Anda di halaman 1dari 80

embaharuan dalam Islam sudah dimulai sejak 150 tahun yang lalu.

Beberapa tokoh Islam di


Mesir, Turki, India, Pakistan dan dibeberapa tempat lainnya sudah menemukan penyebab
mundurnya umat Islam perabad-abad. Dan mereka juga sudah menemukan solusi untuk
mengadakan perubahan agar umat Islam mengalami kejayaan seperti halnya umat Islam pada
zaman klasik. Namun pendapat penyebab mundurnya umat Islam menurut tokoh-tokoh Islam di
Mesir, Turki, India, Pakistan dan di beberapa tempat lainnya sangat beragam. Seperti
pendapatnya Muhammad Ali Jinnah, seorang tokoh pembaharu Islam sekaligus sebagai tokoh
yang berperan dalam kemerdekaan Negara Islam Pakistan.

A. PROFIL MUHAMMAD ALI JINNAH


Muhammad Ali Jinnah adalah anak seorang saudagar dan lahir di Karachi pada tanggal 25
Desember 1876. Sebagai seorang anggota muslim beliau masuk ke golongan khodja yaitu orang
muslimin yang berasal dari Hindu. Di masa remaja ia telah pergi ke London untuk meneruskan
studi dan di sanalah ia memperoleh kesarjanaannya dalam bidang hukum di tahun 1896. Pada
tahun itu juga ia kembali ke India dan bekerja sebagai pengacara di Bombay. Tiada lama sesudah
itu ia menggabungkan diri dengan Partai Kongres . Jinnah adalah seorang advokat yang masyur
lagi kaya di Bombay. Jinnah adalah menyuarakan harapan setiap Pakistani yang terpelajar.

Pada tahun 1913 itu juga Jinnah dipilih menjadi Presiden Liga Muslim. Pada waktu itu ia
masih mempunyai keyakinan bahwa kepentingan umat Islam India dapat dijamin melalui
ketentuan-ketentuan tertentu dalam Undang-Undang Dasar. Untuk itu ia mengadakan
pembicaraan dan perundingan dengan pihak Kongres Nasional India. Salah satu hasil dari
perundingan ialah perjanjian Lucknow 1916. Menurut perjanjian itu ummat Islam India akan
memperoleh daerah pemilihan terpisah dan ketentuan ini akan dicantumkan dalam Undang-
Undang Dasar India yang akan disusun kelak kalau telah tiba waktunya.

Selanjutnya dalam Konferensi Meja Bundar London yang diadakan pada tahun 1930-1932 ia
menjumpai hal-hal yang menimbulkan perasaan kecewa dalam dirinya. Ia memutuskan
mengundurkan diri dari lapangan politik dan menetap di London. Di sana ia bekerja sebagai
pengacara. Pada itu Liga Muslimin perlu pada pimpinan baru lagi aktif, maka di tahun 1934 ia
diminta pulang oleh teman-temannya dan pada tahun itu juga ia dilih menjadi Ketua tetap dari
Liga Muslimin. Dibawah pimpinan Jinnah kali ini, Liga Muslimin berubah menjadi gerakan
rakyat yang kuat.
Gambar : Muhammad Ali Jinnah

Dengan adanya perkembangan ini ummat Islam India tiba-tiba mulai sadar, demikian Al-Biruni
menulis bahwa apa yang ditakutkan Sir Sayyid Ahmad Khan dan Vigar Al-Mulk sebelumnya
sekarang mulai menjadi kenyataan, kekuasaan Hindu mulai terasa. Para Perdana Menteri Punjab,
Bengal dan Sindi juga mulai mengadakan kerjasama dengan Jinnah. Sokongan ummat Islam
India kepada Jinnah dan Liga Muslimin bertambah kuat lagi dan ini ternyata dari hasil pemilihan
1946. di Dewan pusat (Central Assembly) seluruh kursi yang disediakan untuk golongan Islam,
dapat diperoleh oleh Liga Muslimin. Kedudukan Jinnah dalam perundingan dengan Inggris dan
Partai Kongres Nasional India mengenai masa depan Ummat Islam India bertambahkuat. Pada
tahun 1942 Inggris telah mengeluarkan janji akan memberi kemerdekaan kepada India sesudah
Perang Dunia 2 selesai. Pelaksanaannya mulai dibicarakan dari tahun 1945.

Dalam pertemuan itu diputuskan untuk mengadakan sidang Dewan Konstitusi pada bulan
Desember 1946, dan Jinnah melihat bahwa dalam suasana demikian sidang tidak bisa diadakan
dan oleh karena itu meminta supaya ditunda. Setahun kemudian keluarlah putusan Inggris untuk
menyerahkan kedaulatan kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk Pakistan dan satu untuk
India. Pada tanggal 14 Agustus 1947 Dewan Konstitusi Pakistan dibuka dengan resmi dan
keesokan harinya 15 Agustus 1947 Pakistan lahir sebagai negara bagi ummat Islam India.
Jinnah diangkat menjadi Gubernur Jenderal dan mendapat gelar Qaid-i-Azam (pemimpin Besar)
dari rakyat Pakistan.

Pembaharuan-pembaharuan di India mempunyai peranan masing-masing, disengaja atau tidak,


dalam perwujudan Pakistan. Sayyid Ahmad Khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu
pengetahuan, Sayyid Amir Ali dengan idenya bahwa Islam tidak menentang kemajuan modern,
dan Iqbal dengan ide dinamikanya, amat membantu bagi usaha-usaha Jinnah dalam menggerakan
ummat Islam India, yang seratus tahun yang lalu masih merupakan masyarakat yang berada
dalam kemunduran, untuk menciptakan negara dan masyarakat Islam modern di anak benua
India.

B. SEJARAH LAHIRNYA NEGARA ISLAM PAKISTAN


Pakistan mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 14 Agustus 1947. Nama Islam-i Jumhuriya-e
Pakistan (Republik Islam Pakistan) memiliki arti dan peran penting dalam perkembangan
sejarah Islam modern. Tampak jelas dalam kata-kata Muhammad Ali Jinnaah seorang tokoh
revolusioner- pendiri negara ini yang mengatakan, "kita tidak memperjuangkan berdirinya
Pakistan semata-mata untuk mendapatkan sebidang tanah, tetapi kita menginginkan suatu
wilayah di mana kita bisa menerapkan prinsip dan ajaran Islam". Sejak perjuangan awal
mendirikan negara Islam yang terpisah dari India, hingga terbentuk sebuah negara merdeka,
Pakistan telah memberikan sumbangsih jasa bagi umat Islam masa kini. Dengan bekas-bekas
militer mereka kaum muslimin Poonchi mengadakan demonstrasi diakhir Agustus 1947 untuk
menunjukkan keinginan mereka bergabung dengan Pakistan.

Gambar : Bendera Pakistan

Bagi masyarakat Pakistan, Islam bukan sesuatu yang asing. Sejak pemerintahan Sultan al Walid
I (705-715), para pendakwah Islam sudah melakukan ekspedisi dan penyiaran Islam ke seluruh
Pakistan (pendahulu India) yang saat itu mayoritas beragama Budha. Namun, pengislaman
sesungguhnya baru terjadi pada era Sultan Mahmud al Gaznawi (971-1030), yang berpusat di
Kota Gazni, Afganistan. Dan semakin cemerlang pada era Dinasti Mogul berkuasa di India
(1526-1858). Undang-undang Negara juga berdasarkan Syariat yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Kesan Islam pada sub-benua Asia Selatan sangat dalam dan dalam jangkauan yang
cukup luas. Islam diperkenalkan bukan merupakan suatu agama baru saja, tetapi suatu peradaban
baru, suatu cara baru dalam kehidupan dan set nilai yang baru. dan kesusasteraan dari tradisi
Islam, suatu kebudayaan dan pemurnian yang halus, institusi sosial dan kesejahteraan, didirikan
dengan aturan Islam di seluruh sub-benua. Sebuah bahasa baru diperkenalkan, Urdu berasal
terutama dari Bahasa Arab.

Sebelum pisah menjadi Pakistan, umat Islam India merupakan minoritas amat lemah, di tengah
mayoritas Hindu dan kekuasan politik serta militer Inggris. Islam dan Hindu ibarat dua arus
sungai yang mengalir dan bersumber dari muara yang berbeda. Walaupun pemeluknya telah
hidup berdampingan bersama selama berabad-abad, namun pandangan mereka tentang hidup dan
kehidupan merupakan batas pemisah yang tidak bisa dijembatani. Maka muncullah gagasan
membentuk negara sendiri bagi umat Islam. Gagasan yang diprakarsai Sir Syed Ahmad Khan
(l817-1898), kemudian berkembang luas menjadi cita-cita perjuangan, segera dirumuskan oleh
Sir Muhammad Iqbal (1873-1938) melalui organisasi "Liga Muslim India". Akhirnya
direalisasikan oleh Muhammad Ali Jinnah, yang dibaiat menjadi Qaid-i Azam (Pemimpin Besar)
sekaligus Presiden pertama Republik Islam Pakistan. Dalam salah satu pidatonya Ali Jinnah
mengatakan, "dari sudut pandang apapun ummat Islam adalah satu bangsa, mereka berhak
mendirikan Negara sendiri dan menerapkan cara apapun untuk melindungi dan meningkatkan
kepentingan mereka dari dominasi India".

Gambar : Sir Syed Ahmad Khan

Aral tak henti menghadang pertumbuhan negara yang tengah berjuang menerapkan syari'ah
(hukum Islam), yang mengakomodasi demokrasi, HAM, toleransi, dan keadilan sosial tersebut.
Mayoritas negara-negara anggota PBB rata-rata "gerah" menyaksikan kemajuan Pakistan di
bidang penerapan syari'ah dan pengembangan sains modern. Puncak kekhawatiran itu, berubah
menjadi ketakutan dan berujung kepada konspirasi untuk memecah belah. Tahun 1971 timbul
perang saudara antara Pakistan Barat yang dipimpin Presiden Yahya Khan dan Pakistan Timur
yang dipimpin Mujibur Rahman.

Dengan bantuan penuh India, serta kelompok konspirasi lainnya, Pakistan Timur berhasil
melepaskan diri dari Republik Islam Pakistan. Berdirilah Republik Bangladesh. Republik
Islam Pakistan kehilangan satu sayap terpenting, berupa penyusutan wilayah geografis. Setelah
tragedi pisahnya Pakistan Barat-Pakistan Timur, Republik Islam Pakistan senantiasa dililit
masalah. Selain ketegangan abadi dengan India, baik mengenai perbatasan maupun kepemilikan
Khasmir, juga ketengangan internal yang selalu meruntuhkan kewibawaan pemerintahan.

Tahun 1974, Jenderal Yahya Khan dikudeta oleh Jenderal Zulfikar Ali Butho. Juli 1977, Jenderal
Ziaul Haq mengambil alih kekuasaan. Ali Butho dihukum gantung tanggal 4 April 1979.
Pemerintah Ziaul Haq memberi dukungan penuh kepada Mujahidin Afganistan, yang sedang
berjuang melawan invasi militer Uni Soviet (1979-1989). Namun tahun 1988, Ziaul Haq tewas,
ketika helikopter yang ditumpanginya bersama Dubes Amerika Serikat di Pakistan, meledak.
Kekuasan berpindah. Hingga muncul Benazir Butho, putri mendiang Zulfikar Ali Butho, merebut
takhta Perdana Menteri. Hanya bertahan dua tahun. Tahun 1990, Benazir lengser karena dituduh
korupsi. Digantikan Nawaz Sharif, seorang pengikut panatik Ziaul Haq. Sejak itu, pemerintahan
Pakistan tak pernah stabil.
Serangan AS ke Afganistan awal 2002, membawa pengaruh luar biasa terhadap Pakistan. Peran
Pakistan membesarkan Milisi Thaliban, hingga mampu mendirikan pemerintahan Islam di
Afganistan tahun 1996, berubah drastis setelah mendapat tekanan keras AS. Pakistan balik
membantu AS menghancurkan Milisi Thaliban. Presiden Pervez Musharraf berperan besar dalam
perubahan sikap itu. Seorang Presiden yang berhasil naik tahta dengan aksi kudeta militer tak
berdarah ini, merupakan kata kunci bagi perkembangan politik dan ekonomi Pakistan
kontemporer.

In the Line of Fire karya Peresiden Musharraf terbaru (2006), adalah buku yang cukup
kontroversial untuk dekade akhir ini. Banyak hal yang ia paparkan dalam buku tersebut, mulai
dari perbaikan ekonomi Pakistan, pemulihan demokratisasi, pengentasan kemiskinan,
peningkatan taraf pendidikan, emansipasi wanita, sampai kepada perang terhadap terorisme.
Dengan langkah-langkah reformasinya ini, seolah ia tengah bermain api, baik kepada kalangan
yang memiliki dendam sejarah atasnya, atau kepada kalangan yang menolak terhadap ide
demokrasi liberal. Kalangan oposisi pemerintah, sampai kalangan fundamentalis pun selalu
memberikan catatan-catatan kritis terhadap perjalanan rezim Musyharaf ini. Nampaknya ideologi
Negara Syariat yang sejak awal dirancang, tengah menhadapi ujian, khususnya di saat negara-
negara Barat menemukan momentumnya dalam setting perang melawan terorisme. Maka tak
heran jika sekarang mulai muncul kembali wacana, bahwa Pakistan lahir atas dasar kepentingan
mendirikan Negara Islam, ataukah sebatas membela kepentingan pemeluk Islam dari
ketertindasan bangsa India saja. Entah akan ke mana akhir dari firksi ini akan bermuara, yang
jelas bola api itu masih terus bergulir sampai saat ini.

C. PERAN MUHAMMAD ALI JINNAH DALAM POLITIK PAKISTAN


Jinnah adalah seorang advokat yang terkenal di Bombay, ketika dia terjun dalam politik dia
menjadi pengikut kongres yang aktif sampai tahun 1906. Kemudian dia masuk ke dalam
persatuan muslimin, akan tetapi dia termasuk pemimpin yang selalu mencari hubungan rapat
dengan kongres. Di tahun 1909 diandiangkat menjadi anggota dewan legislatif dari gubernur-
jendral dengan beberapa anggota kongres yang terkenal, contohnya Gokhale, Bannerji, dan
Mohan Malaviya. Di Lucknow tahun 1916 pada perang dunia pertama ketika rakyat menuntut
Home Rule partai Kongres dan liga mengadakan rencana bersama. Dari pihak liga Muhammad
ali Jinnah yang mendesak agar usaha bersama itu tercapai pada waktu itu. Tetapi aksi Gandhi
yang mengadakan non-kooperasi melemahkan persatuan tersebut. Lalu kedua partai itu
menempuh jalan sendiri-sendiri.

Golongan muslimin pada umumnya tidak mendukung satyagraha dan swadesi yang dianggap
oleh golongan muslimin bercorak Hindu. Kemudian dari tahun 1921 sampai di masa komisi
simon nama Jinnah jarang terdengar. Akan tetapi sejak tahun 1930 dia lah pemimpin yang
diakui oleh liga dan yang mengemudikan partai itu untuk mencapai maksud yang nyata, ialah
Negara Pakistan. Jinnah bukan sahabat orang Inggris, rasa kebangsaan dan kemerdekaan dia
tidak kurang dari pemimpin-pemimpin kongres yang ternama. Ketika suatu komite di Bombay
akan mendirikan tanda untuk memperingati gubernur Lord Wilington yang akan berangkat
mengupas maksud itu sehingga tidak jadi. Akan tetapi, tidak lama kemudian suatu gedung yang
besar diberi nama Gedung Rakyat Jinnah, gedung ini sengaja dibuat untuk memperingati jasa-
jasa dia terhadap negara Pakistan. Dalam perjuangan untuk mencapai cita-cita negara Pakistan
dia mendapat gelar Quaid-i-Azam atau Pemimpin Rakyat. Setelah Pakistan menjadi negara yang
merdeka pada 15 Agustus 1917, dia diangkat sebagai Gubernur-Jendral pertama.
PEMBAHARUAN DI INDIA DAN PAKISTAN
(Iqbal, Ali Jinnah dan Maududi)

I. Pendahuluan
Pikiran dan aliran yang memasuki lapangan agama dan modernisme dalam hidup
keagamaan di barat mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam
agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pengetahuan dan falsafah modern. Aliran ini akhirnya
membawa kepada timbulnya sekularisme di masyarakat Barat.
Kemajuan ilmun pengetahuan dan tekhnologi modern memasuki dunia Islam, terutama
sesudah pembukaan abad ke-19 M, yang dalam sejarah Islam dipandang sebagai permulaan
Periode Modern. Kontak dengan Dunia Barat selanjutnya membawa ide-ide baru ke dunia Islam
seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semua ini menimbulkan
persoalan-persoalan baru dan pemimpin-pemimpin Islam pun mulai memikirkan cara mengatasi
persoalan-persoalan itu.
Sebagaimana halya barat, di dunia Islam juga timbul pekiran dan gerakan untuk
menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Dengan jalan demikian pemimpin-
pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana keunduran
selanjutnya dibawa kepada kemajuan.
Kaum orientalis, yang sejak lama mengadakan studi tentang Islam dan umat Islam,
mempelajari perkembangan modern tersebut. Hasil penyelidikan kaum orientalis barat ini segera
melimpah ke Dunia Islam. Kaum terpelajar Islam mulailah pula memusatkan perhatian terhadap
perkebangan modern dalam Islam dan kata modernism pun mulai pula diterjemahkan kedalam
bahasa-bahasa yang di pakai dalam Islam seperti at-tajdid dalam bahasa Arab dan pembaharuan
dalam bahasa Indonesia.

II. Maududi
a. Profil Singkat Maudidi
Maududi lahir di Aurangabad India Selatan, pada 25 September 1903 (3 Rajab 1321). Dia
lahir dalam keluarga syarif (keluarga tokoh Muslim India Utara) dari Delhi, yang bermukim di
Deccan. Keluarga ini keturunan wali sufi besar tarikat Chishti yang membantu menanamkan
benih Islam di bumi India. Sayyid Ahmad Hasan, ayah Maududi, termasuk yang pertama masuk
Sekolah Tinggi Anglo-Oriental Muslimnya Sayyid Ahmad Khan di Aligarh dan kut eksperimen
denga modernis Islam itu. Tidak lama disana dia keluar dari Aligarh untuk menyelesaikan studi
hukumnya di Allahabad. Ahmad Hasan beruaya keras membesarkan anak-ananya dalam kultur
syarif. Dia mendidik mereka dengan system pendidikan klasik. Maudidi jadi ahli dalam bahasa
Arab pada usia muda berkat kegigihan ayahnya mendidik anak-anaknya.
Pada usia sebelas tahun, Maudidi masuk sekolah di Aurangabad. Di sini dia mendapat
pelajaran modern, khususnya sains, untuk pertama kalinya. Kemudian Maudidi berupaya untk
memenuhi minat intelektualnya sendiri. Dia tidak tertarik kepada soal-soal agama. Dia hana suka
soal politik. Pad waktu itu semangatnya adalah nasionalisme India.
Pada 1918, dia ke Bijnur untk bergabug dengan saudaranya, Abu Khair, dimana dia
memulai karir di bidang jurnalstik. Tak lama kemudian, kedua bersaudara ini pindah ke Delhi. Di
Delhi, Maudidi berhubungan denga arus intelektual dalam komunitas Muslim. Pada 1919 dia ke
Jubalpur untuk bekerja pada migguanparati pro-Kongres yang bernama Taj. Disini dia jadi
sepenuhnya aktif dalam gerakan Khalifah, dan aktif dalam memobilisasi kaum Muslim untuk
mendukung Partai Kongres. Tulisannya membela tujuannya. Mengakibatkan mingguan ini
ditutup.
Pada 1921 Maudidi mengabdi kepada Ulama Jamiat sebagai editor Muslim dan editor
pengganti Muslim, yaitu Al-Jamiat. Di sinilah dia jadi lebih mngetahui kesadaran politik kaum
Muslim dan jadi aktif dalam urusan agamanya. Pada tahun 1926 dia menerima sertifikat
pendidikan agama dan jadi ulama.
b. Pemikiran dan Ideologi Maudidi
Kalau biografi Maudidi banyak bicara soal asal-usul dan pendorong kebangkita
Islam, maka ekposisi ideologisnya menangkap esensi pendekaan terhadap Islam dan persoalan
yang dianggapnya penting.
Dalam banyak karyanya, Maudidi menguraikan pandangannya soal Islam-teologi,
hukum, filsafat dan mistisisme da soal masyarakat, ekonomi dan politik. Maudidi meandang
Islam sebagai ideology holistis seperti ideology Barat. Gagasan ideology Islamnya, salah satu
artikulasi yang paling sistematis dan prolific dalam tema ini, sangat berpengaruh dalam
membentuk gerakan kebangkita Islam.

