Anda di halaman 1dari 16

Kromosom Bawang

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk,
jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16 (Sastrosumarjo,
2006). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena
jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup
mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 1979)
1. Kitab Taurat
Taurat adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk membimbing
kaumnya (bani israil). Kitab ini menggunakan bahasa suryani. Kitab taurat dalam bahasa
Ibrani disebut Thora.Kitab Taurat sudah tidak berlaku lagi setelah diturunkannya Al-Qurn
kepada nabi Muhammad. Menurut fakta yang ada, rang yahudi mengakui kitab Taurat
sebagai kitab yang Allah turunkan kepad Nabi Musa. Taurat juga di akui leh kaum Nashara
(sebagai perjanjian lama). Orang islam mengakui bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi
Musa.
lama). Orang islam mengakui bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi Musa.

BIOLOGI
Selasa, 07 Februari 2012
akar (root)

Morfologi Akar
AKAR (RADIX)
Sifat-sifat akar :
1. Bagian tumbuhan yang umumnya terdapat di dalam tanah.
2. Arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop).
3. Tidak berbuku maupun beruas sehingga tidak mendukung tumbuhnya daun.
4. Tumbuh terus pada ujungnya.
Fungsi akar :
1. Memperkuat berdirinya tumbuhan.
2. Untuk menyerap air dan zat-zat yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah.
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke bagian lain dari tumbuhan.
4. Terkadang sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.

Bagian akar :
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian yang bersambungan langsung
dengan batang.
2. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringanjaringan yang masih mengadakan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat di antara leher akar dan
ujungnya.
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), bagan akar yang keluar dari akar pokoknya
dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
5. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk
serabut.
6. Rambut akar atau bulu akar (pilus radicalis), bagian akar yang sesungguhnya
hanyalah penonjolan sel-sel kulit luar akar yang berfungsi menyarap air.
7. Tudung akar (calyptra), bagain akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda.
Pada tumbuhan yang berkembang biak secara generatif, dalam biji sudah terdapat
calon akar atau akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, jika biji mulai
berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua jenis sistem
perakaran, yaiutu :
1. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga terus bertumbuh menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari
akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Sistem akar ini biasa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dycotildoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae). Perlu di ingat, sistem akar tunggang hanya di temukan pada
tanaman yang berkembang biak secara generatif (melalui biji).
2. Sistem akar serabut, dimana jika akar lembaga dalam perkembangan lanjutannya
mati atau kemudian pertumbuhannya disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Karena bentuknya seperti
serabut maka akar ini di sebut akar serabut (radix primaria).
Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi :
1. Akar tunggang yang sedikit bercabang dan biasanya cabang ini hanya berbentuk
serabut-serabut yang halus. Akar tunggang ini seringkali berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan cadangan makanan, misalnya :
1. Berbentuk tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke ujung
dengan serabut akar sebagai percabangan, biasanya berfungsi sebagai tempat
penimbunan cadangan makanan. Misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.),
wortel (Daucus carota I.).

2. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat. Cabang akar


berupa serabut akar yang hanya terdapat pada ujung akar yang sempit
meruncing. Misalnya akar bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
3. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti
serabut akar dan sedikit sekali bercabang. Misalnya pada kratok (Phaseolus
lunatus L.).
2. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini tumbuh kurus ke
bawah, bercabang banyak, dan cabangnya dapat bercabang lagi sehingga daerah
perakaran menjadi luas. Susunan akar ini terdapat pada pohon-pohon yang ditanam
dari biji.
Berhubung dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu,
pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang mempunyai sifat dan fungsi khusus,
misalnya yaitu :

Akar udara atau akar gantung(radix aereus). Akar


ini keluar dari bagian-bagian tanaman yang terdapat di
atas tanah, bergantung di udara. Selama masih
menggantung, akar ini hanya dapat menolong
menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali
mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air yang
disebut velamen (misalnya akar anggrek kalajengking
(Arahnis flosaeris)).

Akan tetapi jika akar ini telah mencapai dan masuk ke dalam tanah, bagian yang masuk tanah
lalu berkelakuan seperti akar biasa (menyerap air dari dalam tanah), bagian yang di atas tanah
seringkali berubah menjadi batang seperti yang terdapat pada pohon beringin (Ficus
benjamina L.)

Akar hisap atau akar penggerek (haustorium), akar yang terdapat pada tanaman
yang hidup sebagai parasit, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari pohon
inangnya seperti kita dapati pada benalu (Loranthus).

Akar pelekat (radix adligans), akar yang keluar dari bukubuku tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel
pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum
L.), sirih (Piper betle L.)

Akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memanjat,


tetapi dengan membelit atau memeluk penunjangnya,
misalnya pada panili (Vanilla planifolia Andr.).

Akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar


yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari
permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan.
Akar ini terdapat banyak lubang atau celah (pneumathoda)

untuk jalan masuknya udara yang diperlukan dalam pernafasan karena tumbuhan ini
biasanya hidup di tempat yang di dalam tanah sangat kekurangan oksigen, misalnya di
hutan bakau (mangroove) pada tanaman bogem ( Sonneratia sp.) dan kayu api
( Avicennia sp.).

Akar tunjang, yaitu akar yang tumbuh dari bagian bawah


batang ke segala arah dan seolah-olah menunjang batang
ini jangan sampai rebah. Sama seperti akar nafas, bagian
akar yang terdapat di atas permukaan tanah pada akar ini
banyak di temukan lubang atau celah untuk kepentingan
pernafasan. Misalnya pada pohon bakau (Rhizophora
conjogata L.) dan pohon pandan ( Pandanus tectorius Sol.)
.

Akar lutut, yaitu bagian akar yang tumbuh ke atas


lalu membengkok lagi masuk kedalam tanah. Akar ini
berfungsi seperti halnya dengan akar nafas yang
terdapat pada tumbuhan di tepi pantai yang rendah
berlumpur. Misal pada pohon tanjang (Bruguiera
parivolia W. Et A.).

ORGAN TUMBUHAN : AKAR (RADIX)


Organ adalah
kumpulan beberapa
jaringan yang secara
bersama-sama
melakukan tugas
tertentu. Organ
tumbuhan ada lima
yaitu akar, batang, daun,
bunga, buah. Yang
pertama kita bahas adalah
akar alias radix. Akar
adalah bagian utama dari
tumbuhan berkarmus
atau sudah memiliki
pembuluh. Akar
berkembang dari meristem
apikal di ujung akar
yang dilindungi kaliptra
(tudung akar).
Tudung akar berasal dari
meristem apikal dan
terdiri dari sel-sel parenkim. Tudung akar berfungsi sebagai pelindung.
Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. sel-sel baru terbentuk pada
bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal
membentuk daerah pemanjangan atau Zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat
Zona differensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona differensiasi sel, sel-sel akar
berkembangmenjaadi beberapa sel permanen, misalnya beberapa sel terdifferensiasi menjadi
xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim.

STRUKTUR AKAR
Akar memiliki struktur luar yang meliputi : tudung akar, batang akar, cabang akar (pada
dikotil), dan bulu akar. Secara anatomi akar terdiri dari empat bagian, epidermis, korteks,
endodermis, dan stele. Di luar itu ada lapisan piliferous yaitu epidermis yang berada pada
daerah bulu akar.
Kita pelajari struktur anatomi akar satu per satu
* EPIDERMIS terdiri dari 1 lapis sel yang tersusun rapat, dindng sel tipis sehingga mudah
ditembus air. Memiliki rambut-ranbut akar yang merupakan hasil aktifitas sel dari belakang
ttik tumbuh. rambut2 akar ini berfungsi memperluas bdang penyerapan.
* KORTEKS terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan
mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. jaringan-jaringan yang terdapat pada
korteks antara lain : parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
* ENDODERMIS terletak di sebelah dalam korteks. endodermis berupa 1 lapis sel yang
tersususn rapat tanpa ruang antar sel. dinding selnya mengalami penebalan gabus. deretan selsel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. penebalan gabus ini
tidak dapat ditembus air sehingga air harus masuk ke silinder pusat mellui sel endodermis
yang dindingnya tidak menebal, disebut sel penerus air. Endodermis merupakan pemisah
yang jelas antara korteks dan stele.
* STELE (SILINDER PUSAT) terletak di sebelah dalam endodermis. Di antara stele
terdapat berkas pengangkutan (floem dan xilem)

MACAM-MACAM SISTEM PERAKARAN


Ada tiga macam sistem perakaran, yakni:
* SISTEM PERAKARAN TUNGGANG (RADIX PRIMARIA)
Sistem Perakaran ini terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar ini terdiri atas sebuah akar besar
dengan beberapa cabang dan ranting akar, merupakan perkembangan dari akar primer dari
biji berkecambah.
* SISTEM PERAKARAN SERABUT (RADIX ADVENTICIA)
Sistem perakaran ini dimiliki oleh tumbuhan monokotil. Akar ini terdiri dari sejumlah akar
kecil, ramping, dan berukuran sama. perakaran serabut trbentuk pada waktu akar primer
mmebentuk cabang sebanyak-banyaknya.
* SISTEM PERAKARAN ADVENTIF
Sistem perakaran ini adalah sistem perakaran yang bukan berasal dari akar primer. Contohnya
akar dari batang cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari stek, bahkan ada akar yang
dari daun.
1.
Perbedaan Anatomi Akar Monokoti dan DikotilAkar monokotil (anatomi)

