Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat
penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi
maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan
perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang
dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana
untuk mencapai tujuan organisasi itu.1 Sumber daya manusia merupakan
subyek yang aktif dan menentukan, bukan obyek yang pasif dan ditentukan
sebagaimana kedua psikis yang dimilikinya.
Sumber Daya Manusia melakukan berbagai kegiatan, salah satu
diantaranya bekerja sebagai usaha mewujudkan eksistensi organisasi. Sumber
daya manusia memegang peranan penting dalam proses keberhasilan suatu
pembangunan. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala
bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana
tertentu. SDM merupakan investasi sangat berharga bagi sebuah organisasi
yang perlu dijaga. Setiap organisasi harus mempersiapkan program yang berisi
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM
supaya organisasi bisa bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan
organisasi. Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai khalifah di bumi untuk
mengelola bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya demi kesejahteraan
manusia sendiri, makhluk dan seluruh alam semesta, karena pada dasarnya
seluruh ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini sengaja diciptakan oleh
Allah untuk kemaslahatan umat manusia.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dibutuhkan untuk menghadapi
berbagai tantangan globalisasi. Globalisasi merupakan proses mendunia
dengan tingkat perubahan yang cepat dan radikal di berbagai aspek kehidupan
manusia karena adanya teknologi yang masuk dari berbagai ranah kehidupan.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diakses pada tanggal 17-04-2020.
Peranan SDM dalam pembangunan ekonomi menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan kesejahteraan nasional. Desa merupakan agen pemerintah
terdepan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi. Desa menjadi agen
pemerintah yang secara langsung berkenaan dengan masyarakat. Pemerintah
pusat memberi mandat kepada pemerintah tingakt desa untuk memanfaatkan
potensi sumber daya yang ada di daerahnya secara mandiri. Begitu pentingnya
lebih-lebih apabila dikaitkan dengan motto pembangunan yang demokratis,
"pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat". Suatu wilayah yang
memiliki Sumber Daya Manusia yang tinggi dalam kemampuan kerja
samanya, manajemen dan kewirausahaan, walaupun Sumber Daya Alam yang
dimiliki relatif rendah akan dapat memiliki daya saing nasional dan tingkat
kemakmuran yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Sumber Daya
Alam yang berlimpah tapi memiliki Sumber Daya Manusia yang relatif rendah
kualitasnya.
Hal ini mnunjukkan, bahwa sumber daya manusia yang mempunyai
kemampuan dan kemuan keras untuk mengelola usaha secara baik sangat
menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan usaha yang kita jalankan.
Pengelolaan SDM termasuk menjaga kesejahteraan mereka, mengembangkan
kompetensi mereka, dan menjaga kepercayaan antara atasan dan bawahan.
Walau, dalam praktiknya, Anda dapat merekrut SDM yang sudah kompeten,
agar tinggal mengisi kepercayaan dan kesejahteraannya.2
Untuk itu perlu dilakukan upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM), baik manusia sebagai insan maupun sebagai sumber daya
pembangunan dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat merupakan proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif
untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi
diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila masyarakat
itu sendiri ikut pula berpartisipasi.3