Maudidi memandang pergulatan antara Islam dan kekufuran Barat maupun kultur
Muslim tradisional India sebagai kekufuran sentral dalam kemajuan historis masyarakat Muslim.
Maudidi seperti Hasan Al-Banna, tidak setuju kalau tasawuf disirnakan, namun ingin
memperbaruinya, yaitu meyesuaikannya. Dalam tulisan Maudidi, tasawuf yang efektif yaitu
yang bersih dari dimensinya yang tidak Islami, sinonim dengan bentuk Islam yang
dikemukakannya.
Pergulatan antara Islam dan kekufuran, kata Maudidi, berpuncak pada revolusi
Islam dan berdirinya Negara Islam. Dalam mendefinisikan bentuk Negara Islam Maudidi anyak
meminjam dari Barat. Negar Islamnya akan di jalankan oleh mesin pemerintah yang modern :
presiden terpilih,parlemen, dan kehakiman yang serba bisa. Hubungan antar cabang ini akan
diatur dengan check dan balance yang ditentukan dala konstitusi.
Keberhasilan Negara Islam bergantung pada legitimasinya di mata masyarakat.
Maudidi banyak menekankan pendidkan dan memandang revolusi Islam sebagai upaya gradual.
Keprluan etika dan fungsional Negara Islam serta citranya yang utopian, didasarkan pada irama
antara idealnya dan asirasi masyarakat. Hal ini amat penting bagi pandangan Maudidi dalam soal
Negara Islam sebagai system yang efektif maupun sebagai demokrasi. Maudidi memandang
Negara Islam sebagai demokrasi, bukan karena Negara Islam mengakomodasi dan menampung
berbagai kepentingan social, tapi juga karena di Negara seperti ini tak aka nada isu sosio-politik
yang memecah belah.
c. Jamaat Islami
Jamaat Islami, partai yang mewujudkan visi ideologinya Maudidi, merupakan
salah satu gerakan religio-politik Islam tertua dari jenisnya. Partai ini berpengaruh pada
perkembangan kebangkitan Islam di dunia Muslim ada umumnya. Dan di Asia Selatan
khususnya. Partai ini berdiri pada 26 Agustus 1941 di Lahore. Maudidi terlibat dalam politik
Islam sejak 1938 dengan tujuan melindungi kepentingan Muslim. Jamaat-Islami berdiri
terutama untuk bersaing dengan Liga Muslim dala memimpin Gerakan Pakistan, khusunya
setelah resolusi Lahore 1940 memberika kepercayaan kepada Liga untk bersaing menciptakan
Negara Muslim tersendiri.
Rencana Maudidi soal organisasi Muslim yang baru yang diyakininya dapat
memecahkan berbagai problem yang dihadapi kaum Muslim, pada mulanya di sampaikan dalam
tarjuman Al-Quran. Rencana ini mendapat dukungan dari banyak aktivis Muslim dan Ulama
muda. Maudidi digelari pemimpin, Amir (presiden), Jamaat oleh tujuh puluh ima orang yang
berkumpul di Lahore untuk mendirikan Jamaat. Maudidi memimpin Jamaat selama tiga puluh
satu tahun berikutnya, sampai 1972. Konstitusi partai juga diratifikasi pada sesi pembukaan itu.
Antara 1941 dan 1947, Jamaat menyebarkan pesannya ke seluruh India melalui literature, rapat
umum, konvensi dan pertemuan publik. 1[1]

III. Muhammad Iqbal


a. Profil Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal beasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkot
pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar di sana
sampai ia memperoleh gelar keserjanaan M.A. di tahun 1905 ia pergi ke Negara Inggris dan
masuk ke Universitas Cambridge untuk mempelajari falsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke
Munich di Jerman dan di sinilah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf.
Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan disamping pekerjaannya sebagai
pengacara ia menjadi dosen falsafat. Kemudian ia memasuki bidang politik dan ia ditahun 1930
dipilih menjadi presiden Liga Muslimin. Di tahun 1933 ia diundang ke Afghanistan untuk
membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Dalam usia 62 tahun ia meninggal di tahun
1938.
b. Pemikiran Iqbal
Pemikiran Iqbal mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai pengaruh
pada gerakan pembaharuan dalam Islam. Ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam selama
500 tahun terakhir di sebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran. Sebab lain terletak pada
pengaruh zuhud yang terdapat dalam ajaran tasawuf. Menurut tasawuf yang mementingkan
zuhud, perhatian harus dipusatkan kepada Tuhan dan apa yang berada di balik alam materi. Hal
itu akhirnya membawa kepada keadaan umat kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam
Islam. Sebab terutama ialah hancurnya Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikiran umat Islam
di pertengahan abad ke-13.
Kaum konservatif dalam Islam berpendapat bahwa rasionalisme yang ditimbulkan
golongan muktazilah akan membawa kepada disintegrasi. Untuk itu mereka menolak segala
pembaharuan dalam bidang syariat dan berpegang teguh pada hukum-hukum yang telah
ditentukan ulama terdahulu. Pintu ijtihad mereka tutup.
Hukum dalam Islam sebenarnya, demikian Iqbal, tidak bersifat statis, tetapi dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Pada

1
zaman modern, ijtihad telah semenjak lama dijalankan di Turki yang melepaskan diri dari
belenggu dogmatism. Baru bangsa Turkilah yang mempergunakan hak kebebasan berpikir yang
terdapat dalam Islam.
Islam pada hakikatnya mengajarkan dinamisme demikian pendapat Iqbal. Konsep Islam
mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Kemajuan serta kemunduran dibuat
Tuhan silih berganti di antara bangsa-bangsa yang mendiami bumi ini. Ini mengandung arti
dinamisme.
Islam mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan
dalam hidup social manusia. Dan prinsip yang dipakai dalam soal gerak dan perubahan itu ialah
ijtihad.
Barat menurut penilaian Iqbal, amat banyak dipengaruhi oleh materialism dan telah mulai
meninggalkan agama. Yang di ambil umat Islam dari barat hanyalah ilmu pengetahuannya. Kalau
kapitalisme ia tolak, sosialisme barat dapat ia terima. Ia bersikap simpatik terhadap gerakan
sosialisme di Barat dan di Rusia. Tapi Iqbal tidak begitu saja menerima apa yang datang dari
barat.
Iqbal menentang nasionalisme, karena dalam nasionalisme seperti yang ia jumpai di
Eropa, ia melihat bibit materialism dan ateisme dan keduanya merupakan ancaman besar bagi
peri kemanusiaan.
Di India terdapat dua umat besar, demikian Iqbal dan dalam pelaksanaan demokrasi Barat
di India, kenyataan ini harus diperhatikan. Untuk itu, umat Islam harus menuju pembentukan
Negara tersendiri, terpisah dari Negara Hindu. Tjuan membentuk Negara tersendiri ini, ia
tegaskan dalam rapat tahunan Liga Muslimin di tahun 1930. Ide dan tujuan membentuk Negara
tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat
Islam di India.
Ide Iqbal bahwa umat Islam India merupakan suatu bangsa dan oleh Karena itu
memerlukan satu Negara tersendiri tidaklah bertentangan dengan pendiriannya tentang
persaudaraan dan persatuan umat Islam. Bagi Iqbal dunia Islam seluruhnya merupakan satu
keluarga yang terdiri atas republik-republik dan Pakistan yang akan dibentuk adalah salah satu
Republik itu. 2[2]
IV. Muhammad Ali Jinnah
a. Profil Muhammad Ali Jinnah
Muhammad Ali Jinnah adalah anak seorang saudagar dan lahir di Karachi pada tanggal
25 Desember 1876. Di masa remaja ia telah pergi ke London untuk meneruskan studi dan di
sanalah ia memperoleh kesarjanaannya dalam bidanghukum di tahun 1896. Pada tahun itu juga ia
kembali ke India dan bekerja sebagai pengacara di Bombay.
Tiada lama sesudah itu ia menggabungkan diri dengan Partai Kongres .
Pada tahun 1913 itu juga Jinnah dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Pada waktu itu ia
masih mempunyai keyakinan bahwa kepentingan umat Islam India dapat dijamin melalui
ketentuan-ketentuan tertentu dalam Undang-Undang Dasar. Untuk itu ia mengadakan
pembicaraan dan perundingan dengan pihak Kongres Nasional India. Salah satu hasil dari
perundingan ialah perjanjian Lucknow 1916.
menurut perjanjian itu ummat Islam India akan memperoleh daerah pemilihan terpisah dan
ketentuan ini akan dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar India yang akan disusun kelak
kalau telah tiba waktunya. (Nasution,1996:197)

2
Selanjutnya dalam Konferensi Meja Bundar London yang diadakan pada tahun 1930-
1932 ia menjumpai hal-hal yang menimbulkan perasaan kecewa dalam dirinya. Ia memutuskan
mengundurkan diri dari lapangan polotik dan menetap di London. Di sana ia bekerja sebagai
pengacara. Dalam pada itu Liga Muslimin perlu pada pimpinan baru lagi aktif, maka di tahun
1934 ia diminta pulang oleh teman-temannya dan pada tahun itu juga ia dilih menjadi Ketua
tetap dari Liga Muslimin. Dibawah pimpinan Jinnah kali ini, Liga Muslimin berobah menjadi
gerakan rakyat yang kuat. Dengan adanya perkembangan ini ummat Islam India, tiba-tiba mulai
sadar, demikian Al-Biruni menulis, bahwa apa yang ditakutkan Sir Sayyid Ahmad Khan dan
Vigar Al-Mulk sebelumnya, sekarang mulai menjadi kenyataan, kekuasaan Hindu mulai terasa.
Para Perdana Menteri Punjab, Bengal dan Sindi juga mulai mengadakan kerjasama dengan
Jinnah. Sokongan ummat Islam India kepada Jinnah dan Liga Muslimin bertambah kuat lagi dan
ini ternyata dari hasil pemilihan 1946. di Dewan pusat (Central Assembly) seluruh kursi yang
disediakan untuk golongan Islam, dapat diperoleh oleh Liga Muslimin. Kedudukan Jinnah dalam
perundingan dengan Inggris dan Partai Kongres Nasional India mengenai masa depan Ummat
Islam India bertambahkuat.
Di tahun 1942 Inggris telah mengeluarkan janji akan memberi kemerdekaan kepada India
sesudah Perang Dunia 11 selesai. Pelaksanaannya mulai dibicarakan dari tahun1945. Dalam pada
itu diputuskan untuk mengadakan sidang Dewan Kostitusi pada bulan Desember 1946, dan
Jinnah melihat bahwa dalam suasana demikian sidang tidak bisa diadakan dan oleh karena itu
meminta supaya ditunda. Setahun kemudian keluarlah putusan Inggris untuk menyerahkan
kedaulatan kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk Pakistan dan satu untuk India. Pada tanggal
14 Agustus 1947 Dewan Konstitusi Pakistan dibuka dengan resmi dan keesokan harinya 15
Agustus 1947 Pakistan lahir sebagai negara bagi ummat Islam India. Jinnah diangkat menjadi
Gubernur Jenderal dan mendapat gelar Qaid-i-Azam (pemimpin Besar) dari rakyat Pakistan.
Pembaharuan-pembaharuan di India mempunyai peranan masing-masing, disengaja atau
tidak, dalam perwujudan Pakistan. Sayyid Ahmad Khan denganm idenya tentang pentingnya
ilmu pengetahuan, Sayyid Amir Ali dengan idenya bahwa Islam tidak menentang kemajuan
modern, dan Iqbal dengan ide dinamikanya, amat membantu bagi usaha-usaha Jinnah dalam
menggerakan ummat Islam India, yang seratus tahun yang lalu masih merupakan masyarakat
yang berada dalam kemunduran, untuk menciptakan negara dan masyarakat Islam modern di
anak benua India.noerhayati.

b. Sejarah Lahirnya Negara Pakistan


Pakistan mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 14 Agustus 1947. Nama Islam-i
Jumhuriya-e Pakistan (Republik Islam Pakistan) memiliki arti dan peran penting dalam
perkembangan sejarah Islam modern.
Tampak jelas dalam kata-kata Muhammad Ali Jinnaah seorang tokoh revolusioner- pendiri
negara ini yang mengatakan, "kita tidak memperjuangkan berdirinya Pakistan semata-mata untuk
mendapatkan sebidang tanah, tetapi kita menginginkan suatu wilayah di mana kita bisa
menerapkan prinsip dan ajaran Islam". Sejak perjuangan awal mendirikan negara Islam yang
terpisah dari India, hingga terbentuk sebuah negara merdeka, Pakistan telah memberikan
sumbangsih jasa bagi umat Islammasakini.

Bagi masyarakat Pakistan, Islam bukan sesuatu yang asing. Sejak pemerintahan Sultan al
Walid I (705-715), para pendakwah Islam sudah melakukan ekspedisi dan penyiaran Islam ke
seluruh Pakistan (pen: dahulu India) yang saat itu mayoritas beragama Budha. Namun,
pengislaman sesungguhnya baru terjadi pada era Sultan Mahmud al Gaznawi (971-1030), yang
berpusat di Kota Gazni, Afganistan. Dan semakin cemerlang pada era Dinasti Mogul berkuasa di
India (1526-1858). Undang-undang Negara juga berdasarkan Syariat yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Kesan Islam pada sub-benua Asia-Selatan sangat dalam dan dalam jangkauan yang
cukup luas. Islam diperkenalkan bukan merupakan suatu agama baru saja, tetapi suatu peradaban
baru, suatu cara baru dalam kehidupan dan set nilai yang baru. dan kesusasteraan dari tradisi
Islam, suatu kebudayaan dan pemurnian yang halus, institusi sosial dan kesejahteraan, didirikan
dengan aturan Islam di seluruh sub-benua.
Sebuah bahasa baru diperkenalkan, Urdu berasal terutama dari Bahasa Arab.
Sebelum pisah menjadi Pakistan, umat Islam India merupakan minoritas amat lemah, di tengah
mayoritas Hindu dan kekuasan politik serta militer Inggris. Islam dan Hindu ibarat dua arus
sungai yang mengalir dan bersumber dari muara yang berbeda. Walaupun pemeluknya telah
hidup berdampingan bersama selama berabad-abad, namun pandangan mereka tentang hidup dan
kehidupan merupakan batas pemisah yang tidak bisa dijembatani. Maka muncullah gagasan
membentuk negara sendiri bagi umat Islam. Gagasan yang diprakarsai Sir Sayid Ahmad Khan
(l817-1898), kemudian berkembang luas menjadi cita-cita perjuangan, segera dirumuskan oleh
Sir Muhammad Iqbal (1873-1938) melalui organisasi "Liga Muslim India". Akhirnya
direalisasikan oleh Muhammad Ali Jinnah, yang dibaiat menjadi Qaid-i Azam (Pemimpin Besar)
sekaligus Presiden pertama Republik Islam Pakistan. Dalam salah satu pidatonya ia (Ali Jinnah)
mengatakan, "dari sudut pandang apapun ummat Islam adalah satu bangsa, mereka berhak
mendirikan Negara sendiri dan menerapkan cara apapun untuk melindungi dan meningkatkan
kepentingan mereka dari dominasi India."

Aral tak henti menghadang pertumbuhan negara yang tengah berjuang menerapkan syari'ah
(hukum Islam), yang mengakomodasi demokrasi, HAM, toleransi, dan keadilan sosial tersebut.
Mayoritas negara-negara anggota PBB rata-rata "gerah" menyaksikan kemajuan Pakistan di
bidang penerapan syari'ah dan pengembangan sains modern. Puncak kekhawatiran itu, berubah
menjadi ketakutan dan berujung kepada konspirasi untuk memecah belah.
Tahun 1971 timbul perang saudara antara Pakistan Barat yang dipimpin Presiden Yahya
Khan dan Pakistan Timur yang dipimpin Mujibur Rahman.
Dengan bantuan penuh India, serta kelompok konspirasi lainnya, Pakistan Timur berhasil
melepaskan diri dari Republik Islam Pakistan. Berdirilah Republik Bangladesh. Republik Islam
Pakistan kehilangan satu sayap terpenting, berupa penyusutan wilayah geografis. Setelah tragedi
pisahnya Pakistan Barat-Pakistan Timur, Republik Islam Pakistan senantiasa dililit masalah.
Selain ketegangan abadi dengan India, baik mengenai perbatasan maupun "kepemilikan"
Khasmir, juga ketengangan internal yang selalu meruntuhkan kewibawaan pemerintahan.
Tahun 1974, Jenderal Yahya Khan dikudeta oleh Jenderal Zulfikar Ali Butho. Juli 1977,
Jenderal Ziaul Haq mengambil alih kekuasaan. Ali Butho dihukum gantung (4 April 1979).
Pemerintah Ziaul Haq memberi dukungan penuh kepada Mujahidin Afganistan, yang sedang
berjuang melawan invasi militer Uni Soviet (1979-1989). Namun tahun 1988, Ziaul Haq tewas,
ketika helikopter yang ditumpanginya bersama Dubes Amerika Serikat di Pakistan, meledak.
Kekuasan berpindah. Hingga muncul Benazir Butho, putri mendiang Zulfikar Ali Butho, merebut
takhta Perdana Menteri. Hanya bertahan dua tahun.
Tahun 1990, Benazir lengser karena dituduh korupsi. Digantikan Nawaz Sharif, seorang
pengikut panatik Ziaul Haq. Sejak itu, pemerintahan Pakistan tak pernah stabil.
Serangan AS ke Afganistan awal 2002, membawa pengaruh luar biasa terhadap Pakistan. Peran
Pakistan membesarkan Milisi Thaliban, hingga mampu mendirikan pemerintahan Islam di
Afganistan tahun 1996, berubah drastis setelah mendapat tekanan keras AS. Pakistan balik
membantu AS menghancurkan Milisi Thaliban. Presiden Pervez Musharraf berperan besar dalam
perubahan sikap itu. Seorang Presiden yang berhasil naik tahta dengan aksi kudeta militer tak
berdarah ini, merupakan kata kunci bagi perkembangan politik dan ekonomi Pakistan
kontemporer.
In the Line of Fire karya Peresiden Musharraf terbaru (2006), adalah buku yang cukup
kontroversial untuk dekade akhir ini. Banyak hal yang ia paparkan dalam buku tersebut, mulai
dari perbaikan ekonomi Pakistan, pemulihan demokratisasi, pengentasan kemiskinan,
peningkatan taraf pendidikan, emansipasi wanita, sampai kepada perang terhadap terorisme.
Dengan langkah-langkah reformasinya ini, seolah ia tengah bermain api, baik kepada kalangan
yang memiliki dendam sejarah atasnya, atau kepada kalangan yang "emoh" terhadap ide
demokrasi liberal. Kalangan oposisi pemerintah, sampai kalangan fundamentalis pun selalu
memberikan catatan-catatan kritis terhadap perjalanan rezim Musyharaf ini.
Nampaknya ideologi Negara Syariat yang sejak awal dirancang, tengah menhadapi ujian,
khususnya di saat negara-negara Barat menemukan momentumnya dalam setting perang
melawan terorisme. Maka tak heran jika sekarang mulai muncul kembali wacana, bahwa
benarkah Pakistan lahir atas dasar kepentingan mendirikan Negara Islam, ataukah sebatas
membela kepentingan pemeluk Islam dari ketertindasan bangsa India saja. Entah akan ke mana
akhir dari firksi ini akan bermuara, yang jelas bola api itu masih terus bergulir sampai saat ini.
3
[3]

V. Kesimpulan
Muhammad Iqbal, lahir 9 November 1877. Dia adalah seorang filsuf, pemikir,
cendekiawan, ahli perundangan, reformis, politikus, dan yang terutama: penyair. Dia berjuang
untuk kemahuan umat Islam dan menjadi bapa spiritual Pakistan. Iqbal berjuang di India
Muslim Leage di awal 1930-an. Bersama Muhammad Ali Jinnah, dia merumuskan konsep
Negara bagi Muslim India, dan tak pernah melihat berdirinya Pakistan tahun 1947 kerana sudah
wafat pada 1938.
Muhammad Ali Jinnah adalah anak seorang saudagar dan lahir di Karachi pada tanggal
25 Desember 1876. Di masa remaja ia telah pergi ke London untuk meneruskan studi dan di
sanalah ia memperoleh kesarjanaannya dalam bidanghukum di tahun 1896. Pada tahun itu juga ia
kembali ke India dan bekerja sebagai pengacara di Bombay. Tiada lama sesudah itu ia
menggabungkan diri dengan Partai Kongres.
Maududi lahir di Aurangabad India Selatan, pada 25 September 1903 (3 Rajab 1321). Dia
lahir dalam keluarga syarif (keluarga tokoh Muslim India Utara) dari Delhi, yang bermukim di
Deccan. Keluarga ini keturunan wali sufi besar tarikat Chishti yang membantu menanamkan
benih Islam di bumi India.
PENGANTAR:
Pada pertengahan abad ke dua puluh, tepatnya pada tahun 1947 di India secara
resmi muncul sebuah negara yaitu Pakistan. Jika kita mau menelusuri sejarah
terbentuknnya negara tersebut maka akan didapatkan bahwa umat Islam adalah

