudul “The Voyage of The Beagle” dalam
buku tersebut menjelaskan tentang teori evolusi. Darwin bercerita dalam
bukunya Darwin berlayar dan berlabuh disebuah pulau dan dia melihat seekor
burung yang sedang mematuk kayu, paruh dari burung tersebut berbeda , ada
yang panjang dan ada yang pendek, dari situlah Darwin mengirim pesan
kepada sahabat nya yang mengatakan “Saya tidak memiliki adanya BUKTI
tentang teori evolusi saya ini” , itulah mengapa sampai sekarang masih disebut
sebuah teori evolusi bukan sebuah fakta evolusi. Dan sekarang teori tersebut
diajarkan diberbagai sekolah seakan-akan teori tersebut merupakan fakta.
Menurut argumen ataupun pendapat saya Sebagai orang yang beriman kita
berfikir secara sederhana saja , bahwa manusia merupakan keturunan dari Nabi
Adam yang diciptakan oleh Allah dari tanah liat dan Hawa diciptakan dari tulang
rusuk Nabi Adam tertuang pada surah Al-Baqarah yang tentu tidak ada
keraguan sedikitpun di dalam Al-Quran.
4. Hakikat manusia itu ada 5, sebut dan jelaskan serta kuatkan dalil yang anda
ketahui?
Hakikat Manusia
- Makhluk (diciptakan)
Dengan fitrah tertentu
Sebagai makhluk ia diciptakan atas fitrah Islam sebagaimana makhluk lain
(QS 30:30) Sebagai manusia ia tidak pernah menjadi malaikat yang tercipta dari
cahaya atau iblis yang tercipta dari api. Sepandai-pandainya manusia ia tidak
dapat mengetahui rahasia yang Allah SWT bukakan untuknya.
Bergantung pada khaliknya
Tidak dapat berdiri sendiri, bahkan untuk kelangsungan hidupnya (QS 4:28,
35:15).
- Dimuliakan
Betapa manusia diciptakan dari tanah liat dan air yang hina, akan tetapi Allah
menghendaki manusia menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan dengan:
Ditiupkan ruh sebagai unsur langit (QS 32:9), Diberi keistimewaan (QS 17:70),
Alam ditundukkan untuknya (QS 45:13; 67:15).
- Mukallaf (dibebani)
Mukallaf artinya dibebani. Sebagai makhluk yang diistimewakan dengan
berbagai kelebihan, manusia tidak dibiarkan tanpa tugas dan tanggung jawab.
Ubud illallah: Nikmat penciptaan dengan berbagai kelebihan harus disyukuri
dengan melakukan ibadah sebagai ekspresi ketundukan dan keikhlasan kepada
Yang Maha Menciptakan (QS. 51:56), Khalifatul fil ardh : potensi besar yang
diberikan Allah kepadanya juga dimaksudkan agar manusia mampu mengelola
bumi ini mewakili Allah mengatur kehidupan sesuai yang dikehendaki-Nya dan
tidak berbuat semaunya (QS. 2:30).
- Mukhayyar (bebas pilih)
akal untuk memilih
Kalau Allah menghendaki, manusia bisa diciptakan tanpa akal pikiran
sehingga ia tidak dapat memilih apa yang ingin dilakukan
Dengan keistimewaan akal dan hatinya, manusia diciptakan sebagai makhluk
pilihan, yang bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri
(QS. 90:10; 76:3; 64:2; 18:29).
Akal yang diberikan Allah untuk membebaskan manusia memilih ini adalah
ujian.
Jika manusia mau menggunakan akal dan hatinya dengan baik, ia akan
beriman kepada Allah sesuai fitrahnya.
Jika manusia kemudian sombong, menutupi nikmat akal, dan memperbesar
nafsunya, akan jatuhlah manusia pada kekafiran.
- Majzi (mendapat balasan)
Pilihan dipertanggungjawabkan
Keberadaannya sebagai makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih itu
bukan tanpa konsekuensi. Sesungguhnya nikmat kelebihan dan keistimewaan
yang Allah berikan kepadanya akan diperhitungkan oleh Allah.
Mendapat balasan sesuai pilihan
Seusai keberadaannya di dunia, Allah akan memberikan balasan secara adil
dan proporsional di akhirat berupa syurga (QS. 102: 8; 32:19; 22:14; 2:25) dan
neraka (QS. 17:36; 53:38-41; 2:25).
