Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN
“KETERAMPILAN MENGGUNAKAN MODEL DAN STRATEGI
PEMBELAJARAN”
Dosen Pengampu
Dr. Rusdiana, S.pd, M.pd.

Disusun Oleh :
Asnawati/1805045064
Dina Yuliana/1805045072
Feri Ahmad Saifudin/ 1805045078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Menggunakan Model dan
Strategi Pembelajaran” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu mata kuliah Profesi
Pendidikan.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Keterampilan Menggunakan Model dan Strategi Pembelajaran”. Khususnya bagi
penulis, memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Samarinda, 17 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran ................................................................... 4
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran .................................................................... 5
C. Pengertian Strategi Pembelajaran ................................................................. 11
D. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran ................................................................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat
juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Proses kegiatan pembelajaran direncanakan dan didesain oleh guru
sedemikian rupa, guna tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Idealnya pembelajaran yang sesuai dengan abad ini yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa, agar pembelajaran yang dialami
siswa menjadi lebih bermakna. Selain itu, model pembelajaran yang
diterapkan dalam pembelajaran haruslah bervariasi, sehingga siswa tidak
merasa jenuh dan bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pendekatan, model, strategi,
metode dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas tentang
strategi pembelajaran, jenis-jenis strategi pembelajaran, istilah yang terkait
dengan strategi pembelajaran, dan unsur-unsur strategi pembelajaran.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa belajar merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Agar siswa menjadi pebelajar seperti yang
diharapkan, maka proses pembelajaran dilakukan secara interaktif,
menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

1
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan
fisik serta psikologisnya melalui model-model pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang mempunyai peranan penting. Hal ini dapat dilihat dari adanya
mata pelajaran matematika di semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu mata pelajaran matematika
menempati urutan pertama dalam hal jumlah jam pelajaran. Namun
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, minat dan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika selalu lebih rendah. Salah satu alasannya
adalah matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan
membosankan.
Pembelajaran yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 adalah
pembelajaran yang memperkaya pengalaman belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan berbasis keilmuan/saintifik. Guru dapat
menerapkan berbagai model pembelajaran dengan pendekatan berbasis
keilmuan dalam rangka mengembangkan tiga ranah kompetensi yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Menurut Arends (1997)
tidak ada satupun model pembelajaran yang paling baik di antara yang
lainnya. Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, dalam menggunakan model pembelajaran guru
perlu menyesuaikan dengan berbagai pertimbangan antara lain karakteristik
mata pelajaran, KD atau materi pembelajaran, karakteristik dan modalitas
belajar siswa yang akan belajar dengan model tersebut, serta sarana
pendukung belajar lainnya. Model pembelajaran tertentu tidak menutup
kemungkinan akan menjadi sempurna dan sesuai dengan tujuan belajar
manakala dilengkapi dengan model pembelajaran lain. Praktek ini mendorong
tumbuhnya inovasi pembelajaran yang berdampak kepada situasi
pembelajaran aktif (active learning).
Strategi pembelajaran adalah rencana dan cara untuk mengajar yang
bisa dilakukan dengan cara menetapkan beberapa langkah utama sesuai tujuan
pengajaran yang dapat dicapai dan sudah digariskan. Sedangkan strategi
dalam dunia pendidikan diartikan sebagai rencana metode yang berisi
mengenai serangkaian kegiatan yang telah dirancang secara khusus supaya
bisa mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian, maka strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
serangkaian rencana kegiatan yang mana didalamnya menggunakan metode
dan juga pemanfaatan sumber daya maupun kekuatan yang ada dalam suatu
pembelajaran. Buku strategi pembelajaran bisa mencangkup seperti model,
pendekatan, metode, maupun teknik pembelajaran yang secara spesifik. Siswa
dapat mempelajari setiap materi yang ada di dalam buku.

2
Strategi pembelajaran mempunyai beberapa kegunaan dan manfaat seperti
siswa mendapatkan pelayanan mengenai belajar dan cara berpikir yang lebih
baik. Selain itu strategi pembelajaran juga akan membantu guru supaya
mempunyai gambaran dalam membantu siswa untuk melakukan kegiatan
belajarnya. Sehingga kendala siswa dalam belajar dapat lebih diminimalisir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajara?
2. Apa saja jenis-jenis Model Pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis Strategi Pembelajaran?
5. Apa saja unsur-unsur Strategi Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis Model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis strategi Pembelajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu
(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system
adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of
reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana,
bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukungpembelajaran, dan
(5) instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional
effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects) (Naskah
Model Pembelajaran Kajian Konstitusionalitas yang dikeluarkan oleh Dit.
PSMA, 2016).
Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud
Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran adalah kerangka konseptual
dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis,
pengaturan, dan budaya.
Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang yang
digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Cara pandang tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran
dengan menggunakan model atau metode pembelajaran tertentu.

