Anda di halaman 1dari 12

BEKERJA DI KETINGGIAN DAN RUANG TERBATAS

Disusun Oleh :

Berliana Suroso

Riska Syam

Febrianty Amir

Dosen Pembimbing : Dr. Fatmawaty Mallapiang, SKM., M.Kes


BEKERJA DIKETINGGIAN DAN RUANG TERBATAS

1. Deskripsi Bekerja di Ketinggian dan Ruang Terbatas

a. Definisi
Bekerja di ketinggian

Bekerja pada ketinggian (working at height) adalah pekerjaan yang


membutuhkan pergerakan tenaga kerja untuk bergerak secara vertikal naik, mau
pun turun dari suatu platform (Mahendra, 2015).

Ruang terbatas

Ruang terbatas atau yang biasa dikenal dengan confined spaces adalah suatu
ruang yang tidak dirancang untuk tempat kerja secara terus menerus atau
berkelanjutan didalamnya dan memiliki akses keluar dan masuk yang terbatas.
Confined space mempunyai sarana yang terbatas untuk keluar dan masuk, misalknya
pada kapal atau ponton, tongkang, saluran udara, tempat penimbunan sampah,
tangki, tong, kubah, gudang tertutup dan terowongan (Mastribut, 2016).

Ruang terbatas tidak hanya terletak dibawah tanah, tetapi juga dapat terletak
di atas atau lokasi yang mudah dijangkau. Ruang terbatas juga tidak selamnya
memiliki ukuran yang kecil, selama ruangan tersebut memiliki akses yang terbatas
maka dapat disebut sebagai ruang terbatas.