5. Jadi apa tujuan, fungsi dan tanggung jawab diciptakan manusia hidup
didunia ini, Jelaskan?
Tujuan penciptaan, adalah penyembahan kepada sang khalik, Allah SWT.
Vertical (aspek ritual).
Horisontal (muamalah dan hubungan manusia dengan alam semesta).
Fungsi dan peran manusia
- Sebagai khalifah (penguasa/pengganti) Allah di bumi.
- Manusia berkewajiban mewujudkan kehidupan menurut jalan Allah
(Liya’budullah).
- Terdapat hak untuk menikmati kebahagiaan yang dijanjikan Allah.
Sedang beberapa peran manusia antara lain:
- Belajar (An-Naml: 15-16, dan Al-Mukmin: 54)
- Mengajarkan ilmu (Al-Baqarah: 31-39)
- Membudayakan ilmu (Al-Mu’min: 35)
Tanggung Jawab Manusia:
(Hamba)
- Tunduk, patuh, taat kepada Allah.
- Memelihara iman yang bersifat fluktuatif.
- Tanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, maupun pada
Allah SWT.
(Khalifah)
- Tugas kepemimpinan, memelihara, dan mengelola alam.
- Terdapat wewenang berupa kebebasan untuk memilih dan menentukan
sesuatu yang berlandaskan tauhidullah.
- Kekuasaan manusia dibatasi oleh aturan-aturan dan hukum-hukum Allah.
EVALUASI TEMA 2
LATIHAN SOAL : TEMA : ISLAM DAN PENGARUH PADA KEHIDUPAN
1. Apa yang anda ketahui tetang Hakekat Al Islam itu dan apa beda dengan ghoirul islam
(selain islam), beri penjelasan dan dasar/dalil; yang menguatkan?
2. Setidaknya ada tujuh (7) misi ajaran Islam yang anda harus fahami, apa saja itu?
Misi yang Pertama, untuk menunjukkan bahwa Islam sebagai pembawa rahmat dapat
dilihat dari pengertian Islam itu sendiri. Kata Islam makna aslinya masuk dalam
perdamaian, dan orang muslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai
dengan manusia. Mengucap kalimah syahadat yaitu mengatakan bahwa tak ada Tuhan
yang pantas disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad itu utusan Allah. Berserah
diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, yakni ini hanya dapat dicapai melalui
penyempurnaan rohani.
Misi yang kedua, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran
yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi,
politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya.
Dalam bidang sosial, Keadaan masyarakat terbagi-bagi kedalam kelas social atau
kasta yang dibedakan berdasarkan suku bangsa, bahasa, warna kulit, harta benda,
jenis kelamin, dll. Dengan sistem kelas yang demikian maka tidak akan terjadi mobilitas
vertical yang didasarkan pada prestasinya masin-masing.
Dalam bidang ekonomi, Ditandai oleh praktik mendapatkan uang dengan
menghalalkan segala cara separti dengan praktik riba, mengurangi timbangan, menipu,
monopoli, kapitalisme, dan sebagainya.
Dalam bidang politik atau pemerintahan, Pada masa itu ditandai oleh pemerintahan
yang diktator, otoriter, dan tirani. Segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
masyarakat hanya dilakukan oleh pemerintah.
Dalam bidang pendidikan, Ditandai oleh keadaan dimana pendidikan atau ilmu
pengetahuan hanya milik kaum elit. Rakyat dibiarkan bodoh sehingga dengan mudah
dapat disesatkan aqidahnya, dan selanjutnya dengan mudah dapat diperbudak.
Keadaan ini tak ubahnya dengan keadaan bangsa Indonesia pada saat penjajahan
belanda.
Misi yang Ketiga, misi Islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan
dipraktikkan oleh nabi Muhammd SAW. Di dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan tegas
sebagai berikut:
Artinya: “Dan tiada kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.” (QS. Al-Ambiya, 21:107).
