PENDAHULUAN
dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Saat ini populasi
penduduk tua kian bertambah di Indonesia dimana hal ini terkait peningkatan
pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2018 telah naik 0,58 poin dari
di Indonesia yang saat ini rata-rata adalah 71,2 tahun (Badan Pusat Statistik,
2019). Penyakit tidak menular yang banyak diderita lansia di Indonesia adalah
populasi usia 65 tahun ke atas dengan jumlah kematian yang lebih banyak
adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi (Wahyuni, 2015). Hipertensi telah
lama diketahui sebagai penyakit yang melibatkan banyak faktor baik faktor
internal seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor eksternal seperti pola
hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah.
terdapat 554 juta penduduk lansia di negara maju 287 juta penduduk lansia di
peringkat negara dengan struktur penduduk lanjut usia tertinggi setelah Tiongkok,
India dan Amerika Serikat dimana usia rata-rata harapan hidup lansia Indonesia
6,7 % dari populasi kematian semua umur di Indonesia. Dari 19 provinsi yang
dengan jumlah 10,71 % (Depkes RI, 2017). Menurut Sumirta (2017) tiap tahun,
sekitar 20% - 40% lansia di Bali mengalami gangguan pola tidur atau insomnia.
(2017, dalam Yuliwar dkk, 2018) mengungkapkan ada sejumlah faktor risiko
kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang salah.
sehingga penderita lebih sering abai dan baru sadar setelah muncul gangguan
berupa penyakit kronis seperti stroke, gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi
ginjal dan lainnya sehingga hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” atau
pembunuh diam-diam. Hipertensi yang terjadi pada masyarakat sering
menimbulkan masalah, salah satunya adalah gangguan pola tidur (Wahid, 2018).
Pola tidur menjadi salah satu faktor risiko dari kejadian hipertensi. Pola
psikologis dalam diri seseorang. Khusus untuk lansia, gangguan pola tidur pada
lansia disebabkan oleh beberapa faktor seperti; faktor penyakit dimana penyakit
lingkungan, penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat tidur, pola hidup yang
tidak baik seperti mengonsumsi alkohol dan merokok, yang terakhir adalah
manajemen stress yang tidak baik (Arysta, 2018). Sebenarnya yang terjadi bukan
perubahan jumlah total tidur, tetapi kualitas tidur yang akan berubah, akan terjadi
penurunan episode tidur REM yang akan cenderung memendek (Martini, 2018).
gangguan pola tidur, kualitas tidur yang buruk, dan durasi tidur yang pendek
berupa kebiasaan hidup salah satunya pola tidur. Apabila seseorang menerapkan
pola hidup yang baik, maka hipertensi bisa dihindari (Lubis, 2011).
tentang “Gambaran Kualitas Tidur pada Lansia dengan Hipertensi di Desa Marga,
Marga, Tabanan
1. Manfaat Teoritis
keperawatan dalam hal menangani pola tidur pada lansia dengan hipertensi
b. Bagi Penulis
keperawatan dalam hal mengatasi gangguan pola tidur pada lansia dengan
hipertensi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam melakukan perawatan pola