2
Shodiq Noor, Susyanti Jeni, Wirausaha Saja!, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2018, h. 31-
32
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat. Diakses pada tanggal 15-04-
2020.
Pembahasan pengembangan Sumber daya manusia, sebenarnya dapat
dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Pengertian kuantitas
menyangkut jumlah sumber daya manusia. Kuantitas sumber daya manusia
tanpa disertai dengan kualitsa yang baik akan menjadi beban organisasi.
Sedangkan kualitas, menyangkut mutu sumber daya manusia yang
menyangkut kemampuan, baik kemmapuan fisik maupun kemampuan non-
fisik (kecerdasan mental). Oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi tugas
pokok dan fungsi organisasi apapun, peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan salah satu syarat utama. Kualitas sumber daya manusia
yang menyangkut dua aspek, yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan non-fisik
(kualitas non-fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir dan
keterampilan lain. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dapat diarahkan pada kedua aspek tersebut. Untuk menentukan
kualitas fisik dapat diupayakan melalui program peningkatan kesejahteraan
dan gizi. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas non-fisik, maka upaya
pendidikan dan pelatihan baik lewat seminar ataupun pelatihan berkelanjutan
sangat diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan dengan pengemabnagan
sumber saya manusia.
Hasil observasi yang kami lakukan di desa Bojongsari Kec.
Padaherang, terdapat beberapa permasalahan khusus yang kami temukan
meliputi, pengelolaan manajemen Madrasah Diniyah Takmiliyah, pemerataan
serta pemanfaatan alokasi dana milik BUMDes, dan penegakkan hukum yang
berlaku pada tindak pidana hukum Islam.
Madrasah Diniyah Takmiliyah ialah suatu sutu pendidikan keagamaan
Islam non-formal yang menyelenggarakan pendidikan Islam sebagai
pelengkap bagi siswa pendidikan umum. Untuk tingkat dasar (Diniah
Takmiliya Awaliyah) dengan masa belajar 6 tahun, untuk menengah atas
(Diniah Takmiliyah Wustha) masa belajar tiga tahun, dan untuk menengah
atas (Diniyah Ulya) masa belajar selama tiga tahun dengan jumlah jam belajar
minimal 18 jam pelajaran dalam seminggu (Kemenag Jabar, 2010: 7) 4
Masalah yang dihadapi meliputi Masalah Sosial, yakni dalam hal
informasi keberadaan, kepentingan, dan fungsi MD di dalam masyarakat.
Selama ini, MD terlaksana oleh pihak-pihak swasta atau perseorangan yang
peduli akan kependidikan keagamaan, atau paling maksimal, ditangani oleh
pihak desa melalui LPM atau lembaga kemasyarakatan lainnya. Pihak
perseorangan yang menyelenggarakan MD pada umumnya seorang ustad yang
sekaligus berperan sebagai pengajar. Informasi tentang MD disampaikan
secara lisan melalui pengajian, obrolan, atau sebatas himbauan kepada
masyarakat. Selama ini, jarang terdengar sebuah acara khusus membahas
penyelenggaraan MD, apalagi tentang pembentukan pengurus, penentuan
pengajar, dan sebagainya. Semuanya berjalan mengalir tidak tereduksi oleh
aturan mana pun. Masalah Ekonomi, yakni  pada penyelenggaraan MD. Tidak
ada pemberian dana khusus untuk pembiayaan MD, kecuai jika pengelola MD
mengusulkan proposal bantuan kepada Pemerintah melalui Departemen
Agama. Masalah Budaya, yakni masih terindikasi bahwa pengetahuan agama
di pedesaan belum sepenuhnya dianggap penting. Ada faktor pertimbangan
budaya lokal yang kemudian menjadi penghambat, antara lain kepercayaan
mereka kepada kehidupan nyata yang tengah dihadapi. Keyakinan demikian
menguatkan pendapat di antara mereka bahwa pengetahuan agama akan
dengan sendirinya didapat seiring dengan  perkembangan usia. Karena itu,
tidak ada tekanan khusus dari orang tua kepada anak-anaknya untuk belajar di
MD. Masalah Kebijakan, yakni tidak memiliki peraturan baku, oleh siapa dan
untuk apa MD diselenggarakan, tidak ada peraturan yang jelas. Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, tidak sedikitpun menyinggung
tentang Madrasah Diniyah. Ketiadaan aturan baku ini berimplikasi kepada
fungsi dan manfaat ijazah MD ketika siswa berhasil lulus pada ujian akhir
MD. Ijazah yang didapat ternyata hanya berfungsi sebagai surat keterangan