Misi yang keempat, misi Islam selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya
sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia. Dalam hal ini Islam telah
memainkan empat peran sebagai berikut: 1. Sebagai faktor kreatif yaitu ajaran agama
yang dapat mendorong manusia melakukan kerja produktif dan kreatif. 2. Faktor
motivatif, yaitu bahwa ajaran agama dapat melandasi cita-cita dan amal perbuatan
manusia dalam aspek kehidupannya. 3. Faktor sublimatif, yakni ajaran agama yang
dapat meningkatkan dan mengkhuduskan fenomena kegiatan manusia tidak hanya hal
keagamaan saja, tetapi juga bersifat keduniaan. 4. Faktor integrative, yaitu ajaran
agama yang dapat dipersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktivitasnya baik
secara individual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan.
Misi yang kelima, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula dilihat dari
peran yang dimainkannya dalam sejarah. bahwa Islam diabad klasik (abad 7-13 M)
atau selama lebih kurang 7 abad telah tampil sebagai pengawal sejarah umat manusia
menuju kehidupan yang tertib, aman, damai, sejahtera, maju dalam bidang ilmu
pengetahuan, kebudayaan dan peradaban.
Misi yang keenam, misi ajaran Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktik
hubungan Islam dengan penganut agama lain sebagaimana dilakukan Nabi
Muhammad SAW. Di Madinah.
Misi yang ketujuh, misi ajaran Islam rahmatan lil alamin dalam bidang politik terlihat
dari perintah Alquran agar seorang pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat
yang dipimpinnya, mendahulukan kepentingan – kepentingan rakyat daripada
kepentingan dirinya, melindungi dan mengayomi rakyat, memberikan keamanan dan
ketentraman kepada masyarakat.
4. Ada tiga (3) sumber ajaran Islam, coba anda paparan dengan dasar hukumnya?
1. Al-Quran
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. Kitab suci Al-Qur’an pertama kali diwahyukan di Gua Hira melalui
perantara malaikat Jibril, dan berangsur-angsur diwahyukan selama 23 tahun.
Secara Etimologi, Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a, yaqra’u, qiraa’atan atau
qur’aanan” yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu).
Huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur disebut Al-
Qur’an karena berisikan intisari dari semua Kitabullah dan intisari dari ilmu
pengetahuan.
Al-Qur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam terlengkap yang diturunkan Allah
SWT kepada manusia yang telah mencakup segala aspek kehidupan. Mulai dari
perkara yang kecil hingga perkara yang besar dijelaskan dalam Al-Qur’an dengan amat
sempurna.
Kesempurnaan Al-Qur’an sebagai firman atau perkataan Allah sudah terjamin dan tidak
seorang pun yang dapat menirunya sehingga mustahil kalau Al-Qur’an adalah buatan
atau karangan manusia.
Rasulullah SAW berpesan dalam sebuah hadits, yang artinya:
“Dari Ali bin Abi Thalib RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Aku telah meninggalkan
ditengah kalian dua perkara. Jika kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya
kalian tidak akan pernah tersesat. Kedua perkara itu adalah Kitab Allah (Al-Qur’an) dan
juga Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik, dalam Al Muwatta’ no. 3338 dan Al Hakim dalam
Mustadra’ no. 319 dengan sanad hasan).
Hadits di atas menegaskan Al-Qur’an sebagai sumber utama pedoman Islam dan
Hadits sebagai sumber kedua yang berperan menjelaskan Al-Qur’an.
2. Al-Hadist (Sunnah)
Ditinjau dari segi bahasa terdapat perbedaan arti antara kata “sunnah” dengan “hadits”.
Sunnah berarti tata cara, tradisi, atau perjalanan, sementara hadits berarti ucapan atau
pernyataan atau sesuatu yang baru. As-Sunnah dapat diartikan pula jalan hidup yang
dibiasakan. Kebanyakan orang menyebut Hadits atau As-Sunnah sebagai catatan atau
riwayat dari perbuatan dan sabda Rasulullah SAW yang ditulis kemudian dibukukan
oleh para sahabat Rasul.
Sebagai sumber hukum fungsi hadits yaitu sebagai berikut:
Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an
Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat
global
Mengkhususkan atau memberi pengecualian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang
bersifat umum (takhsish al’amm)
Menetapkan hukum atau aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an
Hadits atau As-Sunnah terbagi menjadi 4, yakni:
1. Sunnah Qauliyah; semua perkataan Rasulullah
2. Sunnah Fi’liyah; semua perbuatan Rasulullah
3. Sunnah Taqririyah; penetapan, persetujuan dan pengakuan Rasulullah
4. Sunnah Hammiyah; sesuatu yang sudah Rasulullah rencanakan dan disampaikan
kepada para sahabatnya untuk dikerjakan namun belum sempat Rasulullah kerjakan
karena telah datangnya ajal.