3
pendiri dan penggagas terbentuknya negar tersebut, dalam artian yang meng-
konsep, dan mencita-citakan terbentuknya negara adalah adalah umat Islam.
Terkait pembahasan mengenai konseptor, maka tidak bisa dilepaskan dari
pembasan tentang tokoh, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang
tokoh yang berperan besar terkait dengan terbentuknya negara Pakistan, yaitu
Muhammad Iqbal yang dikenal sebagai bapak Pakistan dan Muhammadi Ali Jinnah
yang dikenal sebagai tokoh yang mewujudkan terbentuknya Negara Pakistan.
MUHAMMAD IQBAL
a. Riwayat Singkat Muhammad Iqbal
Terdapat perbedaan pendapat tentang tahun lahirnya Muhammad Iqbal, ada yang
mengatakan Muhammad Iqbal (1877-1938 M) lahir tahun 1877M, semetara menurut
Harun Nasution tahun 1876 dan menurut Mukti Ali tahun 1873 di Sialkot, Punjab,
wilayah Pakistan (sekarang). Perbedaan pendapat antar Harun Nasution juga
menyangkut latar belakang keluarganya, Menurut Harun Nasution Ia berasal dari
keluarga golongan menengah, sementara menurut Mukti Ali Berasal dari keluarga
Miskin, Ayahnya, Muhammad Nur adalah seorang tokoh sufi, sedang ibunya juga
dikenal sebagai muslimah yang saleha.
Pendidikan formalnya dimulai di Scottish Mission School, Sialkot, di bawah
bimbingan Mir Hasan, seorang guru yang ahli sastra Arab dan Persia. Kemudian ia
mendapatkan biasiswa untuk melanjutkan ke Goverment College, di Lahore, sampai
mendapat gelar MA. Di kota lahore ia berkenalan dengan Thomas Arnold dan
sekAligus menjadi pembimbingya, seorang orentAlis yang menurut keterangan
mendorong Iqbal untuk studi ke Ingris. Setelah selesai menempuh pendidikan di
lahore Iqbal diangkat menjadi staf dosen di Goverment College dan mulai menulis
syair-syair dan buku.
Akan tetapi, profesinya sebagai dosen tidak berlangsung lama, karena pada tahun
1905, atas dorongan Arnold, Iqbal berangkat ke Eropa untuk melanjutkan studi di
Trinity College, Universitas Cambridge, London, sambil ikut kursus advokasi di
Lincoln Inn. Di lembaga ini ia banyak belajar pada James Wird dan JE. McTaggart,
seorang neo-Hegelian. Juga sering diskusi dengan para pemikir lain serta
mengunjungi perpustakaan Cambridge, London dan Berlin. Untuk keperluan
penelitiannya, ia pergi ke Jerman mengikuti kuliah selama dua semester di
Universitas Munich yang kemudian mengantarkannya meraih gelar doctoris
philosophy gradum, gelar doctor dalam bidang filsafat pada Nopember 1907,
dengan desertasi The Development of Metaphysics in Persia, di bawah bimbingan
Hommel. Selanjutnya, bAlik ke London untuk meneruskan studi hukum dan sempat
masuk School of Political Science.
b. Ide Pembaharuan Menurut Muhammad Iqbal
Setelah Iqbal menyelesaikan studinya di eropa, pada tahun 1908 ia kembAli ke
lahore, disana ia kembAli menjadi dosen, sekAligus menjadi pengacara, selain itu ia
juga masuk ke arena politik, dan pada tahun 1930 ia ditunjuk sebagai presiden Liga
Muslimin yang berlangsung di Allahabad, yang menelorkan gagasan untuk
mendirikan negara Pakistan sebagai alternatif atas persoalan antara masyarakat
muslim dan Hindu. Selama Di lahore Iqbal juga sering melakukan ceramah-ceramah
di berbagai universitas di India. Dan sejak itulah ide pembaharuannya terkait
dengan kondisi Islam ia sampaikan.
Suatu hal yang menarik tentang ide pemabaharuan iqbal ialah meskipun ia memiliki
latar belakang pendidikan eropa ia tidak berpendapat bahwa baratlah yang harus
dijadikan contoh, menurutnya yang harus diambil umat Islam dari barat hanyalah
ilmu pengetahuannya. Sementara kapitAlisme dan imperiAlisme barat
ditentangnya, karena Barat menurutnya sangat dipengaruhi oleh matereAlisme dan
telah meninggalkan agama.
Pemikiran Iqbal yang dikenal sebagai seorang filosof sekAligus penyair perihal
kondisi Islam mempunyai pengaruh yang luas terhadap gerakan pembaharuan
dalam Islam. Sebagaimana para pembaharu lain, Iqbal juga beranggapan bahwa
kemunduran umat Islam yang berlangsung sangat panjang disebabkan oleh:
Pertama kebekuan dalam pemikiran umat Islam, hukum dalam Islam telah bersifat
statis, padahal menurutnya Hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis,
tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan pintu ijtihad
tidak pernah tertutup. Kedua, angagapan kaum konservatif yang menganggap
rasionAlisme yang dipelopori kaum mutazilah membawa kepada dis-intergrasi yang
dapat mengganggu kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. Iqbal mengkritik
pendapat ini dengan menyatakan bahwa menurutnya Islam, pada hakikatnya
mengajarkan dinanisme, dan sangat menganjurkan pemakaian akal. Paham
dinamisme Islam yang ditonjolkan iqbal menjadikannya mendapat kedudukan
penting dalam pembaharuan di India.
Ketiga, Iqbal juga menyatakan bahwa hancurnya bagdad sebagai pusat kemajuian
pemikiran umat Islam di pertengahan abad ke-3 adalah faktor dominan yang
menyebabkan kemundura umat Islam, ia juga menyatakan bahwa Zuhd yang
terdapat dalam ajaran tasawuf yang hanya mengharuskan pemusatan perhatian
kepada Tuhan dan apa yang berada dibAlik alam materi menjadikan umat Islam
kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam Islam. Oleh karena itu, iqbal
dalam ceramahnya sering menganjurkan agar ditingkatkan solidaritas antar umat
dan persaudaraan Muslim untuk bisa melepaskan dari jajahan asing, ide ini
didukung oleh ssebagian besar rakayat negerinya, baik umat Islam maupun Hindu.
Akan tetapi, ide iqbal terkait nasionAlisme yang berupa solidaritas antar agama
mengalami perubahan, nasionAlisme India yang mencakup Muslim dan Hindu
sangat bagus, tetapi sulit sekAli untuk dapat diwujudkan, bahkan ia curiga akan
adanya konsep new-hinduisme dibAlik NasionAlisme yang mendapat dukungan
dari umat Hindu. Menurut iqbal, di India terdapat dua umat besar, dan dalam
pelaksanaan demokrasi barat di India, kenyataan itu harus diperhatikan, karena
nasionAlisme ala barat menurutnya akan melahirkan materiAlisme dan atheisme
yang dapat mengancam bagi peri kemanusiaan.Hal itu selain disebabkan penulakan
iqbal terhadap ide-ide barat, juga dikarenakan adanya tuntutan umat Islam untuk
membentuk sebuah pemerintahan sendiri. Sehingga kemudian terbentuklah
pemerintahan Pakistan yang secara resmi merdeka pada tahun 1947.
Terkait dengan berdirinya Pakistan, Iqbal adalah seorang tokoh politik dan
pembaharu yang memiliki peran besar bahkan disebut sebagai Bapak Pakistan,
karena sejak ia menjabat sebagai presiden liga Muslimin, ia banyak memaparkan
tentang perlunya membentuk negara muslim, bahkan dalam pidato kpredsidennya
ia menyatakan bahwa terbentuknya negara muslim itulah yang menjadi tujuan
akhir umat Islam. Mukti Ali mengutip pidoto kpresidenan tersebut sebagai berikut :
Saya ingin melihat Punjab, Propinsi Nort-West Frontier, Sindh dan Baluchistan,
bergabung menjadi satu negara. Berpemerintahan sendiri dalam kerajaan inggris
atau diluar kerajaan inggris, pembentukan negara Muslim Barat laut India
tampaknya mejadi tujuan akhir umat muslim, pAling tidak bagi umat Islam India
Barat Laut.
Ide tentang Pembentukan negara muslim yang menjadi harapan Muhammad Iqbal
diteruskan dan diperjuangkan serta diwujuskan oleh Muhammad Ali Jinnah dan baru
terwujud 9 tahun setelah iqbal meninggal (1938), yaitu pada tahun 1947.
MUHAMMAD ALI JINNAH
Muhammad Ali Jinnah lahir pada tanggal 25 desember 1876 di Karachi, orang
tuanya adalah seorang saudagar. Sejak kecil ia dikenal sebagai seorang yang
memiliki kecerdasan pikiran yang lebih dari pada teman-temannya, sehigga teman
ayahnya yang merupakan orang inggris menganjurkan agar Jinnah melanjutkan
pendidikannya ke inggris. Atas nasehat tersebut, pada umur 16 tahun ia berangkat
ke inggriss untuk melanjutkan pendidikannya, dan baru kembAli ke India pada tahun
1896.
Sepulang dari inggris, Ali Jinnah memulai kariernya dengan menjadi seorang
advokat di Bombay. Pada tahun 1906, Ali Jinnah bergabung dengan partai Kongres
Nasional India, akan tetapi politik patuh dan setia kepada inggris yang terdapat
dalam partainya tidak sesuai dengan pendiriannya yang menginginkan
penentangan terhadap inggris untuk kepentingan nasional India. Ia juga
menjauhkan diri dari liga muslim sampai dengan tahun 1913, yaitu ketika organisasi
tersebut merubah sikap dan menerima ide pemerintahan sendiri bagi India sebagai
tujuan perjuangan. Pada saat itu ia masih mempunyai keyakinan bahwa
kepentingan umat Islam India dapat dijamin melalui ketentuan-ketentuan tertentu
dalam undang-undang Dasar, ia juga masih sepakat dengan ide nasionAlisme India,
sehingga ia masih mengadakan perundingan dan pembicaraan dengan pihak
kongres nasional India terkait dengan naionAlisme India.
Akan tetapi, kemudian ia melihat bahwa untuk memperoleh pandangan yang sama
antara umat Islam dan hindu amat sangat sulit, bahkan ia menolak dan menentang
konsep nasionAlisme India Gandhi yang didalamnya umat Islam dan Hindu
bergabung menjadi satu Bangsa, yang pada akhirnya mengharuskan ia keluar dari
Partai Kongres.a
Setelah ia mengikuti Konferensi Meja Bundar di London ia memutuskan untuk keluar
dari arena politik dan menetap di inggris. Di sana ia menjadi advokat, tetapi pada
tahun tahun 1934 atas permintaan teman-temannya termasuk Iqbal ia kembAli ke
India, dan pada tahun itu juga ia terpilih sebagai ketua tetap liga Muslimin.
KAli ini liga muslimin dibahawah pimpinan Jinnah memiliki semangat baru, dan
berubah menjadi gerakakan yang kuat. dengan adanya perkembangan ini umat
Islam India mulai sadar, bahwa apa yang dikhawatirkan ulama terdahulunya telah
menjadi kenyataan, diamana kekusaan hindu mulai terasa, umat Islam di daerah
mayoritas mulai melihat perlunya adanya barisan kuat umat Islam di seluruh India.
Terbentuknya negara Pakistan
Pemikiran pembaharuan Ali Jinnah sebenarnya lebih pada ranah politik, pada
awalnya ia beranggapan dan menganjurkan adanya nasionAlisme India, untuk
melepaskan diri dari jajahan inggris, akan tetapi dari hasil reAlitas dan pengalaman
yang ia rasakan membuatnya merubah haluan politiknya sejak ia menemukan
kekecewaan bersama partai kongres. sejak itulah ia beranggapan bahwa
kepentingan umat Islam di India tidak bisa lagi dijamin melalui perundingan dan
terbentuknya sebuah undang-undang dasar India secara keseluruhan. Tetapi
kepentingan umat Islam akan terjamin hanya melalui pembentukan negara
tersendiri yang terpisah dari negara ummat Hindu di India.
Ali Jinnah mulai membahas masalah pembentukan negara Islam di rapata tahunan
liga muslimin yang diadakan di lahore pada tahun 1940, yang kemudian
menghasilkan persetujuan bahwa pembentukan negara tersendiri bagi umat Islam
sebagai tujuan perjuangan liga muslimin. Sejak itulah Jinnah mulai memperjelas
tentang negara Islam yang akan dibentuk (Pakistan). Menurutnya negara tersebut
ialah sebuah negara yang berada dibawah kekuasaan umat Islam, tetapi tidak
melupakan peran serta non-muslim dalam pemerintahan dengan menyesuaikan
jumlah mereka disetiap daerah.
Pembentukan negara Islam (Pakistan) Jinnah dan Liga Muslimin mendapatkan
dukungan umat Islam inidia, hal itu terlihat dari hasil pemilihan 1946, dimana liga
muslimi memperoleh kemenangan di daerah-daerah yang nantinya masuk Pakistan.
Kedudukan Ali Jinnah dalam perundingan dengan inggris dan partai kongres
Nasional India mengenai masa depan Islam semakin kuat. Dan pada tahun 1947
Inggris mengeluarkan putusan untuk menyerahkan kedaulatan kepada dua dewan
konstitusi, satu untuk Pakistan dan satu untuk India. Pada tanggal 14 agustus 1947
dewan konstitusi Pakistan dibuka dan pada tanggal 15 agustus 1947 diresmikan, Ali
Jinnah diangkat menjadi Gubernur Jendral atau Pemimpin besar bagi rakyat
Pakistan, dan pada hari itulah Pakistan lahir sebagai sebuah Negara umat Islam
yang merdeka baik dari inggris ataupun India.
PENUTUP
Hal yang perlu dicatat disini ialah bahwa meskipun pembahasan di atas hanya
meliputi dua tokoh, bukan berarti tidak ada tokoh lain yang berperan terkait dengan
terbentuknya Pakistan, karena sebagaimana dijelaskan dalam oleh harun Nasution
bahwa pemikiran pembaharuan Islam di India telah dimulai oleh Syah WAliyullah.
Hanya saja, dari banyak tokoh pembaharu yang memiliki peran dominan terkait
dengan terbentuknya Pakistan adalah Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.
Tetapi para Pembaharu-Pembaharu Lain juga mempunyai peran masing-masing
terkait dengan hal itu, sebagaimana menurut harun nasution, Sayyid Ahmad Khan,
dengan idenya tentang pentingnya Ilmu Pengetahuan, Sayyid Amir Ali yang
menyatakan bahwa Islam tidak menentang kemajuan Modern secara disengaja atau
tidak berperan dalam mewujudkan Pakistan.
Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif
Female Health Properti Urbanesia Images More
Games KompasKarier PasangIklan Grazera Forum

<a
href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?
n=ac22031e&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?
zoneid=1319&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=ac22031e' border='0'
alt='' /></a>

Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media
Muda Green Jakarta Fiksiana
Home
Humaniora
Sejarah
Artikel

Sejarah

Joko Winarto
Change Agen

TERVERIFIKASI
Jadikan Teman | Kirim Pesan
2inShare
PERKEMBANGAN ISLAM MASA
MODERN
REP | 09 October 2010 | 11:36 Dibaca: 74155 Komentar: 5 1

Perkembangan Islam Masa Modern


(1800 Sekarang)

Selayang Pandang Perkembangan Islam Masa Modern

Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh
tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama persoalan ini adalah kerajaan Turki
Usmani yang langsung menghadapi kekuatan Eropa yang pertama kali. Kesadaran tersebut
membuat penguasa dan pejuang-pejuang Turki tergugah untuk belajar dari Eropa.

Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan
mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan
ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut antara lain

a. Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787
M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan Sanusiyyah di
Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al Jazair

b. Gerakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman para
pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris

Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang pertama muncul yaitu
Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan Wahhabiyah dan
Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islam yang bernama
Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).

Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan Islam, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan


berjuang dibawah panji bersama dan juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional
negeri-negeri islam. Dengan ide yang demikian, ia dikenal atau mendapat julukan bapak
nasionalisme dalam Islam.

Gagasan atau ide Pan Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki
Usmani yang bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di
negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan
kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan
nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.

Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait,
nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa.
Dalam penyatuan Negara arab dibentuk suatu liga yang bernama Liga Arab yang didirikan pada
tanggal 12 Maret 1945.

Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India dan
juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Liga
Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu
yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah
(1876-1948).

Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang menentang penjajahan
diantaranya

a. Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan
merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi
tahun 1911.

b. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)

c. Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta

(1931)

d. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932


yang

dipelopori oleh Mukhtar Luthfi

Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut
merupakan asset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara merdeka yang
bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari
partai-partai politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia
merupakan Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan
kemerdekaannya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan
yaitu Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.

Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar merdeka pada
tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama Jamal Abd Naser. Irak
merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti
Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada tahun 1946

Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M, Aljazair
tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti Negara Yaman Utara,
Yaman selatan, dan Emirat Arab.

Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam merdeka
pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet seperti
Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru
merdeka pada tahun 1992

Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern

Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun
1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengerahkan pemikirannya
untuk kemajuan agama Islam. para Ulama, Cendekiawan muslim di berbagai wilayah Islam
banyak yang intens terhadap study Islam sehingga keortodokannya mulai ditinggalkannya.
Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam
berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.

Tokoh pembaharu yag ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan
Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki pengaruh yang besar pada abad
ke 19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang
telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar
luas di dunia Islam.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari
Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang pendidikan
dan pengajaran, lembaga-lembaga Islam diberikan muatan pelajaran umum dan upaya
mendirikan Mektebi Maarif guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi dan
Mektebi Ulumil Edebiyet guna menghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya
mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi dan militer.

Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti dengan Negara
Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At Turk, IPTEK semakin maju. dan
pada waktu itu juga di India bermunculan cendekiawan muslim modern yang melakukan usaha-
usaha agar umat Islam mampu menguasai IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah ,
Sayyid Amir, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari
cendekiawan tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam adalah Sayid
Ahmad Khan.

Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar maju berupaya dengan
mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke perancis setelah lulus dijadikan pengajar
di berbagai perguruan tinggi seperti di universitas Al Azhar sehingga dengan cepat IPTEK
menyebar ke seluruh dunia Islam. Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota
Iskandariah yang memiliki fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum,
Perdagangan dan Sastra. Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas
Hilwan, universitas Suez, dan Universitas The American University in Cairo.

Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya tentang pentingnya
ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga dapat
dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW
yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bidah, tahayul,
klenik, perdukunan, kemusrikan dll sangat merebak dan hamper seperti kehidupan Jahiliyah.
Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan
pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Quran
dan Hadits. Para pembaharu tersebut antara lain:

a. Muhammad bin Abdul Wahab yaitu ulama besar yang produktif yang lahir di Nejed
Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid, sebuah kitab yang berisi tentang
mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-praktek tahayul, bidah khurafat
yang ada pada umat islam dan mengajak untuk kembali ke ajaran tauhid yang
sebenarnya. Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut dikenal dengan Gerakan
Wahabiyah.

b. Rifah Badawi Rafi At Tahtawi yang lahir di Tahta merupakan pembaharu Islam
yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat Islam agar menyeimbangkan antara
dunia dan akhirat

c. Jamaluddin Al afgani yang lahir di Asadabad dengan pemikiran pembaharuannya


adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni ,
kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi demokrasi, untuk mewujudkan
kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita bekerja sama dengan
kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.

d. Muhammad Abduh yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi
dan Pan Islamisme Beliau bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid Rida
menerbitkan jurnal Al Urwatu Wustsqa Selain itu Muhammad Abdul juga menyusun
kitab yang berjudul Ar Risalah at Tauhid

e. Sayid Qutub yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan
antara urusan akhirat dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi
menekankan perbedaan antara modernisasi dengan pembaratan.

f. Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif
dengan berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan kronologi
pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the Indian Revolt
(sebab-sebab revolusi India, Risalat Khair Khawahan Musulman risalah tentang orang-
orang yang setia, dan Akhkam Taaam Ahl al Kitab hukum memakan makanan ahli
kitab. Selain itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah
Muslim University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference
dan mendirikan The Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu
serta menerbitkan majalah bulanan Tahzib al Akhlaq dan lain-lainnya.

g. Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The Reconstruction
of Religius Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam
islam).
Selain yang tersebut di atas, dalam hal perkembangan kebudayaan pada masa modern juga
mengalami kemajuan di berbagai Negara Islam artinya Negara yang mayoritas berpenduduk
Islam seperti Mesir, Arab Saudi, Irak, Iran, Malaysia, Brunai Darussalam, Kuwait dan
indonesia.

Dibidang arsitek, di Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-


pembagunan fisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan
sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram
yang ditengah masjid terdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam
Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letahnya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil
Haram sangat luas, sangat indah dan megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan
megah pula serta ber A C. Di Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan
arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra.

Dalam bidang Sastra pada masa pembaharuan terdapat nama-nama sastrawan yang Islami di
berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan
wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926
yaitu sastrawan dan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia
adalah seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi
tahun 1863-1936 di Irak daln lain-lain.

Dalam bidang kaligrafi di abad modern juga berkembang yaitu biasanya digunakan sebagai
hiasan di masjid, hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dll dengan media seperti kertas,
kayu, kain, kulit, keramik dll.

Gerakan Modern islam

Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam yang lahir di Timur Tengah sangat
berpengaruh terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut seperti
munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan modern di Indonesia pada awal abad ke- 20.
Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan izzul
Islam wal Muslimin kejayaan Islam dan umatnya dengan gerakannya yaitu mendirikan
sekolah tingkat dasar dan mengirimkan anak muda berprestasi ke Turki. Al Irsyad, yaitu
bergerak dalam bidang pendidikan pendirinya adalah Syekh Ahmad Sorkati dan para
pedagang. Muhammadiyah, yaitu didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 18 november
1912 di Jogjakarta dengan tujuan Menggapai Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai
masyarakat yang aman, damai, makmur, sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah
yang melimpah ruah dengan baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.

