Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu masalah besar di dunia

(Alfians dkk, 2017). Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga

mengakibatkan retensi urea dan sampah nitrogen lain di dalam darah (Adhitama

dkk, 2016). Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal,

apabila tidak segera ditangani, maka akan berakhir dengan Gagal Ginjal Kronik

atau dalam istilah medisnya disebut dengan Chronic Kidney Disease (CKD)

(Kazama, 2009 dalam Rustandi dkk, 2018). Chronic Kidney Disease didefinisikan

sebagai adanya kerusakan ginjal yang ditandai dengan ekskresi albumin abnormal

atau penurunan fungsi ginjal (Kartika, 2017).

Angka penderita CKD di dunia tergolong cukup tinggi dan menjadi

masalah kesehatan yang serius mulai dari negara maju maupun negara

berkembang. Menurut United States Renal Data System (USRDS) pada tahun

2014 ditemukan sekitar 651.000 kasus CKD di Amerika Serikat. Angka prevalensi

penyakit ginjal terminal yang menjalani hemodialisa terus meningkat dengan

3079 kasus pada tahun 2009 (Kartika, 2017). Pada tahun 2013 CKD di Indonesia

mencapai 0,2% (Riskesdas, 2013). Menurut Amalia (2015) meyebutkan bahwa

penyakit CKD merupakan penyakit yang mengancam jiwa karena CKD dapat

menyebabkan kematian akibat uremia dan gagal jantung dimana sebanyak 219,2

1
2

juta orang penderita CKD di seluruh dunia menjalani hemodialisa. Menurut

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Penferi) tahun 2014 ditemukan sekitar 3.080

kasus CKD di Indonesia. Di Kabupaten Gianyar, terdapat sebanyak 412 kasus

CKD, yang terdiri dari 185 perempuan dan 227 laki-laki dan sebagian besar sudah

menjalani hemodialisa.

Pasien yang mengalami CKD dianjurkan untuk menjalani terapi cuci darah

atau hemodialisis. Hemodialisis yang lama atau kronis, umumnya berlangsung

lebih dari enam bulan akan menimbulkan stress fisik, sakit kepala, kelelahan dan

tentunya depresi (Amalia, 2015). Menurut Azahra (2013) pada penderita CKD

dengan hemodialisis, kondisi tubuh pasien akan melemah akibat dari

ketergantungan mesin-mesin dialisis sepanjang hidupnya sehingga keadaan

tersebut akan menimbulkan perasaan tertekan dan berujung depresi. Gejala

gangguan depresi yang dialami pada pasien CKD dengan hemodialisa adalah

sedih, murung dan tidak bersemangat (Amalia, 2015)

Berdasarkan faktor penyebabnya, depresi dapat dibagi menjadi beberapa

faktor diantaranya faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Dari faktor

biologi, kelainan disebabkan oleh amin biogenik di dalam darah, urin dan cairan

serebrospinal (Haryanto dkk, 2016). Bila pasien CKD mengalami depresi akan

berdampak buruk pada kualitas hidupnya yang semakin menurun, baik kualitas

hidup dari segi dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial, ataupun hubungan

lingkungan. Keadaan pasien CKD akan semakin memburuk jika depresi ini tidak

segera diterapi (Kharisma, 2016)


3

Depresi memberikan dampak pada tiap individu seperti menyebabkan

penurunan status kesehatan, berkurangnya motivasi, emosi dan kemampuan

kognitif yang menyebabkan individu dengan depresi menjadi tidak dapat

berfungsi secara efektif sehingga terdapat ketergantungan dan kehilangan rasa

percaya diri (Sari, 2013). Salah satu penyebab depresi pada faktor biologis adalah

karena seseorang mengidap sebuah penyakit. Penyakit menjadi sebuah masalah

yang mengakibatkan seseorang mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas

salah satunya adalah penyakit gagal ginjal kronik atau chronic kidney disease

(CKD).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azara (2013) dengan judul “Peran

Konsep Diri dan Dukungan Sosial terhadap Depresi pada Penderita Gagal Ginjal

yang Menjalani Terapi Hemodialisis” menunjukan bahwa pada penderita gagal

ginjal yang menjalani hemodialisis perlu dikaji tingkat depresinya terkait dengan

lamanya proses menjalani hemodialisa sehingga perlu dilakukan sustainabilitas

atau dukungan berkelanjutan dari keluarga untuk mencegah depresi pada pasien

CKD dan meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Azmi (2015) dengan judul

“Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani

Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang” mengatakan bahwa tingkat depresi

pada pasien CKD di RSUP Dr. M. Djamil tergolong ringan dimana karakteristik

responden terbanyak adalah sebagai berikut; umur 40-49 tahun, perempuan,

menikah, pendidikan terakhir SMA dan pekerjaan ibu rumah tangga.


4

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 15

Februari 2020 di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, ditemukan data bahwa

jumlah kasus CKD di Kabupaten Gianyar pada tahun 2019 adalah sebanyak 412

kasus, yang terdiri dari 185 perempuan dan 227 laki-laki dimana sebagian besar

sudah menjalani hemodialisa atau cuci darah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien CKD dengan

Hemodialisa di RSU Premagana Gianyar”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien CKD dengan

Hemodialisa di RSU Premagana Gianyar ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien CKD dengan

Hemodialisa di RSU Premagana Gianyar

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden meliputi : jenis kelamin, usia,

pekerjaan dan lama menjalani hemodialisis

b. Mengetahui tingkat depresi pada pasien CKD dengan hemodialisis

1.4 Manfaat Penelitian


5

Adapun manfaat penelitian yaitu :

a. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengidentifikasi gambaran

tingkat depresi pada pasien CKD dengan hemodialisa di RSU Premagana

Gianyar

b. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi

terapan bidang keperawatan dalam mengidentifikasi gambaran tingkat

depresi pada pasien CKD dengan hemodialisa di RSU Premagana Gianyar

c. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasi tindakan keperawatan

dalam mengidentifikasi gambaran tingkat depresi pada pasien CKD

dengan hemodialisa di RSU Premagana Gianyar

d. Bagi instansi kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan institusi pelayanan

kesehatan memberikan asuhan keperawatan dalam mengidentifikasi

gambaran tingkat depresi pada pasien CKD dengan hemodialisa di RSU

Premagana Gianyar

Anda mungkin juga menyukai