- Batas ujung akar dan kaliptra jelas- Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel- Punya empulur
yang luas sebagai pusat akar - Tidak ada kambiumnya- Jumlah lengan protoxilem banyak
(lebih dari 12)- Letak xilem dan floem berselang-seling
Akar dikotil (anatomi)
- Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas- Perisikel terdiri dari 1 lapis sel- Tidak punya
empulur / empulurnya sempit- Mempunyai kambium- Jumlah lengan xilem antara 2-6- Letak
xilem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)
Struktur Anatomi Akar Dikotil
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem
berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floemyang tersusun berselang-seling. Struktur
anatomi akar tumbuhan monokotildan dikotil berbeda.Secara morfologi, kayaknya antara
dikotil dan monokotil tidak ada bedanya.Cuma, tanaman monokotil akarnya serabut
dan tanaman dikotil akarnyatunggang.floem di luar (dengan kambium sebagai
pembatas)Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar
lembagaterus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
m e m i l i k i ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.Akar monokotil dan
dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi
ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-selkaliptra ada yang mengandung butir-butir
amylum, dinamakan kolumela

Ciri-Ciri dan Perbedaan Akar Dikotil dan Monokotil


Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang
dimiliki :
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
3. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
4. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Perkembangan Akar
Perkembangan Akar
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan
yang sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidak diperdulikan, karena akar
itu tidak tampak, maka tidak dipikirkan.
Penelitian mengenai akar sangat terbatas, jika dibandingkan dengan penelitian mengenai
organ tubuh tumbuhan lainnya, sebagian besar disebabkan oleh kesulitan yang ada untuk
mempelajarinya. Walaupun demikian, terdapat lebih banyak kesempatan untuk merangsang
pertumbuhan tanaman dengan cara mengubah lingkungan perakaran dibandingkan dengan
mengubah lingkungan pucuk. Udara, air, dan kondisi mineral rizosfer (lingkungan perakaran)

relatif mudah diubah melalui praktik pertanian.


Diferensiasi Jaringan pada Akar
Agak jauh dari promaristem apikal pada akar, dapat dibeda-bedakan epidermis, korteks, dan
silinder vaskuler. Perisikel dapat pula diidentifikasi dekat maristem apikal. Karena tidak
mungkin membedakan secara jelas antara maristem jaringan pembuluh dan maristem jaringan
bukan pembuluh, maka belum jelas apakah perisikel itu berkembang dari prokambium atau
dari maristem dasar. Sel-sel prokambium yang berdiferensiasi ke dalam unsur-unsur trakea
segera dapat diperbedakan dari sel-sel yang akan membentuk unsur-unsur floem. Sel-sel yang
disebut lebih dahulu itu membesar dan vakuolanya besar-besar, yang disebut kemudian
mengalami banyak sekali pembelahan tanpa menjadi besar, sehingga menjadi amat kecil.
Tingkat pemunculan berbagai unsur trakea, dibandingkan dengan tingkat pematangan yang
harus dijalani, sangat menarik. Sel-sel yang berkembang menjadi unsur-unsur metaxilem itu
menjadi besar, bersama-sama dengan vakuola yang ada didalamnya, sebelun sel-sel tersebut
berdiferensiasi kedalam unsur-unsur protoxilem, sedangkan tentu saja tingkat pematangan
justru sebaliknya. Karena itu dimensi akhir unsur-unsur metaxilem jauh lebih besar
dibandingkan dengan ukuran akhir. Hal ini terutama amat nyata pada protoxilem
(Heimsch,1951).
Perkembangan ontogenik dari sistem pembuluh primer akar itu lebih sederhana dibanding
dengan batang, karena diferensiasi sistem vaskuler pada batang itu berkaitan dengan
perkembangan daun. Sistem pembuluh pada akar berkembang secara terpisah dari organ
lateral dan prokambium berkembang secara akropetal sebagai kelanjutan tak terputus jaringan
pembuluh pada bagian-bagian akar yang lebih matang. Diferensiasi dan pematangan xilem
dan floem juga secara akropetal (Popham,1955) dan mengikuti proses pada prokambium.
Dari penelitian yang amat cermat yang dilakukan sampai sekarang itu ternyata bahwa unsurunsur protofloem menjadi matang lebih ke arah maristem apikal dibandingkan dengan unsurunsur trakea yang pertama-tama. Dari sini tampaklah bahwa proses pematangan unsur
protoxilem dan unsur protofloem itu juga lebih sederhana pada akar dari pada batang, dalam
hal ini diferensiasi awal pada xilem yang dekat dengan promordium daun dalam dua arah.
Pada umumnya diferensiasi jaringan akar dibelakang promaristem apikal dapat dirangkum
sebagai berikut : pembelahan periklinal dalam korteks berhenti dekat tingkatan dengan unsur
tipis menjadi matang; diluar daerah ini akar mengalami pemanjangan cepat, dan pematangan
protoxilem biasanya hanya berlangsung pada saat proses pemanjangan hampir selesai; jalur
caspari berkembang dalam sel-sel endodermis sebelum pematangan unsur-unsur protoxilem
dan pada umumnya juga sebelum timbulnya rambut-rambut akar.
Akar juga merupakan sumber utama beberapa pengatur pertumbuhan tanaman tertentu.
Penyerapan air dan mineral terutama terjadi melalui ujung akar dan bulu akar, walaupun
bagian akar yang lebih tua dan lebih tebal juga menyerap sebagian. Akar yang lebih tua
memainkan fungsi yang diperlukan untuk transport dan penyimpanan bahan, yang beranalogi
dengan transport bahan dari dan ke daun melalui batang dan percabangan.
Penambatan bukan hanya berarti memegang tanaman itu ditempatnya. Akar sendiri perlu
ditambat melawan gaya yang diberikan oleh bagian ujung yang menembus zona tanah yang
padat.
Akar seringkali berfungsi sebagai organ utama untuk penyimpanan cadangan makanan,
terutama untuk dikotil. Akar dikotil dilengkapi dengan korteks, empulur, atau jaringan
parenkim. Akar rumput-rumputan biasanya lebih halus, dan dibandingkan dengan akar dikotil
hanya memiliki sedikit kapasitas penyimpanan.
Kambium pada Akar
Pertumbuhan sekunder pada berbagai akar itu sangat berguna. Akar tunggang dan akar lateral
utama pada gimnosperma dan dikotiledon berkayu biasanya mengalami penebalan sekunder
kecuali ranting-rantingnya yang paling kecil. Pada akar beberapa kotiledon herba, terkadang