b. Istilah-Istilah
Bekerja di Ketinggian
1. Jatuh adalah terlepas dan terhempas dari ketinggian ke bawah dengan cepat,
baik masih dalam pergerakan turun maupun sudah sampai ke tanah
2. Positioning system devices merupakan system yang diaplikasikan untuk
mendukung tubuh yang biasanya terlihat perbedaan posisi dari D-ring atau
Dorsal D yaitu jika fall arrent system atau system penahan jatuh, restraint
system atau system pencegah jatuh posisi D-ring berada di Back One The
Neck atau bagian belakang leher. Biasanya system ini digunakan pada
pekerjaan dibagian vertical kolom
3. Anchorage point/titik tie off merupakan posisi yang terletak pada struktur
independen dimana pengikat jatuh atau talinya diikatkan dengan baik dan
aman
4. Supervisor adalah harus dapat memastikan posisi penempatan chorage point
sehingga potensi risiko terjadinya swing down dan swing back dapat dihindari
5. Connection device/peralatan penghubung yang digunakan untuk
menghubungkan anchorage connector dengan body wear contohnya
( shock-absorbing lanyard, fall limiter, self-retracting lifeline, rope grab)
6. Tali pengikat ( lanyard ) adalah komponen yang fleksibel yang memungkinkan
koneksi antara harness dan anchorage dan shock absorber (penyerap energy)
7. Shock absorber yaitu perangkat yang ditempatkaan secara tunggal dengan
horizontal lifeline untuk menyerap suatu energy dan mengurangi kekuatan
ketika terjatuh dari ketinggian
8. Carabiner merupakan sebuah konektor yang memiliki spring loaded gate
dimuat dengan mekanisme penguncian sekunder dirancang untuk
menghubungkan ke konektor lain atau titik sambungan
9. Snaphook merupakan sebuah konektor menempel pada line atau lanyard
(tali pengikat) yang terdiri dari hook berbentuk kait dengan self closing atau
self locking gate yang dirancang untuk menerima titik lampiran yang
kompatibel
Ruangan Terbatas
1. Gas atmosfer berbahaya adalah gas yang terdapat dalam ruang terbatas yang
dapat menyebabkan kematian atau ketidak mampuan pekerja untuk
menyelamatkan diri
2. Pengujian gas atmosfer berbahaya, yaitu proses identifikasi dan evaluasi
kandungan gas atmosfer berbahaya dengan menggunakan alat uji yang
terkalibrasi dan metode uji yang sesuai
3. Ijin masuk adalah dokumen tertulis yang telah diberikan oleh pengurus
untuk memperbolehkan dan mengawasi kegiatan dalam ruang terbatas
4. Udara kurang oksigen, yaitu kondisi dimana konsentrasi oksigen berada di
bawah 19,5 % volume udara yang dapat menyebabkan sesak napas dan
kematian
5. Udara kaya oksigen, yaitu kondisi dimana konsentrasi oksigen berada diatas
23,5% volume udara yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan peledakan
6. Bahan beracun, adalah suatu bahan yang dapat menyebabkan gangguan
pada kesehatan tenaga kerja apabila melebihi nilai ambang batas yang
diperkenankan
7. Petugas madya adalah pekerja yang berjaga di luar satu ataupun lebih dari
satu pada ruang terbatas yang membutuhkan ijin khusus, yang bertugas
mengawasi petugas utama, dan melakukan seluruh tugas petugas madya
sesuai dengan program pengawasan ruang terbatas
8. Petugas utama adalah pekerja yang telah diberi wewenang oleh pengurus
untuk memasuki dan melakukan pekerjaan di dalam ruang terbatas yang
memerlukan ijin khusus
9. Pemampatan (blanking/blinding) yaitu penutupan total jaringan, pipa atau
saluran dengan cara memasang lempengan padat/sorokan (seperti spectacle
blind atau skillet blind) yang dapat menutupi secara total dan dapat menahan
tekanan maksimum dalam jaringan, pipa atau saluran tersebut tanpa
menimbulkan kebocoran pada lempengan padat
10. Penutupan dan pengurasan yaitu penutupan jaringan, pipa atau saluran
dengan cara menutup dan mengunci atau mengkaitkan 2 katup yang
berhubungan dengan membuka dan mengunci atau mengkaitkan katup
pengurasan atau pembuangan pada jaringan diantara 2 katup yang tertutup
tersebut
11. Gawat darurat yaitu setiap keadaan (termasuk terjadinya kegagalan
pengendalian bahaya atau monitoring peralatan) atau kejadian baik yang
berlangsung di dalam atau di luar ruang terbatas yang dapat membahayakan
pekerja di dalamnya
12. Terliputi atau Engulfment berarti keadaan dimana seseorang terperangkap
oleh cairan atau substansi padat yang dapat terhirup sehingga dapat
menyebabkan gangguan berupa penyumbatan sistem pernapasan sehingga
dapat menimbulkan kematian melalui strangulasi, konstriksi atau penekanan
13. Kegiatan berarti dimana seseorang melalui jalur masuk ruang terbatas yang
memerlukan ijin khusus. Sedangkan masuk kedalam ruangan tersebut
meliputi kegiatan yang dilangsungkan dalam ruang tersebut
14. Ahli K3 adalah orang atau pengurus, pengawas pekerja atau supervisor yang
bertanggung jawab untuk menentukan apakah terdapat kondisi yang masih
diperbolehkan untuk melakukan kegiatan dalam ruang terbatas tersebut
sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat, untuk mengesahkan dan
mengawasi proses tersebut dan untuk menghentikan kegiatan seperti diatur
pada pedoman ini
15. Lingkungan berbahaya yaitu lingkungan yang dapat menyebabkan pekerja
menghadapi risiko kematian, atau ketidakmampuan menyelamatkan diri
secara mandiri, kecelakaan, terluka, ataupun penyakit akut
16. Ijin untuk melakukan pekerjaan panas adalah ijin tertulis dari atasan pekerja
tersebut untuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan sumber panas
seperti riveting, pengelasan, pemotongan, pembakaran atau pemanasan
17. kesakitan atau kematian dengan segera yaitu setiap kondisi yang dapat
mengakibatkan kematian segera atau dapat menimbulkan efek samping
permanen terhadap kesehatan atau dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja
18. Pengisian/Pembilasan dengan gas inert (purging) berarti pengisian udara
dalam ruang terbatas dengan menggunakan gas yang tidak mudah meledak
(seperti nitrogen) sehingga udara di ruang tersebut menjadi tidak mudah
meledak
19. . Isolasi yaitu proses dimana ruang terbatas tersebut di-nonfungsikan dan
tertutup sepenuhnya dari pelepasan energi atau material ke lingkungan
terbuka melalui cara seperti pemasangan sorokan (blanking/blinding),
pemindahan jaringan pipa atau saluran, penutupan dan pengurasan,
penutupan seluruh sumber energi, serta pemutusan seluruh jaringan
20. Pemutusan jaringan berarti pembukaan pipa, jaringan atau saluran yang
mengandung bahan beracun, mudah terbakar, korosif, gas inert, atau cairan
lainnya yang pada volume atau tekanan dan suhu tertentu dapat
mengakibatkan kerusakan berupa ledakan dan lain-lain
21. Kondisi terlarang yaitu setiap kondisi dimana pekerja tidak dapat melakukan
kegiatan di dalam ruang terbatas dengan ijin khusus
22. Petugas penyelamat berarti orang yang bertugas menyelamatkan pekerja
dari kecelakaan atau bahaya pada ruang terbatas
23. Sistem penyelamatan yaitu peralatan (seperti tali penyelamat, sabuk
pengaman, baik yang sebatas dada ataupun digunakan di seluruh tubuh,
wristlet, atau alat pengangkut) yang digunakan untuk mengeluarkan pekerja
dari ruang terbatas
24. Pengujian yaitu proses identifikasi dan evaluasi bahaya
25. yang mungkin dihadapi petugas utama dalam ruang terbatas dengan ijin
khusus
c. Dasar Hukum
Bekerja di Ketinggian
1) UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Permenartrans No Per 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Konstruksi Bangunan
3) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor
117/Men/PPK-PKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pemeriksaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat
dan Tempat-tempat Publik Lainnya.
4) Permenaker No, 09 Tahun 2019 tentang Bekerja pada Ketinggian
Ruang Terbatas
1) Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120
mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
2) Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja • Undang
Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 4
3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
4) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia di udara Lingkungan Kerja
5) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
SE.117/Men/PPKPKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat,
dan TempatTempat Publik Lainnya.
d. Statistik/Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pekerja Ketinggian dan Ruang
Terbatas