Macam hadits atau As-Sunnah jika dilihat dari jumlah orang yang menyampaikannya:
Mutawatir; diriwayatkan oleh banyak orang
Masyhur; diriwayatkan oleh banyak orang, namun tidak sampai (jumlahnya) kepada
derajat mutawatir
Ahad; diriwayatkan oleh satu orang saja
Hadits atau sunnah dilihat dari kualitasnya:
Shahi; hadits yang benar dan sehat tanpa ada keraguan atau kecacatan
Hasan: hadits yang baik, memenuhi syarat seperti hadits shahih, perbedaannya hanya
dari segi kedhobitannya (kuat hafalan). Hadits shahih kedhobitannya lebih sempurna
daripada hadits hasan
Dhaif: hadits yang lemah
Maudhu: hadits yang palsu atau dibuat-buat
3. Ijtihad
Ijtihad secara Bahasa berasal dari kata “Jahada” yang berarti “mengerahkan” segala
kemampuan. Secara etimologi, ijtihad artinya mengerahkan segala kemampuan secara
maksimal untuk mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Al-Qur’an dan
Hadits. Jika ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat dalam Al-Qur’an
ataupun Hadits, maka bisa dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan
tetap mengacu dan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.
Orang yang melakukan ijtihad atau menetapkan hukum dengan jalan ini disebut
“Mujtahid”, dan hasil dari ijtihad menjadi hukum ketiga setelah Al Qur’an dan Hadits.
Sumber hukum yang menetapkan ijtihad adalah sumber hukum (tasyri’).
Ijtihad meliputi:
Ijma’: menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Menurut istilah, ijma’
adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi SAW sesudah beliau wafat pada
suatu masa, tentang hukum suatu masalah dengan cara musyawarah. Hasil dari ijma’
adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para mujtahid yang berwenang untuk diikuti
seluruh umat.
Qiyas: mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Maksudnya ialah
menetapkan hukum atau suatu masalah yang baru muncul, yang belum ada pada
masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan
berbagai aspek dengan masalah terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam,
ijma’ dan qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum
ditetapkan pada masa-masa sebelumnya.
Istihsan: tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan karena
adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya. Istihsan
berbeda dengan ijma’ dan qiyas, ijtihad istihsan hanya dilakukan oleh sebagian ulama
saja.
Mushalat Murshalah: kemaslahatan yang tidak disyari’atkan oleh syar’i dalam wujud
hukum. Maksudnya adalah kebaikan (kemaslahatan yang tidak disinggung-singgung
syara’ secara jelas untuk mengerjakan atau meninggalkannya. Sementara apabila
dikerjakan akan membawa manfaat atau menghindari keburukan. Contohnya seperti
tindakan Abu Bakar kepada orang-orang yang ingkar membayar zakat, itu dilakukan
demi kemaslahatan.
Sududz Dzariah: tindakan dalam memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh
atau haram demi kepentingan dan kemaslahatan umat. Atau mencegah perbuatan
agar tidak sampai menimbulkan mafsadah (kerusakan).
Istihsab: menetapkan suatu berdasarkan hukum yang ditetapkan pada masa lalu
secara abadi berdasarkan keadaan, hingga terdapat dalil yang menunjukkan adanya
perubahan.
Urf: segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi kebiasaan,
adat atau tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan atau dalam kaitannya dengan
meninggalkan perbuatan tertentu.
5. Apa kiat – kiat anda untuk bias memahami dan mengamalkan ajaran Islam itu sendiri,
jelaskan?
Dengan cara membaca Al-Qur’an beserta artinya, karena di dalamnya terkandung
makna-makna kehidupan dimana itu bisa menjadi sumber pembelajaran, tidak hanya di
bidang agama saja, namun universal. Selain membacanya, berusaha untuk
mengamalkan isi dari Al-Qur’an tersebut. Selain itu kita juga memiliki Nabi Muhammad
SAW yang bisa kita contoh perbuatan-perbuatan teladannya.
6. Ada divinisi agama itu, kemudian bedakan agama samawi dan agama ardli?
Pengertian Agama ada dua bahagian; yaitu agama menurut bahasa dan agama
menurut istilah.