penebalan sekunder sama sekali tidak ada, atau hanya berupa sisa (umpamanya Ranunculus)
atau dapat pula berkembang dengan baik (misalnya Medicago).
Akar monokotiledon pada umumnya tidak mengalami penebalan sekunder, akan tetapi pada
beberapa misalnya, Dracaena, penebalan seperti itu memang ada.
Pada akar gimnospermae dan dikotiledon yang mempunyai penebalan sekunder kambium
mula-mula tampak dibagian dalam floem. Setelah sel-sel kambium ini membentuk beberapa
unsur sekunder, sel-sel perisikel disisi luar gugus protoxilem mulai membelah diri, dan sel-sel
dalam yang berasal dari pembelahan ini membentuk sel-sel kambium.
Inisiasi dan Pertumbuhan Akar
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang maristem ujung, sedangkan
pelebaran yang lebih daripada pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari maristem
lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuhan sekunder dari maristem
kambium. Pertumbuhan panjang dan lingkar akar umumnya beranalogi dengan pertumbuhan
panjang dan lingkar pada pucuk. Walaupun demikian, percabangan lateral tidak analog,
karena percabangan akar muncul dari lingkaran tepi yang jauh didalam jaringan tua atau
jaringan yang berdiferensiasi, suatu morfogenesis yang jelas berbeda dari percabangan pada
pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan.
Berdasarkan aktivitas enzim ATPase yang menunjukkan laju metabolik yang tinggi sebagai
karakteristik maristem, dapat dialokasikan maristem subapikal sepanjang beberapa milimeter
dari ujung akar.
Sel-sel baru dari maristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akar atau ke pembaruan
tudung akar. Tudung akar memainkan peranan penting dalam melindungi maristem akar dari
kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan mungkin dalam menunjukkan arah
penerobosan. Sel-sel tudung akar yang terkelupas juga memberikan pelumas untuk ujung
yang sedang tumbuh, menjadi tambahan bahan organik tanah. Tudung akar juga
menghasilkan asam absisat, suatu bahan pertumbuhan tanaman.
Maristem ujung akar berbeda dari maristem ujung pucuk, karena maristem ujung akar relatif
rendah kandungan DNA, RNA, dan aktivitas mitosisnya (Milthorpe dan Moorby, 1974).
Pelebaran Akar
Maristem akar mampu melaksanakan pertumbuhan yang kontinue, tidak terbatas pada akibat
pelebaran akar untuk periode yang secara potensial tidak terbatas. Pertumbuhan mungkin
terjadi pada seluruh musim tumbuh atau bahkan lebih lama, yang menghasilkan penerobosan
sampai 2 m per musim. Akar yang terpotong ternyata dapat tumbuh selama 40 sampai 50
minggu, tetapi hanya jika kandungan sukrosa mediumnya relatif rendah dan larutan kulturnya
sering diganti (Street, 1959).
Akar lateral
Akar maristem berasal dari maristem yang terbentuk didalam lingkaran tepi beberapa
sentimeter dari ujung akar. Akar rateral atau akar baru menembus endodermis dan korteks
setelah pembelahan dan perpanjangan sel mendorong ujung akar baru kearah permukaan akar
(Clowes,1969). Pada dikotil pembentukan akar lateral berlawanan dengan titik ujung dari
bintang xilem (pola pembentukan xilem dalam irisan melintang akar).
Pembentukan akar lateral itu dikendalikan secara genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan. Kendali genetik merupakan akibat dari 3 faktor :
1. Produksi penghambat pada ujung akar, yang berhubungan dengan dominansi ujung
(street,1959, Clowes,1978)
2. Produksi bahan penggiat pertumbuhan pada pucuk, yang ditranspor ke pucuk (misalnya :
auksin, tiamin, asam nikotimat, dan adenin).
3. Suatu keseimbangan atau interaksi antara bahan penghambat pertumbuhan dan bahan
penggiat pertumbuhan. Luka atau penghilangan ujung akar menghilangkan dominansi ujung
dan menggiatkan pembentukan akar lateral.

