Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk,
jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16 (Sastrosumarjo,
2006). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena
jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup
mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 1979)
1. Kitab Taurat
Taurat adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk membimbing
kaumnya (bani israil). Kitab ini menggunakan bahasa suryani. Kitab taurat dalam bahasa
Ibrani disebut Thora.Kitab Taurat sudah tidak berlaku lagi setelah diturunkannya Al-Qurn
kepada nabi Muhammad. Menurut fakta yang ada, rang yahudi mengakui kitab Taurat
sebagai kitab yang Allah turunkan kepad Nabi Musa. Taurat juga di akui leh kaum Nashara
(sebagai perjanjian lama). Orang islam mengakui bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi
Musa.
lama). Orang islam mengakui bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi Musa.
BIOLOGI
Selasa, 07 Februari 2012
akar (root)
Morfologi Akar
AKAR (RADIX)
Sifat-sifat akar :
1. Bagian tumbuhan yang umumnya terdapat di dalam tanah.
2. Arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop).
3. Tidak berbuku maupun beruas sehingga tidak mendukung tumbuhnya daun.
4. Tumbuh terus pada ujungnya.
Fungsi akar :
1. Memperkuat berdirinya tumbuhan.
2. Untuk menyerap air dan zat-zat yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah.
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke bagian lain dari tumbuhan.
4. Terkadang sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.
Bagian akar :
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian yang bersambungan langsung
dengan batang.
2. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringanjaringan yang masih mengadakan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat di antara leher akar dan
ujungnya.
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), bagan akar yang keluar dari akar pokoknya
dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
5. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk
serabut.
6. Rambut akar atau bulu akar (pilus radicalis), bagian akar yang sesungguhnya
hanyalah penonjolan sel-sel kulit luar akar yang berfungsi menyarap air.
7. Tudung akar (calyptra), bagain akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda.
Pada tumbuhan yang berkembang biak secara generatif, dalam biji sudah terdapat
calon akar atau akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, jika biji mulai
berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua jenis sistem
perakaran, yaiutu :
1. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga terus bertumbuh menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari
akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Sistem akar ini biasa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dycotildoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae). Perlu di ingat, sistem akar tunggang hanya di temukan pada
tanaman yang berkembang biak secara generatif (melalui biji).
2. Sistem akar serabut, dimana jika akar lembaga dalam perkembangan lanjutannya
mati atau kemudian pertumbuhannya disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Karena bentuknya seperti
serabut maka akar ini di sebut akar serabut (radix primaria).
Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi :
1. Akar tunggang yang sedikit bercabang dan biasanya cabang ini hanya berbentuk
serabut-serabut yang halus. Akar tunggang ini seringkali berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan cadangan makanan, misalnya :
1. Berbentuk tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke ujung
dengan serabut akar sebagai percabangan, biasanya berfungsi sebagai tempat
penimbunan cadangan makanan. Misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.),
wortel (Daucus carota I.).
Akan tetapi jika akar ini telah mencapai dan masuk ke dalam tanah, bagian yang masuk tanah
lalu berkelakuan seperti akar biasa (menyerap air dari dalam tanah), bagian yang di atas tanah
seringkali berubah menjadi batang seperti yang terdapat pada pohon beringin (Ficus
benjamina L.)
Akar hisap atau akar penggerek (haustorium), akar yang terdapat pada tanaman
yang hidup sebagai parasit, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari pohon
inangnya seperti kita dapati pada benalu (Loranthus).
Akar pelekat (radix adligans), akar yang keluar dari bukubuku tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel
pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum
L.), sirih (Piper betle L.)
untuk jalan masuknya udara yang diperlukan dalam pernafasan karena tumbuhan ini
biasanya hidup di tempat yang di dalam tanah sangat kekurangan oksigen, misalnya di
hutan bakau (mangroove) pada tanaman bogem ( Sonneratia sp.) dan kayu api
( Avicennia sp.).