Pada tahun 2015 International Labour Organization (ILO) memperkirakan


secara global bahwa terdapat 60.000 kecelakaan kerja yang fatal pertahunnya.
Terdapat 1 dari 6 kecelakaan fatal yang dilaporkan dan terjadi pada sektor
konstruksi. Health and Safety Executive (HSE) di Inggris mengemukakan pada
tahun 2014 jenis pekerjaan angka kematian tertinggi yang dialami oleh pekerja
yaitu carpenters, joiner, roofer, dan construction. Dari 142 catatan kematian,
penyebab utamanya disebabkan oleh pekerja yang jatuh dari ketinggian yaitu
sebesar 45%. Dari luka berat yang terjadi sebesar 31% disebabkan karena jatuh
dari ketinggian, 27% karena pekerja terpelest, terjatuh dan tersandung, 13%
karena kejatuhan benda, dan 9% karena pekerjaan handling.

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) juga


mengemukakan bahwa di Amerika menunjukkan jumlah kematian total pada
sektor konstruksi tahun 2014 sebanyak 874 korban jiwa. Dari jumlah kematian
tersebut diantaranya 349 jiwa disebabkan karena jatuh dari ketinggian, 73 jiwa
kejatuhan benda, 74 jiwa karena listrik, dan 12 jiwa karena kecelakaan lainnya.
Kematian dalam sektor konstruksi kemungkinan besarnya terjadi lima kali
dibandingkan dengan industri manufaktur (Kecelakaan & Di, 2015).

