TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tapi juga
menderita penyakit lainnya seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah.
2. Etiologi
a. Hipertensi Primer
simpatis sistem renin, angiotensin dan peningkatan kadar natrium dan kalium
lain
b. Hipertensi Sekunder
3. Manifestasi Klinis
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
pasien akan mengalami keluhan seperti : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis dan kesadaran menurun.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
hipokoagulabilitas, anemia.
dan ada DM
perbaikan ginjal
jantung
5. Komplikasi
miokard, jantung koroner, gagal jantung kongestif, bila mengenai otak, apabila
dan gelisah, namun apabila sudah tahap lanjut, maka akan terjadi stroke,
sedangkan bila mengenai mata akan terjadi retinopati hipertensif. Dari berbagai
komplikasi yang mungkin timbul merupakan penyakit yang sangat serius dan
berdampak terhadap
psikologis penderita karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke,
6. Patofisiologi
tahanan perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output
didapatkan melalui perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa
dari ventrikel jantung) dengan hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan
Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai
dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi perifer yang juga
a. Perubahan yang terjadi pada bantalan dinding pembuluh darah arteri yang
b. Terjadi peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan
perifer.
hormonal.
menyebabkan beban kerja jantung akan meningkat. Hal ini terjadi karena
hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung juga meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat
lanjut akibat aliran darah yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul
kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera
retina (Kowalak, 2011). Kerja jantung terutama ditentukan besarnya curah jantung
dan tahanan perifer. Umumnya curah jantung pada penderita hipertensi adalah
otot polos pada pembuluh darah tersebut. Jika hipertensi sudah dialami cukup
struktural pada pembuluh darah arteriol seperti penebalan pada tunika interna dan
terjadi hipertrofi pada tunika media. Dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia,
7. Klasifikasi
a. Hipertensi Pulmonal
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung
kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia
angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean
mengandung janin
mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada
yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan
1. Usia
bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat yang disebabkan
sehingga pembuluh darah berangsur menjadi sempit dan kaku (Noerinta, 2018).
2. Jenis Kelamin
kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan tekanan darah diastolik.
Hal ini disebabkan karena angka istirahat jantung dan indeks kardiak pada pria
lebih rendah dan tekanan peripheralnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan
penyakit dalam hal ini adalah hipertensi. Pengetahuan dan kesadaran yang rendah
dengan baik. Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan
4. Pekerjaan
Hipertensi disebabkan oleh stres terkait dengan pekerjaan mereka. Hal ini
dapat dipengaruhi karena tuntutan kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras
dan sering kerja lembur). Orang yang memiliki jam kerja padat, duduk terlalu
lama dan kurangnya waktu dalam berolahraga membuat tingkat stress seseorang
meningkat dan ini memberikan efek buruk dalam sistem peredaran darah
1. Definisi
ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang
2010). Waktu tidurnya kurang dari 3 jam dalam 24 jam dapat menyebabkan
seseorang mudah marah dan cakupan perhatiannya berkurang. Kurang tidur dalam
kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih,
(Wicaksono, 2012).
yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari
permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas
listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini sangat dipengaruhi oleh derajat
eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit
45 tahun sampai dengan lansia (dari awal sampai akhir) yaitu antara 46-65 tahun.
3. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur dibedakan menjadi dua tipe: tidur rapid eye movement
(REM) dan non-REM (NREM). Kedua tipe ini ditentukan oleh perbedaan dalam
pola electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan tonus otot (CDC, 2008).
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron
dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin dan pada saat tidur
disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR). Sistem pada
batang otak yang mengatur siklus dalam tidur yaitu RAS dan BSR. Tidur REM
mengaktifkan korteks serebrum sementara bagian otak lain tidak aktif, kemudian
tidur REM (Rapid Eye Movement) diakhiri dengan meningkatnya serotonin dan
a. Penyakit
hipertensi, gagal ginjal dan beberapa penyakit medis lain seperti kanker,
mengalami gangguan.
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
tinggi lebih bisa mengelola stress dan mengatasi gangguan tidur di malam
hari.
d. Pekerjaan
e. Lingkungan
f. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
g. Gaya hidup
Individu yang bergantu jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa
h. Stress emosional
j. Medikasi
k. Motivasi
karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang
2017)
dan mengantuk di pagi hari. Kuisioner kualitas tidur diambil dari Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI) (Smyth, 2018). Kuesioner PSQI terdiri dari 7 komponen
penilaian diantaranya kualitas tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,
Tidur merupakan alah satu cara untuk melepas kelelahan baik jasmani
bulan terakhir dan membedakan individu yang memliki kualitas tidur yang baik
pengukuran kualitas tidur yang valid dan terpercaya, membedakan antara tidur
yang baik dan tidur yang buruk, menyediakan indeks yang mudah dipakai oleh
subjek dan interpetasi oleh peneliti, dan digunakan sebagai ringkasan dalam
pengkajian gangguan tidur yang bisa berdampak pada kualitas tidur (Iqbal, 2017).
Validitas dan reabilitas kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index sudah
diuji sebelumnya oleh Fatmawati (2013) pada penelitian dengan judul Pengaruh
korelasi Pearson Product Movement. Hasil yang didapatkan yaitu tingkat korelasi
r hitung 0,487 - 0,778 (nilai r table > 0,444) mempunyai makna memenuhi taraf
Alfa Cronbach dan didapatkan hasil 0,841 yang berarti instrumen ini reliabel,
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu dengan
konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep didapatkan dari
Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijabarkan pada gambar 3.1 :
: Alur Pikir
Gambar 3.1
Kerangka konsep pada penelitian tentang Gambaran Kualitas Tidur pada
Penderita Hipertensi di Desa Temukus, Kec. Banjar, Kab. Buleleng,
Bali
B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
1. Identifikasi Variabel
2. Definisi Operasional
definisi operasional :
1 2 4 5 6
Kualitas Kualitas tidur adalah Kuesioner Ordinal Skor ≤ 5
Tidur kepuasan seseorang Pittsburgh Sleep berarti
terhadap tidur, sehingga Quality Index kualitas tidur
seseorang tersebut tidak (PSQI) yang terdiri baik
memperlihatkan perasaan dari 7 komponen
lelah, lesu dan apatis, yaitu kualitas tidur Skor ≥ 5
kehitaman di sekitar mata, subjektif, latensi berarti
kelopak mata bengkak, tidur, durasi tidur, kualitas tidur
konjungtiva merah, mata efisiensi tidur, buruk
perih, perhatian terpecah- gangguan tidur,
pecah, sakit kepala dan penggunaan obat
sering menguap atau tidur dan disfungsi
mengantuk aktivitas siang hari