STRUKTUR AKAR
Akar memiliki struktur luar yang meliputi : tudung akar, batang akar, cabang akar (pada
dikotil), dan bulu akar. Secara anatomi akar terdiri dari empat bagian, epidermis, korteks,
endodermis, dan stele. Di luar itu ada lapisan piliferous yaitu epidermis yang berada pada
daerah bulu akar.
Kita pelajari struktur anatomi akar satu per satu
* EPIDERMIS terdiri dari 1 lapis sel yang tersusun rapat, dindng sel tipis sehingga mudah
ditembus air. Memiliki rambut-ranbut akar yang merupakan hasil aktifitas sel dari belakang
ttik tumbuh. rambut2 akar ini berfungsi memperluas bdang penyerapan.
* KORTEKS terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan
mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. jaringan-jaringan yang terdapat pada
korteks antara lain : parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
* ENDODERMIS terletak di sebelah dalam korteks. endodermis berupa 1 lapis sel yang
tersususn rapat tanpa ruang antar sel. dinding selnya mengalami penebalan gabus. deretan selsel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. penebalan gabus ini
tidak dapat ditembus air sehingga air harus masuk ke silinder pusat mellui sel endodermis
yang dindingnya tidak menebal, disebut sel penerus air. Endodermis merupakan pemisah
yang jelas antara korteks dan stele.
* STELE (SILINDER PUSAT) terletak di sebelah dalam endodermis. Di antara stele
terdapat berkas pengangkutan (floem dan xilem)
- Batas ujung akar dan kaliptra jelas- Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel- Punya empulur
yang luas sebagai pusat akar - Tidak ada kambiumnya- Jumlah lengan protoxilem banyak
(lebih dari 12)- Letak xilem dan floem berselang-seling
Akar dikotil (anatomi)
- Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas- Perisikel terdiri dari 1 lapis sel- Tidak punya
empulur / empulurnya sempit- Mempunyai kambium- Jumlah lengan xilem antara 2-6- Letak
xilem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)
Struktur Anatomi Akar Dikotil
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem
berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floemyang tersusun berselang-seling. Struktur
anatomi akar tumbuhan monokotildan dikotil berbeda.Secara morfologi, kayaknya antara
dikotil dan monokotil tidak ada bedanya.Cuma, tanaman monokotil akarnya serabut
dan tanaman dikotil akarnyatunggang.floem di luar (dengan kambium sebagai
pembatas)Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar
lembagaterus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
m e m i l i k i ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.Akar monokotil dan
dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi
ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-selkaliptra ada yang mengandung butir-butir
amylum, dinamakan kolumela
Perkembangan Akar
Perkembangan Akar
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan
yang sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidak diperdulikan, karena akar
itu tidak tampak, maka tidak dipikirkan.
Penelitian mengenai akar sangat terbatas, jika dibandingkan dengan penelitian mengenai
organ tubuh tumbuhan lainnya, sebagian besar disebabkan oleh kesulitan yang ada untuk
mempelajarinya. Walaupun demikian, terdapat lebih banyak kesempatan untuk merangsang
pertumbuhan tanaman dengan cara mengubah lingkungan perakaran dibandingkan dengan
mengubah lingkungan pucuk. Udara, air, dan kondisi mineral rizosfer (lingkungan perakaran)
penebalan sekunder sama sekali tidak ada, atau hanya berupa sisa (umpamanya Ranunculus)
atau dapat pula berkembang dengan baik (misalnya Medicago).
Akar monokotiledon pada umumnya tidak mengalami penebalan sekunder, akan tetapi pada
beberapa misalnya, Dracaena, penebalan seperti itu memang ada.
Pada akar gimnospermae dan dikotiledon yang mempunyai penebalan sekunder kambium
mula-mula tampak dibagian dalam floem. Setelah sel-sel kambium ini membentuk beberapa
unsur sekunder, sel-sel perisikel disisi luar gugus protoxilem mulai membelah diri, dan sel-sel
dalam yang berasal dari pembelahan ini membentuk sel-sel kambium.