Persatuan Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun 1920, kegiatan
utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syariat Islam. SDI (Syarikat
Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun 1911. SDI diubah menjadi PSI
(Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi menjadi PSII (Partai Serikat Islam
Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan keagamaan kemudian berubah menjadi
kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama) yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy ari tanggal 13
januari 1926 di Surabaya dengan tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di
Indonesia. Matlaul Anwar, pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan
kegiatanyya berupa sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan
oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya bergerak
dalam bidang pendidikan, memberantas bidah, khurafat dan takhayul serta taklid umat
Islam.

Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern

Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi
dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan
perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-
problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang
selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang baik ekonomi,
pendidikan ,politik dan lain sebagainya.

Jasa Muhammad Ali Jinnah patut dicatat dalam lembaran salah satu tokoh pembuat
sejarah dunia!

(Pakistan, 1876 M Pakistan, 1948 M)

Adalah tokoh muslim dari Karachi yang berhasil mendirikan


negara Paskitan sebagai negara yang bersimbol Islam. Pada tanggal 14 Agustus 1947, negara
Pakistan itu berdiri dengan Ali Jinnah sebagai kepala negaranya. Keluarga dari kalangan
pengusaha. Sekalipun sebagai warga Pakistan, namun Ali Jinnah banyak menuntut ilmu di negeri
seberang seperti London dan Bombay. Dalam organisasi keagamaan, Ali Jinnah terkenal sebagai
aristek pendirian Liga Muslim India tahun 1906 sekaligus pakta Lucknow pada tahun 1916 yaitu
perjanjian antara partai kongres nasional India yang mewakili umat Hindu dan Liga Muslim
yang mewakili umat Islam, keduanya adalah organisasi terbesar India kala itu.
Dalam statemennya, Ali Jinnah menginginkan adanya negara India agar tidak diperintah oleh
umat Islam saja atau umat Hindu saja, namun harus diperintah oleh rakyat India yang terdiri dari
Hindu dan Islam. Namun karena umat hindu mayoritas, selalu ada saja pertentangan yang
menonjolkan kepentingan masing-masing. Situasi yang lebih menghimpit ketika pada pemilihan
umum tahun 1937 yang pada saat itu Liga Muslim tidak mendapat suara yang signifikan dan
kondisi ini tidak menguntungkan dalam peta pemerintahan. Namun karena strategi yang jitu dan
dinamis, pada pemilu tahun 1946, Liga Muslim mendapat kemenangan yang signifikan.

Kemenangan ini ternyata membawa ekses sosial yang berkepanjangan dengan terjadinya
pertumpahan darah yang merenggut pihak Islam dan Hindu di Calcutta yang menewaskan
ribuan orang.

Situasi yang mencekam ini justru memunculkan ide untuk memisahkan umat Islam dan umat
Hindu dalam negara yang terpisah. Pemisahan itu berupaya untuk membentuk negara muslim
yang otonom, yang kemudian lahirlah negara Pakistan. Karena jasa-jasanya yang sangat besar
serta berbagai kecakapan yang dimilikinya, Muhammad Ali Jinnah terkenal dengan sebutan
Bapak Pakistan. Ali Jinnah wafat pada 11 September 1948 di Karachi. Dalam menjabat kursi
pemerintahan, Ali Jinnah dikenal sebagai sosok yang cakap dan memiliki kapabilitas sebagai
bapak negara. Kecemerlangan pemkirannya telah dikenal kalangan dunia Islam untuk
menjadikannya sebagai salah satu panutan. Selama mendirikan Pakistan tentu bukanlah hal yang
mudah perlu perjuangan yang panjang dan melelahkan, Jasa Muhammad Ali Jinnah patut dicatat
dalam lembaran salah satu tokoh pembuat sejarah dunia!

Kongres Nasional India


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Kongres Nasional India


Pemimpin Sonia Gandhi

Didirikan 1885
Kantor pusat 24, Akbar Road, New Delhi - 110011

Aliansi Aliansi Progresif Bersatu

Ideologi Sosial Demokrat/Populis

Publikasi Congress Sandesh

Situs resmi http://www.congress.org.in

Lihat pula Politik India

Partai politik di India


Pemilu di India

Kongres Nasional India (Indian National Congress) atau dikenal dengan Partai Kongres atau
Kongres I (yang berarti "Indira", untuk membedakannya dengan partai pecahannya, yang
disebut "Kongres O" yang dipimpin oleh K. Kamaraj, seorang tokoh politik dari Tamil Nadu).
Partai yang namanya biasa disingkat INC ini adalah partai politik besar di India, dengan lebih
dari 15 juta orang yang terlibat dalam organisasinya dan lebih dari 70 juta orang ikut serta dalam
perjuangannya melawan Imperium Britania. Setelah kemerdekaan pada 1947, partai ini menjadi
partai politik yang dominan di negara itu. Dalam Lok Sabha (Parlemen) ke-14 (2004-2009), 145
anggota INC, kelompok yang terbesar di antara semua partai lainnya, duduk sebagai anggotanya.
Saat ini partai ini adalah anggota utama dari pemerintahan koalisi Aliansi Progresif Bersatu yang
didukung oleh Front Kiri.

Daftar isi
1 Sejarah

2 Masa par-kemerdekaan
3 Perdana Menteri India asal Partai Kongres

4 Mantan Presiden (Ketua) Partai

5 Sejarah pemilihan umum

6 Lihat pula

7 Pranala luar

Sejarah
Sejarah Kongres Nasional India dapat dibagi ke dalam dua masa:

Masa pra-kemerdekaan, ketika partai ini berada di front terdepan dalam perjuangan untuk
kemerdekaan;

Masa pasca-kemerdekaan, ketika partai ini menikmati kedudukan terkemuka, dan


berkuasa selama 47 dari 59 tahun sejak kemerdekaan India pada 1947.

Masa par-kemerdekaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kongres Nasional India - Masa kemerdekaan

Partai ini didirikan pada 1885 dengan tujuan memperoleh peranan yang lebih besar dalam
pemerintahan bagi orang-orang India yang terdidik. Kongres Nasional India mulanya tidak
menentang pemerintahan Britania. Kongres mengadakan pertemuan setahun sekali pada masa
liburan Natal. Yang pertama kali menghimpun pertemuannya yang pertama adalah seorang
Skotlandia, Allan Octavian Hume, di Bombay, dengan persetujuan Lord Dufferin, Raja muda
saat itu.

Womesh Chandra Banerjee adalah Presiden pertama INC. Pertemuan pertama ini direncanakan
diadakan di Pune tetapi karena merebaknya wabah di sana, tempat pertemuan dipindahkan ke
Mumbai. Karena itu Sesi pertama INC diselenggarakan dari 28-31 Desember 1885, dan dihadiri
oleh 72 orang anggota delegasi.

Beberapa tahun kemudian, tuntutan-tuntutan INC menjadi semakin radikal dalam menghadapi
perlawanan terus-menerus dari pemerintah, dan partai ini menjadi sangat aktif dalam gerakan
kemerdekaan. Pada 1907 partai ini terpecah menjadi dua: Garam Dal yang dipimpin Bal
Gangadhar Tilak, atau Ekstremis (arti harafiah "fraksi panas"), dan Naram Dal yang dipimpin
Gopal Krishna Gokhale, atau Moderat (arti harafiah "fraksi lunak"). Keduanya dibedakan dalam
sikap mereka terhadap Inggris.
Setelah Perang Dunia I partai ini dikaitkan dengan Mahatma Gandhi, yang (meskipun tidak
pernah menjadi anggota partai ini) tetap merupakan pemimpin rohaninya secara tidak resmi dan
menjadi lambang massa, bahkan ketika orang-orang yang lebih muda menjadi Presiden partai.
Partai ini dalam banyak hal merupakan organisasi paying, yang menampung di dalamnya
kelompok-kelompok sosialis radikal, tradisional dan bahkan konservatif Hindu dan Muslim.

Bendera resmi Kongres pada masa perjuangan kemerdekaan.

Pada masanya sebagai pemimpin bangsa dalam perjuangan kemerdekaan, partai ini
menghasilkan pemimpin-pemimpin terbesar negara. Sebelum era Gandhi muncul pemimpin-
pemimpin seperti Bal Gangadhar Tilak, Bipin Chandra Pal, Lala Lajpat Rai, Gopal Krishna
Gokhale, Mohammed Ali Jinnah (belakangan pemimpin Liga Muslimin dan yang berperan
dalam pembentukan Pakistan), semuanya mulai dengan tokoh legendaries India pertama:
Dadabhai Naoroji, Presiden dari Asosiasi Nasional India, sebuah organisasi rekannya. Naoroji
belakangan menjadi anggota parlemen di Majelis Rendah, orang India pertama yang menduduki
kursi di situ.

Otentikasi adalah proses verifikasi apakah seseorang yang mengaku siapa dirinya. Biasanya
menyangkut nama pengguna dan kata sandi, tapi bisa menyertakan metode lain dari
mendemonstrasikan identitas, seperti kartu pintar, sidik jari, dll.

Otorisasi adalah mendapatkan keterangan jika orang yang sekali teridentifikasi, diijinkan untuk
memanipulasi sumber daya tertentu. Ini biasanya ditentukan dengan menyelidiki apakah orang
itu memiliki aturan akses tertentu terhadap sumber daya atau tidak.

Mukhamad Umar
Minggu, 15 Desember 2013
PARA TOKOH PEMBAHARUAN DALAM DUNIA ISLAM

PARA TOKOH PEMBAHARUAN DALAM DUNIA ISLAM

AL- TAHTAWI
A. Biografi
Rifaah Badawi Rafi al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran pembaharuan yang besar
pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan
pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan.
Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan, dan
meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan
yang dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya.
Ketika berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo untuk belajar di al-Azhar. Setelah lima tahun
menuntut ilmu ia selesai dari studinya di al-Azhar pada tahun 1922.
B. Pemikiran-pemikiran Pembaharuan.
1. Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan sebagaimana kemajuan yang terjadi
Barat (Eropa). Untuk itu umat Islam harus berani belajar dari Barat.
2. Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan ekonomi rakyat, sebagaimana yang
pernah terjadi pada zaman Firaun.
3. Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh Undang-undang Syariat yang yang
dipimpin oleh majlis syura (ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus bisa berunding
untuk melaksanakan hukum syariat.
4. Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di samping bahasa Arab. Bahasa Arab
adalah berfungsi untuk memahami al-Quran dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi untuk
menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban Barat.
5. Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern jika tidak ingin umat Islam
ketinggalan.
6. Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan) tanpa berusaha sekuat tenaga
untuk mencapai cita-cita.
IR. SOEKARNO

A. Biografi

Ir. Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar,

Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya. Ibunya

berasal dari Bali. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur.
Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto

mengajak Soekarno tinggal di Surabaya. Di sana Soekarno banyak bertemu dengan para

pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu.

Soekarno seorang pribadi yang lengkap. Namanya harum di mana-mana. Soekarno tercacat

sebagai salah satu fragmen dari The founding father Indonesia. Sikap revolusioner,

berwibawa, tegas dan didukung pula oleh pemikiran yang brilian menempatkan beliau pada

posisi penting dalam sejarah pemikiran politik Indonesia. Hasilnya, lahir ide besar

Nasionalisme Indonesia. Menurut Soekarno, seorang nasionalis sejati adalah orang yang

bersedia berbakti dan memperbaiki nasib kaum kecil dari segala kemelaratan serta melindungi

rakyat dari penindasan.

B. Pemikiran-pemikirannya.

Nasionalisme khas Indonesia, Soekarno menyebutnya dengan Marhaenisme. Marhaenisme

adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan negeri di dalam segalanya. Marhaenisme

harus diperjuangkan secara revolusioner, Sehingga cara perjuangannya menghendaki hilangnya

kapitalisme dan imperialisme di bumi Nusantara.

Marhaenisme lahir ketika Soekarno berumur 20 tahun. Pada waktu ia sedang enggan pergi

kuliah dan bersepeda memutari Bandung Selatan, dan bertemu dengan seorang petani miskin

bernasib malang bernama Marhaen. Terjadilah percakapan antara Soekarno dengan petani

tersebut. Pembicaraan berbentuk imajiner, sehingga dari kejelian Soekarno dalam melihat realitas

sosial masyarakat Indonesia, maka kemudian lahirlah ideologi Marhaenisme khas Indonesia.

Marhaenisme bertujuan untuk mengangkat derajat manusia. Marhaenisme adalah sosialisme-

praktikal, dan tidak ada penghisapan tenaga seseorang terhadap orang lain. Soekarno juga
mengatakan bahwa petani-petani menggarap sebidang tanah yang tidak luas. Mereka korban dari

sistem feodal, di mana mulanya petani diperas oleh bangsawan sampai ke anak cucunya selama

berabad-abad. Rakyat non petani pun menjadi korban dari imperialisme perdagangan Belanda.

Nenek moyangnya dipaksa bergerak di bidang usaha kecil. Rakyat yang menjadi korban ini

meliputi hampir seluruh penduduk Indonesia. Marhaen bukan hanya kaum petani Proletar (kaum

buruh) saja, tetapi kaum proletar dan kaum tani melarat Indonesia lainnya. Seperti pedagang

kecil, kaum ngarit, kaum tukang kaleng, tukang grobak, kaum nelayan dan lain-lainnya.

Pemikiran nasionalisme Soekarno berbeda dengan nasionalisme yang berkembang di dunia

Barat. Nasinalisme Barat mengecualikan pihak-pihak yang tidak sepaham dan terlibat, namun

Nasionalisme Soekarno adalah Nasiolisme khas Timur, yaitu nasionalime yang bersatu dan

bersama rakyat untuk membebaskan dari segala bentuk penindasan. Nasionalisme menurut

Soekarno merupakan pilar kekuatan bangsa-bangsa terjajah untuk memperoleh kemerdekaannya.

Dengannya, rakyat Indonesia dapat memenuhi syarat-syarat hidup merdeka baik bersifat

kebendaan maupun spiritual.

Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)

A. Biografi

Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat

tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Ia lahir di

Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal pada tahun tahun 1897 di Istanbul, Turki. Ia

banyak berkiprah dalam pembaharuan yang lebih terfokus pada dalam bidang politik di samping

persoalan keagamaan.

B. Pemikiran-pemikiran pembaharuannya.
1. Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan dan waktu. Islam merupakan agama yang

mengajarkan dinamisme dalam berfikir dan berperilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis dan statis

3. Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan sesuatu yang terjadi karena sebab musabab,

bukan semata-mata langsung dari Tuhan. Artinya, bahwa manusia bisa menentukan taqdirnya

sendiri melalui usaha yang maksimal.

4. Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga menyebabkan umat Islam mundur, dari

kalangan awam sampai ulama hingga raja tidak ada lagi rasa persaudaraan, sehingga umat Islam

lemah tidak memilki kekuatan untuk maju bersama.

5. Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan demokrasi yang berdasarkan musyawarah.

6. Umat Islam di setiap Negara harus membangun semangat nasionalisme dan internasionalisme agar

umat Islam dapat bersatu. Hanya dengan persatuan umat Islamlah, Islam dapat berkembang dan

maju, tetapi tanpa persatuan di kalangan umat Islam mustahillah kemajuan dapat diraih.

K.H AHMAD DAHLAN

A. Biografi

K.H. Ahmad Dahlan nama kecilnya Muhammad Darwis putra K.H. Abu Bakar, lahir tahun
1285 H / 1869 di Kauman Yogyakarta. Kedudukan ayahnya sebagai penghulu Kraton dan khatib
Masjid Agung Yogyakarta.
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi yang bertujuan, anyebaraken piwucalipun Kanjeng
Nabi Muhammad Saw. Wonten ing karesidenan Ngayogyokarto. Sesuai dengan tujuan ini, nama
yang dianggap tepat bagi organisasi ini adalah Muhammadiyah yang artinya umat Muhammad.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 12 Nopember
1912 M. di Yogyakarta.
B. Pemikiran-pemikirannya
1. Berkaitan dengan sosial kemasyarakatan yang ada di Jawa khususnya, Ahmad Dahlan
menawarkan 3 konsep pemikiran, yaitu modernisme, tradisionalisme dan jawanisme.
Menghadapi modernisme Dahlan menyikapinya dengan mendirikan sekolah-sekolah model
Barat. Tradisionalisme disikapi Ahmad Dahlan dengan metode tabligh, yaitu mengunjungi
murid-muridnya untuk melakukan pengajian, ini merupakan perlawanan terhadap pemujaan
tokoh dan perlawanan terhadap mistisisme agama yang bertentangan ajaran Islam. Sedangkan
dalam menghadapi jawanisme, Ahmad Dahlan menyikapinya dengan metode positive action
yang mengedepankan amar maruf nahi munkar. Dengan metode ini Ahmad Dahlan
menekankan bahwa keberuntungan hidup semata-mata kehendak Tuhan yang diperoleh manusia
melalui shalat, bukan melalui jimat, pengeramatan kuburan, dan tahayul.
2. Pembaharuan Islam dilakukan melalui agenda perbahan sosial dengan metode ijtihad dan
tajdidnya. Ahmad Dahlan dalam melakukan proses ijtihad tanpa harus memperhatikan berbagai
persyaratan yang ketat bagi seorang mujtahid. Hal penting dalam berijtihad adalah berpedoman
kepada al-Quran dan al-Hadits.
3. Melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Jawa agar sesuai dengan pemahaman Islam yang
benar yaitu kembali kepada al-Quran dan al-Hadits, pemurnian ajaran tauhid dan tidak beriman
secara taqlid.

K.H. HASYIM ASYARI


A. Biografi
K.H. Hasyim Asyari nama aslinya adalah Muhammad Hasyim, lahir di Demak pada tahun
1876 M. Dilihat dari silsilah, dapat diketahui bahwa M. Hasyim berasal dari keluarga dan
keturunan pesantren yang terkenal. Pendidikan ke berbagai pesantren ditempuh Muhammad
Hasyim mulai beranjak usia lima belas tahun, berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain di
Jawa dan Madura. Dikabarkan bahwa beliau pernah belajar bersama-sama dengan K.H. Ahmad
Dahlan di Semarang sebagai kawan sekamar.
Muhammad Hasyim selama tujuh tahun bermukim di Mekkah, di antaranya berguru kepada
Syeikh Mahfudz Al-Tarmisi (ahli Hadits) dan Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau. Dari
berbagai perjalanan mencari ilmu dari pesantren ke pesantren baik Indonesia maupun luar negeri
pengetahuannnya pun semakin luas. Oleh karena itu, dada Muhammad Hasyim telah dipenuhi
ilmu agama, sehingga beliau diberi gelar Kiai.
Muhammad Hasyim mendirikan organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan
Ulama) yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 M./ 16 Rajab 1344 H. Berdirinya
organisasi NU ini dilatarbelakangi berdirinya Komite Hijaz yang mengutus delegasinya ke
Mekah untuk mewakili kepentingan-kepentingan tradisional dalam muktamar Alam Islami kedua
tahun 1926 yang diselenggarakan di Saudi Arabia. Komite mengurtus delegasi yakni K.H. Bisri
Syamsuri dan K.H. R. Asnawi untuk pergi ke tanah Hijaz, tapi kemudian gagal dilakukan karena
keduanya ketinggalan kapal. Sebagai gantinya Komite Hijaz mengawatkan melalui telegram
empat pesan untuk Raja Ibnu Saud, yaitu :
1. Meminta Raja Ibnu Saud untuk tetap memberlakukan kebebasan bermazhab empat;
2. Memohon tetap diresmikannya tempat-tempat bersejarah yang telah diwakafkan untuk masjid,
seperti kelahiran Siti Fatimah dan Khoizyran;
3. Memohon agar disebarkan ke seluruh dunia setiap tahun sebelum datangnya bulan haji mengenai
hal ihwal haji, seperti ongkos haji dan syeikh haji;
4. Memohon semua hukum yang berlaku di Hijaz ditulis sebagai Undang-Undang, supaya tidak
terjadi pelanggaran hanya karena belum tertulis.

B. Pemikiran-pemikirannya
1. Berusaha melestarikan ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal jamaah yang bermazhab, dalam
bidang theologi bermazhab kepada Abu Hasan Asyari dan Abu Manshur al-Maturidi, dan
bidang fiqh (hukum) bermazhab kepada 4 mazhab, yaitu Abu Hanifah, Anas bin Malik,
Muhammad Idris As Syafii dan Ahmad bin Hanbal, dan bidang tasawuf mengikuti tasawuf
Imam Ghazali dan bidang tihariqah mengikuti Thariqoh Qadariyah dan Naqsabandiyah.
2. Melestarikan budaya dan adat istiadat yang memiliki kemanfaatan serta yang tidak bertentangan
dengan aqidah islamiyah.
3. Ijtihad telah tertutup, dengan alasan persyaratan untuk menjadi seorang mujtahid harus memilki
persyaratan yang cukup berat dan permasalahan hukum telah cukup betittiba/taqlid kepada 4
mazhab
4. Di bidang pendidikan NU banyak mengelola pesantren sebagai basis perjuangan mengusir
penjajah di samping sebagai tempat menuntut ilmu agama.
5. Selain pesantren NU juga mendidrikan madrasah-madrsah, sebagai upaya pengembangan
kemajuan terhadap system pesantren.
MUHAMMAD ABDUH

A. Biografi
Ia lahir di suatu desa (tidak jelas nama desanya) pada tahun 1849 M. Bapak
Muhammad Abduh bernama Abduh Hasan Khaerullah, berasal dari Turki yang telah lama
tinggal di Mesir. Ibunya menurut riwayat berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya
meningkat sampai kepada Umar bin Khattab.
B. Pemikiran-pemikirannya
Faktor penyebab terjadinya kemunduran di kalangan umat Islam adalah :

1. Paham jumud, yaitu paham yang beku, tidak berkembang, statis di kalangan umat
Islam. Paham ini berpendapat, bahwa dalam ajaran Islam tidak perlu lagi didakan
perubahan-perubahan sebab sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-
temurun.

2. Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak sudah
ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk merubahnya.
Sikap fatalis ini sudah mewabah di kalangan umat Islam sebagai akibat faham
tasawuf yang keliru yang berkembang sejak abad 11- 13 M. Umat Islam melakukan
tasawuf karena sikap frustasi dan putus asa sebagai akibat kekalahan politik umat
Islam, terutama sejak hancurnya Baghdad pada abad XIII. Akibat dari perilaku
tasawuf ini, umat Islam tidak lagi mencintai ilmu pengetahuan sebagaimana pernah
terjadi pada abad II hijriyah ( abad VII M).

3. Paham taqlid yang sudah mewabah di kalangan umat Islam. Paham taqlid ini
diakibatkan karena fanatik yang membabi buta terhadap mazhab, akibat dari
paham taqlid ini mengakibatkan umat Islam tidak memiliki semangat untuk
berijtihad, dan umat Islam menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk disatukan
kembali menjadi ummatan wahidah.
4. Umat Islam sudah tidak lagi memfungsikan peran akal secara maksimal, sehingga
umat Islam lebih banyak tunduk pada keadaan dan pasrah kepada nasib. Menurut
Muhammad Abduh, banyak sekali dalam ayat Al-Quran yang memerintahkan
kepada umat Islam untuk menggunakan akalnya. Dari lemahnya akal ini
mengakibatkan umat Islam mundur peradabannya dan tidak berdaya menghadapi
kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia Barat (Perancis dan
Inggris).

C. Problem solving :
Untuk memecahkan permasalahan umat Islam yang harus dilakukan adalah :

1. Membangkitkan kembali semangat ijtihad yang telah teetutup. Dengan ijtihad


ummat Islam bekembang ilmu pengetahuan dan peradabannya.

2. Menghilangkan sikap fatalis (pasrah) pada keadaan di kalangan umat Islam, sebab
Allah telah mencipakan akal yang memilki kemauan bebas (free will) dan free act
(bebas berbuat) berdasarkan hukum sunnatullah (hukum sebab akibat).

3. Ummat Islam harus menguasai ilmu dunia sebagaimana Barat sehingga ummat
Islam akan mengalami kemajuan dan kemenangan.

4. Muhammad Abdul Wahhab (1703-1787)

5. A. Biografi

Muhammad Abdul Wahhab dilahirkan di daerah Najd Saudi Arabia. Setelah

menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal

di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Baghdad dan di sini ia

memasuki hidup perkawinan dengan seorang wanita kaya. Lima tahun kemudian,

setelah isterinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan

dan ke Isfahan. Di kota yang tersebut akhir ini ia sempat mempelajari falsafat dan
tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau ia akhirnya kembali ke tempat

kelahirannya di Nejd.

B. Ajaran dan Pemikiran-pemikirannya

Ajaran serta pemikiran Muhammad Abdul Wahhab yang paling mendasar

dalam Islam adalah persoalan tauhid.

1. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang yang menyembah

selain Allah telah menjadi musyrik, dan halal darahnya (boleh dibunuh).

2. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut faham tauhid yang sebenarnya

karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari Allah, tetapi dari syeikh

atau wali dan dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi

musyrik.

3. Menyebut nama Nabi, syeikh atau malaikat sebagai perantara doa (permohonan)

juga syirik.

4. Meminta syafaat selain dari Tuhan adalah syirik.

5. Bernazar kepada selain dari Tuhan juga syiirk.

6. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Quran, hadits dan qiyas (analogi)

merupakan kekufuran.

7. Tidak percaya kepada qadla dan qadar Allah juga merupakan kekufuran.
8. Demikian pula menafsirkan al-Quran dengan tawil (interpretasi bebas) adalah

kafir.

Adapun pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahhab yang memiliki

pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad kesembilan belas

adalah sebagai berikut :

1. Hanya al-Quran dan al-Haditslah yang merupakan sumber asli dari ajaran-

ajaran Islam. Pendapat para ulama bukan merupakan sumber.

2. Taqlid kepada ulama tidak dibenarkan.

3. Pintu ijtihad tetap terbuka dan tidak tertutup.

PEMBAHARUAN DI TURKI

(MUSTAFA KEMAL)

1. Biografi

Mustafa lahir pada di Salonika (Turki) pada tahun 1881 M. Ia diberikan


gelar Attartuk yang artinya Bapak Turki. Gelar itu diperoleh karena ia telah
menyelamatkan bangsa Turki dari penjajahan Barat yaitu, Yunani yang dibantu
oleh tentara sekutu (Inggeris, Perancis dan Amerika), yang mendarat di Turki
pada tanggal 15 Mei 1919 M.
Kelahiran Mustafa Kemal merupakan kebangkitan baru bagi bangsa
Turki untuk mengusir penjajah dari bumi Turki. Di samping itu ia telah
mengembalikan kejayaan bagi Kerajaan Turki Usmani yang waktu itu
dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Abdul Hamid II adalah sosok sultan
yang diktator, namun kekuasaannya tidak memiliki pengaruh apa-apa bagi
kemajuan bagi bangsa Turki, sebab ia hanyalah boneka yang merupakan tangan
panjang penjajah bangsa Barat.

Untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia bersama dengan teman-


temannya

( Ali Fuad, Rauf, dan Refat), mendirikan perkumpulan rahasia yang bernama
Vatan ve Hurriyet yang berarti : Tanah Air dan Kemerdekan. Perkumpulan ini
merupakan cikal bakal lahirnya Partai Nasionalis di Turki.

2. Pergerakan dan Pemikirannya.

a. Pergerakan Mustafa Kemal

Setelah Mustafa Kemal menjadi seorang pemimpin dalam Partai


Nasionalis Turki, untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia mendirikan
Pemerintah Tandingan di Anatolia. Ia dan kawan-kawan mengeluarkan
maklumat yang berisi tentang pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

1. Kemerdekaan Tanah Air dalam keadaan bahaya

2. Pemerintah di ibu kota berada di bawah kekuasaan sekutu dan oleh


karena itu tidak dapat menjalankan tugas.

3. Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari
kekuasaan asing.

4. Gerakan-gerakan pembela tanah air yang telah ada harus dikordinir oleh
suatu panitia nasional pusat.
5.. Untuk itu harus diadakan konggres.

Atas usaha Mustafa Kemal dan teman-temannya itu dapat


dibentuk Majlis Nasional Agung di tahun 1920. Dalam sidang di Ankara
yang sekarang menjadi ibu kota Republik Turki ia dipilih sebagai Ketua.
Dalam siding itu diputuskan hal-hal sebagai berikut :

a. Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki, bukan lagi di


tangan sultan.

b. Majlis Nasional Agung merupakan perwakilan rakyat tertinggi.

c. Majlis Agung Nasional bertugas sebagai badan legislatif dan


eksekutif.

d. Majlis Negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Agung Nasional


akan menjalankan tugas pemerintah.

e. Ketua Majlis Agung Nasional merangkap jabatan Ketua Majlis


Negara.

Demikianlah, Mustafa Kemal dan teman-temannya dari golongan


nasionalis bergerak terus dan dengan perlahan-lahan dapat menguasai
situasi, sehingga akhirnya Sekutu terpaksa mengakui mereka sebagai
penguasa de facto dan dejure di Turki. Pada tanggal 23 Jui 1923 ditanda
tangani Perjanjian Lausanue, dan pemerintahan Mustafa Kemal
mendapat pengakuan Internasional..

b. Pemikiran-pemikirannya.

Dalam pemikiran tentang pembaharuan Mustafa Kemal dipengaruhi


bukan oleh ide nasionalisme Turki saja, tetapi juga oleh ide golongan Barat.
Turki dapat maju hanya dengan meniru Barat. Setelah perjuangan
kemerdekaan selesai, demikian Mustafa Kemal, perjuangan baru mulai,
yaitu perjuangan untuk memperoleh dan mewujudkan peradaban Barat di
Turki. Peradaban Barat akan diambil bukan hanya sebagian, tetapi dalam
keseluruhannya.

Di antara pemikiran-pemikirannya adalah :

1). Perlu dihapuskannya jabatan Khalifah diganti dengan jabatan Presiden


yang dipilih oleh rakyat.

2). Negara tidak ada lagi hubungannya dengan agama.

Sembilan tahun kemudian, yaitu setelah prinsip sekulerisme


dimasukkan ke dalam Konstitusi di tahun 1937, barulah Republik Turki
dengan resmi menjadi Negara sekuler.

RASYID RIDLO

A. Biografi

Rasyid Ridla adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada

tahun 1865 M. di desa Al-Qalamun Libanon. Menurut riwayat ia berasal dari

keturunan AL-Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu ia selalu

memakai gelar Al- Sayyid di depan namanya

B. Pemikiran-pemikirannya

Pemikiran Rasyid Ridla tidak jauh berbeda dengan sang guru (Muhammad

Abduh). Menurut pendapat Rasyid Ridla, bahwa yang menyebabkan kemunduran

umat Islam adalah sebagai berikut :


1. Tidak adanya semangat pemikiran dan penelitian (ijtihad) di kalangan umat

Islam secara dinamis. Umat Islam beranggapan bahwa pintu ijtihad telah

tertutup. Hilangnya semangat ijtihad ini bertentangan dengan hukum

sunnatullah yang selalu berkembang dan tidak pernah berhenti Ajaran Islam

yang tidak boleh dirubah adalah mengenai masalah ibadah, yang secara tegas

sudah diatur secara jelas, (ibadah mahdlah). Akan tetapi mengenai persoalan

muamalah (hubungan manusia dengan yang lain) seperti : ekonomi, sosial,

ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, dll, akan selalu berkembang sesuai

dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, fiqh yang menyangkut persoalan

kehidupan manusia dalam masyarakat tadi selalu membutuhkan ketetapan

hukum baru yang bersumber pada ijtihad.

2. Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak

sudah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk

merubahnya. Sikap fatalis ini sebagai akibat tidak difungsikannya peran akal

secara maksimal. Menurut Rasyid Ridla, akal adalah hidayah Allah

( disamping wahyu) yang berfungsi untuk mencari kebenaran terhadap ayat-

ayat Allah, baik ayat yang tertulis (Al-Quran) maupun ayat-ayat kauniyyah

(alam semesta). Jika akal ini difungsikan oleh umat Islam, maka akan

melahirkan segudang ilmu pengetahuan dan peradaban yang tinggi. Tetapi

sebaliknya, jika peran akal diabaikan maka akan terjadi kejumudan

(kebekuan) di kalangan umat Islam.


3. Untuk mewujudkan kejayaan ummat Islam perlu digalang persatuan umat

Islam, dan agar persatuan umat Islam terwujud perlu dibentuk khilafah

islamiyah. Rasyid Ridla tidak sependapat dengan gurunya (Muhammad

Abduh) yang terlalu liberal (bebas) dan kebarat-baratan. Rasyid Ridla juga

tidak sependapat dengan paham nasionalime yang berkembang di Negara

Islam (terutama di Turki). Sebab nasionalisme tidak dikenal dalam Islam.

Menurut Rasyid Ridlo, apa yang berkembang di Barat sesungguhnya sudah

ada dalam Al-Quran, tinggal bagaimana umat Islam mengamalkan ajaran

Islam secara kaffah. Menurut Rasyid Ridla, nasionalisme hanya akan

melumpuhkan semangat persatuan dan kesatuan umat Islam. Selain itu, ia

berpendapat bahwa yang membuat umat Islam mundur, disebabkan karena

berkembangnya paham-paham mistisisme dan sufisme yang bertentangan

dengan ruh Al-Quran. Berkembangnya paham-paham itu membuat umat

Islam tidak semangat untuk mempelajari dan mengkaji nilai-nilai Al-Quran

yang bersifat universal dan up to date (modern).

SAYYID AHMAD KHAN

A. Biografi Singkat

Ia lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal dari
keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad saw melalui Fatimah dan Ali. Ia mendapat
pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama dan di samping bahasa Arab, ia juga
belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin membaca buku dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Sewaktu berusia depalan belas tahun ia masuk bekerja pada Serikat
India Timur, kemudian ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi di tahun 1846 ia pulang
kembali ke Delhi untuk meneruskan studi.
B. Pemikiran-pemikiran Pembaharuan

1. Bidang Politik :

a. Peningkatan kemajuan umat Islam di India dapat diwujudkan bukan melawan


penjajah Inggris, tetapi harus bekerja sama dengan Inggris sebagaimana yang
dilakukan umat Hindu.

b. Umat Hindu lebih maju peradabanya dari pada umat Islam sebab umat Hindu
lebih senang bekerja sama dengan Inggris.

c. Inggris maju dalam hal peradabannya karena lebih menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi, oleh karena itu umat Islam harus belajar Iptek dari penjajah
Inggris.

d. Memberontak atau melawan Inggris tidak ada artinya apabila umat Islam belum
mampu melawan.

e. Berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa umat Islam bukan musuh tetapi
umat yang cinta damai.

f. Umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan
umat Hindu, oleh karena itu umat Islam harus memiliki Negara sendiri.

2. Bidang agama :

a. Umat Islam mundur dikarenakan faham fatalist (jabbariyah), yaitu paham


bahwa nasib manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sehingga manusia tidak
sanggup merubahnya. Akibat dari paham ini menyebabkan umat Islam tidak
memiliki kemauan keras untuk maju, pasrah tanpa usaha serta lebih senang
menyerahkan persoalannya kepada Tuhan. Padahal Tuhan telah memberikan
akal dan potensi lain yang dianugerahkan kepada manusia untuk mencapai
kemjuan-kemajuan.
b. Sebenarnya manusia diberikan kebebasan untuk memaksimalkan peran akalnya
(free will) dan berbuat sesuatu secara bebas (free act) namun tetap dalam
koridor tauhid kepada Allah dan tidak bertentangan dengan hukum Allah.

c. Kebebasan dalam berfikir umat Islam terhenti karena pendapat, bahwa pintu
ijtihad telah tertutup. Akibat dari pendapat ini umat Islam tidak memiliki
gairah untuk menemukan teori-teori baru melalui jalan ijtihad sebagaimana
telah terjadi pada abab II H, di mana umat Islam pernah mencapai kejayaan di
semua bidang pengetahuan.

d. Dalam kehidupan ini, Allah telah menentukan hukum alam (nature law) yang
telah ditetapkan sesuai kehendaknya. Hukum itu berupa hukum sebab akibat
yang berlaku bagi setiap orang /manusia. Dalam menentukan hukum alam ini ,
manusia diberikan kebebasan untuk memilih (ikhtiyar) antara baik atau jelek,
dan antara maju atau mundur.

MUHAMMAD IQBAL

A. Biografi Singkat

Muhammad Iqbal adalah The founding father of Pakistan (Bapak pendiri


Pakistan), seorang filosof serta penyair. Ia berasal dari keluarga golongan menengah
di Punjab dan lahir di Sialkot pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian
pergi ke Lahore dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan MA. Di
kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang Orientalis, yang menurut
keterangan, mendorong pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun
1905 ia pergi ke Negara ini dan masuk ke Universitas Cambridge untuk mempelajari
filsafat, Dua tahun kemudian dia pindah ke Munich di Jerman, dan di sinilah ia
memperoleh gelar Ph.D (Philosophy of Doctor) dalam tasawuf. Tesis doctoral yang
dimajukannya berjudul : The Development of Metaphyscs in Persia.
Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping pekerjaannya
sebagai pengacara ia menjadi dosen falsafat. Bukunya The Reconstruction of Religius
Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya di beberapa
universitas di India.

B. Pemikiran-pemikirannya

1. Bidang agama

a. Ajaran Islam itu bersifat dinamis tidak statis. Dalam Islam ada ungkapan :

Al- Islam shalih li kulli zaman wa makan (Islam itu fleksibel dalam sitiuasi
dan kondisi apapun).

b. Barat maju karena pemikiran Barat selalu dinamis, tidak pernah berhenti.
Barat sangat cinta ilmu pengetahuan dan senantiasa berijtihad (mengadakan
research/penelitian).

c. Umat Islam agar senantiasa menciptakan ide-ide baru dalam dunia baru, tidak
boleh pasrah terhadap keadaaan dan tidak boleh lama-lama tidur. Umat Islam
harus bangkit dari tidurnya. Dalam pandangan Iqbal, bahwa orang kafir yang
aktif lebih baik dari pada muslim yang suka tidur. (pemikirannya serta malas
usaha).

2. Bidang Politik :

a. Umat Islam bisa maju harus hidup dalam satu ikatan umatan wahidah,
yaitu adanya Pemimpin Islam dunia untuk menyatukan umat Islam.

b. Iqbal menolak nasionalisme Barat yang membuat umat Islam terpecah-


pecah menjadi negara negara kecil. Negara boleh beda, tetapi bangsa
tetap satu yaitu umat Islam.
c. Iqbal menolak kapitalisme dan imperialisme Barat yang
menyengsarakan bangsa-bangsa, sebaliknya Iqbal lebih tertarik sosialisme
yang berkembang di Barat, sebab sosialisme identik bahkan sebagian dari
ajaran Islam.

d. Nasionalisme yang berkembang di India yang terdiri dari dua kekuatan


yaitu Islam dan Hindu ia setuju, tetapi sulit untuk diwujudkan. Oleh
karena itu ia berpendapat bahwa umat Islam di India harus memilih antara
tetap hidup di India dengan tetap menjadi kaum minoritas, atau
memisahkan diri dari India dengan memiliki Negara dan kekuasaan
sendiri. (ini merupakan embrio kelahiran Negara Pakistan).

Beranda

Perkembangan Islam Pada Masa Sekarang

ISLAM PADA MASA PEMBAHARUAN


(MODERN)
Author Aminatus Sadiyah Februari - 12 - undefined
Home ISLAM PADA MASA PEMBAHARUAN (MODERN)

Pembaharuan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan
yakni,membawa umat Islam dalam kemajuan baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran.
Makalah ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaharuan atau modern. Pada
masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali
menjadi pemimpin peradaban?

1. PENGERTIAN PEMBAHARUAN

Istilah pembaharuan dalam makalah ini, pendapat oleh Harun Nasution cenderung
menganalogikan istilahpembaharuan dengan modernism, karena istilah terakhir dalam
masyarakat barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha mengubah paham-
pahamistiadat, institusi lama dan lain sebagianya untuk disesuaikan dengan suasana baruyang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi modern. Gagasan inimuncul di barat
dengan tujuan menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalamagama Katolik dan
Protestan dengan ilmu pengetahuan modern.
Menurut paham Revivalisasi, pembaharuan adalah membangkitkan kembali Islamyang murni
(maksud disini tetap dalam kontek pembaharuan dalam Islam) sebagaimana yang telah pernah
dicontohkan Nabi dan kaum Salaf. Dalam kamus Oxford pembaharuan dikenal dengan istilah
resurgencediartikansebagai kegiatan yang muncul kembali. Pengertian ini mengandung tiga hal:

1. Suatu pandangan dari dalam, dimana suatu cara kaum muslimin melihat bertambahnya
dampak agama diantara para penganutnya. Sehingga keberadaan Islam disini menjadi
penting kembali. Dalam artian memperolehkembali prestasi dan kehormatan dirinya.

2. Kebangkitan kembali, menunjukan bahwa keadaan tersebut telah terjadisebelumnya.Jejak


Nabi dan para pengikutnya dapat memberikan pengaruhyang besar terhadap pemikiran
orang-orang yang menaruh pada jalan hidup umat islam.

3. Kebangkitan kembali sebagai suatu konsep, mengandung paham tentang suatu tantangan,
bahkan suatu ancaman terhadap pengikut pandangan pandangan lain Penjajahan Bangsa
Barat atas Dunia Islam.

4. Penjajahan Dunia Barat Atas Bangsa Islam

Ketika berada dibawah kerajaan Islam Mughal, India merupakan negeriyang cukup kaya hasil pe
rtaniannya. Kekayaan inilah yang menyebabkan para pedagang Eropa datang. Kedatangan
mereka bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk memonopoli perdagangan dan
menguasai negeri. Pada awal abad ke-17M, Inggris dan Belanda mulai memasuki wilayah India.
Ada tahun 1611 M, Inggrismendapat ijin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda
mendapatkanijin yang sama.Pada tahun 1761 M para penguasa di wilayah tersebut berusaha
melakukan penawanan untuk mempertahankan wilayah kekuasaanya. Tapi mereka tidak mampu
mengalahkan kekuatan pasukan Inggris. Ahkirnya daerah Quth Bengal danOrissa jatuh
ketangan Inggris. Kemudian pada tahun 1803 M, pusat kerajaan
IslamMughal, Delhi, berada dibawah bayang bayang Inggris.
Inggris menggunakankekuatan Sikh Hindu untuk melawan kekuatan Mughal Dengan bantuan
kekuasaantersebut, ahkirnya Inggris dengan leluasa mengembangkan sayap kekuasaanya dianak
benua India dan sekitarnya.Pesaing terbesar pedagang Islam adalah Inggris. Sejak datang
kewilayahAsia Tenggara, khususnya di semenanjung Malaysia, Inggris mulai
mendominasi perdagangan dan politik. Persaingan itu terlihat dari usaha masing-masing
yangingin merebut hasil rempah-rempah. Penjajah bangsa-bangsa Barat ini baru berakhir pada
abad ke-20 M setelah masing-masing wilayah melakukan pemberontakan danmemerdekakan
diri.

1. Penjajahan Barat Ketimur

TengahKemajuan bangsa Barat dalam berbagai bidang telah membuat berbagai macam kerajaan
Turki menjadi kecil dihadapan Eropa. Akan tetap kebesaran nama Turki Usmanimembuat bangsa
Eropa segan menyerang kekuatan Usmani, namun kekalahan TurkiUsmani dalam pertempuran di
Wina pada 1783 M, membuka bangsa-bangsa Eropa bahwa kekuatan Turki Usmani telah mundur
jauh. Kekalahan Turki dalam setiap pertempuran, menyebabkan wilayah satu persatu wilayah
Islam yang berada di bawah kekuatan Turki Usmani memisahkan diri. Tidak hanya itu, wilayah
yang dulunya berada di bawah kekuasaan Turki usmani, diambil oleh bangsa-bangsa Barat.
Penetrasi bangsa Barat atasdunia Islam di Timur Tengah, pertama kalidilakukan oleh Inggris dan
Perancis, dua Negara Eropa Barat yang tengah bersing.Inggris pertama kali menguasai India
karena pesaing itu Perancis berusaha memutuskomunikasi antara Iggris dibarat dan India Timur.
Oleh karena itu pintu gerbang keIndia, yaitu Mesir harus berada di wilayah kekuasaanya. Untuk
maksud tersebut,Mesir ditaklukan Perancis pada 1798 M. jatuhnya wilayah Islam ketangan
BangsaBarat menandai kemunduran umat Islam. Sejak saat itu, masarakat muslimmelakukan per
lawanan dan pemberontakan terhadap penjajahan yang dilakukan bangsa Barat.
Selain itu, Negara-negara yang ikutmenjajah wilayah Timur Tengah adalah Spanyol dan
Portugis.Adapun Beberapa faktor yang dilakukan oleh bangsa Barat dalam
menjajahTimur Tengah adalah :
- Penyebaran agama Kristen
- Bangsa ini memiliki agenda untuk menyebarkan misi Kristen di Negara jajahanya
Kedua Negara ini masih menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa abad ketika
berada dibawah kekuasaan Islam. Misalnya Portugis yangmembawa tiga misi Gold Glory dan
Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran).Ketiga misi inilah yang diteriakkan dalam
menaklukan negara-negara itu.

1. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu pengetahuan , dan kebudayaan

2. Pada bidang Akidah

Salah satu pelapor dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang
sangat berpengaruh pada abad ke-19.Pelapornya adalah Muhammad Abdul Wahab(1703-1787
M) yang berasal dari nejed,Saudi Arabia.Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammad Abul
Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan Islam dan merupakan reaksi terhadap paham
tauhid yang terdapat dikalangan umat Islam saat itu.Paham tauhid telah bercampur aduk oleh
ajaran-ajaran terikat yang sejak abad ke-13 terbesar didunia Islam.
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam oleh karena itu tidak
mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya persoalan yang
dihadapi manusi di dunia ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut:

1. Yang harus disembah hanyalah ALLAH SWT dan orang yang menyembah selain darinya
telah dinyatakan sebagai musyrik

2. Kebanyakan orang Islam bukan penganut paham tauhid karena mereka meminta
pertolongan kepada Syekh,wali atau kekuatan gaib.

3. Menyembut nama Nabi, Syekh atau Malaikat sebagai pengantar dalam doa juga
dikatakan sebagai syirik.

4. Meminta syafat selain kepada Allah disebut juga syirik

5. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan Syirik


6. Memperoleh pengetahuan selain Al-quran,hadis,dan qiyas merupakan kekufuran.

7. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran

8. Menafsirkan Al-quran dengan takwil atau Interpretasi bebas juda termasuk kekufuran

Pengaruh pada perkembangan pemikiran pembauran di abad ke-19 adalah sebagai berikut:

1. Hanya Al-quran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran Islam.Pendapar ulama
bukanlah sumber

2. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan

3. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.

4. Pada bidang Ilmu Pengetahuan

Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan Ilmu Pengetahuan oleh karena itu
Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkan pada rasionallitas atau
akal dan Iman ayat-ayat Al-quran banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang
memiliki pengetahuan,Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah puas salah firman
Allah:
Artinya:
Dan seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dan laut menjadi tinta ditambahkan kepada
7 laut(lagi)sesudah (kering)nya, niscya tidak akan habis-habisnya(dituliskan kalimat
Allah.Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Bijaksana(QS Lukman:27).
Ajaran islam tersebut mendapatkan respon yang positif dari para pemikir islam sejak zaman
klasik (650-1250 M),zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 M dan
seturusnya).Masa pembauran merupakan zama kebangkitan umat Islam salah satu pemikiran dan
usaha pembauran sebagai berikut:

1. Periode modern(1250-1800 M)

Perkembahgan Ilmu pengetahuan telah dimulai sejak periode pertengahan pada kerajaan
usmani.Pada abad ke-17 mulai terjadi kemunduran khususnya dtandai oleh kekalahan yang
dialami perang melawan negara Eropa.
Pada tahun 1720,Celebi Mehmed diangkat sebagai duta diparis dengan tugas khususnya
mengunjungi pabrik-pabrik,benteng pertahanab dan institusi dan lain-lainnya.Di tahun 1741 M
anaknya dikirim pula ke paris.
Dalam bidang non militer,pemikiran usaha dan pembauran dicetus oleh Ibrahim
Mutafarrika(1670-1754 M).Ia memperkenalkan ilimu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan
barat kepada masyarakat Turki yang disertai pula usaha penerjemahan buku-buku barat kedalam
bahasa turki.Anggota dibentuk pada tahun 1717 M.
Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur ialah Ibnu Sina (1031 M).Dan Ibnu Rusyd (1198 M)
dalam seni,Umar khayam (1031 M) Penyair dan lirik Hafiz(1389M) penyair
1. Pembaruan pada periode modern (1800 M dan seterusnya )

Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh tokoh pembaruan yang pokoh-pokoh
pemikirannya maupun jasa-jasanya dibidang telah memberikan sumbangsih umat islam di
dunia.Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran islam
tersebut antara lain sebagai berikut:

Jamaludin Al Afgani (Iran 1838-Turki 1897)

Salah satu sumbangan terpenting didunia diberikan oleh Said Jamaludin AlAfgani gagasannya
mengilhami kaum muslim di Turki,Iran,Mesir dan India.

Muhammad abduh (1849-1905) & Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935).

Rasyd Rida mendapat pendidikan islam tradsional dan menguasai bahasa asing( perancis dan
turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum rida
bergabung pada gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhmmad Abduh diantaranya melalui
penerbitan jurnal Urwah Al Wustah yang diterbitkan di peris dan disebarkan diMesir.

Toha husein (Mesir selatan 1889-1973 M)

Toha Husein Adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhmmad Ali
Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih.

Syaid Qutub(Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al Qardawi

Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pemberantaan yang dimaksud berarti


pemberantaan dan memiliki pembatasan pada pemanfaatan Ilmu pengetahuan modern serta
penerapabn teknologinya.Islam tidak menolahnya bahkan mendukungnya.

Sir Syaid Ahmad Khan (India 1817-1898 M)

Belaiu adalah pemikir yang menyerukan sain tifikasi masyarakat muslim seperti halnya Al
Afgani yang menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern tetapi berbeda
dengan Al Fagani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu taeknologi dan
modern.

Sir Muhammad Iqbal(Punjab1873-1938 M)

Awal abad ke-30 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seoramg prtama diaanak
benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang
yang bercorak taradional Islam kedua hal muncul dari karya utamanya ditahun 1930 yang
berjudul The Reconstruction of ReligiousThought InIslam
1.
Perkembangan Kebudayaan pada Masa Pembauran

Bangsa Turki dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu:dinasti Turki Saljuk dan
dinasti Turki Usmani.Ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad
ke-18 terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1793 Dan semakin
meningkatkan sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan di bawah pengaruh Eropa lalu
buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan akan tetapi terdapat
koncontroversial percetakan pertama ditentanh oleh para ulama karena salah alatnya
menggunakan kulit babi.
Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantum, dan Arab mereka
banyak menerima ajaran tentang etika dan tata krama kehidupan kerajaan atau organisasi
pemerintahan.Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa senag dan mudah berasmilasi
dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaan luar.Para Ilmuan ketika itu tidak
menonjol.
Islam dan kebudayaan tidak hanya merupakan warisan masa silam namun juga salah satu
kekuatan penting yang cukup di terhitungkan dunia dewasa ini Al-Quran terus dibaca dan dikaji
oleh kaum muslimin budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk
kehidupan manusia di permukaan bumi.

1. Manfaat SejarahIslam pada masa Pembauran

2. Sejarah dalam Al-Quran sebagai peristiwa yang dialami umat di masa lalu orang yang
tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapatkan kencaman karena mereka
mereka teidak mendapatkan pelajaran apapun dari kisah Al-Quran

3. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap

4. Pembauran akan membetrikan manfaat berupa inspirasi untuk mengadakan perubahan-


perubahan menjadi lebih efektif dan efesien

5. Sejarah dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat dikalangan bangsa-
bangsa terdahulu

6. Pembauran mempunyai pengaruh yang besar apada setiap pemerintahan contoh: pada
zamn Sultan Mahmud ke-2.Ia sadar bahwa pendidikan dasar Madrasah tradional tidak
sesuai lagi dengan tuntunan zaman abad ke-19

7. Bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama tetapi persoalan
duniawi sehingga hal tersebut diserahkan kepada manusia untuk menuntukannya.

8. Perilaku Cerminan Penghayatan Terhadap Sejarah Islam Pada Masa Pembauran

Ada beberapa perilaku yangdapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah
perkembangan Islam pada masa pembauran ini.Hal-hal tersebut sebagai berikut:
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menamankan jihad yang sesuai
dengan ajaran agama Islam dan hadis

2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langkah inovatif agar
kehidupan dapat damai dan sejahtera baik didunia maupun diakhirat.

3. Memotifikasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan
adar sejarah yang mengandung nilai negatif tidak akan terulang kembali

4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat
membangun negara senantiasa menjadi Baldatun tayyibatun warabbun gafur atau negara
yang baik dean mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

5. Ilmu pengetahuan dan tekhonogi di masa pembauran cukup canggih dan menabjubkan
swehingga melalui prosese belajar akan dapat di peroleh kemajuan yang lebih baik bagi
genarasi muslim masa depan

6.
Pengaruh Perkembangan Islam terhadap Umat Islam di Indonesia

Pembaruan di negara-negar timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri,
namun juga meluas hingga ke indonesia.Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain
sebagai berikut:

1. Gema pembaruan yang dilakukan yang dilakukan oleh Jamalludin Al Afgani dan Syeh
Muhmmad Abdul Wahab sampai juga ke indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh
seperti H.Muhmmad Miskin (kabupatern Agam,Sumatra Barat),H Abdul
Rahman(kabupaten 50 kota,Sumatra Barat ) dan H Salman Faris(Kabupaten Tanah
datar,Sumatra barat) mereka di kenal dengan nama H Miskin,H Pioabang dan H
Sumanik.Sepulang dari tanah suci ,mereka terilhami ole paham Seyh Muhmmad Abdul
Wahab.Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh
pemikiran para pembaruh timur tengah tersebut adalah timbul gerakan paderi.

2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Seyh Ahmmad Kotihib Al Minang Kabauwi
seorang ulama besar bangsa indonesia dimekah yang mendapat kedudukan mulia
dikalangan masyarakat dan pemerintahan arab,kembali dari tanah suci.Murid-murid dari
Seyh Ahmmad inilah yang menjadi pelapor gerakan pembaruan dan akhirnya
berkembagan keseluruh indonesia mereka antara lain sebagai berikut: Seyh H Abdul
malik karim amrullah(Buya hamkah)Seykh Daud Rasyidi,SeyKh Jamil Jambik dan Kyai
H Ahmmad Dalan (pendiri muhmmadiyah ) .

3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal
abad ke 20, baik yang bersifat keagamaan,politik maupun ekonomi organisasi tersebut
sebagai berikut:
1. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan
pengkaderan generasi muda penerus perjuagan islam dan berlokasi di Jakarta.

2. Muhmmadiyah (18 nov 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmmad Dalan ia
memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya Bidah Tahayul
kurafat dan mengebalikan ajaran islam yang seseuai dengan al quran dan hadis
jogyakarta.

3. Al Irsyad (1914 M) dibawah pinpinan Sukarti dan bertempat di jakarta

4. Persatuan Islam (PERSIS) dibawah pinpinan Ahmmad Hasan yang diddirikan


tahun 1923 di bandung

5. Serikat Dagang Islam (1911) dibawah pinpinan H Samanhudi di Solo pada awal
gerakan ekonomi dan ke agamaan,akan tetapi kemudian berubah menjadi kegiatan
yang bersifat politik.

6. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU )yang lahir 13 januari 1926 di surabaya dibawah
pinpinan KH Haym Asyari Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di
dalam tugas memimpin masyarakat muslin menuju cita-cita kejayaan Islam.

7. Matlaul Anwar 1905 di Menes,Baten yang didirikan oleh KH M. Yasin


Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.

8. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatra Barat yang didirikan oleh Seyh Sulaiman
Ar Rasuli tahun 1928. Oraganisasi ini bergerak di bidang pendidikan membasmi
Bidah khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat islam.

9. Persatuan Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di Bukit
Tinggi .Organisasi ini pada mulanya bersifat ke agamaaan tetapi kemudian
menjadi partai politik yang menutut kemerdekaan Indonesia pemimpinnya adalah
Mucthar Lutfi

10. Majlis Islam Ala Indonesia yang didirikan atas prakasa KH Ahmmad Dalan dan
KH Mas Masur pada tahu 1937 .Pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada
kegiatan politik tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik pratis yaitu degan
melakukan perlawanan terhadap penjajah belanda.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya
organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagmaan tetapi seiring dengan kondisi masyarakat
pada saat itu menjelmah menjadi kegiatan politik yang menutut kemerdekaan indonesia dan hal
tersebut dirasakan mendapat pegaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir pada pembaru
islam,baik ditingkat nasional maupun internasional.
1. MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
Lahir di nejad(Arab Saudi)pada tahun 1115 H(1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1206
H(1793M).Nama Lengkapnya adalah Muhammad bin Abd al-Wahhb bin Sulaiman bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-
Hambali an-Najdi.Dia adalah seorang ahli teologi agama Islam dan seorang tokoh pemimpin
gerakan keagamaan yang pernah menjabat sebagai mufti Daulah Su'udiyyah, yang kemudian
berubah menjadi Kerajaan Arab Saudi.Dia juga merupakan seorang ulama besar yang
produktif,karena buku-buku karangannya tentang islam mencapai puluhan buku,diantaranya
buku yang berjudulKitab At-Tauhidyang isinya tentang pemberantasan
syirik,khurafat,takhayul,dan bidah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat
Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni.
Muhammad bin Abd al-Wahhb, adalah seorang ulama berusaha membangkitkan
kembali pergerakan perjuangan Islam secara murni. Para pendukung pergerakan ini
sesungguhnya menolak disebut Wahabbi, karena pada dasarnya ajaran Ibnu Wahhab menurut
mereka adalah ajaran Nabi Muhammad, bukan ajaran tersendiri. Karenanya mereka lebih
memilih untuk menyebut diri mereka sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti "satu
Tuhan".
Istilah Wahhabi sering menimbulkan kontroversi berhubung dengan asal-usul dan
kemunculannya dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya terkeliru dengan mereka kerana
mereka mendakwa mazhab mereka menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbal dan alirannya, al-
Hanbaliyyah atau al-Hanabilah yang merupakan salah sebuah mazhab dalam Ahl al-Sunnah wa
al-Jama'ah. Ia tumbuh dan dibesarkan dalam kalangan keluarga terpelajar. Ayahnya adalah
seorang tokoh agama di lingkungannya. Sedangkan abangnya adalah seorang qadhi (mufti
besar), tempat di mana masyarakat Najd menanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan
dengan agama.
Dia menempuh berbagai macam cara, dalam menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan
keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah melalui lisan, beliau juga tidak
mengabaikan dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau berdakwah dengan
besi (pedang).
Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan para umaranya,
salah satunya adalah Dahham bin Dawwas. Surat-surat itu dikirimkannya juga kepada para
ulama dan penguasa-penguasa. Ia terus mengirimkan surat-surat dakwahnya itu ke seluruh
penjuru Arab, baik yang dekat ataupun jauh. Di dalam surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang
bahaya syirik yang mengancam negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga
bahaya bidah, khurafat dan takhayul.
Berkat hubungan surat menyurat Syeikh terhadap para ulama dan umara dalam dan luar
negeri, telah menambahkan kemasyhuran nama Syeikh sehingga beliau disegani di antara kawan
dan lawannya, hingga jangkauan dakwahnya semakin jauh berkumandang di luar negeri, dan
tidak kecil pengaruhnya di kalangan para ulama dan pemikir Islam di seluruh dunia, seperti
di Hindia, Indonesia, Pakistan, Afganistan,Afrika Utara, Maghribi, Mesir, Syria, Iraq dan lain-
lain lagi.
Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di
Dariyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar, berdakwah dan
berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah Arab. Muhammad
bin Abdulwahab berdakwah sampai usia 92 tahun, beliau wafat pada tanggal 29 Syawal 1206 H,
bersamaan dengan tahun 1793 M, dalam usia 92 tahun.

