Anda di halaman 1dari 3

NASIONALISME DAN PEMBENTUKAN NEGARA ISLAM PAKISTAN

PENDAHULUAN
Awalnya Pakistan merupakan bagian dari negara India yang mengalami
penjajahan oleh Inggris. Namun setelah masa penjajahan Inggris berakhir,
India pun menjadi negara yang merdeka dan berdaulat oleh karena itu sistem
pemerintahan telah diatur sesuai konstitusi yang diterapkan. Namun seiring
berjalannya waktu, terjadi begitu banyak konflik berkaitan kepentingan, dan
perbedaan etnis agama yang menimbulkan konflik internal berkepanjangan
antara umat Islam dengan Hindu-Budha di India yang menyebabkan
banyaknya korban jiwa akibat pertikaian kedua kelompok, didasarkan pada
perbedaan itulah awal mula didirikannya negara Pakistan yang merdeka dan
berdaulat.
Pakistan merupakan bangsa muslim terbesar kedua di dunia dan
Pakistan mempunyai latar belakang etnik yang sangat beragam yakni Punjabi,
Shindhi, Pathan, Baluch dan etnis India. Pakistan pun mempunyai latar
belakang agama yang beragam seperti mayoritas penduduknya merupakan
muslim, dengan minoritas non-muslim seperti Kristen, Hindu, dan Persi.
Pakistan merupakan bagian dari India yang memperoleh kemerdekaannya
pada tanggal 15 Agustus 1947 dengan sejarah perjuangan panjang meliputi
Kolonial Inggris bahkan juga dengan adanya diskriminasi dari kelompok
Hindu sendiri di India sendiri. Di dalam perjuangan Pakistan terdapat
beberapa tokoh yang berperan diantaranya Sayyid Ahmad Khan dalam
menetapkan gagasan komunalisme, yaitu umat Islam perlu mendirikan suatu
kelompok mandiri yang merdeka dan berdaulat sehingga berdiri sendiri.
gagasan ini muncul ketika observasinya terhadap India akan terdapat adanya
tiga kekuatan sosial yakni umat muslim sebagai minoritas, Hindu sebagai
mayoritas dan Inggris yang menguasai kekuasaan sistem politik dan kemajuan
ilmu pengetahuan. Antara umat Islam dengan Hindu tentu mewakili dua kultur
dan tatanan sosial yang berbeda satu sama lain, perbedaan ini meliputi
seluruh aspek di dalam kehidupan manusia seperti kebutuhan pokok, bahan
bacaan ilmu pengetahuan serta sudut pandang dan pola pikir yang berbeda.
Umat Islam masih tetap mempertahankan kultur kebudayaan mereka yang
berbeda dan tetap menjaga dan memelihara masyarakatnya secara
keseluruhan. Umat Islam tentunya enggan menjadi masyarakat minoritas di
negara India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Maka dari itu,
kelompok Islam melalui Organisasinya di bawah kepemimpinan Muhammad
Ali Jinnah, menuntut adanya pemisahan diri dari negara India yang bertujuan
untuk membentuk negara Islam yang merdeka dan berdaulat sepenuhnya.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Proses Terbentuknya Negara Islam Pakistan ?
2. Seperti apa Peradaban Islam di Pakistan?
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan melalui jenis penelitian kepustakaan
(library research) dengan mengacu pada beberapa bahan bacaan seperti Buku
dan Jurnal.
PEMBAHASAN
1. Proses Terbentuknya Negara Islam Pakistan
Nasionalisme Pakistan bermula saat terjadinya pertentangan antara
umat Islam dan Hindu. Pertentangan ini terjadi karena umat Islam
beranggapan bahwa Islam dianak-tirikan oleh Kongres Nasional India
Bersatu pada tahun 1885 yang ternyata di dominasi oleh pihak beragama
Hindu. Setelah berakhirnya perang dunia I, umat Islam mulai menjalankan
suatu gerakan dengan mendirikan konsolidasi internal dengan maksud dan
tujuan melepaskan diri dari negara India serta menuntut kemerdekaan.
Disinilah munculnya gagasan pembentukan negara berdaulat Pakistan
dideklarasikan secara resmi yang kemudian beralih tujuan perjuangan
nasional umat Islam India. Pada tahun 1913 M. Muhammad Ali Jinnah
masuk Liga Muslim India, dan tahun itu juga terpilih menjadi Presiden
Liga Muslim, selanjutnya umat Islam Pakistan berjuang demi lahirnya
negara Islam.
Persetujuan mengenai pendirian negara berdaulat untuk umat Islam
India sebagai tujuan perjuangan Liga Muslim, menjadi pembahasan dalam
rapat tahunan Liga Muslim tahun 1940, putusan sidang kemudian
menyetujui gagasan tersebut dengan menamai negara dengan nama