4
https://www.nu.or.id/post/read/48642/pentingnya-madrasah-diniyah-takmiliyah-mdt.
Diakses pada tanggal 15-04-2020.
tamat MD, sementara kegunaannya sendiri tidak ada. Pernah terdengar
memang, sebuah SMP menyaratkan seorang calon muridnya harus memiliki
ujazah MD. Tapi kemudian aturan itu raib seiring dengan bergeraknya waktu.
Keberadaan MDT ini masih terkesan kurang mendapat perhatian
khusus baik dari kalangan masyarakat maupun pemerintah. padahal jika
melihat perkembangan spiritualitas generasi saat ini sudah semakin
memprihatinkan. Oleh sebab itu sudah menjadi suatu keniscayaan kalau
keberadaan madrasah takmiliyah ini mendapat perhatian lebih baik dari
masyarakat maupun pemerintah. Maka Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31
ayat 3 setelah mengalami perubahan keempat kalinya yang berbunyi
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang
undang”. Mencerdaskan kehidupan bangsa memang asumsi mendasar
diadakannya sebuah proses pendidikan, sebab kehidupan bangsa yang
cerdaslah yang akan mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang jaya
dalam tapak waktu yang berkesinambungan. Namun tidak dapat kita pungkiri
bahwa kecerdasan yang paling tepat dan yang paling dibutuhkan dalam asumsi
di atas adalah kecerdasan yang mengarah pada kecerdasan spiritualitas, sebab
kecerdasan spiritual inilah yang sangat menentukan baik dan tidaknya suatu
bangsa. Karena apabila kecerdasan spiritualitas ini tidak dimiliki oleh penerus
bangsa ini sudah dapat dipastikan kelangsungan bangsa ini akan cenderung
mengalami kerancuan yang berkesinambungan.
Untuk menunjang proses peningkatan kecerdasan spiritualitas tersebut
tidak cukup kalau hanya mengacu pada pendidikan formal seperti SD, SMP,
MTs, dan sebagainya. Dimana di dalmnya hanya terdapat sedikit waktu untuk
berbagi nilai nilai spiritualitas tersebut. Jadi sudah barang tentu menjadi
keniscayaan pentingnya pengembangan sistem Madrasah Diniyah Takmiliyah
(MDT) sebagai alternatif yang dominan untuk melengkapi pelajaran
keagamaan dalam lembaga formal tersebut yang terkesan memiliki waktu
sedikit dalam proses peningkatan keimanan, katakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ini.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang
dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan potensi desa yang ada (Pusat
Kajian Dinamika Sistem Pembangunan, 2007).5 Maju mundurnya sebuah
Badan Usaha harus ditunjang oleh kemampuan manajerial yang baik dan
profesional. Hal tersebut merupakan kendala yang dihadapi oleh BUMDES di
setiap Desa yang ada di Kecamatan Padaherang. Saat ini di wilayah
kecamatan Padaherang hadirnya BUMDES belum dirasakan secara optimal
oleh masyarakat. Harusnya dengan adanya BUMDES bisa berkompetisi dalam
potensi sumber daya alam setempat baik sektor pertanian, perternakan,
perekonomian, wisata bahkan ekonomi kreatif yang bisa difasilitasi oleh
BUMDES Desa tersebut. Apalagi Kabupaten Pangandaran kini akan dijadikan
Kawasan Ekonomi Khusus yang didorong oleh Pemerintah Provinsi,
Pangandaran akan menjadikan Wisata Berkelas Dunia.
Keberadaan BUMDes di desa diharapkan mampu meningkatkan usaha
dibidang ekonomi maupun pelayanan umum yang kegiatannya tidak hanya
mencari keuntungan, akan tetapi mampu untuk memfokuskan kegiatannya
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai lembaga
ekonomi yang beroperasi dipedesaan, perlu adanya pembedaan BUMDes
dengan lembaga ekonomi lainnya. Tujuannya, agar keberadaan BUMDes
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan desa seperti
yang diamanatkan UU Nomor 6 Tahun 2014. Selain itu, untuk mencegah
sistem usaha kapitalis di pedesaan yang dapat merusak kearifan kehidupan
bermasyarakat di pedesaan.
Awalnya di sosialisasikan ke masyarakat dengan adanya BumDes,juga
peruntukannya untuk kesejahteraan masyarakat tetapi sampe saat ini
masyarakat tidak merasakan itu semua,apa lagi di Daerah tersebut di
Padaherang sangat potensi,mungkin dengan di bantu oleh BumDes