Primordium akar lateral agaknya terdapat pada banyak tumbuhan dalam urutan yang lebih
kurang beraturan (Riopel,1966; Mallory et al,1970). Diketahui bahwa semakin kecil jumlah
kutub protoxilem (situs potensial pembentukan akar leteral) semakin besar derajatnya dalam
penataan akar-akar lateral. Rupanya jarak primordium akar lateral dalam bidang horizontal
ditentukan oleh kekerabatannya dengan sistem vaskuler yang berkembang, dan tidak ada atau
hanya sedikit rintangan atau saingan antara primordium-primordium yang terletak diantara
kutub-kutub protoxilem yang dekat berhadapan.
Sistem Perakaran
Dalam medium perakaran yang homogen dan bebas penghalang, yang jarang atau tidak
pernah ada di alam, pertumbuhan akar menghasilkan konfigurasi geometrik: suatu hemisfer,
silinder, kerucut, atau kerucut terbalik, tergantung genotipnya. Konfigurasi dan komponenkomponennya pada titik tertentu pada daur hidupnya disebut sistem perakaran. Beberapa
faktor ikut menentukan perbedaan karakteristik dalam arsitektur sistem perakaran, seperti
kehalusan, kebiasaan percabangan, dan geotropisme. Faktor tanah juga sengat mempengaruhi
pertumbuhan akar dan arsitektur sistem. Yaitu : Genotipe, Persaingan tanaman, Penghilangan
daun, Atmosfer tanah, pH tanah, Suhu tanah, Kesuburan tanah, Air, Daya mekanik dan Fisik.

Struktur , Jaringan , & Jenis Pada Tumbuhan


Struktur, Jaringan , Jenis & Fungsi Akar Pada Tumbuhan - Akar merupakan bagian
tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar sebagian besar meruncing.
Terkadang, akar memiliki ujung yang berwarna cerah. Kami akan membahas akar secara
tuntas sampai ke akar akarnya dimulai dari apa sih fungsi akar pada tumbuhan itu ? lalu apa
saja jenis jenis akar yang selama ini ada ? Bagaimana dengan struktur serta jaringan dari akar
pada tumbuhan ?. Simak Artikel tentang Struktur , Jaringan , jenis & Fungsi Akar Pada
Tumbuhan ini.
Jenis Jenis Akar Tumbuhan
Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu jenis akar
tunggang , jenis akar serabut dan jenis akar adventif.
Jenis akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan Jenis akar serabut
dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada Jenis akar tunggang terdiri atas sebuah akar
besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal dari perkembangan akar primer
biji yang berkecambah. ( Jenis Akar Tunggang Tumbuhan )
Sementara pada jenis akar serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil,
ramping yang ke semuanya memiliki ukuran sama. Sistem
perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk
cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar, dan akar
primer selanjutnya mengecil, bentuknya mirip benang-benang.
Perhatikan Gambar 1. ( Jenis Akar Serabut Tumbuhan )
Gambar 1. Sistem akar tunggang
dan sistem akar serabut
Sedangkan
jenis
yang tumbuh dari setiap

perakaran adventif, merupakan akar


bagian tubuh tanaman dan bukan akar

primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang, akar yang keluar dari batang
(cangkokan). ( Jenis Akar Adventif Tumbuhan )
Gambar 2. Akar liar (adventitious)
pada tanaman jagung
Selain menjulur dari dasar tunas, akar
tumbuhan juga dapat keluar dari
permukaan tanah. Akar demikian bisa
muncul dari batang ataupun daun. Kita
dapat menyebut akar yang tumbuh pada
bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau adventitious (lihat Gambar 2.).
Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan penyokong batang tumbuhan yang menjulang
tinggi. Sebagai contoh ialah akar tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya.
Struktur & Jaringan Penyusun Akar pada tumbuhan Secara
morfologi dan anatomi
Secara morfologis ( dipotong membujur ) Struktur dan
Jaringan akar terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar
(kaliptra). Perhatikan Gambar 3.
Gambar 3. Akar dan bagian-bagiannya
Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar. Sementara
bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar
juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada
juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian
yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar.
Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar
memanjang menembus tanah disebut tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar).
Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru terbentuk pada
bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal
membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat
zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar
berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi
xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim. Perhatikan Gambar 4.
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan penyusun akar
tumbuhan sebagai berikut :
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga
mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari
belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.

2) Korteks terdiri dari banyak


sel dan tersusun berlapislapis,
dinding
selnya
tipis
dan
mempunyai banyak ruang antarsel
untuk
pertukaran
gas.
Jaringanjaringan yang terdapat
pada
korteks
antara
lain:
parenkim,
kolenkim,
dan
sklerenkim.
Gambar 5.
Pita Kaspari pada sel endodermis.
Sel endodermis dengan penebalan
gabus ini sulit ditembus oleh air.
3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang
tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan selsel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak
tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis
harus melalui protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang
letaknya sejajar dengan silinder pusat. (Gambar 2.13 pita kaspari) .Pada lapisan endodermis
juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk
huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air.
Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder pusat
melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal,
yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan
stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke
silinder pusat..
4) Stele (silinder pusat)
terletak di sebelah dalam
endodermis. Berkas
pengangkutan terdapat di
antara stele.
Jaringan penyusun anatomi
akar secara umum dapat Anda amati pada Gambar 6. berikut.
Gambar 6.
Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan Monokotil yang
diamati secara melintang
Diposkan oleh darisuro.bio di 04.35
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
1 komentar:

1.

Sandi H2 Maret 2014 06.28


kalo percabangan pada akar primer terbentuk dari daerah yang mana ya ?
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Fish
Pengikut
Arsip Blog

2012 (3)

Mengenai Saya

o Mei (1)

darisuro.bio
Lihat profil lengkapku

o Maret (1)
o Februari (1)

akar (root)

Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Cara Memperoleh naturalisasi


Cara memperoleh naturalisasi yaitu dengan mengajukan permohonan kepada HAM dan
Menteri Hukum melalui Kedubes RI atau Kantor Pengadilan Setempat. Jika disetujui, maka
harus mengucapkan janji setia di hadapan pengadilan negeri.
Syarat-syarat memperoleh naturalisasi menurut UU No.12 Tahun 2006 adalah

Sewaktu mengajukan permohonan, berada di wilayah Negara Republik Indonesia


paling singkat selama 5 (lima) tahun berturut-turut atau 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut.

Sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah.

Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mengakui Dasar Negara
Pancasila dan Undang-Undan Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Sehat jasmani dan rohani

Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih

Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi


berkewarganegaraan ganda

Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap

Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara

Perkembangan Akar
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan
yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki
sumbangan yang sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidak
diperdulikan, karena akar itu tidak tampak, maka tidak dipikirkan.
Penelitian mengenai akar sangat terbatas, jika dibandingkan dengan penelitian
mengenai organ tubuh tumbuhan lainnya, sebagian besar disebabkan oleh kesulitan
yang ada untuk mempelajarinya. Walaupun demikian, terdapat lebih banyak
kesempatan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dengan cara mengubah
lingkungan perakaran dibandingkan dengan mengubah lingkungan pucuk. Udara, air,
dan kondisi mineral rizosfer (lingkungan perakaran) relatif mudah diubah melalui
praktik pertanian.
Diferensiasi Jaringan pada Akar
Agak jauh dari promaristem apikal pada akar, dapat dibeda-bedakan epidermis,
korteks, dan silinder vaskuler. Perisikel dapat pula diidentifikasi dekat maristem
apikal. Karena tidak mungkin membedakan secara jelas antara maristem jaringan
pembuluh dan maristem jaringan bukan pembuluh, maka belum jelas apakah perisikel
itu berkembang dari prokambium atau dari maristem dasar. Sel-sel prokambium yang
berdiferensiasi ke dalam unsur-unsur trakea segera dapat diperbedakan dari sel-sel
yang akan membentuk unsur-unsur floem. Sel-sel yang disebut lebih dahulu itu
membesar dan vakuolanya besar-besar, yang disebut kemudian mengalami banyak
sekali pembelahan tanpa menjadi besar, sehingga menjadi amat kecil.
Tingkat pemunculan berbagai unsur trakea, dibandingkan dengan tingkat pematangan
yang harus dijalani, sangat menarik. Sel-sel yang berkembang menjadi unsur-unsur
metaxilem itu menjadi besar, bersama-sama dengan vakuola yang ada didalamnya,
sebelun sel-sel tersebut berdiferensiasi kedalam unsur-unsur protoxilem, sedangkan
tentu saja tingkat pematangan justru sebaliknya. Karena itu dimensi akhir unsur-unsur
metaxilem jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran akhir. Hal ini terutama amat
nyata pada protoxilem (Heimsch,1951).
Perkembangan ontogenik dari sistem pembuluh primer akar itu lebih sederhana
dibanding dengan batang, karena diferensiasi sistem vaskuler pada batang itu
berkaitan dengan perkembangan daun. Sistem pembuluh pada akar berkembang
secara terpisah dari organ lateral dan prokambium berkembang secara akropetal
sebagai kelanjutan tak terputus jaringan pembuluh pada bagian-bagian akar yang lebih