Pakistan. Dengan adanya dasar penetapan ini, Liga Muslim memperoleh
dukungan yang hebat dari umat Islam dan kedudukannya menjadi
bertambah kokoh. Dengan demikian Jinnah semakin bertambah kuat,
terukur melalui hasil perolehan suara terbanyak di beberapa daerah dalam
pemilihan tahun 1946. Pada tahun itu juga Ali Jinnah memaparkan dua
masalah penting yang berkaitan dengan Pakistan. Kedua masalah ini
adalah geografi Pakistan dan bentuk pemerintahannya sedangkan adapun
rencana awal bentuk pemerintahannya adalah demokrasi.
Putusan Inggris kemudian menyerahkan kedaulatan kepada dua dewan
konstitusi, meliputi Pakistan dan India. Hingga pada tanggal 14 Agustus
1947, Dewan Konstitusi Pakistan secara resmi terbentuk, kemudian pada
tanggal 15 Agustus 1947 Pakistan resmi berdiri sebagai negara berdaulat
bagi umat Islam India. Ali Jinnah diangkat menjadi Gubernur Jendral dan
ia memperoleh gelar Qaid-i- Azam (pemimpin besar) dari rakyat Pakistan.
Semenjak didirikannya negara Pakistan, umat muslim berupaya
menerapkan konsep Islam terhadap kenegaraan. Pakistan menjalani masa
penentuan untuk mendalami dan mencari tahu secara terus menerus
mengenai bagaimana sebenarnya negara Islam itu. Persoalan tersebut
menjadi bahan perdebatan dan polemik berkepanjangan di kalangan tokoh-
tokoh Islam, baik yang berlatar-belakang pendidikan Barat modern
maupun ulama ajaran Islam.
Sistem pemerintahan yang diajukan oleh Majelis Nasional dengan
berdasarkan pada Rancangan Undang-Undang hasil sidang Liga Muslim
pada bulan Maret 1940 yakni haruslah sejalan dengan Al-Quran dan Al-
Hadist dan tidak boleh bertentangan. Selain itu keputusan yang berisi
penjelasan tentang maksud dan tujuan undang-undang tersebut yang
antara lain memuat prinsip-prinsip demokrasi, hak-hak kebebasan,
persamaan, toleransi dan keadilan sosial sesuai dengan ajaran Al-Quran
dan Al-Hadist.
2. Peradaban Islam di Pakistan
Ketertarikan masyarakat Pakistan terhadap ilmu pengetahuan sudah
cukup lama ditunjukan mulai dulu ketika Pakistan masih menyatu dengan
negara India. Sebelum Pakistan berpisah dengan India, semasa kerajaan
Ghaznawi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan terbilang
sangat pesat. Ketertarikan para sultan terhadap ilmu pengetahuan sangat
tinggi. Hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan ilmu
pengetahuan di masa sesudahnya. Demikian karena dasar-dasar
pengetahuan telah ditanamkan oleh para ulama dan ilmuan meliputi
berbagai cabang ilmu. Bukan hal istimewa lagi jika kemudian di Pakistan
dikenal deretan ulama dan cendikiawan yang masyhur.
Pada abad modern masa kini, ketertarikan pada pembangunan dan
pengkajian agama masih tetap dilanjutkan. Hal itu terukur melalui banyak
didirikannya lembaga pendidikan dan perguruan-perguruan tinggi seperti
universitas Baluchistan, Universitas Pertanian Faisalabad, Government
College Lahore. Selain itu Pakistan juga mempunyai lembaga pengkajian
ilmu-ilmu Islam yang kemudian mampu memberikan sumbangsih yang
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan Islam
yang di antaranya terdiri dari yakni Yayasan Ilmu Pengetahuan Pakistan,
Akademi Ilmu-ilmu Pengetahuan Pakistan, Pakistan Philosophical
Congress, Internasional Islamic Philosophical Association, Internasional
Iqbal Forum, Academic Centre dan Wes Pakistan Urdu Academy.
Pengkajian ilmu-ilmu keislaman tersebut masih berlangsung hingga
saat ini dan negara Pakistan dinyatakan sebagai negara dengan pengkajian
paling aktif mengenai persoalan keislaman dan cabang filsafat.
Maka dengan demikian Pakistan berhasil memiliki peran penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat serta mampu menghasilkan
sejumlah lembaga pengkajian dan intelektual muslim, tokoh politik dan
ilmuan masyhur yang telah memberikan kontribusi positif bagi dunia
Islam. Sayyid Qutub seorang tokoh Ikhwanul Muslim Mesir pernah
mengatakan bahwa kini telah muncul dua kekuatan besar Islam, yakni
Indonesia (Asia Tenggara) dan Pakistan (Asia Selatan). Selain itu,
kapabilitas militer Pakistan mulai diperhitungkan karena diperkirakan
memiliki kemampuan persenjataan nuklir.

Anda mungkin juga menyukai