Beberapa persamaan arti kata“agama’’ dalam berbagai bahasa:
1. Ad din (Bahasa Arab dan Semit)
2. Religion (Inggris)
3. La religion (Perancis)
4. De religie (Belanda)
5. Die religion (Jerman)
Secara bahasa, perkataan ‘’agama’’ berasal dari bahasa Sangsekerta yang erat
hubungannya dengan agama Hindu dan Budha yang berarti ‘’tidak pergi’’tetap di
tempat, diwarisi turun temurun’’.
Adapun kata din mengandung arti menguasai, menundukkan, kepatuhan, balasan atau
kebiasaan.
Din juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi
baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang
harus ditinggalkan.
Kata din dalam Al Qur’an disebut sebanyak 94 kali dalam berbagai makna dan kontek,
antara lain berarti:
Pembalasan (Q.S Al Fatihah (1) ayat 4.
Undang-undang duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (Q.S Yusuf (12) ayat 76.
Agama yang datang dari Allah SWT, bila dirangkaikan dengan kata Allah (Q.SAli Imran
(3) ayat 83.
Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang benar,
yakni Islam, bila kata din dirangkaikan dengan kata al-haq (Q.S AtTaubah (9) ayat 33
Agama selain Islam (Q.S Al-Kafirun (109) ayat 6 dan Q.S Ash Shaf (61) ayat 9.
Menurut Abu Ahmadi agama menurut bahasa:
Agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang diartikan dengan haluan, peraturan,
jalan atau kebaktian kepada Tuhan.
Agama itu terdiri dari dua perkataan yaitu A. berarti tidak, Gama berarti kacau balau,
tidak teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.
Agama menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat
manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam. Maka orang yang beragama
adalah orang yang teratur, orang yang tenteram dan orang yang damai baik dengan
dirinya maupun dengan orang lain dari segala aspek kehidupannya.
Ciri-ciri Agama Wahyu / Samawi (langit):
- Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat,
melainkan diturunkan kepada masyarakat.
- Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan
menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.
- Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
- Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan
dan kepekaan manusia.
- Konsep ketuhanannya adalah: monotheisme mutlak (tauhid)
- Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan
keadaan.
Ciri-ciri agama budaya Ardhi (bumi):
- Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
- Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul).
- Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahan-
perubahan dalam perjalanan sejarahnya.
- Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya
(penganutnya).
- Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah
monotheisme nisbi.
- Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa,
dan keadaan.
7. IMAN – ISLAM dan IHSAN harus ada pada diri anda, coba jelaskan apa pengertiannya
dan kenapa harus ada?
Iman artinya percaya, menurut istilah, iman adalah membenarkan dan meyakinkan
dengan hati, diucapkan oleh lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Karena agar kita
memiliki pedoman hidup agar kita dapat berjalan di jalan yang benar, memahami arti
hidup, dan tidak tersesat ke jalan yang sesat.
Islam artinya damai, selamat, tunduk dan bersih Islam adalah agama yang membawa
keselamatan hidip di dunia dan akhirat. Karena Islam adalah agama yang benar,
lengkap, sempurna, dan satu- satunya agama yang diakui Allah.
Ihsan artinya secara bahasa adalah terbaik/kesempurnaan. Pengertian ihsan secara
istilah adalah sikap mental seorang hamba yang menyembah Allah SWT seolah-olah
Allah melihat dirinya lansung, jikalaupun ia tak bisa membayangkan melihat Allah SWT
maka ia membayangkan Allah SWT mengawasi semua amal perbuatan yang ia
lakukan. Karena kita memiliki iman dan kita takut akan dosa.
EVALUASI TEMA 3
LATIHAN SOAL : TEMA : Aqidah dan Kehidupan
1. Seorang mukmin wajib memiliki aqidah yang benar, coba anda jelaskan
pengertian aqidah dan nama lain dari aqidah itu?
2. Beraqidah itu pasti memahami tiga (3) Tauhid yakni tauhid Uluhiyyah -Rububiyya
dan tauhit Asma’ wasifat, jelaskan maksud tiga hal itu?
Tauhid Rububiyah. adalah mengEsakan Allah dalam hal penciptaan, kepemilikan, dan
pengurusan.
Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah:
DALIL RUBUBIYAH
Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. pengertian tauhid uluhiyah ialah pengEsaan Allah dalam
ibadah, yakni bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi.
Allah Ta’ala berfirman:
”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya yang mereka
seru selain Allah adalah batil” (Luqman: 30).
ْ ْس َك ِم ْثلِ ِه ش
ِ ََي ٌء َوهُ َو ال َّس ِمي ُع الب
صي ُر َ لَي
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”
(Asy-Syuura: 11).
3. Menurut Hasan Albana Ruang lingkup Aqidah itu ada empat (4) apa saja itu coba
beri pengertiannya?
Menurut buku sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam
meliputi:
a. Illahiyyat (Ketuhanan): yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang
berhubungan dengan Tuhan (Allah), seperti wujud Allah dari segi sifat-sifat- Nya,
nama-nama-Nya, dan af’al Allah. Juga dipertalikan dengan itu semua yang wajib
dipercayai oleh hamba terhadap Tuhan.
b. Nubuwwat (Kenabian): Yaitu yang membahas tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul mengenai sifat-sifat mereka,
kema’shum-an mereka, tugas mereka, dan kebutuhan akan keputusan mereka.
Dihubungkan dengan itu sesuatu yang bertalian dengan pari wali, mukjizat,
karamah, dan kitab-kitab samawi.
c. Ruhaniyyat (Kerohanian): Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam bukan materi (metafisika) seperti jin, malaikat, setan,
iblis, dan ruh serta hal ghaib yang lainnya.
d. Sam'iyyat (Masalah-masalah yang hanya didengar dari syara) : yaitu
pembahsan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'i, yakni
Dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah dan pembahasan yang berhubungan
dengan kehidupan di alam Barzakh, kehidupan di alam akhirat, keadaan alam
kubur, tanda-tanda hari kiamat, Ba’ats (kebangkitan dari kubur), Mahsyar
(tempat berkumpul), Hisab (perhitungan), dan Jaza (pembalasan).
4. Dalam memahami Aqidah kita dituntut faham kaidah aqidah, ada 8 kaidah
aqidah yang kita pelajari, apa saja itu?
1. Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakin adanya, kecuali bila
akal saya mengatakan “tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu.
2. Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bias
melalui berita yang diyakini kejujuran si pembawa berita.
Banyak hal yang memang tidak atau belum kita saksikan sendiri tapi kita
meyakini adanya.
3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena anda tidak
bisa menjangkaunya dengan indera anda.
4. Seseorang hanya bisa menghayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau
oleh inderanya.
5. Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu.
6. Iman adalah fithrah setiap manusia.
7. Kepuasan materil di dunia sangat terbatas.
8. Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang
adanya Allah.
7. Langkah apa yang anda harus lakukan untuk memahamkan aqidah pada diri dan
keluarga anda? Kemudian Apa kiat kiat hidup sukses menurul al Qur’an dan
Assunah?
Menutut ilmu agama, membentengi dari aliran menyimpang, mengajarkan ilmu
akidah sejak dini.
Menurut al Qur’an ada Berdoa, Sedekah, Bersyukur, Bertaqwa, Niatkan karena
Allah, Amanah, Jangan Menuruti Hawa Nafsu, Hindari yang Haram, Iklas,
Istiqomah, Sabar, Tidak Putus Asa, Memiliki Keberanian, Percaya Allah Maha
Penolong, Jangan Sombong.
Menurut As-Sunnah Berbakti pada orang tua, Bertaqwa, Rajin memperbanyak
doa.
EVALUASI TEMA 4
LATIHAN SOAL : TEMA : Iman
1. Beri penjelasan apa iman yang anda fahami? Dan bagaimana proses terbentuknya
iman itu sendiri?
Secara bahasa iman berasal dari kata يئمنو ايمنا امنyang artinya percaya. Sedangkan secara
istilah para ulama mendifinisikan iman dengan “Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa
Amalu Bil Arkan”
Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan adalah;
Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati)
Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan)
Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan)
Proses terbentuknya Iman yakni ialah setiap manusia pada dasarnya dilahirkan dalam
keadaan suci. Dari proses ini pula iman hakekatnya terbentuk sejak manusia dalam
kandungan yang ditandai oleh pengakuan manusia pada Allah SWT sebagai Tuhan seperti
dalam QS. al-A’raf : 172.