2. IBNU SINA
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia
juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak
lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang
kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di
bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Ab Al al-Husayn bin Abdullh bin Sn. Ibnu Sina lahir
pada 980 di Afsyahnahdaerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia),
dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di
antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai
"bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal
dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu."
pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine,
dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil
sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili,
berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah
di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Dia
menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina
independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul
para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera
membuatnya menjadi kekaguman di antara para tetangganya; dia menampilkan suatu
pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child
prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia.
Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain
dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan
mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga
mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan
yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi
ke masjid, dan terus salat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut
malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala
segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan
memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles,
sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari
mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu kedai
buku seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan,
yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk
berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi
melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode -
metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan
pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun
menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan;
saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat
yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat
banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit
yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya
akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan
dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang
membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu,
Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis
beberapa karya paling awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju
keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan
menuju kearah Barat
ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan,
memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu
tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari
suatu opening untuk bakat - bakatnya. Shams al-Ma'li Qbtis, sang dermawan pengatur Dailam,
seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung,
dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina
sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi,
Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya
sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina
ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari bukuCanon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia
tinggal di Hyrcania.Bukunya yang lain: Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai
macam ilmu pengetahuan) Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu
pengetahuan)&An-Najat

3. JAMALUDDIN AL-AFGHANI
Nama panjang beliau adalah Muhammad Jamaluddin Al Afghani, dilahirkan di Asadabad,
Afghanistan pada tahun 1254 H/1838 M. Ayahanda beliau bernama Sayyid Safdar al-
Husainiyyah, yang nasabnya bertemu dengan Sayyid Ali al-Turmudzi (seorang perawi hadits
yang masyhur yang telah lama bermigrasi ke Kabul) juga dengan nasab Sayyidina Husain bin Ali
bin Abi Thalib
Pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa, beliau
tekun mempelajari bahasa Arab, sejarah, matematika, filsafat, fiqih dan ilmu keislaman
lainnya. Dan pada usia 18 tahun ia telah menguasai hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan
meliputi filsafat, hukum, sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan metafisika. Al-Afghani
segera dikenal sebagai profil jenius yang penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan bak
ensiklopedia.
Setelah membekali dirinya dengan seluruh cabang ilmu pengetahuan di Timur dan Barat
(terutama Paris, Perancis), Al-Afghani mempersiapkan misinya membangkitkan Islam. Pertama-
tama ia masuk ke India, negara yang sedang melintasi periode yang kritis dalam sejarahnya.
Kebencian kepada kolonialisme yang telah membara dalam dadanya makin berkecamuk ketika
Afghani menyaksikan India yang berada dalam tekanan Inggris. Perlawanan terjadi di seluruh
India. Afghani turut ambil bagian dari periode yang genting ini, dengan bergabung dalam
peperangan kemerdekaan India pada bulan Mei 1857. Namun, Afghani masih sempat pergi ke
Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Sepulang dari haji, Afghani pergi ke Kabul. Di kota ini ia disambut oleh penguasa
Afghanistan, Dost Muhammad, yang kemudian menganugerahinya posisi penting dalam
pemerintahannya. Saat itu, Dost Muhammad sedang mempertahankan kekuasaannya dengan
memanfaatkan kaum cendekiawan yang didukung rakyat Afghanistan. Sayang, ketika akhirnya
Dost terbunuh dan takhtanya jatuh ke tangan Sher Ali, Afghani diusir dari Kabul.
Meninggalkan Kabul, Afghani berkelana ke Hijjaz untuk melakukan ziarah. Rupanya,
efek pengusiran oleh Sher Ali berdampak bagi perjalanan Afghani. Ia tidak diperbolehkan
melewati jalur Hijjaz melalui Persia. Ia harus lebih dulu masuk ke India. Pada tahun 1869
Afghani masuk ke India untuk yang kedua kalinya. Ia disambut baik oleh pemerintah India,
tetapi tidak diizinkan untuk bertemu dengan para pemimpin India berpengaruh yang berperan
dalam revolusi India. Khawatir pengaruh Afghani akan menyebabkan pergolakan rakyat
melawan pemerintah kolonial, pemerintah India mengusir Afghani dengan cara mengirimnya ke
Terusan Suez yang sedang bergolak.
Di Mesir Afghani melakukan kontak dengan mahasiswa Al-Azhar yang terkagum-kagum
dengan wawasan dan ide-idenya. Salah seorang mahasiswa yang kemudian menjadi murid
Afghani adalah Muhammad Abduh. Dari Mesir, Afghani pergi ke Istanbul untuk berdakwah. Di
ibu kota Turki ini Afghani mendapat sambutan yang luar biasa. Ketika memberi ceramah di
Universitas Konstantinopel, salah seorang ulama setempat, Syaikhul Islam, merasa tersaingi. Ia
segera menghasut pemerintah Turki untuk mewaspadai gagasan-gagasan Afghani. Buntutnya,
Afghani didepak keluar dari Turki. Pada tahun 1871.
Afghani menjejakkan kakinya di Kairo untuk yang kedua kalinya. Di Mesir Afghani
melanjutkan dakwahnya yang pernah terputus dan segera mempengaruhi para mahasiswa dan
ulama Al-Azhar. Tetapi, pemberontakan kaum nasionalis Mesir pada tahun 1882 berujung pada
tindakan deportasi oleh pemerintah Mesir yang mencurigai Afghani ada di belakang
pemberontakan.
Afghani dideportasi ke India, tetapi tak lama ia sudah berada dalam perjalanan ke
London, kota yang pernah disinggahinya ketika ia berdakwah ke Paris. Di London ia bertemu
dengan Muhammad Abduh, muridnya yang ternyata juga dikucilkan oleh pemerintah Mesir.
Dari London, Afghani bertualang ke Moskow. Ia tinggal selama empat tahun di St.
Petersburgh. Di sini pengaruh Afghani segera menjalar ke lingkungan intelektual yang dipercaya
oleh Tsar Rusia. Salah satu hasil dakwah Afghani kepada mereka adalah keluarnya izin
pencetakan Al-Quran ke dalam bahasa Rusia.
Afghani menghabiskan sisa umurnya dengan bertualang keliling Eropa untuk berdakwah.
Bapak pembaharu Islam ini memang tak memiliki rintangan bahasa karena ia menguasai enam
bahasa dunia (Arab, Inggris, Perancis, Turki, Persia, dan Rusia).
Afghani menghembuskan nafasnya yang terakhir karena kanker yang dideritanya sejak
tahun 1896. Beliau pulang keharibaan Allah pada tanggal 9 Maret 1897 di Istambul Turki dan
dikubur di sana. Jasadnya dipindahkan ke Afghanistan pada tahun 1944. Ustad Abu Rayyah
dalam bukunya Al-Afghani; Sejarah, Risalah dan Prinsip-prinsipnya, menyatakan, bahwa Al-
Afghani meninggal akibat diracun dan ada pendapat kedua yang menyatakan bahwa ada rencana
Sultan untuk membinasakannya
Ide-ide pembaruannya yaitu:
1. Mengembalikan kejayaan Islam.
2. Pemerintah yang otokrasi dan absolute harus digantii dengan
pemerintahan yang demokratis.
3. Kepala Negara harus tunduk kepada undang-undang.
4. Tidak ada pemisahan antara Negara dengan poliik.
5. Pan Islamisme atau rasa persaudaraan/solidaritas antar umat Islam
harus ditingkatkan kembali.
4. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI
Adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal
dari Persia. Lahir sekitar tahun780 di Khwrizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar
tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di BaghdadBuku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi
sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Translasi bahasa Latindari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian
diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia
merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang
astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam
kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme
danlogaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap
dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi,
sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar,trigonometri, dan pada bidang lain
yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi
kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu
buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku
Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan, buku pertama
beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.

5. IBNU RUSYD
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 - Marrakesh, Maroko, 10
Desember 1198),adalah seorang filsuf dariSpanyol (Andalusia). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd
adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum,
matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim)
dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas
filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir
semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan
masalah kedokteran dan masalah hukum.
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk
karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah
tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang
Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya

6. MUHAMMAD ABDUH
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas
gerakan modernisme Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-
Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamal al-Din al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang
mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia
dan Afrika.
Muhammad Abduh diasingkan dari Mesir selama enam tahun pada 1882, karena
keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Libanon, Abduh sempat giat dalam
mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke Paris, dan bersalam al-
Afghani menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond.
Di antara karya tulis beliau yang terkenal adalah:
1. Tafsir Juz Amma
2. Tafsir Al-Qur an Hakim, yang diteruskan olehmuridnya,
Muhammad Rasyid Ridha
3. Risalah At Tauhid
4. Banyak memberi tambahan dalam kitab-kitab, salah satunya
Limaza taakhkhara Islam wa taqaddama ghairuhum, karya Syakib Arsalan

7. HASAN AL-BANNA
Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan
Buhairah, Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal al-Qur'an. Ia adalah
seorang mujahid dakwah, peletak dasar-dasar gerakan Islam sekaligus sebagai pendiri dan
pimpinan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslimin).
Ia memperjuangkan Islam menurut Al-Quran dan Sunnah hingga dibunuh oleh penembak
misterius yang oleh banyak kalangan diyakini sebagai penembak 'titipan' pemerintah pada 12
Februari 1949 di Kairo.
Kepergian Hassan al-Banna pun menjadi duka berkepanjangan bagi umat Islam. Ia
mewariskan 2 karya monumentalnya, yaitu Catatan Harian Dakwah dan Da'i serta Kumpulan
Surat-surat. Selain itu Hasan al-Banna mewariskan semangat dan teladan dakwah bagi seluruh
aktivis dakwah saat ini.
Selain itu ia juga dikenal akan cara berdakwahnya yang sangat tidak biasa. Ia terkenal
sangat tawadlu dikarenakan ia sering berdakwah di warung-warung kopi tempat oarang-orang
yang berpengetahuan rendah berkumpul untuk minum-minum kopi sehabis lelah bekerja
seharian. Dan ternyata cara tersebut memang lebih efektif dilakukan dalam berdakwah
Hassan al-Banna yang lahir pada 14 Oktober 1906 di Mahmudiyya, Mesir (utara-barat
dari Kairo). adalah seorang guru dan seorang reformis Mesir sosial dan politik Islam, yang
terkenal karena mendirikan Ikhwanul Muslimin, salah satu dari abad ke-20 terbesar dan paling
berpengaruh organisasi Islam revivalis. Kepemimpinan Al-Banna adalah penting bagi
pertumbuhan persaudaraan selama tahun 1930-an dan 1940-an. Ketika Hassan al-Banna berusia
dua belas tahun, ia mulai terbiasa mendislipinkan kegiatannya menjadi empat.siang hari di
pergunakanya untuk menuntut ilmu di sekolah.kemudian belajar membuat dan membetulkan jam
dengan orang tua nya hingga sore.waktu sore hingga menjelang tidur ia gunakan untu mengulang
kembali pelajaran sekolah.sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan al-qur'anialakukan
seusi shalat subuh.jadi tidak mengherankan bila hassan al-banna mencetak prestasi-prestasi
gemilang di kemudian hari.pada usia 14 hassan al-banna telah menghafal seluruh al-
qur'an.hassan al-banna lulus dari sekolah nya dengan predikat terbaik dan nomor lima terbaik di
seluruh mesir.pada usia 16 tahun,ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi darul
ulum.demikianlah sederet prestasi hassan kecil. Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna, adalah
seorang imam lokal dihormati (pemimpin doa) dan guru masjid dari ritus Hanbali. Ia belajar di
Al-Azhar University (Lia 24, 1998). Dia menulis dan berkolaborasi pada buku-buku tentang
tradisi Islam, dan juga memiliki toko di mana ia memperbaiki jam tangan dan dijual
gramophones. Meskipun Syaikh Ahmad al Banna dan istrinya beberapa properti yang dimiliki,
mereka tidak kaya dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan, khususnya setelah mereka pindah
ke Kairo pada tahun 1924. Seperti banyak orang lain, mereka menemukan bahwa belajar Islam
dan kesalehan tidak lagi sebagai sangat dihargai di ibukota(akibat paham sekular yang begitu
kuat saat itu,paham itu dibawa oleh kolonial inggris untuk merobohkan semangat kaum
muslimin), dan bahwa keahlian tidak bisa bersaing dengan industri berskala besar. berdirinya
organisasi ikhwaul muslimin bertepatan dengan tanggal 20/maret/1928.bersama keenam
temannya,hassan al-banna mendirikan organisasi ini(ikhwanul muslimin) di kota ismailiyah.
Pertumbuhan masyarakat terutama diucapkan setelah Al-Banna dipindahkan kantor
pusatnya ke Kairo pada tahun 1932. Faktor paling penting yang membuat ekspansi ini dramatis
mungkin adalah kepemimpinan organisasi dan ideologis yang disediakan oleh Al-Banna. Dalam
Ismailia, di samping kelas hari, dia melakukan niatnya memberi kuliah malam kepada orangtua
muridnya. Dia juga berkhotbah di masjid, dan bahkan di warung kopi. Pada awalnya, beberapa
pandangannya tentang poin yang relatif kecil dari praktik Islam menyebabkan perbedaan
pendapat yang kuat dengan elit agama setempat, dan ia mengadopsi kebijakan menghindari
kontroversi agama. Dia terkejut oleh banyak tanda-tanda mencolok dominasi militer dan
ekonomi asing di Isma'iliyya: kamp-kamp militer Inggris, bidang pelayanan umum yang dimiliki
oleh kepentingan asing, dan tempat tinggal mewah dari karyawan asing dari Terusan Suez
Perusahaan, sebelah jorok tempat tinggal dari pekerja Mesir.
Dia berusaha untuk membawa perubahan, dia berharap untuk melalui lembaga-gedung,
aktivisme tanpa henti di tingkat akar rumput, dan bergantung pada komunikasi massa.Dia
melanjutkan untuk membangun sebuah gerakan massa yang kompleks yang menampilkan
struktur pemerintahan canggih; bagian yang bertanggung jawab untuk melanjutkan nilai-nilai
masyarakat di kalangan petani, buruh, dan profesional; unit dipercayakan dengan fungsi-fungsi
kunci, termasuk propagasi pesan, penghubung dengan dunia Islam, dan tekan dan terjemahan,
dan komite khusus untuk urusan keuangan dan hukum.
Dalam penahan ini organisasi ke dalam masyarakat Mesir, Al-Banna mengandalkan
jaringan sosial yang sudah ada (ikhanul muslimin), khususnya yang dibangun di sekitar masjid,
asosiasi kesejahteraan Islam, dan kelompok-kelompok lingkungan. Tenun ini ikatan tradisional
menjadi struktur khas modern pada akar kesuksesannya. Langsung terpasang bagi persaudaraan,
dan makan ekspansi, dilakukan berbagai usaha, klinik, dan sekolah. Selain itu, anggota yang
berafiliasi dengan gerakan melalui serangkaian sel, usar revealingly disebut families tunggal:
usrah. Materi, dukungan sosial dan psikologis yang diberikan instrumental sehingga kemampuan
gerakan untuk menghasilkan loyalitas yang sangat besar di antara para anggotanya dan untuk
menarik anggota baru. Layanan dan struktur organisasi masyarakat sekitar yang dibangun
tersebut dimaksudkan untuk memungkinkan individu untuk berintegrasi ke dalam pengaturan
jelas Islam, prinsip-prinsip sendiri dibentuk oleh masyarakat.
Berakar dalam Islam, pesan Al-Banna ditangani masalah termasuk kolonialisme,
kesehatan masyarakat, kebijakan pendidikan, manajemen sumber daya alam, Marxisme,
kesenjangan sosial, nasionalisme Arab, kelemahan dunia Islam di kancah internasional, dan
konflik yang berkembang di Palestina. Dengan menekankan keprihatinan yang menarik berbagai
konstituen, Al-Banna mampu merekrut dari antara bagian-lintas masyarakat Mesir - meskipun
pegawai negeri modern-berpendidikan, karyawan kantor, dan profesional tetap dominan di
kalangan aktivis organisasi dan pengambil keputusan. Al-Banna juga aktif dalam menentang
imperialisme Inggris di Mesir. Selama Perang Dunia II, ia sempat ditangkap oleh pemerintah
pro-Inggris, yang melihatnya sebagai subversif.
Antara 1948 dan 1949, tidak lama setelah masyarakat mengirim relawan untuk bertempur
dalam perang di Palestina, konflik antara monarki dan masyarakat mencapai puncaknya. Prihatin
dengan meningkatnya ketegasan dan popularitas persaudaraan, serta dengan desas-desus bahwa
itu merencanakan kudeta, Perdana Menteri Mahmoud sebuah-Nukrashi Pasha bubar itu pada
bulan Desember 1948. Aktifis organisasi yang ditangkap dan puluhan anggotanya yang dikirim
ke penjara. Kurang dari tiga minggu kemudian, perdana menteri dibunuh oleh seorang anggota
persaudaraan, Abdul Majid Hasan Ahmad.
Setelah pembunuhan itu, Al-Banna segera mengeluarkan pernyataan mengutuk
pembunuhan itu, yang menyatakan teror yang bukan cara yang bisa diterima dalam Islam. Hal ini
pada gilirannya mendorong pembunuhan Al-Banna. Pada tanggal 12 Februari 1949 di Kairo, Al-
Banna di kantor pusat Jamiyyah al-Shubban al-Muslimin dengan saudaranya iparnya Abdul
Karim Mansur untuk bernegosiasi dengan Menteri Zaki Ali Basha yang mewakili pihak
pemerintah. Menteri Zaki Ali Basha tidak pernah tiba. 5 jam malam Al-Banna dan saudaranya
iparnya memutuskan untuk pergi. pembunuhan itu terjadi ketika Al-Banna dan saudaranya
sedang menunggu taksi.
Saat mereka berdiri menunggu taksi, mereka ditembak oleh dua orang. Al-Banna terkena
tujuh tembakan. Laterwards, dia dibawa ke rumah sakit dan mereka telah menerima perintah dari
monarki untuk tidak memberinya perawatan di mana ia meninggal kematian lambat dari luka-
luka, Hassan Al-Banna menyadari bahwa mereka telah diperintahkan untuk tidak
memperlakukan dia dan dia membuat 3 doa terhadap Monarki. Hassan Al-Banna wafat pada
tanggal 12 Februari 1949.
Hassan al-Banna dikenal memiliki dampak yang besar dalam pemikiran Islam modern.
Dia adalah kakek dari Tariq Ramadan dan kakak Gamal al-Banna. Untuk membantu
menguduskan tatanan Islam, al-Banna menyerukan melarang semua pengaruh Barat dari
pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar harus menjadi bagian dari mesjid. Dia juga
menginginkan larangan partai politik dan lembaga demokrasi lainnya dari Syura (Islam-dewan)
dan ingin semua pejabat pemerintah untuk memiliki belajar agama sebagai pendidikan utama.
Hassan al-Banna melihat Jihad sebagai strategi defensif-Allah ditahbiskan, yang
menyatakan bahwa kebanyakan ahli Islam: "Setuju bulat bahwa jihad adalah kewajiban komunal
defensif dikenakan pada umat Islam dalam rangka untuk menyiarkan panggilan (untuk memeluk
Islam), dan bahwa adalah sebuah kewajiban individu untuk menolak serangan orang-orang kafir
atasnya. " Namun, sebagai akibat dari orang-orang kafir memerintah negeri-negeri Muslim dan
merendahkan kehormatan Muslim: "Hal ini telah menjadi kewajiban individual, yang ada adalah
tidak menghindari, pada setiap Muslim untuk mempersiapkan peralatan, untuk mengambil
keputusan untuk terlibat dalam jihad, dan untuk mendapatkan siap sampai kesempatan sudah
masak dan Allah keputusan suatu hal yang pasti akan dicapai"
Al-Banna tidak menerima klaim sebagai suara Hadis bahwa semangat jihad adalah jihad
yang lebih besar dan jihad pedang jihad kecil dan ia memuliakan aktif jihad defensif: "kematian
tertinggi hanya diberikan kepada mereka yang membunuh atau yang gugur di jalan Allah Seperti
kematian tidak dapat dihindarkan dan bisa terjadi hanya sekali. mengambil bagian dalam jihad
adalah menguntungkan di dunia ini dan berikutnya." Visi al-Banna pada aturan Jihad untuk umat
dalam kutipan dari Lima Tracts Hasan al-Banna di mana ia akan kembali ke aturan-Hanafi:
"Jihad dalam arti harfiah berarti untuk menempatkan sebagainya upaya maksimal seseorang
dalam kata dan perbuatan, dalam UU Suci itu adalah membunuh orang-orang kafir dan konotasi
terkait seperti memukul mereka, menjarah kekayaan mereka, menghancurkan tempat suci
mereka dan menghancurkan berhala mereka." dan "itu merupakan kewajiban bagi kita untuk
mulai bertengkar dengan mereka setelah transmisi [undangan untuk memeluk Islam], bahkan jika
mereka tidak memerangi kita."
8. SAYYID AHMAD KHAN
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di Delhi tanggal 17 oktober 1817. nenek moyangnya
berasal dari semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Heart, Persia (Iran), karena tekanan
politik pada zaman dinasti umayyah. Dan menurut keterangan ia berasal dari keturunan Husain,
cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah bin Ali. Neneknya Sayyid Hadi, adalah pembesar Istana
dizaman Alamghir II (1754-1759). Ayahnya bernama Al-muttaqi, seorang ulama yang saleh. Ia
mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama. Selain bahasa arab, ia juga belajar
bahasa Persia dan sejarah. Ia orang yang rajin membaca dan selalu memperluas pengetahuan
dengan menelaah berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia 18 th, ia memasuki
lapangan pekerjaan pada serikat India Timur. Kemudian bekerja sebagai hakim. Di tahun 1846,
ia pulang kembali ke Delhi. Ia pulang kembali untuk meneruskan studi. Selain pekerjaan itu, ia
juga amat cakap dalam menulis dan mengarang. Salah satu karyanya yang mengantarkan
namanya menjadi terkenal adalah Ahtar Al-Sanadid.
Di masa pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan,
sehingga ia dikatakan telah banyak menolong orang inggris dan dianggap telah banyak berjasa
bagi mereka. Atas jasanaya tersebut, ia dianugerahi gelar Sir di depan namanya, sedangkan
hadiah yang diberikan dalam bentuk lain ia tolak. Hubungan dengan pihak Inggris menjadi baik
dan ini dipergunakan untuk kepentingan umat Islam India.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India, dapat
diwujudkan hanya dengan bekerja sama dengan Inggris. Inggris telah merupakan penguasa yang
teruat di India dan menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam
India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari
masyarakat Hindhu India.
Jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperlukan itu bukanlah bekerja sama dengan Hindu dalam menentang Inggris
tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggris.
9. AHMAD BIN HANBAL
Ahmad bin Hanbal (781 - 855 M, 164 - 241 AH) adalah seorang
ahli hadits dan teologi Islam. Ia lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan,
utara Afganistan dan utara Iran) di kota Baghdad, Irak. Kunyah beliau Abu Abdillah
lengkapnya: Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi/
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagaiImam Hambali.
Ilmu yang pertama kali dikuasai adalah Al Quran hingga beliau hafal pada usia 15 tahun,
beliau juga mahir baca-tulis dengan sempurna hingga dikenal sebagai orang yang terindah
tulisannya. Lalu beliau mulai konsentrasi belajar ilmu hadits di awal umur 15 tahun itu pula.
Beliau telah mempelajari Hadits sejak kecil dan untuk mempelajari Hadits ini beliau pernah
pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz,Yaman dan negara-negara lainnya sehingga beliau
akhirnya menjadi tokoh ulama yang bertakwa, saleh, dan zuhud. Abu Zur'ah mengatakan bahwa
kitabnya yang sebanyak 12 buah sudah belau hafal di luar kepala. Belaiu menghafal sampai
sejuta hadits.
Beliau menikah pada umur 40 tahun dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Ia
melahirkan dari istri-istrinya anak-anak yang shalih, yang mewarisi ilmunya, seperti Abdullah
dan Shalih. Bahkan keduanya sangat banyak meriwayatkan ilmu dari bapaknya
Beliau menulis kitab al-Musnad al-Kabir yang termasuk sebesar-besarnya kitab
"Musnad" dan sebaik baik karangan beliau dan sebaik baik penelitian Hadits. Ia tidak
memasukkan dalam kitabnya selain yang dibutuhkan sebagai hujjah. Kitab Musnad ini berisi
lebih dari 25.000hadits.
Di antara karya Imam Ahmad adalah ensiklopedia hadits atau Musnad, disusun oleh
anaknya dari ceramah (kajian-kajian) - kumpulan lebih dari 40 ribu hadits juga Kitab ash-Salat
dan Kitab as-Sunnah.
Setelah sakit sembilan hari, beliau Rahimahullah menghembuskan napas terakhirnya di
pagi hari Jumat bertepatan dengan tanggal dua belas Rabiul Awwal 241 H pada umur 77 tahun.
Jenazah beliau dihadiri delapan ratus ribu pelayat lelaki dan enam puluh ribu pelayat perempuan
10. AL-FARABI
Ab Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Frbi singkat Al-Farabiadalah ilmuwan dan
filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Ab Nasir al-
Frbi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi , juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi,
Farabi, dan Abunasir. Kemungkinan lain adalah Farabi adalah seorang Syiah Imamiyah (Syiah
Imamiyah adalah salah satu aliran dalam islam dimana yang menjadi dasar aqidah mereka adalah
soal Imam) yang berasal dari Turki.
Ayahnya seorang opsir tentara Turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki
asli. Sejak dini ia digambarkan memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai
hampir setiap subyek yang dipelajari. Pada masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar al-
Quran, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits)
dan aritmatika dasar.
Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara, dan tinggal di
Kazakhstan sampai umur 50. Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun.
Setelah kurang lebih 10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi
kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di utara Syria, dimana saat itu Harran
merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil Ia kemudian belajar filsafat dari Filsuf Kristen
terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad
Tahun 940M, al Farabi melajutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan
Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala daerah (distrik)Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan
para Imam Syiah. Kemudian al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339
H/ Desember 950 M) di masa pemerintahan Khalifah Al Muthi (masih dinasti Abbasiyyah)
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung di dunia Islam
Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para
filsuf Yunani; Plato, Aristoteles dan Plotinus dengan baik. Kontribusinya terletak di berbagai
bidang sepertimatematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai
buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain
itu, ia juga dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat music
Al-Farabi dikenal dengan sebutan "guru kedua" setelah Aristoteles, karena
kemampuannya dalam memahami Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu
filsafat. Dia adalah filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan
sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam serta berupaya
membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu
[5]
Al-Farabi hidup pada daerah otonomi di bawah pemerintahan Sayf al Dawla dan di
zaman pemerintahan dinasti Abbasiyyah, yang berbentuk Monarki yang dipimpin oleh
seorang Khalifah.[5] Ia lahir dimasa kepemimpinan Khalifah Mutamid (869-892 M) dan
meninggal pada masa pemerintahan Khalifah Al-Muthi (946-974 M) dimana periode tersebut
dianggap sebagai periode yang paling kacau karena ketiadaan kestabilan politik. [1]
Dalam kondisi demikian, al-Farabi berkenalan dengan pemikiran-pemikiran dari para
ahli Filsafat Yunani seperti Plato dan Aristoteles dan mencoba mengkombinasikan ide atau
pemikiran-pemikiran Yunani Kuno dengan pemikiran Islam untuk menciptakan sebuah negara
pemerintahan yang ideal (Negara Utama). Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika
ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian
1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwaah).
11. AL-GHAZALI
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di
Thus; 1058 / 450 H meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 5253 tahun)
adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat
abad Pertengahan
Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. [rujukan?] Gelar
beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu
kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran).
Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari
keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi
orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang
terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah
memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di
Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah
bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia
digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam
yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai
pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga
sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta
meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai
pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid
Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah
mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah,Jerusalem,
dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa
melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi beliau telah dididik
dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah,
sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara, zuhud, dan
tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk
mendapat ridha Allah SWT
Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru
karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan
beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam
terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan
mempelajari segala pendapat keeempat mazhabhingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh
mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-
Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim
di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah dilantik menjadi
mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri)
diBaghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana.
Ia telah mengembara ke beberapa tempat.
Seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di
sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis
kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran
manusia dalam semua masalah.
12. AN-NAWAWI
Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi atau
lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi'i. Ia lahir di
desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 1233 dan wafat pada tahun 1278. Kedua tempat
tersebut kemudian menjadi nisbat nama beliau, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang
pemikir muslim di bidang fiqih dan hadits.
Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik
Rawahibiyah. Di tempat ini beliau belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam
waktu empat setengah bulan. Kemudian beliau menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-
bulan yang tersisa dari tahun tersebut, dibawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.
Semasa hidupnya beliau selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab,
menyebarkan ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan. Pakaian
beliau adalah kain kasar, sementara serban beliau berwarna hitam dan berukuran kecil.
Sang Imam belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul Aziz bin
Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin bin Abdul Karim Al-
Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al-Maqdisi An-Nabalusi dan Jamaluddin Ibn
Ash-Shairafi, Taqiyuddin bin Abul Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia
belajar fiqih hadits (pemahaman hadits) pada asy-Syaikh al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin
IsaAl-Muradi Al-Andalusi. Kemudian belajar fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin
usman Al-Maghribi Al-Maqdisi, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al-Arbili serta
guru-guru lainnya.
Karya:
Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab , panduan hukum Islam yang
lengkap.
Minhaj ath-Thalibin.
Tahdzib al-Asma .
Taqrib al-Taisir .pengantar studi hadits.
Al-Arba'in an-Nawawiyah .kumpulan 40 -tepatnya 42
hadits penting. Syarh Shahih Muslim , penjelasan kitab
Shahih Muslim bin al-Hajjaj.
Ma Tamas Ilaihi Hajah al-Qari li Shahih al-Bukhari
Riyadhus Shalihin , kumpulan hadits mengenai etika, sikap dan
tingkah laku yang saat ini banyak digunakan di dunia Islam.
Tahrir al-Tanbih .
Al-Adzkar ,kumpulan doa Rasulullah.
At-Tibyan fi Adab Hamalah al-Quran .
Adab al-Fatwa wa al-Mufti wa al-Mustafti ..
At-Tarkhis bi al-Qiyam ..
Matn al-Idhah fi al-Manasik, membahas tentang haji.
13. IBNU TAIMIYAH
Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani
atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul
Awwal 661 H wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H), adalah seorang pemikir dan
ulama Islam dari Harran, Turki.
Ibnu Taymiyyah berpendapat bahwa tiga generasi awal Islam, yaitu
Rasulullah Muhammad SAW danSahabat Nabi, kemudian Tabi'in yaitu generasi yang mengenal
langsung para Sahabat Nabi, danTabi'ut tabi'in yaitu generasi yang mengenal langsung para
Tabi'in, adalah contoh yang terbaik untuk kehidupan Islam.
Ia berasal dari keluarga religius. Ayahnya Syihabuddin bin Taimiyah adalah seorang
syaikh, hakim, dan khatib. Kakeknya Majduddin Abul Birkan Abdussalam bin Abdullah bin
Taimiyah al Harrani adalah seorang ulama yang menguasai fiqih, hadits, tafsir, ilmu ushul dan
penghafal Al Qur'an (hafidz).
Ibnu Taimiyah lahir di zaman ketika Baghdad merupakan pusat kekuasaan dan
budaya Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Ketika berusia enam tahun (tahun 1268), Ibnu
Taimiyah dibawa ayahnya ke Damaskus disebabkan serbuan tentara Mongol atas Irak.
Semenjak kecil sudah terlihat tanda-tanda kecerdasannya. Begitu tiba di Damaskus, ia
segera menghafalkan Al-Quran dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama, hafizh dan
ahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut
tercengang. Ketika umurnya belum mencapai belasan tahun, ia sudah menguasai ilmu
ushuluddin dan mendalami bidang-bidang tafsir, hadits, dan bahasa Arab. Ia telah mengkaji
Musnad Imam Ahmad sampai beberapa kali, kemudian Kutubu Sittah dan Mujam At-Thabarani
Al-Kabir.
Suatu kali ketika ia masih kanak-kanak, pernah ada seorang ulama besar
dari Aleppo, Suriah yang sengaja datang ke Damaskus khusus untuk melihat Ibnu Taimiyah yang
kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia memberikan tes dengan cara
menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu Taimiyah mampu
menghafalkannya secara cepat dan tepat. Begitu pula ketika disampaikan kepadanya beberapa
sanad, iapun dengan tepat pula mampu mengucapkan ulang dan menghafalnya, sehingga ulama
tersebut berkata: "Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai kedudukan besar, sebab
belum pernah ada seorang bocah sepertinya".
Sejak kecil ia hidup dan dibesarkan di tengah-tengah para ulama sehingga mempunyai
kesempatan untuk membaca sepuas-puasnya kitab-kitab yang bermanfaat. Ia menggunakan
seluruh waktunya untuk belajar dan belajar dan menggali ilmu, terutama tentang Al-Qur'an dan
Sunnah Nabi.
Ia adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah
ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ia pernah
berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah
yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai
dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid
atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga
terpenuhi cita-citaku.
Di Damaskus ia belajar pada banyak guru, dan memperoleh berbagai macam ilmu
diantaranya ilmu hitung (matematika), khat (ilmu tulis menulis Arab), nahwu, ushul fiqih. Ia
dikaruniai kemampuan mudah hafal dan sukar lupa. Hingga dalam usia muda, ia telah hafal Al-
Qur'an. Kemampuannya dalam menuntut ilmu mulai terlihat pada usia 17 tahun. Dan usia 19, ia
telah memberi fatwa dalam masalah masalah keagamaan.
Ibnu Taymiyyah amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam
menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits)
baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus
Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki
kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para
mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari
para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat
berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul
Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah
Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam
Ibnu Taimiyah wafatnya di dalam penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang
muridnya Ibnul Qayyim, ketika beliau sedang membaca Al-Qur an surah Al-Qamar yang
berbunyi "Innal Muttaqina fi jannatin wanaharin"[1] . Ia berada di penjara ini selama dua tahun
tiga bulan dan beberapa hari, mengalami sakit dua puluh hari lebih. Ia wafat pada tanggal 20
DzulHijjah th. 728 H, dan dikuburkan pada waktuAshar di samping kuburan saudaranya Syaikh
Jamal Al-Islam Syarafuddin.
Jenazah ia disalatkan di masjid Jami`Bani Umayah sesudah salat Zhuhur dihadiri para
pejabat pemerintah, ulama, tentara serta para penduduk.
14. IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH
Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi bergelar Abu
Abdullah Syamsuddin atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dinamakan
karena ayahnya berada / menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-
Jauziyyah.
Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23
September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad
ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli
hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang
mujtahid.
Ibnu Qayyim berguru ilmu hadits pada Syihab an-Nablusi dan Qadi Taqiyyuddin bin
Sulaiman; berguru tentang fiqh kepada SyekhSafiyyuddin al-Hindi dan Isma'il bin Muhammad
al-Harrani; berguru tentang ilmu pembagian waris (fara'idh) kepada bapaknya; dan juga berguru
selama 16 tahun kepada Ibnu Taimiyyah.
Beliau belajar ilmu faraidh dari bapaknya karena beliau sangat menonjol dalam ilmu itu.
Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiydengan membaca kitab-kitab: (al-
Mulakhkhas li Abil Balqa kemudian kitab al-Jurjaniyah, kemudian Alfiyah Ibnu Malik, juga
sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-Tas-hil). Di samping itu belajar
dari syaikh Majduddin at-Tunisi satu bagian dari kitab al-Muqarrib li Ibni Ushfur.
Belajar ilmu Ushul dari Syaikh Shafiyuddin al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Ismail bin Muhammad al-Harraniy.
Ibnul Qayyim pernah dipenjara, dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu
Taimiyah sambil didera dengan cambuk di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnul
Qayyim pun dilepaskan dari penjara. Hal itu disebabkan karena beliau menentang adanya
anjuran agar orang pergi berziarah ke kuburan para wali.
Beliau peringatkan kaum muslimin dari adanya khurafat kaum sufi, logika kaum filosof
dan zuhud model orang-orang hindu ke dalam firqahIslamiyah.
Penguasaannya terhadap Ilmu Tafsir tiada bandingnya, pemahamannya
terhadap ushuluddin mencapai puncaknya dan pengetahuannya mengenai hadits, makna hadits,
pemahaman serta istinbath-istinbath rumitnya, sulit ditemukan tandingannya.
Begitu pula, pengetahuan beliau rahimahullah tentang ilmu suluk dan ilmu kalam-nya
Ahli tasawwuf, isyarat-isyarat mereka serta detail-detail mereka. Ia memang amat menguasai
terhadap berbagai bidang ilmu ini.
Karena itulah banyak manusia-manusia pilihan dari kalangan para pemerhati yang
menempatkan ilmu sebagai puncak perhatiannya, telah benar-benar menjadi murid beliau.
Mereka itu adalah para Ulama terbaik yang telah terbukti keutamaannya, di antaranya ialah :
1. Anak beliau sendiri bernama Syarafuddin Abdullah
2. Anaknya yang lain bernama Ibrahim,
3. Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy penyusun kitab al-Bidayah wan Nihayah
4. Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman bin Rajab al-Hambali al-Baghdadi penyusun
kitab Thabaqat al-Hanabilah
5. Ibnu Abdil Hadi al-Maqdisi
6. Syamsuddin Muhammad bin Abdil Qadir an-Nablisiy
7. Ibnu Abdirrahman an-Nablisiy
8. Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzhahabi at-Turkumaniy
asy-Syafii
9. Ali bin Abdil Kafi bin Ali bin Taman As Subky
10. Taqiyuddin Abu ath-Thahir al-Fairuz asy-Syafii
Manhaj serta hadaf Ibnul Qayyim rahimahullah ialah kembali kepada sumber-sumber
dinul Islam yang suci dan murni, tidak terkotori olehrayu-rayu (pendapat-pendapat) Ahlul
Ahwa wal bida (Ahli Bidah) serta helah-helah (tipu daya) orang-orang yang suka
mempermainkan agama.
Oleh sebab itulah beliau rahimahullah mengajak kembali kepada madzhab salaf; orang-
orang yang telah mengaji langsung dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Merekalah
sesungguhnya yang dikatakan sebagai ulama waratsatun nabi (pewaris nabi) shallallahu alaihi
wa sallam.
Di samping itu, Ibnul Qayyim juga mengumandangkan bathilnya madzhab taqlid.
Kendatipun beliau adalah pengikut madzhab Hanbali, namun beliau sering keluar dari
pendapatnya kaum Hanabilah, dengan mencetuskan pendapat baru setelah melakukan kajian
tentang perbandingan madzhab-madzhab yang masyhur.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, wafat pada malam Kamis, tanggal 18 Rajab tahun 751
Hijriyah. Ia dishalatkan di Mesjid Jami' Al-Umawi dan setelah itu di Masjid Jami' Jarrah;
kemudian dikuburkan di Pekuburan Babush Shagir
15. IBNU KHALDUN
bnu Khaldun, nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-
Hadrami lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang sejarawan muslim
dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmuhistoriografi, sosiologi dan ekonomi.
Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
Bapak Ekonomi
Di antara sekian banyak pemikir masa lampau yang mengkaji ekonomi Islam, Ibnu
Khaldun merupakan salah satu ilmuwan yang paling menonjol. Ibnu Khaldun sering disebut
sebagai raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja Bapak sosiologi tetapi juga
Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan
Ricardo. Artinya, ia lebih dari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut.
Muhammad Hilmi Murad secara khusus telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul
Iqtishad : Ibnu Khaldun. Artinya Bapak Ekonomi : Ibnu Khaldun.(1962) Dalam tulisan tersebut
Ibnu Khaldun dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomi secara
empiris. Karya tersebut disampaikannya pada Simposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir 1978.
Sebelum Ibnu Khaldun, kajian-kajian ekonomi di dunia Barat masih bersifat normatif,
adakalanya dikaji dari perspektif hukum, moral dan adapula dari perspektif filsafat. Karya-karya
tentang ekonomi oleh para imuwan Barat, seperti ilmuwan Yunani dan zaman Scholastic
bercorak tidak ilmiah, karena pemikir zaman pertengahan tersebut memasukkan kajian ekonomi
dalam kajian moral dan hukum.
Sedangkan Ibnu Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secara
empiris. Ia menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy,
menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khaldun tentang ekonomi.
Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajaran
tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan permintaan, konsumsi
dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan penduduk, makro ekonomi dari pajak dan
pengeluaran publik, daur perdagangan, pertanian, indusrtri dan perdagangan, hak milik dan
kemakmuran, dan sebagainya. Ia juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat
dalam perkembangan ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam
kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur,
Sejalan dengan Shiddiqy Boulokia dalam tulisannya Ibn Khaldun: A Fourteenth Century
Economist, menuturkan :
Ibn Khaldun telah menemukan sejumlah besar ide dan pemikiran ekonomi fundamental,
beberapa abad sebelum kelahiran resminya (di Eropa). Ia menemukan keutamaan dan
kebutuhan suatu pembagian kerja sebelum ditemukan Smith dan prinsip tentang nilai kerja
sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatu teori tentang kependudukan sebelum Malthus dan
mendesak akan peranan negara di dalam perekonomian sebelum Keynes. Bahkan lebih dari itu,
Ibn Khaldun telah menggunakan konsepsi-konsepsi ini untuk membangun suatu sistem dinamis
yang mudah dipahami di mana mekanisme ekonomi telah mengarahkan kegiatan ekonomi
kepada fluktuasi jangka panjang.
Lafter, penasehat economi president Ronald Reagan, yang menemukan teori Laffter
Curve, berterus terang bahwa ia mengambil konsep Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun mengajukan
obat resesi ekonomi, yaitu mengecilkan pajak dan meningkatkan pengeluaran (ekspor)
pemerintah. Pemerintah adalah pasar terbesar dan ibu dari semua pasar dalam hal besarnya
pendapatan dan penerimaannya. Jika pasar pemerintah mengalami penurunan, maka adalah wajar
jika pasar yang lainpun akan ikut turun, bahkan dalam agregate yang cukup besar.
S.Colosia berkata dalam bukunya, Constribution A LEtude DIbnu Khaldaun Revue Do
Monde Musulman, sebagaimana dikutip Ibrahim Ath-Thahawi, mengatakan, Apabila pendapat-
pendapat Ibnu Khaldun tentang kehidupan sosial menjadikannya sebagai pionir ilmu filsafat
sejarah, maka pemahamannya terhadap peranan kerja, kepemilikan dan upah, menjadikannya
sebagai pionir ilmuwan ekonomi modern .(1974, hlm.477)
Oleh karena besarnya sumbangan Ibnu Khaldun dalam pemikiran ekonomi, maka
Boulakia mengatakan, Sangat bisa dipertanggung jawabkan jika kita menyebut Ibnu Khaldun
sebagai salah seorang Bapak ilmu ekonomi.[1] Shiddiqi juga menyimpulkan bahwa Ibn
Khaldun secara tepat dapat disebut sebagai ahli ekonomi Islam terbesar (Ibnu Khaldun has
rightly been hailed as the greatest economist of Islam)(Shiddiqy, hlm. 260)
Sehubungan dengan itu, maka tidak mengherankan jika banyak ilmuwan terkemuka
kontemporer yang meneliti dan membahas pemikiran Ibnu Khaldun, khususnya dalam bidang
ekonomi. Doktor Ezzat menulis disertasi tentang Ibnu Khaldun berjudul Production, Distribution
and Exchange in Khalduns Writing dan Nashat menulis al-Fikr al-iqtisadi fi muqaddimat Ibn
Khaldun (Economic Though in the Prolegomena of Ibn Khaldun).. Selain itu kita masih memiliki
kontribusi kajian yang berlimpah tentang Ibnu Khaldun. Ini menunjukkan kebesaran dan
kepeloporan Ibnu Khaldun sebagai intelektual terkemuka yang telah merumuskan pemikiran-
pemikiran briliyan tentang ekonomi. Rosenthal misalnya telah menulis karya Ibn Khaldun the
Muqaddimah : An Introduction to History, Spengler menulis buku Economic Thought of Islam:
Ibn Khaldun, Boulakia menulis Ibn Khaldun: A Fourteenth Century Economist, Ahmad Ali
menulis Economics of Ibn Khaldun-A Selection, Ibn al Sabil menulis Islami ishtirakiyat fil
Islam, Abdul Qadir Ibn Khaldun ke maashi khayalat, (Economic Views of Ibn Khaldun),
Rifaat menulis Maashiyat par Ibn Khaldun ke Khalayat (Ibn Khalduns Views on Economics)
Somogyi menulis buku Economic Theory in the Classical Arabic Literature, Tahawi al-iqtisad al-
islami madhhaban wa nizaman wa dirasah muqaranh.(Islamic Economics-a School of Thought
and a System, a Comparative Study), T.B. Irving menulis Ibn Khaldun on Agriculture, Abdul
Sattar menulis buku Ibn Khalduns Contribution to Economic Thought in: Contemporary
Aspects of Economic and Social Thingking in Islam.

Anda mungkin juga menyukai