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) Statistic mencatat


terdapat 431 insiden confined space atau ruang terbatas dengan jumlah kematian
sebanyak 530 kasus di Amerika Serikat yang disebabkan karena kekurangan
oksigen atau terdapat atmosfer beracun. Di Australia kasus kecelakaan confined
space mengakibatkan 8 kematian dan di United Kingdom sebanyak 29 kematian
pada tahun 2011. Sedangkan di Malaysia terdapat kasus kecelakaan kerja yang
terjadi di confined space yang dilaporkan oleh Malaysia’s Social Security
Organization (SOSCO) pada tahun 2010 sebanyak 1.396 kasus.
Sementara itu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan menyatakan pada tahun 2015 setiap 100.000 kasus kecelakaan
yang dicatat terhadap tenaga kerja di Indonesia, terdapat 30% diantaranya terjadi
di sektor konstruksi. Kementrian Ketenagkerjaan pada tahun 2014 menyatakan
bahwa jumlah dari kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja konstruksi sangat
tinggi yaitu 31.9% dari jumlah kecelakaan, dengan jenis kasus kecelakaan tertinggi
yaitu jatuh dari ketinggian sebesar 26%, tertimpa 9% dann terbentur 12 (Safitri &
Widowati, 2017)

Di Indonesia pada tahun 2011 terdapat kecelakaan kerja di PT. Pertamina


Persero Refinery Unit IV yang berlokasi di Cilacap menyatakan 7 pekerja jatuh ke
dalam tangki yang merupakan pekerjaan di ruang terbatas penampungan lumpur
minyak yang menyebabkan 3 pekerja kritis dan 4 pekerja meninggal dunia.

e. Karakteristik Pekerja

Bekerja di Ketinggian

Adapun karakteristik pekerja di ketinggian yaitu :


1) Terdapat pekerjaan yang memiliki potensi risiko terjatuh dari atas ketinggian
2) Bekerja pada ketinggian 4 feet atau 1,24 meter atau lebih dari atas sebuah
lantai atau tanah yang ada
3) Bekerja pada ketinggian 6 feet atau 1,8 meter atau lebih pada sisi yang
terbuka atau pinggiran tanpa menggunakan peralatan mekanis
4) Bekerja pada ketinggian 10 feet atau 3,1 meter atau bekerja pada sisi
terbuaka atau pinggiran yang mengharuskan menggunakan peralatan
mekanik
5) Terdapat lantai dasar atau Base Elevation

Contoh pekerja yang terlibat pada bekerja di ketinggian yaitu pekerja


yang mendirikan scaffolding dengan ketinggian lebih dari 1.8 meter, bekerja
diatas atap bangunan, pemasangan cladding dan roofing.
Ruang Terbatas

Adapun karakteristik pekerja di ruang terbatas yaitu :


1) Memiliki luas yang terbatas dan dikonfigurasi sehingga tubuh pekerja bisa
masuk dan melaksanakan tugasnya
2) Tidak dibuat sebagai tempat tinggal untuk manusia
3) Memiliki keterbatasan pintu agar dapat masuk dan keluar
4) Terdapat risiko kecelakaan bagi orang yang memasukinya. Biasanya
disebabkan oleh kandungan udara, bentuk konstruksi dan jenis pekerjaan
yang dilakukan
5) Tidak memiliki desain untuk pekerjaan yang berlanjut

Contoh pekerja yang terlibat pada ruang terbatas yaitu pekerja yang
melakukan penggantian filter di dalam Gas Turbine Generator (GTG).