4
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model
pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi,
menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual,
dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:
1. Model Penyingkapan (Discovery Learning)
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau
mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada
namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga
siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam
memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Alur
kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.
a. Memberi stimulus (Stimulation): guru memberikan stimulus berupa
masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan
membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain.
b. Mengidentifikasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan
permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan, dan
merumuskan masalah.
c. Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan
mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk
menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari
atau merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah,
terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan).
d. Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan
mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk

5
diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir
logis dan aplikatif).
e. Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau
keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau
mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
f. Menyimpulkan (Generalization): siswa digiring untuk
menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada suatu kejadian
atau permasalahan yang sedang dikaji.
2. Model Penemuan (Inquiry Laearing)
Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya. Siswa dilatih dapat
mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan
mengujinya. Peran guru selain sebagai pengarah dan pembimbing,
juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan. Berikut
alur kegiatan pembelajaran dalam menggunakan model penemuan.
a. Mengamati berbagai fenomena alam yang akan memberikan
pengalaman belajar kepada siswa bagaimana mengamati berbagai
fakta atau fenomena.
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk
melatih siswa mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih
siswa dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap
kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan
yang diajukan, sehingga siswa dapat memprediksi dugaan yang
paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.

6
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah
diolah atau dianalisis, sehingga siswa dapat mempresentasikan atau
menyajikanmhasil temuannya.
3. Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar
melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari,
atau permasalahan yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau
akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model PBL,
bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang
diberikan setelah conoth-contoh soal disajikan oleh guru.
Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena.
Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran
dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada
pembelajaran ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh
karenanya pembelajarannya selalu dihadapkan pada permasalahan-
permasalahan kontekstual. Alur kegiatan PBL sebagai berikut.
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini untuk
memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi
objek pembelajaran.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; Pengorganisasian
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik
menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap
masalah yang dikaji.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini
peserta didik mengumpulkan informasi/melakukan percobaan untuk
memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan
masalah yang dikaji.

7
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta didik
mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Setelah peserta
didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya
dianalisis dan dievaluasi.
4. Model Berbasis Proyek (Project- Based Learning/PjBL)
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki,
melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan
konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan
pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam
membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam pembelajaran. Alur Kegiatan pembelajaran dalam
PJBL sebagai berikut.
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai
langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa
melalui percobaan.
c. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa
mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
e. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian
dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

8
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek
pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
Model-Model Pembelajaran Bruce Joyce dan Marsha Weil
5. Model Interaksi Sosial (The Social Interaction Family)
Tujuan penggunaan model ini antara lain untuk membangun hubungan
kerjasama, interaktif, dan produktif di antara siswa. Model ini dapat
dilakukan melalui kerjasama berpasangan, kerjasama dalam
kelompok, bermain peran, atau belajar di dunia nyata, misalnya
kondisi social tertentu. Macam-macam model interaksi sosial, yaitu
Investigasi Kelompok (Group Investigation),Bermain Peran (Role
Playing), Penelitian.Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), Latihan
Laboratoris (LaboratoryTraining), dan Penelitian Sosial (Social
Inquiry).Berikut ini adalah uraian dari model Investigasi Kelompok,
Penelitian Sosial, dan Bermain Peran.
a. Model Investigasi Kelompok.
Model pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman kepada
siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dengan caranya
sendiri dan dibicarakan dalam group secara demokratis. Pembagian
langkah pelaksanaan model investigasi kelompok terdiri menjadi
enam fase (1) memilih topik, (2) perencanaan kooperatif, (3)
implementasi, (4) analisis dan sintesis, (5)presentasi hasil final, dan
(6) evaluasi.
b. Model Penelitian Sosial
Model pembelajaran ini merupakan salah satu contoh model yang
termasuk pada Model Interaksi Sosial. Penelitian Ilmu Sosial adalah
model pembelajaran yang menekankan kepada pengalaman siswa
untuk memecahkan masalah sosial melalui langkah-langkah dan
prosedur pemecahan masalah. Siswa harus diberi pengalaman yang

