PENDAHULUAN
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu masalah besar di dunia
(Alfians dkk, 2017). Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk
mengakibatkan retensi urea dan sampah nitrogen lain di dalam darah (Adhitama
dkk, 2016). Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal,
apabila tidak segera ditangani, maka akan berakhir dengan Gagal Ginjal Kronik
atau dalam istilah medisnya disebut dengan Chronic Kidney Disease (CKD)
(Kazama, 2009 dalam Rustandi dkk, 2018). Chronic Kidney Disease didefinisikan
sebagai adanya kerusakan ginjal yang ditandai dengan ekskresi albumin abnormal
masalah kesehatan yang serius mulai dari negara maju maupun negara
berkembang. Menurut United States Renal Data System (USRDS) pada tahun
2014 ditemukan sekitar 651.000 kasus CKD di Amerika Serikat. Angka prevalensi
3079 kasus pada tahun 2009 (Kartika, 2017). Pada tahun 2013 CKD di Indonesia
penyakit CKD merupakan penyakit yang mengancam jiwa karena CKD dapat
menyebabkan kematian akibat uremia dan gagal jantung dimana sebanyak 219,2
1
2
CKD, yang terdiri dari 185 perempuan dan 227 laki-laki dan sebagian besar sudah
menjalani hemodialisa.
Pasien yang mengalami CKD dianjurkan untuk menjalani terapi cuci darah
lebih dari enam bulan akan menimbulkan stress fisik, sakit kepala, kelelahan dan
tentunya depresi (Amalia, 2015). Menurut Azahra (2013) pada penderita CKD
gangguan depresi yang dialami pada pasien CKD dengan hemodialisa adalah
faktor diantaranya faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Dari faktor
biologi, kelainan disebabkan oleh amin biogenik di dalam darah, urin dan cairan
serebrospinal (Haryanto dkk, 2016). Bila pasien CKD mengalami depresi akan
berdampak buruk pada kualitas hidupnya yang semakin menurun, baik kualitas
hidup dari segi dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial, ataupun hubungan
lingkungan. Keadaan pasien CKD akan semakin memburuk jika depresi ini tidak
percaya diri (Sari, 2013). Salah satu penyebab depresi pada faktor biologis adalah
salah satunya adalah penyakit gagal ginjal kronik atau chronic kidney disease
(CKD).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azara (2013) dengan judul “Peran
Konsep Diri dan Dukungan Sosial terhadap Depresi pada Penderita Gagal Ginjal
ginjal yang menjalani hemodialisis perlu dikaji tingkat depresinya terkait dengan
atau dukungan berkelanjutan dari keluarga untuk mencegah depresi pada pasien
“Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
pada pasien CKD di RSUP Dr. M. Djamil tergolong ringan dimana karakteristik
jumlah kasus CKD di Kabupaten Gianyar pada tahun 2019 adalah sebanyak 412
kasus, yang terdiri dari 185 perempuan dan 227 laki-laki dimana sebagian besar
a. Bagi Masyarakat
Gianyar
c. Bagi Penulis
Premagana Gianyar