2. Di dalam Al Qur’an banyak disebutkan tanda tanda orang yang beriman, apa saja itu?
Dalam Al-quran menegaskan dalam Firman-Nya yang artinya adalah:
“Sesungguhnya orang beriman itu hanyalah mereka yang disebut nama Allah bergetar hatinya,
jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya ayat itu membuat iman mereka makin bertambah,
dan hanya Kepada Rabb mereka bertawakal. Yaitu orang yang mendirikan shalat dan
menginfakkan sebagian (harta) yang Kami rezkikan kepada mereka. Mereka itulah orang
beriman yang hakiki, dan mereka akan memperoleh kedudukan (derajat) yang tinggi di sisi
Tuhan mereka, ampunan, serta rezki yang mulia” (Qs. Al-Anfal ayat 2-4).
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
- Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari
syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera
melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami
sebelumnya.
- Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan
doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul (Ali Imran:
120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun:
13).
- Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-Anfal: 3 dan al-
Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat
untuk membina kualitas imannya.
- Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4). Hal ini dilakukan
sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya
pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.
- Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-Mukminun: 3, 5).
Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an
menurut Sunnah Rasulullah.
- Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: ayat 6). Seorang mu’min tidak akan
berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.
- Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di jalan Allah adalah
bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki
maupun dengan nyawa.
- Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap seperti itu
merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran
Allah dan Sunnah Rasul.
5. Apa korelasi antara IMAN dan TAQWA dan bagaiman cara mengimplementasikan
dizaman modern / jaman Now ini?
Kita harus menyeimbangkan antara ilmu agama dengan zaman yang modern. Seperti yang kita
tahu, agama islam itu fleksibel dan mudah, namun bukan berarti disepelekan. Selagi kita
berkegiatan yang berlandaskan agama, maka tidak akan kesulitan. Dengan cara memanfaatkan
teknologi yang canggih di zaman modern ini, kita bisa mengakses internet seperti google,
youtube, dan berbagai sosial media lainnya untuk mencari ilmu-ilmu agama yang bisa
menambah iman dan taqwa kita.
6. Rukun iman ada 6, berikan penjelasan anda bagaiman pola mengiman rukun iman satu
persatu?
1. Iman kepada Allah
Hal ini menunjukan bahwa islam sebagai agama saya dan harus mengakui keesaan dari Allah
dan tidak ada dzat apapun yang mampu menjadi pesaing.
2. Iman kepada malaikat
Dengan menghafalkan dan memahami nama maupun tugas dari masing masing malaikat Allah.
3. Iman kepada kitab kitab Allah
menjadikan sebagai petunjuk untuk para umat dan pengikutnya.
4. Iman kepada Rasul
Dengan mempercayai bahwa Allah telah mengutus manusia dengan segala kelebihannya untuk
memberikan petunjuk kepada kaumnya dan juga seluruh umat manusia di muka bumi untuk
beriman dan mengakui keesaan Allah swt.
5. Iman kepada hari akhir
Menjadikan lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt agar mendapatkan ampunan dari
segala dosa dan diselamatkan dari siksa api neraka.
6. Iman kepada Qadha dan Qadar
Selalu meyakini bahwa semua ketentuan telah ditetapkan oleh Allah dan semua peristiwa pasti
ada hikmahnya.
7. Bagaimana anda memahami antar qodo” dan Qodar itu, beri contoh ringan dalam
kehidupan manusia berlakunya QODARULLAH itu?
Qodo adalah suatu kepastian yang telah dibuat sejak sebelum kelahiran, yaitu di jaman Azali.
Qodar adalah suatu ketetapan yang telah di ciptakan berdasarkan oleh ukuran Allah SWT pada
setiap diri manusia.
Contohnya kematian, kejadian laut pasang dan surut, kematian setiap mahluk, kelahiran bayi
berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
- Dosa syirik akbar (besar) tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat.
- Jika seseorang berbuat syirik akbar (besar), seluruh amalannya bisa terhapus.
- Pelaku syirik akbar pantas masuk neraka dan diharamkan surga untuknya.
- Syirik akbar membuat pelakunya kekal dalam neraka.
- Syirik menghapuskan cahaya fithrah seorang hamba. Karena seorang hamba pertama kali dijadikan
dalam keadaan fithrah yaitu di atas tauhid dan ketaatan.