Inisiasi dan Pertumbuhan Akar
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang maristem ujung, sedangkan
pelebaran yang lebih daripada pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari maristem
lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuhan sekunder dari maristem
kambium. Pertumbuhan panjang dan lingkar akar umumnya beranalogi dengan pertumbuhan
panjang dan lingkar pada pucuk. Walaupun demikian, percabangan lateral tidak analog,
karena percabangan akar muncul dari lingkaran tepi yang jauh didalam jaringan tua atau
jaringan yang berdiferensiasi, suatu morfogenesis yang jelas berbeda dari percabangan pada
pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan.
Berdasarkan aktivitas enzim ATPase yang menunjukkan laju metabolik yang tinggi sebagai
karakteristik maristem, dapat dialokasikan maristem subapikal sepanjang beberapa milimeter
dari ujung akar.
Sel-sel baru dari maristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akar atau ke pembaruan
tudung akar. Tudung akar memainkan peranan penting dalam melindungi maristem akar dari
kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan mungkin dalam menunjukkan arah
penerobosan. Sel-sel tudung akar yang terkelupas juga memberikan pelumas untuk ujung
yang sedang tumbuh, menjadi tambahan bahan organik tanah. Tudung akar juga
menghasilkan asam absisat, suatu bahan pertumbuhan tanaman.
Maristem ujung akar berbeda dari maristem ujung pucuk, karena maristem ujung akar relatif
rendah kandungan DNA, RNA, dan aktivitas mitosisnya (Milthorpe dan Moorby, 1974).
Pelebaran Akar
Maristem akar mampu melaksanakan pertumbuhan yang kontinue, tidak terbatas pada akibat
pelebaran akar untuk periode yang secara potensial tidak terbatas. Pertumbuhan mungkin
terjadi pada seluruh musim tumbuh atau bahkan lebih lama, yang menghasilkan penerobosan
sampai 2 m per musim. Akar yang terpotong ternyata dapat tumbuh selama 40 sampai 50
minggu, tetapi hanya jika kandungan sukrosa mediumnya relatif rendah dan larutan kulturnya
sering diganti (Street, 1959).
Akar lateral
Akar maristem berasal dari maristem yang terbentuk didalam lingkaran tepi beberapa
sentimeter dari ujung akar. Akar rateral atau akar baru menembus endodermis dan korteks
setelah pembelahan dan perpanjangan sel mendorong ujung akar baru kearah permukaan akar
(Clowes,1969). Pada dikotil pembentukan akar lateral berlawanan dengan titik ujung dari
bintang xilem (pola pembentukan xilem dalam irisan melintang akar).
Pembentukan akar lateral itu dikendalikan secara genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan. Kendali genetik merupakan akibat dari 3 faktor :
1. Produksi penghambat pada ujung akar, yang berhubungan dengan dominansi ujung
(street,1959, Clowes,1978)
2. Produksi bahan penggiat pertumbuhan pada pucuk, yang ditranspor ke pucuk (misalnya :
auksin, tiamin, asam nikotimat, dan adenin).
3. Suatu keseimbangan atau interaksi antara bahan penghambat pertumbuhan dan bahan
penggiat pertumbuhan. Luka atau penghilangan ujung akar menghilangkan dominansi ujung
dan menggiatkan pembentukan akar lateral.
Primordium akar lateral agaknya terdapat pada banyak tumbuhan dalam urutan yang lebih
kurang beraturan (Riopel,1966; Mallory et al,1970). Diketahui bahwa semakin kecil jumlah
kutub protoxilem (situs potensial pembentukan akar leteral) semakin besar derajatnya dalam
penataan akar-akar lateral. Rupanya jarak primordium akar lateral dalam bidang horizontal
ditentukan oleh kekerabatannya dengan sistem vaskuler yang berkembang, dan tidak ada atau
hanya sedikit rintangan atau saingan antara primordium-primordium yang terletak diantara
kutub-kutub protoxilem yang dekat berhadapan.