f. Alur Proses Kerja


Bekerja di Ketinggian
1) Merakit rangka atap baja
Saat melakukan perakitan harus mengukur panjang dan lebar dari bidang yang
akan ditutup atap untuk memudahkan mengetahui kemiringan atap, dan dirakit
menjadi kuda-kuda sesuai rencana dimana bentuk standar kuda-kuda berupa
segitiga utuh
2) Pemasangan rangka atap pada tumpuan
Kuda-kuda yang telah dirakit kemudian diangkat dan diletakkan pada tumpuan.
Pengangkatan tersebut dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak rakitan
3) Pemasangan balok not, pengaku serta kelengkapan lainnya
Pemasangan kelengkapan rangka atap dimulai dari memasang balok not yang
berfungsi untuk menghubungkan puncak kuda-kuda. Ahar menjamin kekuatan
struktur harus memasang batang pengaku atau bracing untuk mengikat antar
kuda-kuda. Setelah itu memasang kelengkapan yang lain seperti usuk, talang
jurai, dan reng
4) Pengecatan pada atap yang telah selesai dipasang
Ruang Terbatas
1) Memasuki area confined space dan ingin menuju kebawah dengan
menggunakan tangga yang telah disediakan
2) Pengunci filter dibuka kemudian memasukkan filter yang baru pada gas
turbin dan mengeluarkan filter yang lama
3) Filter dikunci agar rapat dengan modul
2. Potensial Hazard dan Risiko pada Pekerjaan di Ketinggian dan Ruang Terbatas
a. Potensial Hazard
Bekerja di Ketinggian
1) Saat merakit tangan dapat tertusuk material
2) - Pekerja dapat tertimpah oleh kuda-kuda yang dirakit
- Cidera otot akibat beban kuda-kuda yang diangkat
3) – Pekerja yang lain tertimpah benda tajam yang jatuh dari atas atap
- Pekerja dapat terjatuh diatas atap ketika melengkapi pemasangan atap
4) Gangguan pernapasan akibat terhirup bahan kimia yang terkandung dalam cat
Ruang Terbatas
1) Dapat membuat pekerja terpeleset dan menimbulkan cidera
2) - Terjatuh dari tangga
- Low back pain akibat postur kerja yang membungkuk ketika memasuki area
ruang terbatas
3) - Mengalami gangguan pernapasan karena menghirup gas beracun dan
- Gangguan penglihatan akibat pencahayaan yang minim
b. Upaya Pengendalian Potensial Hazard
Bekerja di Ketinggian
1) Pekerja harus berhati-hati saat merakit, konsentrasi dan menggunakan APD
berupa sarung tangan
2) - Mengangkat material sesuai dengan kemampuan dengan tidak melebihi
beban yang disanggupi
- Memberikan jeda antara pengangkatan yang pertama dan berikutnya
- Melakukan istirahat curian
- Menggunakan APD berupa helm safety
3) – Menyediakan wadah tempat penyempanan alat atau material yang dipakai
- Memasang safety net yang berfungsi untuk menjaga material yang
terjatuh dari atas atap
4) Menggunakan APD berupa masker

Ruang terbatas

1) Pemberian instruksi kerja yang baik dan benar oleh pengawas


2) – Melakukan pengecekan pada tangga yang digunakan dengan mamastikan
bahwa tangga aman digunakan
- Menerapkan postur kerja yang ergonomis
- Menggunakan APD berupa helm safety
3) – Menggunakan APD berupa masker
-Penambahan lampu penerangan sesuai standar
DAFTAR PUSTAKA

Health and Safety Executive (2014).


Internatioanl Labour Organization (2015).
Kecelakaan, T., & Di, K. (2015). ANALISIS IMPLEMENTASI IZIN KERJA DI KETINGGIAN, 3(April).
Occupational Health and Safety Admnistration (2014).
Pengetahuan, H., & Prasarana, S. (2004). CONFINED SPACE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE ,
FACILITIES , AND SUPERVISION WITH IMPLEMENTATION BEHAVIORS OF SOP CONFINED.

Penggunaan, P., Pelindung, A., Apd, D., Pekerjaan, P., & Di, K. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN, 3(April), 572–581.
Permenaker No. 9 Tahun 2019.
Pt, D. I., Perkasa, T., & Air, P. (2016). Kata Kunci : Prosedur, Identifikasi, APD, Pengendalian,
Ruang Terbatas, Tangki CPO, 41–49.
Safitri, N., & Widowati, E. (2017). HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH, 1(2), 77–88.
Sari, R. D., Kurniawan, B., Wahyuni, I., Masyarakat, F. K., & Diponegoro, U. (2015). MELAKSANAKAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR CONFINED SPACE ENTRY PADA TANGKI CRUDE OIL
TERHADAP KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN X, 3(April).

Anda mungkin juga menyukai