5
http://journal.uin-alauddin-ac.id. Diakses pada tanggal 13-04-2020.
perekonomian masyarakat akan lebih meningkat,tapi itu sebaliknya dengan
Berdirinya BumDes tetep aja masyarakat tidak bisa menikmatinya bahkan
tidak tau kemana arah dan pengalokasiannya.Menurut informasi dari
warga,dari salah satu Desa yang ada di Kec.Padaherang bahwa sebagian uang
nya di8 pinjamkan ke beberapa orang, aparatur Desa yang mungkin tidak jelas
peruntukannya yang seharusnya bagi maayarakat yang membutuhkannya,
maka dari itu jadi polemik,kecemburuan sosial di Mata Masyarakat.6
Dan pada permasalahan terakhir seputar problematika hukum keluarga
Islam. Hukum keluarga dalam hal ini mengatur hubungan hukum yang
bersumber pada pertalian kekeluargaan. Hukum keluarga mempunyai bidang-
bidang tertentu. Pertama, perkawinan. Termasuk didalamnya hukum tentang
harta benda perkawinan (yaitu hubungan harta benda antara suami istri).
Kedua, kekuasaan orang tua yaitu hubungan hukum antara orang tua dan anak
mereka, baik yang sah maupun yang disahkan. Ketiga, perwalian yaitu
hubungan hukum antara si wali dan anak yang berada di bawah perwaliannya.
Keempat, Pengampuan (Curatele) yaitu hubungan hukum antara kurator dan
orang yang berada dibawah pengampuannya (kuradus).7
Namun, dalam praktiknya masih banyak yang belum
mengetahui.Banyak permasalahan mengenai Kasus Hukum Keluarag Islam,
namun tidak melalui pross hukum yang sesuai dengan syari’at Islam.
Kurangnya pengetahuan dari masayarakat desa bojongsari pada umunya dan
kurangnya pelatihan pada instansi lembaga pemerintahan terkait masalah
hukum keluarga Islam, menjadi hambatan yang banyak terjadi dan kurang
mendapat perhatian. Sehingga, banyak hal yang dianggap lumrah dan tidak
mendapat tindak lanjut dari pihak yang bersangkutan maupun lembaga terkait
yang tanpa disadari menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam
ruang lingkup keluarga yang mana, jika dibiarkan saja dan tidak di atasi akan
berdampak besar, seperti meningkatnya angka kemiskinan karena banyaknya