Sistem Perakaran
Dalam medium perakaran yang homogen dan bebas penghalang, yang jarang atau tidak
pernah ada di alam, pertumbuhan akar menghasilkan konfigurasi geometrik: suatu hemisfer,
silinder, kerucut, atau kerucut terbalik, tergantung genotipnya. Konfigurasi dan komponenkomponennya pada titik tertentu pada daur hidupnya disebut sistem perakaran. Beberapa
faktor ikut menentukan perbedaan karakteristik dalam arsitektur sistem perakaran, seperti
kehalusan, kebiasaan percabangan, dan geotropisme. Faktor tanah juga sengat mempengaruhi
pertumbuhan akar dan arsitektur sistem. Yaitu : Genotipe, Persaingan tanaman, Penghilangan
daun, Atmosfer tanah, pH tanah, Suhu tanah, Kesuburan tanah, Air, Daya mekanik dan Fisik.
primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang, akar yang keluar dari batang
(cangkokan). ( Jenis Akar Adventif Tumbuhan )
Gambar 2. Akar liar (adventitious)
pada tanaman jagung
Selain menjulur dari dasar tunas, akar
tumbuhan juga dapat keluar dari
permukaan tanah. Akar demikian bisa
muncul dari batang ataupun daun. Kita
dapat menyebut akar yang tumbuh pada
bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau adventitious (lihat Gambar 2.).
Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan penyokong batang tumbuhan yang menjulang
tinggi. Sebagai contoh ialah akar tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya.
Struktur & Jaringan Penyusun Akar pada tumbuhan Secara
morfologi dan anatomi
Secara morfologis ( dipotong membujur ) Struktur dan
Jaringan akar terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar
(kaliptra). Perhatikan Gambar 3.
Gambar 3. Akar dan bagian-bagiannya
Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar. Sementara
bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar
juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada
juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian
yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar.
Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar
memanjang menembus tanah disebut tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar).
Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru terbentuk pada
bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal
membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat
zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar
berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi
xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim. Perhatikan Gambar 4.
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan penyusun akar
tumbuhan sebagai berikut :
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga
mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari
belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.
1.
Fish
Pengikut
Arsip Blog
2012 (3)
Mengenai Saya
o Mei (1)
darisuro.bio
Lihat profil lengkapku
o Maret (1)
o Februari (1)
akar (root)
Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mengakui Dasar Negara
Pancasila dan Undang-Undan Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih
Perkembangan Akar
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan
yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki
sumbangan yang sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidak
diperdulikan, karena akar itu tidak tampak, maka tidak dipikirkan.
Penelitian mengenai akar sangat terbatas, jika dibandingkan dengan penelitian
mengenai organ tubuh tumbuhan lainnya, sebagian besar disebabkan oleh kesulitan
yang ada untuk mempelajarinya. Walaupun demikian, terdapat lebih banyak
kesempatan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dengan cara mengubah
lingkungan perakaran dibandingkan dengan mengubah lingkungan pucuk. Udara, air,
dan kondisi mineral rizosfer (lingkungan perakaran) relatif mudah diubah melalui
praktik pertanian.
Diferensiasi Jaringan pada Akar
Agak jauh dari promaristem apikal pada akar, dapat dibeda-bedakan epidermis,
korteks, dan silinder vaskuler. Perisikel dapat pula diidentifikasi dekat maristem
apikal. Karena tidak mungkin membedakan secara jelas antara maristem jaringan
pembuluh dan maristem jaringan bukan pembuluh, maka belum jelas apakah perisikel
itu berkembang dari prokambium atau dari maristem dasar. Sel-sel prokambium yang
berdiferensiasi ke dalam unsur-unsur trakea segera dapat diperbedakan dari sel-sel
yang akan membentuk unsur-unsur floem. Sel-sel yang disebut lebih dahulu itu
membesar dan vakuolanya besar-besar, yang disebut kemudian mengalami banyak
sekali pembelahan tanpa menjadi besar, sehingga menjadi amat kecil.
Tingkat pemunculan berbagai unsur trakea, dibandingkan dengan tingkat pematangan
yang harus dijalani, sangat menarik. Sel-sel yang berkembang menjadi unsur-unsur
metaxilem itu menjadi besar, bersama-sama dengan vakuola yang ada didalamnya,
sebelun sel-sel tersebut berdiferensiasi kedalam unsur-unsur protoxilem, sedangkan
tentu saja tingkat pematangan justru sebaliknya. Karena itu dimensi akhir unsur-unsur
metaxilem jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran akhir. Hal ini terutama amat
nyata pada protoxilem (Heimsch,1951).
Perkembangan ontogenik dari sistem pembuluh primer akar itu lebih sederhana
dibanding dengan batang, karena diferensiasi sistem vaskuler pada batang itu
berkaitan dengan perkembangan daun. Sistem pembuluh pada akar berkembang
secara terpisah dari organ lateral dan prokambium berkembang secara akropetal
sebagai kelanjutan tak terputus jaringan pembuluh pada bagian-bagian akar yang lebih
matang. Diferensiasi dan pematangan xilem dan floem juga secara akropetal
(Popham,1955) dan mengikuti proses pada prokambium. Dari penelitian yang amat
cermat yang dilakukan sampai sekarang itu ternyata bahwa unsur-unsur protofloem
menjadi matang lebih ke arah maristem apikal dibandingkan dengan unsur-unsur
trakea yang pertama-tama. Dari sini tampaklah bahwa proses pematangan unsur
protoxilem dan unsur protofloem itu juga lebih sederhana pada akar dari pada batang,
dalam hal ini diferensiasi awal pada xilem yang dekat dengan promordium daun
dalam dua arah. Pada umumnya diferensiasi jaringan akar dibelakang promaristem
apikal dapat dirangkum sebagai berikut : pembelahan periklinal dalam korteks
berhenti dekat tingkatan dengan unsur tipis menjadi matang; diluar daerah ini akar
mengalami pemanjangan cepat, dan pematangan protoxilem biasanya hanya
berlangsung pada saat proses pemanjangan hampir selesai; jalur caspari berkembang
dalam sel-sel endodermis sebelum pematangan unsur-unsur protoxilem dan pada
umumnya juga sebelum timbulnya rambut-rambut akar.
Fungsi Akar
Pertumbuhan akar yang kuat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan pucuk pada
umumnya. Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan secara biologis, fisik,
atau mekanis dan menjadi kurang berfungsi, maka pertumbuhan pucuk juga akan
kurang berfungsi.
Akar melayani tanaman dalam fungsi sebagai berikut (Weaver,1926) :
1. Penyerapan
2. Penambahan (anchorage)
3. Penyimpanan
4. Transpor, dan
5. Pembiakan
Akar juga merupakan sumber utama beberapa pengatur pertumbuhan tanaman
tertentu.
Penyerapan air dan mineral terutama terjadi melalui ujung akar dan bulu akar,
walaupun bagian akar yang lebih tua dan lebih tebal juga menyerap sebagian. Akar
yang lebih tua memainkan fungsi yang diperlukan untuk transport dan penyimpanan
bahan, yang beranalogi dengan transport bahan dari dan ke daun melalui batang dan
percabangan.
Penambatan bukan hanya berarti memegang tanaman itu ditempatnya. Akar sendiri
perlu ditambat melawan gaya yang diberikan oleh bagian ujung yang menembus zona
tanah yang padat.
Akar seringkali berfungsi sebagai organ utama untuk penyimpanan cadangan
makanan, terutama untuk dikotil. Akar dikotil dilengkapi dengan korteks, empulur,
atau jaringan parenkim. Akar rumput-rumputan biasanya lebih halus, dan
dibandingkan dengan akar dikotil hanya memiliki sedikit kapasitas penyimpanan.
Kambium pada Akar
Pertumbuhan sekunder pada berbagai akar itu sangat berguna. Akar tunggang dan
akar lateral utama pada gimnosperma dan dikotiledon berkayu biasanya mengalami
penebalan sekunder kecuali ranting-rantingnya yang paling kecil. Pada akar beberapa
kotiledon herba, terkadang penebalan sekunder sama sekali tidak ada, atau hanya
berupa sisa (umpamanya Ranunculus) atau dapat pula berkembang dengan baik
(misalnya Medicago).