- Syirik khafi (yang samar) seperti riya’ akan menghapuskan amalan yang terkait dengannya.
Syirik berarti sekutu atau persekutuan. Secara praktis adalah menyamakan yang selain Allah kepada
Allah. Syirik dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu syirik rububiyyah umpama memohon
rezeki kepada selain selain Allah Syirik uluhiyyah, taat dan patuh kepada selain Allah seperti taat
kepada Allah (QS. Yunus/10: 18).
Syirik juga dapat dibagi menjadi tiga dengan cara lain, yaitu:
a. Syirik besar, menyembah kepada selain Allah seperti kepada Nabi, Malaikat, Manusia, patung,
atau benda serta
- Syirik dalam niat, yaitu melakukan sesuatu bukan karena Allah (QS.Hud/11 : 15-16)
b. Syirik kecil, yaitu menyamakan sesuatu dengan Allah dalam bentuk perkataan dan perbuatan,
umpama sombong, riya’, serta contohnya seperti Syirik lahiriyyah dalam bentuk perkataan dan
perbuatan seperti bersumpah dengan selain Allah.
c. Syirik tersembunyi, umpama pamer atas kelebihan yang dimiliki dibanding dengan orang lain.
Syirik ini sebenarnya dapat digolongkan dengan syirik kecil.
- keyakinan sebagian masyarakat kita terhadap Nyi Roro Kidul sebagai “penguasa” laut selatan.
Keyakinan ini dapat dilihat dari “budaya” atau kebiasaan mereka ketika cemelakukan tumbal berupa
sembelihan kepala kerbau, kemudian di-larung (dilabuhkan) ke Laut Selatan dengan keyakinan agar
laut tersebut tidak ngamuk.
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali
orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi
orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya
azab yang besar.”
“Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-
orang yang merugi”.
6. Bila kalian menghadapi kemusyrikan di lingkungan keluarga langkah apa saja yang harus
kalian lakukan?
Mengingatkan dan memberi tahu apa saja akibat nya yng sudah tertulis dalam Al-Quran, menjadikan
diri sendiri contoh teladan dalam menghindari kemusyrikan, memberi hukuman jika tetap terjadi
kemusyrikan dalam keluarga.
7. Apa takut dengan virus corona termasuk syirik modern, jelaskan cara pandang menghadapi
wabah virus corona dari segala sisih teologi?
Bisa jadi termasuk syirik di masa modern jika kita takut secara berlebihan hingga meremehkan
keagungan Allah SWT dan menganggap bahwa Virus Corona sangat berbahaya dan mampu
menghilangkan nyawa manusia tanpa adanya kehendak Allah padahal segala sesuatu jika tanpa
adanya kehendak dan takdir Allah tak akan berdaya, kita sebagai manusia yang beriman tidak boleh
takut secara berlebihan kepada suatu hal selain kepada Allah tetapi kita tentu tetap harus berhati-hati
dan selalu waspada agar tidak terpapar virus corona dan selalu berdoa serta senantiasa beribadah
agar selalu dalam lindungan Allah SWT. Menurut agama Islam dalam menghadapi adanya ancaman
Wabah virus, di dalam pernyataan salah satu hadist menyatakan bahwa jika kita menghadapi adanya
wabah penyakit (virus) maka hendaknya kita seakan berlari ataupun menjauh seperti sedang melihat
seekor singa di hadapan kita. Hal ini bermakna bahwa kita tidak boleh mendatangi adanya potensi
atau kemungkinan lokasi dan tempat yang berisiko tinggi terdapat ancaman virusnya, maka dari itu
sebaiknya kita harus menjauhi dan menjaga jarak. Bahkan dalam hal ibadah shalat wajib 5 waktu
diperbolehkan tidak shalat berjamaah di masjid melainkan shalatlah di rumah kediaman masing-
masing demi mengantisipasi penyebaran virus corona di tempat ramai. Dan tentunya dengan adanya
virus corona ini diharapkan dapat menjadi teguran ataupun pengingat bagi umat manusia untuk
selalu senantiasa berbuat kebaikan, selalu bertaqwa dan meninggalkan segala bentuk kemungkaran
karena bisa jadi dengan adanya wabah virus corona ini menjadi cobaan bagi umat manusia untuk
selalu mendekatkan diri dengan Allah SWT.