6
https://kicaunews.com/2018/01/04/bumdes-jadi-polemik-di-mata-masyarakat/. Di akses
pada tanggal 15-04-2020.
7
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl2738/apa-sajakah-yang-termasuk-
ke-dalam-cakupan-family-law/. Diakses pada tanggal 16-04-2020.
perceraian akibat kesulitan ekonomi atau pernikahan yang ditinggal merantau
tanpa memberi nafkah lebih dari 1 tahun, dan lain sebagainya.
Dari seluruh problematika yang ada, jika suatu wilayah ingin
berkembang lebih cepat dan dinamis, diperlukan langkah cepat dan terukur
untuk meningkatkan SDM agar daya saingnya semakin kuat dan
produktivitasnya turut meningkat. Langkah yang dapat dilakukan mencakup
sosialisasi tentang perlunya perubahan pola pikir masyarakat, pendiidkan dan
pelatihan yang berkelanjutan mengenai peningkatan pemberdayaan
masyarakat dan peningkatan SDM dan kualitas SDM serta berbagai dukungan
lain seperti, pengeloalaan SDA, penjagaan iklim ekonomi dan politik agar
lebih kondusif, peningkatan lembaga keuangan dan lain sebagainya.8
Satu satunya syarat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah
melalui pendidikan. Tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara pernah
mengatakan “ kemajuan suatu bangsa terletak pada pendidikan dan para
generasi bangasa itu sendiri.” Baginya, pendidikan merupakan wahana untuk
membuat bangsa maju, bermartabat, sejahtera dan merdeka lahir batin. Oleh
sebab itu, untuk meningkatkan taraf hidup bangsa, warganya harus
mendapatkan pendidikan yang baik. Kewajiban pemerintah adalah
memberikan pendidikan yang layak. Namun, pihak swasta juga harus
berkontribusi membantu pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan.9
Secara luas, pendidikan untuk anak-anak dapat berupa lemabag formal seperti
sekolah dan universitas ataupun lembaga non-formal seperti pendidikan
diniyah takmiliyah atau lainnya yang mendukung perkembangan potensi
siswa. Sedangkan, pendidikan untuk masyarakat pada umumnya dapat berupa
pelatihan, seminar ataupun penyuluhan yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat, peningkatan SDM, peneglolaan SDA dan lain sebagainya.
Meski pendidikan sangat penting, namun pelaksanaannya belum secara
merata di semua wilayah Indonesia. Beberapa berkendala antara lain,
keterbatasan tenaga pemngajar, pembangunan yang masih bersentral pada
8
Shodiq Noor, Susyanti Jeni, Wirausaha Saja!, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2018, h. 125
9
AMW Mathilda, Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan Kita, Jakarta:
Kompas Gramedia, 2016, h. 167-168.
kota-kota besar, akses yang belum sempurna, kurikulum yang sering berubah
dan ain sebagainya. Peran pemerintah adalah sentral, tetapi yang paling utama
adalah upaya masyarakat itu sendiri. Kendala dunia pendidikan di Indonesia
semakin kentala manakala sebagai warga kita tidak dapat mengoptimalkan
prasarana pendidikan yang ada di dekat kita.10
Berdasarkan uraian pemikiran di atas, kurangnya sumber daya
manusia dan manajemen pengelolaan dari mulai aspek lembaga pendidikan
keagamaan, sosial-masyarakat, dan instansi pemerintahan desa
mempengaruhi maju-mundurnya desa serta kualitas pembangunan desa.
Seluruh lapisan masyarakat harus di berikan edukasi (untuk melakukan
pemberdayaan masayarakat) dan persepsi tentang betapa pentingnya kualitas
SDM untuk kemajuan kemajuan masyarakat dan pembangunan desa.
Tentunya sebagai bentuk penguatan terhadap wujud implementasi tridharma
perguruan tinggi, khususnya keterkaitan antara dharma pendidikan dan
penelitian dengan pengabdian kepada masyarakat.11 Untuk itu, kami akan
membantu dalam memberikan solusi dari permaslahan tersebut dengan
pelaksanaan seminar dalam meningkatkan SDM di Desa Bojongsari dan
dibuat Laporan sebagai bentuk Pengabdian Masyarakat dengan judul
“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Seminar Peningkatan
Sumber Daya Manusia”
Sasaran dari seminar itu sendiri diharapkan agar para peserta seminar
mengerti tentang:
1. Tujuan serta prinsip pengelolaan manajemen kinerja baik dalam
MDT, BUMDes, ataupun yang berkaitan dengan Hukum Keluarga
Islam serta berbagai aspek tentang peningkatan SDM lainnya.
2. Kiat-kiat yang harus dilaksanakan untuk meningkatakan
peningkatan SDM melalui pemberdayaan masyarakat.

10
AMW Mathilda, Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan Kita, Jakarta:
Kompas Gramedia, 2016, h. 173.
11
https://www.kompasiana.com/lessy/58fba645109773273e2341cc/mahasiswa-kkn-
unpatti-menggelar-seminar-pendidikan-membangun-sdm-desa-tial. Diakses pada tanggal:
15-04-2020
3. Bagaimana melaksanakan atau ikut serta dalam mengaplikasikan
hasil seminar dalam kehidupan sehari-hari.

B. Identifikasi Program
Mengeksplorasi berbagai masalah yang relavan dengan wilayah KKN
dan di anggap penting, terdapat beberapa hal yang dapat di identifikasikan,
yaitu:
1. Kurangnya potensi mengaji anak-anak dan minimnya tenaga pendidik di
beberapa dusun. Program yang ditawarkan adalah seminar pengelolaan
manajemen dan kurikulum MDT .
2. Adanya BUMDes belum dirasakan masyarakat. Program yang ditawarkan
adalah seminar mengenai pemberdayaan masyarakat desa melalui
BUMDes yang berbasis ekonomi syariah.
3. Kurangnya pengetahuan tentang Hukum Keluarga Islam. Program yang
ditawarkan adalah seminar tentang pentingnya penegakkan dan
pengaplikasian Hukum Keluarga dalam kehidupan masyarakat.

C. Pembatasan Program
1. Seminar pengelolaan manajemen dan kurikulum MDT .
2. Seminar mengenai pemberdayaan masyarakat desa melalui BUMDes yang
berbasis ekonomi syariah.
3. Seminar tentang pentingnya penegakkan dan pengaplikasian Hukum
Keluarga dalam kehidupan masyarakat.