Akar monokotiledon pada umumnya tidak mengalami penebalan sekunder, akan
tetapi pada beberapa misalnya, Dracaena, penebalan seperti itu memang ada.
Pada akar gimnospermae dan dikotiledon yang mempunyai penebalan sekunder
kambium mula-mula tampak dibagian dalam floem. Setelah sel-sel kambium ini
membentuk beberapa unsur sekunder, sel-sel perisikel disisi luar gugus protoxilem
mulai membelah diri, dan sel-sel dalam yang berasal dari pembelahan ini membentuk
sel-sel kambium.
Inisiasi dan Pertumbuhan Akar
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang maristem ujung,
sedangkan pelebaran yang lebih daripada pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil
dari maristem lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuhan
sekunder dari maristem kambium. Pertumbuhan panjang dan lingkar akar umumnya
beranalogi dengan pertumbuhan panjang dan lingkar pada pucuk. Walaupun
demikian, percabangan lateral tidak analog, karena percabangan akar muncul dari
lingkaran tepi yang jauh didalam jaringan tua atau jaringan yang berdiferensiasi, suatu
morfogenesis yang jelas berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari
ujung dan asalnya dari permukaan.
Berdasarkan aktivitas enzim ATPase yang menunjukkan laju metabolik yang tinggi
sebagai karakteristik maristem, dapat dialokasikan maristem subapikal sepanjang
beberapa milimeter dari ujung akar.
Sel-sel baru dari maristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akar atau ke
pembaruan tudung akar. Tudung akar memainkan peranan penting dalam melindungi
maristem akar dari kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan mungkin dalam
menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar yang terkelupas juga
memberikan pelumas untuk ujung yang sedang tumbuh, menjadi tambahan bahan
organik tanah. Tudung akar juga menghasilkan asam absisat, suatu bahan
pertumbuhan tanaman.
Maristem ujung akar berbeda dari maristem ujung pucuk, karena maristem ujung akar
relatif rendah kandungan DNA, RNA, dan aktivitas mitosisnya (Milthorpe dan
Moorby, 1974).
Pelebaran Akar
Maristem akar mampu melaksanakan pertumbuhan yang kontinue, tidak terbatas pada
akibat pelebaran akar untuk periode yang secara potensial tidak terbatas. Pertumbuhan
mungkin terjadi pada seluruh musim tumbuh atau bahkan lebih lama, yang
menghasilkan penerobosan sampai 2 m per musim. Akar yang terpotong ternyata
dapat tumbuh selama 40 sampai 50 minggu, tetapi hanya jika kandungan sukrosa
mediumnya relatif rendah dan larutan kulturnya sering diganti (Street, 1959).
Akar lateral
Akar maristem berasal dari maristem yang terbentuk didalam lingkaran tepi beberapa
sentimeter dari ujung akar. Akar rateral atau akar baru menembus endodermis dan
korteks setelah pembelahan dan perpanjangan sel mendorong ujung akar baru kearah
permukaan akar (Clowes,1969). Pada dikotil pembentukan akar lateral berlawanan
dengan titik ujung dari bintang xilem (pola pembentukan xilem dalam irisan
melintang akar).
Pembentukan akar lateral itu dikendalikan secara genetik, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Kendali genetik merupakan akibat dari 3 faktor :
1. Produksi penghambat pada ujung akar, yang berhubungan dengan dominansi
ujung (street,1959, Clowes,1978)
2. Produksi bahan penggiat pertumbuhan pada pucuk, yang ditranspor ke pucuk
(misalnya : auksin, tiamin, asam nikotimat, dan adenin).
3. Suatu keseimbangan atau interaksi antara bahan penghambat pertumbuhan dan
bahan penggiat pertumbuhan. Luka atau penghilangan ujung akar menghilangkan
dominansi ujung dan menggiatkan pembentukan akar lateral.
Primordium akar lateral agaknya terdapat pada banyak tumbuhan dalam urutan yang