matang. Diferensiasi dan pematangan xilem dan floem juga secara akropetal
(Popham,1955) dan mengikuti proses pada prokambium. Dari penelitian yang amat
cermat yang dilakukan sampai sekarang itu ternyata bahwa unsur-unsur protofloem
menjadi matang lebih ke arah maristem apikal dibandingkan dengan unsur-unsur
trakea yang pertama-tama. Dari sini tampaklah bahwa proses pematangan unsur
protoxilem dan unsur protofloem itu juga lebih sederhana pada akar dari pada batang,
dalam hal ini diferensiasi awal pada xilem yang dekat dengan promordium daun
dalam dua arah. Pada umumnya diferensiasi jaringan akar dibelakang promaristem
apikal dapat dirangkum sebagai berikut : pembelahan periklinal dalam korteks
berhenti dekat tingkatan dengan unsur tipis menjadi matang; diluar daerah ini akar
mengalami pemanjangan cepat, dan pematangan protoxilem biasanya hanya
berlangsung pada saat proses pemanjangan hampir selesai; jalur caspari berkembang
dalam sel-sel endodermis sebelum pematangan unsur-unsur protoxilem dan pada
umumnya juga sebelum timbulnya rambut-rambut akar.
Fungsi Akar
Pertumbuhan akar yang kuat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan pucuk pada
umumnya. Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan secara biologis, fisik,
atau mekanis dan menjadi kurang berfungsi, maka pertumbuhan pucuk juga akan
kurang berfungsi.
Akar melayani tanaman dalam fungsi sebagai berikut (Weaver,1926) :
1. Penyerapan
2. Penambahan (anchorage)
3. Penyimpanan
4. Transpor, dan
5. Pembiakan
Akar juga merupakan sumber utama beberapa pengatur pertumbuhan tanaman
tertentu.
Penyerapan air dan mineral terutama terjadi melalui ujung akar dan bulu akar,
walaupun bagian akar yang lebih tua dan lebih tebal juga menyerap sebagian. Akar
yang lebih tua memainkan fungsi yang diperlukan untuk transport dan penyimpanan
bahan, yang beranalogi dengan transport bahan dari dan ke daun melalui batang dan
percabangan.
Penambatan bukan hanya berarti memegang tanaman itu ditempatnya. Akar sendiri
perlu ditambat melawan gaya yang diberikan oleh bagian ujung yang menembus zona
tanah yang padat.
Akar seringkali berfungsi sebagai organ utama untuk penyimpanan cadangan
makanan, terutama untuk dikotil. Akar dikotil dilengkapi dengan korteks, empulur,
atau jaringan parenkim. Akar rumput-rumputan biasanya lebih halus, dan
dibandingkan dengan akar dikotil hanya memiliki sedikit kapasitas penyimpanan.
Kambium pada Akar
Pertumbuhan sekunder pada berbagai akar itu sangat berguna. Akar tunggang dan
akar lateral utama pada gimnosperma dan dikotiledon berkayu biasanya mengalami
penebalan sekunder kecuali ranting-rantingnya yang paling kecil. Pada akar beberapa
kotiledon herba, terkadang penebalan sekunder sama sekali tidak ada, atau hanya
berupa sisa (umpamanya Ranunculus) atau dapat pula berkembang dengan baik
(misalnya Medicago).
Akar monokotiledon pada umumnya tidak mengalami penebalan sekunder, akan
tetapi pada beberapa misalnya, Dracaena, penebalan seperti itu memang ada.
Pada akar gimnospermae dan dikotiledon yang mempunyai penebalan sekunder
kambium mula-mula tampak dibagian dalam floem. Setelah sel-sel kambium ini