D. Perumusan Program
1. Bagaimana memberikan pengelolaan manajemen dan kurikulum MDT
yang bersifat efektif dan efisien serta merata untuk semua MDT pada tiap
dusun di Desa Bojongsari?
2. Bagaimana memberikan penanganan pemberdayaan masyarakat desa
melalui BUMDes yang berbasis ekonomi syariah untuk mengatasi
pemerataan dan penyebaran alokasi dana milik BUMDes?
3. Bagaimana memberikan persepsi positif tentang pentingnya penegakkan
dan pengaplikasian Hukum Keluarga dalam kehidupan masyarakat agar
memiliki hubungan yang sehat dan harmonis?

E. Tujuan Pengabdian Masyarakat


1. Untuk mengetahui bagaimana memberikan pengelolaan manajemen dan
kurikulum MDT yang bersifat efektif dan efisien serta merata untuk semua
MDT pada tiap dusun di Desa Bojongsari.
2. Untuk mengetahui bagaimana memberikan penanganan pemberdayaan
masyarakat desa melalui BUMDes yang berbasis ekonomi syariah untuk
mengatasi pemerataan dan penyebaran alokasi dana milik BUMDes.
3. Untuk mengetahui bagaimana memberikan persepsi positif tentang
pentingnya penegakkan dan pengaplikasian Hukum Keluarga dalam
kehidupan masyarakat agar memiliki hubungan yang sehat dan harmonis.

F. Manfaat Program
Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk peningkatan di bidang manajemen lembaga pendidikan
keagamaan atau MDT di Desa Bojongsari.
Hasil ini diharapkan dapat tertata kembali penyelenggaraan pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah didasarkan pada manajemen yang baik.
sehingga kemudian dapat mewujudkan suatu perencanaan program
yang tereduksi dengan baik, termasuk mengenai anggaran baik untuk
pembelajaran, sarana-prasarana, maupun gaji guru. Serta mampu
memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat secara
umum.
a. Untuk pengelolaan BUMDes yang lebih baik dan professional serta
berbasis ekonomi syari’ah Islam di Desa Bojongsari
Hasil ini diharapkan kegiatan transaksi dapat memenuhi prinsip dalam
ekonomi islam yang telah diatur dan mengacu pada sumber hukum
islam, yaitu Al-Quran, Al-Hadits, dan Ijma. Serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Dengan upaya memperkuat kerjasama,
membangun kebersamaan dan atau menjalin kerekatan disemua lapisan
masyarakat.
b. Untuk perkembangan konsep Hukum Keluarga Islam, serta menambah
literatur ilmu dalam memahami berbagai polemik kehidupan
berkeluarga di Desa Bojongsari
2. Manfaat Praktis
Untuk peningkata Sumber Daya Manusia dalam berbagai aspek
kehidupan khususnya dalam pembangunan desa di desa Bojongsari. Hasil
ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh lapisan masyarakat dan sebagai
bahan perbandingan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang
sejenis di kemudian hari.
Foot note
Buku :
Shodiq Noor, Susyanti Jeni, Wirausaha Saja!, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2018.
AMW Mathilda, Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan
Kita, Jakarta: Kompas Gramedia, 2016.

Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diakses pada
tanggal 17-04-2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat. Diakses
pada tanggal 15-04-2020.
http://journal.uin-alauddin-ac.id. Diakses pada tanggal 13-04-2020.
https://kicaunews.com/2018/01/04/bumdes-jadi-polemik-di-mata-
masyarakat/. Di akses pada tanggal 15-04-2020.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl2738/apa-
sajakah-yang-termasuk-ke-dalam-cakupan-family-law/. Diakses pada
tanggal 16-04-2020.
https://www.kompasiana.com/lessy/58fba645109773273e2341cc/
mahasiswa-kkn-unpatti-menggelar-seminar-pendidikan-membangun-sdm-
desa-tial. Diakses pada tanggal: 15-04-2020
https://www.nu.or.id/post/read/48642/pentingnya-madrasah-
diniyah-takmiliyah-mdt. Diakses pada tanggal 15-04-2020.

Anda mungkin juga menyukai