SLIDE 1 PENDAHULUAN
jadi Kamboja adalah salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah kasus
ECC yang tinggi. Menurut Survei Kesehatan Mulut Nasional , Kamboja pada
tahun 2011 memiliki tingkat prevalensi karies gigi pada anak usia 6 tahun adalah
93,1% dan rata-rata skor dmft adalah 8,9 . Angka-angka ini adalah yang tertinggi
di Asia Tenggara menurut kumpulan data nasional terbaru yang dipublikasikan .
Sebuah studi terbaru di Kamboja telah menunjukkan bahwa sekitar 90% dari anak-
anak berusia 3 tahun di Phnom Penh mengalami karies gigi, dan skor dmft rata-rata
adalah 7,9.
SLIDE HASIL
SLIDE PEMBAHASAN
4.1 Prevalensi ECC
Dalam sampel anak-anak Kamboja usia 1 dan 2 tahun ini, prevalensi ECC
secara keseluruhan adalah 50,0%, dan rata-rata dft adalah 2,46 ± ( rerata
standard deviasi) 3,08. Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan
kebanyakan negara Asia Tenggara lainnya . Prevalensi dan keparahan meningkat
secara signifikan dua dan tiga kali lipat secara berturut-turut antara usia satu dan
dua tahun. Dalam studi terbaru di Thailand, Filipina dan Myanmar, ECC
ditemukan pada 44.1-78.9% anak usia 2 dan 3 tahun yang menunjukkan bahwa
negara lain di kawasan ini juga menghadapi tantangan dalam mencegah dan
mengendalikan ECC pada kelompok usia ini. Jelas terdapat kebutuhan untuk
adanya program pencegahan dan pengendalian ECC yang dimulai sejak usia dini.
4.2 Faktor sosiodemografis
Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa status sosioekonomi, pendidikan ibu
dan etnis, dapat menjadi indikator risiko ECC . Namun, dalam penelitian ini juga,
terdapat hubungan yang signifikan antara ECC dan jenis kelamin di antara
kelompok usia 1 tahun. Studi ini tidak dapat menyelidiki secara mendalam faktor
sosioekonomi dan budaya yang mungkin terkait dengan ECC. Oleh karena itu
disarankan untuk melakukan studi lebih lanjut.
PERTANYAAN :
3. Hal apa saja yang dapat mempengaruhi tanda tanda klinis ECC ?
Tanda-tanda klinis pertama ECC sering terlihat dalam dua tahun pertama
kehidupan, dan dipengaruhi oleh urutan erupsi gigi, dan lokasi gigi yang terkena
karies berhubungan dengan paparan saliva. Faktor risiko untuk ECC yang telah
diidentifikasi dalam penelitian, termasuk pola makan [terutama asupan makanan
dan minuman manis, dan kebiasaan menyusui / minum susu botol], implementasi
tindakan kebersihan mulut yang terlambat, dan rendahnya paparan terhadap
fluoride . Dalam populasi, terdapat juga perbedaan dalam prevalensi ECC
sehubungan dengan status sosioekonomi (SES), pendidikan dan etnis dari orang
tua . Karena ECC dapat memiliki efek negatif pada kesejahteraan, kualitas hidup,
perkembangan oklusi dan status kesehatan dari gigi permanen anak , penting untuk
melakukan pencegahan karies gigi pada gigi decidui.