membentuk beberapa unsur sekunder, sel-sel perisikel disisi luar gugus protoxilem
mulai membelah diri, dan sel-sel dalam yang berasal dari pembelahan ini membentuk
sel-sel kambium.
Inisiasi dan Pertumbuhan Akar
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang maristem ujung,
sedangkan pelebaran yang lebih daripada pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil
dari maristem lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuhan
sekunder dari maristem kambium. Pertumbuhan panjang dan lingkar akar umumnya
beranalogi dengan pertumbuhan panjang dan lingkar pada pucuk. Walaupun
demikian, percabangan lateral tidak analog, karena percabangan akar muncul dari
lingkaran tepi yang jauh didalam jaringan tua atau jaringan yang berdiferensiasi, suatu
morfogenesis yang jelas berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari
ujung dan asalnya dari permukaan.
Berdasarkan aktivitas enzim ATPase yang menunjukkan laju metabolik yang tinggi
sebagai karakteristik maristem, dapat dialokasikan maristem subapikal sepanjang
beberapa milimeter dari ujung akar.
Sel-sel baru dari maristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akar atau ke
pembaruan tudung akar. Tudung akar memainkan peranan penting dalam melindungi
maristem akar dari kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan mungkin dalam
menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar yang terkelupas juga
memberikan pelumas untuk ujung yang sedang tumbuh, menjadi tambahan bahan
organik tanah. Tudung akar juga menghasilkan asam absisat, suatu bahan
pertumbuhan tanaman.
Maristem ujung akar berbeda dari maristem ujung pucuk, karena maristem ujung akar
relatif rendah kandungan DNA, RNA, dan aktivitas mitosisnya (Milthorpe dan
Moorby, 1974).
Pelebaran Akar
Maristem akar mampu melaksanakan pertumbuhan yang kontinue, tidak terbatas pada
akibat pelebaran akar untuk periode yang secara potensial tidak terbatas. Pertumbuhan
mungkin terjadi pada seluruh musim tumbuh atau bahkan lebih lama, yang
menghasilkan penerobosan sampai 2 m per musim. Akar yang terpotong ternyata
dapat tumbuh selama 40 sampai 50 minggu, tetapi hanya jika kandungan sukrosa
mediumnya relatif rendah dan larutan kulturnya sering diganti (Street, 1959).
Akar lateral
Akar maristem berasal dari maristem yang terbentuk didalam lingkaran tepi beberapa
sentimeter dari ujung akar. Akar rateral atau akar baru menembus endodermis dan
korteks setelah pembelahan dan perpanjangan sel mendorong ujung akar baru kearah
permukaan akar (Clowes,1969). Pada dikotil pembentukan akar lateral berlawanan
dengan titik ujung dari bintang xilem (pola pembentukan xilem dalam irisan
melintang akar).
Pembentukan akar lateral itu dikendalikan secara genetik, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Kendali genetik merupakan akibat dari 3 faktor :
1. Produksi penghambat pada ujung akar, yang berhubungan dengan dominansi
ujung (street,1959, Clowes,1978)
2. Produksi bahan penggiat pertumbuhan pada pucuk, yang ditranspor ke pucuk
(misalnya : auksin, tiamin, asam nikotimat, dan adenin).
3. Suatu keseimbangan atau interaksi antara bahan penghambat pertumbuhan dan
bahan penggiat pertumbuhan. Luka atau penghilangan ujung akar menghilangkan
dominansi ujung dan menggiatkan pembentukan akar lateral.
Primordium akar lateral agaknya terdapat pada banyak tumbuhan dalam urutan yang

lebih kurang beraturan (Riopel,1966; Mallory et al,1970). Diketahui bahwa semakin


kecil jumlah kutub protoxilem (situs potensial pembentukan akar leteral) semakin
besar derajatnya dalam penataan akar-akar lateral. Rupanya jarak primordium akar
lateral dalam bidang horizontal ditentukan oleh kekerabatannya dengan sistem
vaskuler yang berkembang, dan tidak ada atau hanya sedikit rintangan atau saingan
antara primordium-primordium yang terletak diantara kutub-kutub protoxilem yang
dekat berhadapan.
Sistem Perakaran
Dalam medium perakaran yang homogen dan bebas penghalang, yang jarang atau
tidak pernah ada di alam, pertumbuhan akar menghasilkan konfigurasi geometrik:
suatu hemisfer, silinder, kerucut, atau kerucut terbalik, tergantung genotipnya.
Konfigurasi dan komponen-komponennya pada titik tertentu pada daur hidupnya
disebut sistem perakaran. Beberapa faktor ikut menentukan perbedaan karakteristik
dalam arsitektur sistem perakaran, seperti kehalusan, kebiasaan percabangan, dan
geotropisme. Faktor tanah juga sengat mempengaruhi pertumbuhan akar dan
arsitektur sistem. Yaitu : Genotipe, Persaingan tanaman, Penghilangan daun, Atmosfer
tanah, pH tanah, Suhu tanah, Kesuburan tanah, Air, Daya mekanik dan Fisik.
By. Fitriaji NH

Anda mungkin juga menyukai