9
memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan
yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap siswa
akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan
masyarakatnya, dan siswa akan terbiasa bersikap seperti seorang
ilmuwan bidang ilmu pengetahuan sosial yang teliti, tekun/jujur,
menghormati orang lain dan kritis. Berikut langkah-langkah model
pembelajaran penelitian sosial.
c. Model Bermain Peran.
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
menggali dan memahami orang lain dengan tugasnya masing-
masing, melalui pemecahan permasalahan sosial nyata yang
dihadapi oleh kelompoknya. Model ini juga akan berdampak pada
pemahaman nilai-nilai sosial maupun pribadi, sehingga dapat
melatih rasa saling menghargai, kerja keras, dan sifat demokratis.
6. Model Pengolahan Informasi (The Imformation Processing Family)
Model ini dirancang agar siswa dapat menggunakan pikirnya untuk
menggali berbagai informasi, melakukan analisis data, dan
mengolahnya. Melalui model pengolahan informasi, siswa dapat
memperoleh suatu pengetahuan atau pemahaman tentang konsep
tertentu (learning to think by thinking).
7. Model Personal (The Personal Family)
Model ini dimulai dengan pengarahan guru terhadap siswanya tentang
pemahamannya masing-masing. Pengarahan dapat dilakukan melalui
pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan sesuai dengan
kemampuan siswa, misalnya permasalahan tentang tantangan atau
keinginan yang harus dicapai
8. Model Modifikasi Tingkah Laku (The Behavioral System Family)

10
Model ini memberikan pembelajaran melalui suatu tugas atau
perbuatan yang harus dilakukan siswa untuk memperoleh suatu
pengalaman dalam menentukan atau memilih solusi pemecahan
masalah yang dihadapi, sehingga siswa memiliki kompetensi tertentu.
9. Model Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas adalah model pembelajaran berdasar pandangan
filosofis bahwa seluruh siswa dapat belajar jika mereka mendapat
dukungan kondisi yang tepat. Konsep belajar tuntas adalah proses
belajar yang bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas,
artinya cara menguasai materi secara penuh. Belajar tuntas ini
merupakan strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan
menggunakan pendekatan kelompok.
10. Model pembelajaran langsung
Merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered
(berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru
harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan
dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai
pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada
direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi
siswa.

C. Pengertia Strategi Pembelajaran


Terdapat berbagai pendapat tentang starategi pembelajaran sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pembelajaran, diantaranya:
a. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.

11
b. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.
c. Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas
selirih komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiaan
belajar yang/atau digunaan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
d. Groppper (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai sebuah perencanaan yang berisi tenteng rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

D. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran


Adapun beberapa jenis – jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Pembelajaran
langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik pembelajaran
Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering juga
digunakan istilah “chalk and talk ”). Strategi pembelajaran langsung
merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
guru (teacher centered approach).
b. Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Cooperative Learning adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam
suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk
mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas.
c. Strategi Pembelajaran Problem Solving Mengajar memecahkan masalah
berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi

12
pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana
siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal
matematika. Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah
teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi
pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah. Dengan
demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan
masalah itu.
d. Strategi Mengulang Strategi mengulang sederhana digunakan untuk
sekedar membaca ulang materi tertentu untuk menghafal saja. Contoh lain
dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah tempat,
waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya.
e. Strategi Elaborasi Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian
sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi
elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan
kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari
memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan
menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang
pernah ada. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan,
analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang
menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan
informasi baru yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat,
siswa dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua informasi itu.
f. Strategi Organisasi Strategi organisasi membantu pelaku belajar
meningkatkan kebermaknaan bahanbahan baru dengan struktur
pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan
ulang ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil. Strategi tersebut
juga berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari
sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi adalah

13
Outlining, yakni membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Mapping, yang
lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif
daripada outlining.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Pengertian model pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.
2. Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model
pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi,
menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik,
kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:
Model Penyingkapan (Discovery Learning), Model Penemuan (Inquiry
Laearing), Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL),
Model Berbasis Proyek (Project- Based Learning/PjBL), Model Interaksi
Sosial (The Social Interaction Family), Model Personal (The Personal
Family), Model Personal (The Personal Family), Model Modifikasi
Tingkah Laku (The Behavioral System Family), Model Belajar Tuntas
(Mastery Learning), Model pembelajaran langsung
3. Pengertia Strategi Pembelajaran secara umum menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

15
4. Adapun beberapa jenis – jenis strategi pembelajaran adalah sebagai
berikut: Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Strategi
Pembelajaran Cooperative Learning Cooperative Learning, Strategi
Pembelajaran Problem Solving, Strategi Mengulang Strategi mengulang
sederhana, Strategi Elaborasi Strategi elaborasi, Strategi Organisasi
Strategi organisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah.2015.Model Pembelajarn. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kemdikbud 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemdikbud.

Kemdikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun


2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemdikbud.

Laili Hairul.2018. Hakikat Strategi Pembelajaran.Probolinggo:


file:///C:/Users/ACER/Downloads/PMBHSAN%20strategi%20P.pdf
Susanto Purwadi.2017.Model-model pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pembinaa
SMA.

https://jurnalmanajemen.com/strategi-pembelajaran/

17

Anda mungkin juga menyukai