Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan
zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ
pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut
sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan
pembuluh darah.
Proses bernapas berlangsung dalam beberapa langkah dan berlangsung dengan
dukungan sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular. Pada dasarnya sistem pernapasan
terdiri atas rangkaian saluran udara yang menghantarkan udara luar agar dapat bersentuhan
dengan membran kapiler alveoli yang memisahkan antara sistem pernapasan dan sistem
kardiovaskular. Setiap makhluk hidup termasuk manusia perlu bernapas untuk kelanjutan
hidupnya. Dengan bernapas, manusia memperoleh oksigen yang berguna bagi tubunya dan
membuang karbon dioksida yang dihasilkan dari dalam tubuhnya. Sistem pernapasan sendiri
terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis,
bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli. Gangguan sistem pernapasan pada
manusia bisa terjadi karena gangguan mekanisme pernapasan dan kelainan struktur
pernapasan.
BAB 2
PEMBAHASAN

Skenario :
Seorang pengendara motor mengalami kecelakan masyarakat setempat segera memberikan
pertolongan dengan bantuan pernapasan. Setelah korban terlihat bisa bernapas dengan baik
barulah perdarahan dan bagian tubuh yang luka di beri perawatan.

Kata kunci :
- Kecelakaan
- Bantuan pernapasan
- Perdarahan

Tujuan pembelajaran :
1. Hubungan perdarahan dan mikrosirkulasi
2. Mengapa pengendara mengalami gangguan pernapasan? (sesak)
3. Macam macam gangguan pernapasan

Pertanyaan :
1. Apa fungsi darah?
2. Apa yang dimaksud dengan perdarahan?
3. Bagaimana mekanisme perdarahan?
4. Apa hubungan darah dengan pernapasan pada proses tersebut?
5. Bagaimana proses pernapasan?
6. Apa yang dimaksud dengan bantuan pernapasan?
Jawaban :

1. Fungsi Darah:
a)      Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat
sisa metabolisme, hormon, dan air.
b)      Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang
aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar
antara 36 – 37oC.
c)      Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah
putih.
d)     Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

2. Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena mengalami
kerusakan yang di sebabkan oleh benturan fisik atau pecahnya pembuluh darah.
3. Mekanisme Perdarahan :
HB menurun  Intake (asupan) darah tidak sesuai dengan penampang pembuluh
darah  Shock Anafilatik ( kegagalan pada sirkulasi darah)  sesak  Hipoksia
( rendahnya pasokan oksigen pada pembuluh darah bersih).  perdarahan.
4. Hubungan dan proses pernapasan
Sama sama mengikat Co2 dan O2 dari hasil pernapasan

5. Proses pernapasan :
a. Ventilasi = udara secara bergantian di masukkan dan di lakukan dari paru
sehingga udara dapat di pertukaran antara atmosfer dan alveolus paru.
b. Di fusi = O2 dan Co2 di perlukan antara udara di alveolus dan darah di dalam
kapiler pulmonal.
c. Transportasi = Darah mengangkut O2 dan Co2 antara paru dan jaringan
d. Perfusi: O2 dan Co2 di perlukan antara sel jaringan dan darah melalui proses
difusi menembus kapiler sistematik (jaringan)
6. Bantuan pernapasan adalah suatu tindakan kegawatan sederhana menyelamatkan
nyawa seseorang dalam waktu singkat

Pembahasan Lebih Lanjut Mengenai Skenario Terdapat :

Di dalam skenario mengatakan : Skenario :

Seorang pengendara motor mengalami kecelakan masyarakat setempat segera


memberikan pertolongan dengan bantuan pernapasan. Setelah korban terlihat bisa
bernapas dengan baik barulah perdarahan dan bagian tubuh yang luka di beri perawatan.

Kata Kunci yang berkaitan : Bantuan Pernapasan

Berarti kita dapat menentukan adanya Diagnotik Sementara (DS) Obstruksi saluran pernapasan

A. Pengertian Obstruksi saluran pernapasan adalah kegagalan sistem pernapasan dalam


memenuhi kebutuhan metabolik tubuh akibat sumbatan saluran napas bagian atas (dari hidung
sampai percabangan trakea). Obstruksi saluran napas atas ini sering menyebabkan gagal napas
(SESAK) .
B. Langkah Langkah Awal Melakukan Bantuan pernapasan pada korban kecelakaan :
1. Dengan menggunakan metode LOOK, LISTEN, FEEL. Yaitu:

L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna
mukosa/kulit dan kesadaran.

L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan

F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi


penolong.

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak (tidak sadar)

Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong berlutut
di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas
pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama.
Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.

Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak dianjurkan,
yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan. Cara ini dilakukan untuk
memeriksa jalan nafas dan pernafasan.

Tindakan

Membuka jalan nafas dengan proteksi cervikal

 Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)


 Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
 Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)

Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan maneuver jaw thrust
dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.

 Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross
Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan
menekan gigi atas dan bawah.
 Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan
pembersihan manual dengan sapuan jari.
 Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya
sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas (apnea)
 Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut, bila
dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada jalan nafas dan
dilakukan maneuver Heimlich.

Gambar 2. Pemeriksaan sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan menggunakan teknik
cross finger

Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) :

 Mendengkur(snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi : chin lift,
jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal.
 Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring. Cara mengatasi : finger
sweep, pengisapan/suction.
 Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi : cricotirotomi, trakeostomi.
2. Membersihkan jalan nafas

Sapuan jari (finger sweep)

Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada rongga mulut belakang
atau hipofaring seperti gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan
nafas hilang.

Cara melakukannya :

 Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher) kemudian buka mulut
dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas (maneuver emaresi)
 Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus dengan sarung
tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.

Gambar 3. Tehnik finger sweep

3. Mengatasi sumbatan nafas parsial

Dapat digunakan teknik manual thrust

 Abdominal thrust
 Chest thrust
 Back blow

Gambar dan penjelasan lihat di bawah!

Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan :

 Gelisah oleh karena hipoksia


 Gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug)
 Gerak dada dan perut paradoksal
 Sianosis
 Kelelahan dan meninggal

Prioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah JALAN NAFAS BEBAS!

 Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebas
 Beri oksigen bila ada 6 liter/menit
 Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke depan, posisi leher
netral
 Nilai apakah ada suara nafas tambahan.
Gambar4. Pasien tidak sadar dengan posisi terlentang, perhatikan jalan nafasnya! Pangkal lidah
tampak menutupi jalan nafas

Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas. Ingat tempatkan korban
pada tempat yang datar! Kepala dan leher korban jangan terganjal!

Chin Lift

Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan

Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian
angkat.

Head Tilt

Dlilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada pasien
dugaan fraktur servikal.

Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala
menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.
Gambar 5. tangan kanan melakukan  Chin lift ( dagu diangkat). dan tangan kiri melakukan head
tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.

Jaw thrust

Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada
di depan barisan gigi atas

Gambar 6 dan 7. manuver Jaw thrust dikerjakan oleh orang yang terlatih
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, Dr.J.F. 2005. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.
Nomi, Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui Golongan Darah. Gramedia: Jakarta
Pearce, Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai