Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hans Raynadhi

NIM : 201910110311 (338)

(Pembagian Proposisi)
Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dinilai benar dan salahnya. Proposisi
merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.
Dalam logika dikenal adanya 2 macam proposisi Berdasarkan sumbernya, yaitu
Proposisi Analitik dan Proposisi Sintetik.
Proposisi Analitik yaitu proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang
sudah terkandung pada subyeknya, contoh : (Kelinci adalah hewan). Kata ‘hewan’
pada contoh tersebut pengertiannya sudah terkandung pada subyeknya yaitu
‘Kelinci’. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan
baru. Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kita perlu melihat ada
tidaknya pertentangan dalam penyataan itu sendiri sebagaimana dalam ukuran
Kebenarannya. Proposisi Analitik juga disebut Proposisi Apriori.
Proposisi Sintetik yaitu proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang
bukan menjadi keharusan bagi subyeknya, contoh : (Apel ini manis). Kata ‘manis’
pada proposisi tersebut pengertiannya belum terkandung pada subyeknya, yaitu
‘Apel’. Jadi kata ‘manis’ merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui
pengalaman. Proposisi ini merupakan gambaran dari kenyataan empirik maka
untuk menguji kebenarannya perlu diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan
kenyataan empiriknya. Proposisi ini juga disebut Proposisi Aposteriori.

Proposisi Berdasarkan bentuknya ada 3 macam, yaitu :


1. Proposisi Kategorik
Merupakan proposisi yang mengandung penyataan suatu kebenaran tanpa adanya
syarat, proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri atas satu term subyek,
satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier. Contoh :
Sebagian pria adalah petani
quantifier term subyek kopula term predikat
Subyek seperti yang diketahui yaitu term yang menjadi pokok pembicaraan.
Predikat adalah term yang menerangkan subyek. Kopula yaitu kata yang
menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier yaitu kata
yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek. Permasalahan
di dalamnya meliputi Proposisi Universal (keseluruhan), Partikular (termasuk
bagian) dan Singular (tunggal).
2. Proposisi Hipotetik
Berbeda dengan Proposisi Kategorik, Proposisi Hipotetik merupakan pernyataan
kebenaran yang dinyatakan justru dengan digantungkan pada syarat tertentu,
sehingga kedua proposisi tersebut mempunyai perbedaan yang mendasar. Pada
proposisi Hipotetik kopulanya menghubungkan pernyataan yang terdiri dari 2
buah proposisi Kategorik, contoh : (jika Aldi makan ‘maka Aldi kenyang’). Kata
jika & maka tersebut ialah kopula. Pernyataan pertama disebut sebab atau
antecedent dan pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen. Proposisi
Hipotetik memiliki 2 bentuk, yaitu :
Pertama, jika A = B maka A = C, contoh : jika Aldi belajar maka Aldi akan pintar.
Kedua, jika A = B maka C = D, contoh : jika hari ini hujan maka Aldi naik mobil.
3. Proposisi Disyungtif
Tipe proposisi kondisional yang kebenarannya digantungkan pada syarat tertentu,
juga terdiri dari 2 buah proposisi Kategorik, Proposisi Disyungtif yaitu proposisi
jika tidak benar maka salah; dapat dianalisis menjadi: ‘proposisi itu benar’ &
‘proposisi itu salah’ Kopulanya menghubungkan 2 buah alternatif sehingga
mengubah proposisinya menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi
Disyungtif bervariasi seperti :
Salma di rumah atau di kampus.
Jika bukan Nanda yang mencuri maka Aldi.
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Proposisi ini memiliki 2 bentuk yaitu :
1. Proposisi Disyungtif Sempurna, memiliki alternatif yang kontradiktif
sehingga Rumusnya yaitu : A mungkin B mungkin non B, contoh :
- Aldi mungkin masih hidup mungkin sudah mati (non-hidup).
- Wanda berbahasa Cina atau berbahasa non-Cina.

2. Proposisi Disyungtif Tidak Sempurna, memiliki alternatif yang tidak


dalam bentuk yang kontradiktif sehingga Rumusnya yaitu : A mungkin B
mungkin C, contoh :
- Aldi berbaju merah atau berbaju putih.
- Dimas di toko atau di taman.

Referensi : (Drs. H. Mundiri, 2014, LOGIKA, cetakan ke-16, Jakarta, PT.


RajaGrafindo Persada, 242 Halaman)

Anda mungkin juga menyukai